Weekly Message

Home / Archive by category "Weekly Message" (Page 4)
MENDENGAR  DAN  MENGIKUTI  SUARA  TUHAN

MENDENGAR DAN MENGIKUTI SUARA TUHAN

Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku (Yohanes 10:27)

 

PENDAHULUAN

Tuhan yang adalah Panglima tertinggi akan memimpin kita untuk melakukan Amanat Agung. Kenyataannya seringkali kita berusaha melakukan banyak hal termasuk pelayanan dengan pikiran dan pengertian kita sendiri dan tidak melibatkan Tuhan. Untuk itu kita perlu mendengar suara Tuhan dan mengikuti arahan-Nya.

 

ISI

“Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku..”yang disebut ‘domba’ adalah mereka yang hidupnya dimiliki oleh Tuhan; orang yang menjadikan Tuhan Yesus sebagai ‘tuan’ atas hidupnya. Mengapa Tuhan mengumpamakan kita   seperti domba? Domba adalah makhluk yang lemah, tidak berdaya, mudah tersesat, tidak mampu melindungi diri dalam keadaan bahaya. Itu sebabnya domba membutuhkan gembala untuk memelihara dan melindunginya dari pemangsa. Demikian juga kita adalah manusia yang sangat lemah, tidak berdaya dan tidak bisa berbuat apa-apa di luar Kristus. Kita sangat memerlukan Gembala Agung yaitu Yesus Kristus untuk menuntun dan melindungi kita dari semua yang jahat.

Kata “mendengarkan” dan“mengikut” dalam Yoh. 10:27 memakai bentuk kata kerja yang continuous/tindakan yang berkelanjutan. Domba-domba milik Tuhan akan terus mendengarkan suara-NYA dan konsisten mengikut Dia. Bukan hanya ‘mendengar’ apa yang dikatakan Roh Kudus, tapi juga ‘menaati’ perkataan/perintah-NYA walaupun tidak/belum sepenuhnya mengerti.

TUHAN dapat berbicara melalui berbagai macam cara antara lain melalui firman yang dihidupkan/diingatkan oleh Roh Kudus, suara dalam hati, suara yang dapat didengar secara audible, nubuatan, mimpi, penglihatan, melalui peristiwa dan orang lain. Pesannya dapat berupa tuntunan, teguran atau nasehat.

Bagaimana kita belajar mendengarkan dan mengikuti suara Tuhan?

1.  Membangun keintiman dengan Tuhan.

“TUHAN bergaul karib dengan orang yang takut akan Dia, dan perjanjian-Nya diberitahukan-Nya kepada mereka.” (Mazmur 25:14).

Kita tidak dapat mendengarkan suara Tuhan jika tidak membangun keintiman denganNya dalam doa pujian penyembahan. Firman Tuhan perlu direnungkan, dihapalkan, di-download di hati dan jiwa agar saat Roh Kudus mengingatkan firman, kita tahu kalau itu suaraNya. Jaga hati dengan segala kewaspadaan, disiplinkan pikiran dan ucapkan syukur senantiasa. Semakin kita intim dengan Tuhan, semakin mudah kita mendengar suaraNya.

2. Mempertajam kepekaan rohani.

Setiap pagi Ia mempertajam pendengaranku untuk mendengar seperti seorang murid. (Yesaya 50:4b).

Terkadang kita menjadikan pekerjaan/tugas sebagai alasan untuk tidak meluangkan waktu bersama Tuhan. Tidak ada waktu untuk Tuhan karena terburu-buru pergi kerja atau karena sudah lelah pulang dari bekerja. Kalaupun bersaat teduh, kita jadi tidak fokus dan sekadarnya. Sebenarnya bukan tidak ada waktu, tapi harus bijaksana mengelola waktu dan prioritas. Mari mendisiplinkan diri menghadap hadirat Tuhan terutama di pagi hari, agar telinga rohani kita semakin dipertajam.

Dalam saat teduh, belajar mengarahkan hati dan pikiran untuk fokus kepada Tuhan Yesus, agar telinga rohani kita mendengar saat Roh Kudus berbicara. Mendengar suara Tuhan artinya ‘memperhatikan’ perkataanNya (Yes. 28:23). Iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus (firman rhema). Orang yang ‘memperhatikan’ firman rhema, hidupnya pasti dituntun, diubahkan/dipulihkan dan dilindungi dari yang jahat.

3. Menyangkal diri, pikul salib dan mengikut Tuhan.

Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak layak bagi-Ku. (Matius 10:38).

Menyangkal diri merupakan keputusan untuk berkata ‘tidak’ pada keinginan diri sendiri. Memikul salib adalah sikap yang rela taat kepada perintah/kehendak Tuhan. Barangsiapa menjadi milik Kristus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya (Gal. 5:24). Untuk itu diperlukan pengendalian diri yang merupakan karya Roh Kudus (buah Roh). Ketaatan akan membawa berkat karena Tuhan membalas setiap orang sesuai dengan perbuatannya (Mazmur 62:12b).

 

PENUTUP

Hanya dengan pimpinan Roh Kudus kita bisa melakukan Amanat Agung dan menjalani hidup yang berkemenangan di masa sukar ini. Orang yang hidup oleh iman adalah mereka yang menyerahkan diri untuk dipimpin Roh Kudus. Tanpa iman tidak mungkin kita berkenan kepada Allah. Latih diri kita untuk mendengar dan mengikuti suara Tuhan, jangan bersandar kepada pikiran/pengertian sendiri.

Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku” (Yohanes 10:27).

 

Latest posts:

TUHAN MEMBERIKAN BANGSA-BANGSA SEBAGAI MILIK PUSAKA KITA

TUHAN MEMBERIKAN BANGSA-BANGSA SEBAGAI MILIK PUSAKA KITA

PENDAHULUAN

Saat mengalami perjumpaan pribadi dengan Tuhan, hati kita dipenuhi sukacita dan roh yang menyala-nyala untuk melayani Dia. Namun setelah sekian lama mengikut Tuhan, kejenuhan mulai menggantikan sukacita.  Apalagi saat tantangan hidup semakin berat dan iman mulai goyah kita akan cenderung mulai membanding-bandingkan diri dengan orang lain (pity party). Sehingga kehilangan harapan dan tidak lagi mau taat akan rancanganNya lalu berpikir “apa untungnya ikut Tuhan.”

ISI

Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan (Yeremia 29:11). 

Orang benar akan hidup oleh iman, bukan karena melihat fakta. Semua yang kita lakukan dalam Tuhan tidak ada yang sia-sia.

Lalu Petrus menjawab dan berkata kepada Yesus: “Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau;  jadi apakah yang akan kami peroleh?”  Kata Yesus kepada mereka: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pada waktu penciptaan kembali, apabila Anak Manusia bersemayam di takhta kemuliaan-Nya, kamu, yang telah mengikut Aku, akan duduk juga di atas dua belas takhta untuk menghakimi kedua belas suku Israel.  Dan setiap orang yang karena nama-Ku meninggalkan rumahnya, saudaranya laki-laki atau saudaranya perempuan, bapa atau ibunya, anak-anak atau ladangnya, akan menerima kembali seratus kali lipat dan akan memperoleh hidup yang kekal.” (Matius 19:27-29).

Tuhan Yesus memberitahu bahwa untuk mengikut Dia, kita harus meninggalkan segala sesuatu. Memang bukan hal yang mudah, tapi tidak mustahil jika Tuhan yang memampukan. Ia akan memberikan upah yang jauh lebih berharga dari sekedar harta duniawi dan hidup kekal bagi mereka yang telah meninggalkan segala sesuatu karena namaNya. Harta duniawi hanya berguna selama di dunia, tapi harta rohani berguna sampai kekekalan.

Kalau kita percaya kepada Tuhan memakai pikiran dan pengertian sendiri, kita pasti kecewa karena tidak mendapatkan seperti yang dunia tawarkan. Jika mau berhasil, lakukan dengan cara Tuhan supaya semua usaha kita tidak sia-sia. Bagaimana caranya?

Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu (Matius 6:33).

Untuk mengerti ayat di atas, pikiran/akal budi kita harus terus diperbarui oleh firman Tuhan. Pembaruan akal budi membuat kita memahami nilai/perkara-perkara rohani. Jika tidak demikian, maka pikiran kita cenderung berorientasi kepada hal-hal fisik yang hanya dinilai secara materi. Banyak orang giat mengejar hal-hal yang terlihat lalu mengorbankan perkara rohani yang jauh lebih penting dan berharga. Orang yang tidak tulus dalam mengikut Tuhan akan selalu  menghitung sisi untung-ruginya.  Oleh sebab itu dalam mengikut Tuhan perlu sekali sangkal diri dan pikul salib.

Lalu, apa yang kita peroleh dari mengikut Tuhan? Sebagai anak-anak Allah, kita adalah ahli waris yang berhak menerima janji-janji Allah.

Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah. Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: ”ya Abba, ya Bapa!” Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah.

Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus, yaitu jika kita menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia. (Roma 8:14-17).

Salah satu warisan yang Ia janjikan adalah bangsa-bangsa.

Mazmur 2:8,”Mintalah kepada-Ku, maka bangsa-bangsa akan Kuberikan kepadamu menjadi milik pusakamu, dan ujung bumi menjadi kepunyaanmu.”

Kalau hidup kita didominasi oleh hal-hal duniawi, maka kita bisa kehilangan warisan yang Tuhan janjikan. Allah mau memulihkan dan memperbesar kapasitas kita untuk membawa bangsa-bangsa kembali kepadaNya.

Usahakanlah kesejahteraan kota ke mana kamu Aku buang, dan berdoalah untuk kota itu kepada TUHAN, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu. (Yeremiah 29:7).

PENUTUP

Jadikan Tuhan sebagai yang terutama dalam hidup kita agar prioritas hidup kita pun jadi benar. Kita dibawa berjalan dalam poros kehendakNya, hidup kita menghasilkan buah, melalui doa kita jiwa-jiwa/bangsa-bangsa dibawa kepada Tuhan. Jangan korbankan perkara-perkara rohani tapi cari dulu KerajaanNya, maka semua yang kita perlukan akan ditambahkan dan apapun yang kita kerjakan dibuat Tuhan berhasil.

Image source: https://biblehub.com/psalms/2-8.htm

Latest posts:

MELAKUKAN AMANAT AGUNG SECARA TERPADU (bagian 2)

MELAKUKAN AMANAT AGUNG SECARA TERPADU (bagian 2)

Sekilas review minggu lalu :
Amanat Agung adalah pesan terakhir dan terpenting yang Tuhan Yesus perintahkan sebelum Ia naik ke surga. Tuhan ingin agar Gereja kembali pada kasih mula-mula dan mengasihi jiwa-jiwa dengan unity dan komitmen mengerahkan seluruh potensi untuk menuntaskan Amanat Agung Matius 28:19-20.

Amanat Agung mencakup beberapa hal yang harus dilakukan secara terpadu, yaitu :
1. Memberitakan Injil.
2. Membaptis orang yang percaya kepada Kristus melalui pemberitaan Injil.

Sambungan minggu ini :

3. Menjadi murid Kristus, terang dan garam dunia.

Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang. Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu. Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga. (Matius 5:13-16)

Setiap kita yang tertanam di gereja lokal BIC tidak cukup hanya menjadi jemaat saja, tapi harus menjadi murid Kristus. Gereja yang dipimpin Roh Kudus akan berani mengajarkan kebenaran sejati dan tidak mengkompromikan kebenaran firman dengan mengajarkan standard budaya kepada jemaatnya.

Sebelum menyerahkan diri menjadi murid, terlebih dulu serahkan hati kita secara bulat kepada Kristus agar hidup kita dimiliki olehNya. Demikian pulalah tiap-tiap orang di antara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi murid-Ku. (Lukas 14:33).

Murid Kristus yang dipenuhi oleh Roh Kudus mampu melawan arus dunia sehingga dapat bersaksi dengan leluasa.

Jangan menjadi garam yang tawar/tidak berguna tapi berfungsilah sebagai garam yang menebarkan kasih Tuhan serta berdampak bagi orang lain. Hendaklah terang kita bercahaya di tengah kegelapan dunia. Jangan menyembunyikan terang itu dengan menjadi serupa dengan dunia dan kompromi dengan dosa. Kalaupun mengalami tantangan, belajarlah melakukan yang benar. Memang setiap orang yang mau hidup beribadah dalam Kristus akan menderita aniaya, tapi hendaklah kita setia berpegang kepada kebenaran sampai garis akhir karena besar upah yang menanti.

Hiduplah sebagai anak-anak terang yang konsisten dan berintegritas. Jangan turut mengambil bagian dalam perbuatan kegelapan seperti yang dilakukan mayoritas orang dunia. Jangkau saudara seiman yang hatinya sudah jauh dari Tuhan dan yang menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah karena berbagai alasan kesibukan, perselisihan, kepahitan, dlsb. Mereka juga perlu kita layani dan muridkan.

4. Pergi dan menjadikan segala bangsa murid Kristus.

Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman (Matius 28:19-20).

Pergi maksudnya ambil langkah, berbuatlah sesuatu. Mulailah memuridkan orang-orang yang Tuhan tempatkan di hidup kita. Bagaimana cara memuridkan orang lain? Tabur kasih, doakan mereka untuk mengalami Tuhan secara pribadi, bagikan nilai-nilai kebenaran untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari (pastikan kita juga hidup di dalam kebenaran agar tidak jadi batu sandungan), ajak mereka ikut beribadah atau bergabung dalam Cool, dlsb.

Melalui Cool kita belajar dan bertumbuh menjadi murid yang dewasa dalam iman. Berdoa minta Tuhan gerakkan hati saudara seiman dan jiwa-jiwa yang baru bertobat untuk mau dimuridkan dalam Cool. Cool merupakan wadah dimana anggota jemaat dimuridkan, dibentuk, diproses agar bertumbuh secara rohani menjadi murid yang semakin serupa dengan Kristus.

Dalam proses ini dibutuhkan komitmen dan kerendahan hati agar menghasilkan hidup yang berbuah. Adalah biasa dalam sebuah proses pemuridan kalau kita ditegur, dikoreksi, diajar serta dibimbing. Jangan menjadikan hal tersebut sebagai alasan untuk berhenti bertumbuh melalui Cool. Suatu hari nanti kita akan bersyukur dan berusukacita melihat hidup kita diubahkan dan menjadi dampak bagi banyak orang. Dimuridkan untuk memuridkan orang lain, reach one to reach everyone.

PENUTUP

Amanat Agung merupakan suatu kesatuan yang dilakukan secara terpadu. Melakukan Amanat Agung berarti melayani kehendak Allah, melayani jemaat dan orang yang belum percaya kepada Kristus. Gereja tanpa pemuridan adalah gereja tanpa Kristus.

Beritakan Injil kepada jiwa-jiwa yang terhilang, ajak, dorong dan doakan mereka yang menjadi percaya kepada Tuhan Yesus untuk dibaptis, muridkan jemaat dan orang-orang yang baru bertobat agar bisa memuridkan orang lain. Ini adalah siklus pemuridan sesuai dengan 2 Timotius 2:2

“Apa yang telah engkau dengar dari padaku di depan banyak saksi, percayakanlah itu kepada orang-orang yang dapat dipercayai, yang juga cakap mengajar orang lain.”

 

Latest posts:

MELAKUKAN AMANAT AGUNG SECARA TERPADU (bagian 1)

MELAKUKAN AMANAT AGUNG SECARA TERPADU (bagian 1)

PENDAHULUAN

Amanat Agung adalah pesan terakhir dan terpenting yang Tuhan Yesus perintahkan sebelum Ia naik ke surga. Gereja perlu mengingat kembali dan melakukan dengan sungguh menuntaskan amanat Agung menjelang kedatangan Tuhan yang ke dua kali. Tuhan ingin agar Gereja kembali pada kasih mula-mula dan mengasihi jiwa-jiwa dengan unity dan komitmen mengerahkan seluruh potensi untuk menuntaskan Amanat Agung Matius 28:19-20.

ISI

Amanat Agung mencakup beberapa hal yang harus dilakukan secara terpadu, yaitu :

1. Memberitakan Injil.

Lalu Ia berkata kepada mereka: ”Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum” (Markus 16:15).

Ada beberapa cara untuk memberitakan Injil kepada orang lain :

a. Pendekatan personal.

Pendekatan personal berarti disesuaikan dengan situasi dan kondisi dari orang yang kita layani. Saat kita digerakkan untuk melayani seseorang, minta Roh Kudus bekerja melalui kita agar orang tersebut mengalami Kristus secara pribadi. Jangan bersikap menghakimi, melainkan kenakan kasih untuk memberitakan kebenaran. Berdoa supaya Roh Kudus memberikan roh hikmat marifat untuk berkata-kata dan bertindak. Jangan sok tahu dan berjalan dengan pengertian sendiri, andalkan Roh Kudus karena Ia yang paling tahu bagaimana kondisi orang tersebut dan apa yang paling dibutuhkannya.

Belajar dari Tuhan Yesus yang tidak menghakimi perempuan Samaria ketika Ia bercakap-cakap dengannya. Tuhan melakukan pendekatan personal dan menuntun perempuan tersebut mendapatkan apa yang dia butuhkan yaitu Air Hidup. Kasih dan kebenaran mengubah hidup perempuan itu secara radikal – dari yang suka kawin cerai dan berzinah, menjadi seorang yang memberitakan Injil kepada orang-orang Samaria di kotanya. Jika kita mengikuti pimpinan Roh Kudus, maka segala sesuatu akan berjalan dalam ketepatan dan memberi dampak.

b. Kesaksian hidup kita.

Kita membagikan pengalaman atau perbuatan ajaib yang Tuhan lakukan dalam hidup kita. Miliki motivasi hati yang benar dalam menyampaikan kesaksian agar tidak mencuri kemuliaan Tuhan. KitKesaksian yang kita bagikan tidak hanya tentang pertolongan Tuhan yang hebat dan dahsyat saja, tapi bisa juga menyaksikan kasih/kesabaran Tuhan yang menuntun kita kepada pertobatan. Jangan malu/gengsi untuk membagikan kesaksian semacam ini agar orang lain juga dapat belajar dari kesalahan yang pernah kita lakukan dan bertobat.
Bangkitkanlah kembali padaku kegirangan karena selamat yang dari pada-Mu, dan lengkapilah aku dengan roh yang rela! Maka aku akan mengajarkan jalan-Mu kepada orang-orang yang melakukan pelanggaran, supaya orang-orang berdosa berbalik kepada-Mu (Maz. 51:14-15).

c. Pengutusan Misi.

Maka kata-Nya kepada murid-murid-Nya: ”Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu.” (Matius 9:37-38).

Kita pasti sudah sering berdoa untuk jiwa-jiwa yang terhilang, tapi itu saja tidak cukup. Iman tanpa perbuatan adalah mati. Gereja lokal harus terlibat secara aktif dalam pengutusan misi. Minta Tuhan bangkitkan orang-orang yang mau diutus untuk memberitakan Injil, baik itu ke lingkungan gereja lokal (misalnya outreach ministry, City Ministry), ke kota-kota di USA maupun bangsa-bangsa.

d. Mendukung pemberitaan Injil melalui gereja lokal dengan doa, doa keliling (doling), waktu, talenta, tenaga dan dana.

2. Membaptis orang yang percaya kepada Kristus melalui pemberitaan Injil.

dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus (Matius 28:19b).

Kita dapat mendoakan dan memberitahu teman, saudara, anak, orang yang menjadi percaya karena pemberitaan Injil atau siapa saja yang belum dibaptis, agar mereka memberi diri dibaptis sebagai bentuk ketaatan kepada perintah Tuhan Yesus.
Sampaikan dan arahkan bahwa setelah dibaptis, mereka perlu beribadah secara teratur dan tertanam di sebuah gereja lokal agar mengalami pertumbuhan rohani, menjadi dewasa dalam iman dan menghasilkan hidup yang berbuah.

Bersambung minggu depan…

MENUNTASKAN AMANAT AGUNG  MELALUI GEREJA LOKAL  (bagian 2)

MENUNTASKAN AMANAT AGUNG MELALUI GEREJA LOKAL  (bagian 2)

Sekilas review bahan minggu lalu :

Gereja lokal (BIC)/anggota Cool memiliki tugas dan tanggung jawab untuk menuntaskan Amanat Agung. 5 point yang harus kita perhatikan dan lakukan untuk menuntaskan Amanat Agung adalah Collaborate, Pray, Mobilize, Invest, Go.

Sambungan minggu ini :

Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib (1 Petrus 2:9).

Kita diselamatkan bukan untuk melakukan agenda pribadi, melainkan hidup dalam kehendak Tuhan yang telah membeli kita darahNya yang mahal.

1. COMMISSION

Amanat Agung mencakup beberapa hal yaitu :

  • memberitakan Injil (Markus 16:15)
  • membaptis orang yang percaya kepada Kristus (Mat. 28:19b)
  • menjadi saksi Kristus/terang dan garam dunia (KPR 1:8; Markus 16:17-18)
  • menjadikan segala bangsa murid Kristus (Matius 28:19-20a)

2. CHALLENGES

Populasi dunia saat ini berjumlah sekitar 8 miliar orang. Jumlah yang besar ini menjadi tantangan bagi Gereja global/lokal untuk memberitakan Injil keselamatan dan menjangkau jiwa-jiwa  yang terhilang. Gereja lokal harus berfungsi melakukan tugas dan tanggung jawabnya untuk memuridkan jemaat. Jemaat yang dimuridkan akan kembali diutus ke dunia untuk mengemban Amanat Agung.   Apa yang tertulis di Matius 24:7-14,

“bangsa akan bangkit melawan bangsa, dan kerajaan melawan kerajaan. Akan ada kelaparan dan gempa bumi di berbagai tempat. (9) Pada waktu itu kamu akan diserahkan supaya disiksa, dan kamu akan dibunuh dan akan dibenci semua bangsa oleh karena nama-Ku (10) dan banyak orang akan murtad dan mereka akan saling menyerahkan dan saling membenci. (11) Banyak nabi palsu akan muncul dan menyesatkan banyak orang. (12) Dan karena makin bertambahnya kedurhakaan, maka kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin. (13) Tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat. (14) Dan Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa, barulah tiba kesudahannya.”

3. COMMITMENT

Sepuluh tahun ke depan adalah masa yang begitu penting untuk kemajuan pekabaran Injil di seluruh dunia. Gereja global/lokal/tiap orang percaya dipanggil untuk memiliki komitmen memberitakan Injil secara bersama-sama!

4. CLEANSING

Orang percaya mempunyai tanggung jawab untuk bertumbuh menjadi murid Kristus yang dewasa. Orang yang bertumbuh dalam kasih karunia akan selalu hidup dalam pertobatan. Tuhan  perlu menguduskan hidup kita melalui proses sanctification agar semakin serupa dengan gambarNya. Bukan hanya semakin serupa dalam hal karakter, tapi juga menerima hati Bapa yang berbelas kasihan terhadap jiwa-jiwa.

Jadikanlah hatiku tahir, ya Allah, dan perbaharuilah batinku dengan roh yang teguh! Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu, dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus dari padaku!

Bangkitkanlah kembali padaku kegirangan karena selamat yang dari pada-Mu, dan lengkapilah aku dengan roh yang rela! Maka aku akan mengajarkan jalan-Mu kepada orang-orang yang melakukan pelanggaran, supaya orang-orang berdosa berbalik kepada-Mu. (Mazmur 51:12-15).

Minta Roh Kudus menyingkapkan hal-hal yang tidak berkenan agar kita hidup dalam pertobatan. Hal-hal yang menghalangi kita untuk menjadi saksi yang efektif bagi Kerajaan Allah seperti kepahitan, tidak mau bertumbuh/dimuridkan, kemalasan, comfort zone, kesombongan, membanding-bandingkan keadaan kita dengan orang lain, iri hati, perselisihan, egois, Mamon, dlsb harus ditanggalkan.

Jika kita menyucikan diri dari hal-hal yang jahat, maka kita akan menjadi perabot rumah untuk maksud yang mulia dan dipandang layak untuk dipakai dalam pekerjaan yang mulia (2 Tim. 2:21). Jika hati kita sudah menjauh dari Tuhan dan kasih menjadi dingin, minta Tuhan membangkitkan kembali sukacita dan kasih yang semula karena kita telah diselamatkan dari kebinasaan.

Jangan bersikap pasif, hanya mau dilayani/menerima tapi tidak mau melayani/memberi. Talenta harus dijalankan, karunia harus dikobarkan – jangan disimpan atau hanya dinikmati sendiri. Kalau selama ini kita begitu sibuk dengan pelayanan tapi tidak terbeban menjangkau jiwa-jiwa yang terhilang, minta Tuhan membangkitkan sukacita kita melihat mereka diselamatkan.

5. COURAGE

Menuntaskan Amanat Agung merupakan tugas besar yang penuh dengan berbagai tantangan, akan tetapi Tuhan telah memberikan kita kuasa untuk melakukannya. Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi (KPR 1:8).

Roh Kudus memampukan kita berjalan dalam kuasa otoritas ilahi dalam menghadapi tantangan/ masa sukar serta melakukan kehendak Allah di akhir jaman. Untuk dapat berfungsi secara efektif dalam mengemban Amanat Agung, orang percaya harus menjadi murid Kristus yang dipenuhi oleh Roh Kudus.

PENUTUP

Dunia hari-hari ini semakin jahat, manusia berani secara terang-terangan menentang  hukum/ketetapan Allah dengan melakukan hal-hal yang merusak diri sendiri serta banyak orang. Mereka hidup dikuasai oleh hawa nafsu; akibatnya perilaku kejahatan semakin mengerikan, moral semakin bobrok dan tidak ada kasih.  Banyak orang sedang berjalan menuju kebinasaan karena tidak mengenal Tuhan Yesus Kristus yang dapat menyelamatkan dan memulihkan hidup mereka. Namun demikian Allah tidak menghendaki seorangpun binasa. Kasih karuniaNya memberi kesempatan kepada setiap orang untuk berbalik kepadaNya dan diselamatkan (2 Petrus 3:9; 1 Tim. 2:3-4). Itulah tugas kita bersama, menuntaskan Amanat Agung  melalui gereja lokal.

REACH ONE TO REACH EVERYONE !

MENUNTASKAN AMANAT AGUNG MELALUI GEREJA LOKAL  (bagian 1)

MENUNTASKAN AMANAT AGUNG MELALUI GEREJA LOKAL (bagian 1)

PENDAHULUAN

Setelah bertobat dan menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, kita  diangkat menjadi anak-anak Allah yang hidup oleh iman. Sebagai bagian dari tubuh Kristus, kita tertanam dalam gereja lokal (BIC) yang memiliki tugas dan tanggung jawab untuk menuntaskan Amanat Agung dengan urapan kuasa Roh Kudus. Menuntaskan Amanat Agung berarti bicara tentang memberitakan Injil, membaptis orang yang percaya kepada Kristus dan menjadikan mereka muridNya (Matius 28:19-20; Markus 16:15-18; KPR 1:8). 

ISI

Allah punya cara agar setiap orang mendapat kesempatan untuk mendengar Injil keselamatan agar terjadi penuaian jiwa sampai ke ujung bumi. One person at a time, reach one to reach everyone. Yesus Kristus adalah Tuhan bagi seisi dunia, tapi Ia juga Pribadi yang personal bagi tiap individu. Setiap orang berharga dan special di hadapanNya. Alkitab mencatat tentang orang-orang yang berjumpa Yesus secara pribadi antara lain Bartimeus si buta, orang tuli dan gagap dari Dekapolis, perempuan Samaria, orang yang kerasukan roh jahat di Gerasa, Saulus, dan masih banyak lagi.  Pengalaman mereka telah menjadi kesaksian bagi banyak orang yang hidup di jaman itu, lalu tersebar ke ujung bumi, dan sampai kepada kita yang hidup di akhir jaman.

Ketika satu orang berjumpa dengan Yesus, kesaksian hidupnya akan menjangkau banyak orang.‘Satu orang’ tersebut bisa saja pasangan kita, anak, orang tua, keluarga besar, tetangga, co-workers, boss, customer, atau siapa saja. Mungkin juga mereka adalah orang percaya namun hatinya sudah menjauh dari Tuhan. Kita bisa menjangkau mereka melalui doa, perbuatan kasih, gaya hidup kita yang berjalan dalam kebenaran dan pertobatan, pemberitaan Injil atau membagikan pengalaman kita bersama Tuhan. 

Bertekunlah melakukan hal-hal tersebut, jangan menyerah atau berkecil hati jika belum melihat hasil karena segala sesuatu akan terjadi pada waktunya Tuhan (Gal. 6:9). Tugas kita adalah memberitakan Injil; Allah-lah yang mengaruniakan roh pertobatan dan iman percaya kepada orang tersebut. Ada yang menabur, ada yang menuai, dan Allah yang memberi pertumbuhan. 

Ada 5 point yang harus kita perhatikan dan lakukan untuk menuntaskan Amanat Agung  :

1. COLLABORATE 

Amanat Agung tidak bisa dilakukan sendiri atau hanya oleh pihak tertentu saja, tapi harus  bersama-sama dengan orang percaya dalam gereja lokal dan global. Pastikan tiap anggota jemaat terhubung/tergabung dalam komunitas orang percaya. Minta Tuhan menunjukkan dan memampukan kita untuk melakukan bagian kita.

2. PRAY

Doakan agar Tuhan mengaruniakan roh pertobatan atas keluarga, teman/orang-orang yang Tuhan tempatkan di sekitar kita, kota, bangsa dan bangsa-bangsa. Minta agar Roh Kudus memberikan kita hati Bapa bagi jiwa-jiwa yang terhilang dan membangkitkan kegairahan/sukacita untuk memberitakan Injil keselamatan. Minta Tuhan mempertemukan kita dengan orang-orang yang tepat untuk dibawa kepadaNya. Doakan agar urapan Roh Kudus bekerja melalui kita untuk membawa jiwa kepada Kristus. 

3. MOBILIZE

Mobilisasi orang-orang yang Tuhan percayakan untuk digembalakan dalam gereja lokal (misalnya komunitas Cool) untuk melakukan hal yang sama : reach one to reach everyone. Ini bukan kegiatan musiman, tapi miliki komitmen untuk menjadikan Amanat Agung sebagai gaya hidup di manapun kita ditempatkan.

4. INVEST

Ajak saudara seiman untuk menggunakan energi, talenta, finansial, waktu, pemikiran, networking, atau sumber daya lain untuk mendukung pemberitaan Injil melalui gereja lokal/global. Kita menuntaskan Amanat Agung dengan melakukan Perintah Agung : …kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri ( Mark 12:31).

5. GO

Pergi, jangan menunda; lakukan bagian kita untuk pemberitaan Injil dengan menggunakan semua sumber daya yang tersedia. Mulailah dari orang-orang yang Tuhan tempatkan di sekitar kita. Jika Tuhan memberi kesempatan/menggerakkan kita untuk pergi ke bangsa-bangsa, lakukanlah itu dalam ketaatan. REACH ONE TO REACH EVERYONE 

Bersambung minggu depan …

MEMILIKI  DAN  DIMILIKI  ALLAH

MEMILIKI DAN DIMILIKI ALLAH

PENDAHULUAN

Kristus datang ke dunia untuk melepaskan kita dari perbudakan iblis dengan menyerahkan nyawaNya untuk menjadi tebusan dosa serta memberikan hidup kekal di dalam karya keselamatan. Walaupun karya keselamatan diberikan dalam kasih karunia Allah tanpa usaha kita, namun untuk hidup dalam jalan keselamatan melalui pengenalan akan Tuhan adalah bagian yang perlu kita kerjakan. Amos 5:4 mengatakan “Sebab beginilah firman TUHAN kepada kaum Israel: “Carilah Aku, maka kamu akan hidup!”.

ISI

Seperti menemukan harta terpendam dan mutiara yang berharga, orang tersebut rela menjual seluruh miliknya demi mencari sesuatu yang jauh lebih berharga dan mulia (baca Matius 13:44-46). Sebagai orang yang sudah diangkat sebagai anak-anak Allah, seharusnya menyadari bahwa harta termulia dan berharga dalam hidup adalah pengenalan yang benar akan Bapa kita. Hal ini perlu dicari dengan kesungguhan dan ketulusan hati melalui keintiman dengan Tuhan. Firman Tuhan bukan hanya dibaca dan direnungkan, tapi juga di lakukan dan dialami.

Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya Tuhan itu. Alamilah firmanNya maka kita akan dibawa untuk melihat bahwa apapun yang Dia buat akan mendatangkan kebaikan, karena Tuhan itu baik, dan rancanganNya adalah yang terbaik bagi kita. Kita akan rela melepaskan hak kepada Tuhan dan menyukai jalan-jalanNya jika kita percaya sepenuhnya dan menyerahkan segenap hati kepada Dia.
Hai anakku, berikanlah hatimu kepadaku, biarlah matamu senang dengan jalan-jalanku. (Amsal 23:26).

Saat kita dengan tekun mencari Tuhan dan mendengarkan suaraNya, maka Ia akan menjadi Allah kita dan kita menjadi milikNya. Dengarkanlah suara-Ku, maka Aku akan menjadi Allahmu dan kamu akan menjadi umat-Ku, dan ikutilah seluruh jalan yang Kuperintahkan kepadamu, supaya kamu berbahagia! (Yeremia 7:23b).

Hidup kita adalah kepunyaan Allah, tetapi yang menjadi permasalahannya adalah seberapa banyak orang yang menyadari bahwa hidupnya milik Allah, dan seberapa banyak orang yang rela hidupnya dimiliki Allah. Kebanyakan orang salah menilai tentang ‘memiliki’ Allah dan ‘dimiliki’ Allah.

1. Memiliki Allah

Saat kita memiliki Allah, maka hidup kita tidak lagi sama dengan orang dunia hidup. Walaupun dunia memandang orang yang percaya kepada Kristus sebagai suatu kebodohan dan tidak relevan dengan jaman now, namun kita adalah orang-orang yang telah diberi kuasa untuk hidup sebagai anak-anak Allah. Kuasa untuk hidup kudus dan berbuah, untuk melakukan kehendak Allah dan untuk mengusir kuasa gelap di dalam Nama Yesus.

Akan tetapi anak-anak Allah harus bertumbuh menjadi dewasa rohani semakin hari semakin kuat imannya. Orang yang tidak mau bertumbuh, tetap seperti anak bayi secara rohani, cenderung suka menuntut, menjadi selfish dan mengasihani diri sendiri. It’s all about ‘me’. Bila Allah tidak memenuhi keinginannya, maka reaksinya marah, berontak dan menghakimi Allah karena merasa berhak untuk keinginannya dijawab Allah. Ia lupa bahwa dirinya hanyalah ciptaan dan Allah adalah ‘sang Pencipta’. Hal ini yang menyebabkan orang sulit menundukan diri dan menghormati Allah. Allah hanya diperlakukan seperti ‘kantong ajaib Doraemon’ yang wajib memenuhi keinginannya.

Seiring dengan proses pertumbuhan rohani, kita akan dibawa kepada tahap ‘rela melepaskan hak’ kepada Tuhan. Karena iman kita percaya, bahwa Allah telah merancangkan yang terbaik bagi masa depan kita (Yeremia 29:11; Yesaya 55:8). Pertumbuhan rohani membawa kita lanjut ke tahap ‘dimiliki’ Allah.

2. Dimiliki Allah

Orang yang menyadari bahwa Allah adalah Pencipta-nya, akan rela untuk dimiliki Allah. Hidupnya diberikan kepada sang ‘Tuan’ dan ia merendahkan diri sebagai ‘hamba’. Ia mau menyerahkan haknya dengan suka rela karena mengerti bahwa kalau ia mempertahankan nyawanya, ia justru akan kehilangan hidup yang sebenarnya. Tapi jika ia menyerahkan nyawanya bagi sang ‘Tuan’, ia akan memperolehnya.

Dia akan rela mengerjakan perintah ‘Tuan’nya dengan segenap hati untuk menyenangkanNya. Seluruh hidupnya merupakan pengabdian dan tanggung jawab untuk melayani Allah. Tidak heran bila orang yang dimiliki Allah juga dikenal, dikasihi dan diangkatNya menjadi kepala (baca Yesaya 55:3-5).

3. Tanggung jawab sebagai orang yang memiliki dan dimiliki Allah

Setelah memiliki Allah dan dimiliki Allah, kita mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk memberitakan perbuatan perbuatan Allah yang Ajaib (1 Petrus 2:9). Bila tidak, kita akan kehilangan arah dan fungsi dalam rencana Allah bagi keselamatan seisi dunia.

PENUTUP

Seperti bangsa Israel yang dibawa Allah keluar dari Mesir, tapi tidak mensyukuri identitasnya sebagai bangsa pilihan/milik kepunyaan Allah. Mereka ingin kembali pada kehidupan lama seperti di Mesir, tidak tunduk pada kedaulatan Allah karena merasa sudah merdeka sehingga bebas melakukan sesuka hatinya. Perlu diwaspadai jangan karena dosa, kelalaian dan kesombongan, akhirnya kita berbalik kembali kepada roh-roh dunia yang lemah dan miskin serta memperhambakan diri lagi kepadanya (baca Galatia 4:9).

Mencari Tuhan bukanlah aktifitas sesekali atau kalau lagi butuh, melainkan suatu kebiasaan yang dibentuk secara terus menerus karena hubungan kasih. Bertekunlah dalam iman supaya kita hidup dalam rancanganNya. Kita diselamatkan bukan untuk melakukan agenda pribadi tapi menghadirkan Tuhan bagi keselamatan dunia. Reach ONE to reach Every ONE.

HIDUP DALAM RANCANGAN ALLAH

HIDUP DALAM RANCANGAN ALLAH

PENDAHULUAN

Kehidupan yang berpusat pada diri manusia adalah kehidupan yang egois, tidak ada kasih kepada Tuhan dan sesama serta lebih berorientasi kepada hal-hal yang kelihatan. Kebanyakan orang hidup dipimpin oleh pikiran, pengetahuan, logika dan emosinya. Manusia membuat rencana pribadi dan melakukan apa yang baik dalam pandangan/pengertiannya sendiri.

Sebagai orang percaya yang telah dibeli dengan harga lunas oleh darah Yesus, kita hidup oleh iman. Memang kita perlu menggunakan pikiran, logika, pengetahuan dan emosi; tapi semua itu harus sejalan (aligned) dengan kebenaran Firman Tuhan. Allah adalah Bapa dan kita adalah anak-anakNya. Sebagai anak, kita tidak hidup menurut kehendak sendiri tapi hidup dalam rancangan Allah.

 

ISI

Carilah Tuhan supaya kita hidup dalam rancanganNya

Mencari Tuhan artinya dengan segenap hati, bertekun mengenal Pribadi, jalan dan kehendakNya; berkonsultasi dan mengandalkan Ia dalam segala perkara. Seperti Maria yg duduk mendengar isi hati Tuhan bukan seperti Martha (Lukas 10:41-42). Kebanyakan dari kita hanya ‘mendengar’ perkataan Tuhan, dan mengambil kesimpulan sendiri atas firman yang disampaikan-Nya.

Seseorang bisa kelihatan rajin berdoa tapi tidak pernah benar-benar mencari kehendak Tuhan atas hidupnya. Ada juga yang tekun membaca Firman (‘Logos’) tapi tidak mengenal isi hati Tuhan (mendapat ‘Rhema’) karena hati yang tidak terhubung (disconnected)oleh iman pada Tuhan, sehingga seseorang bisa rajin mengikuti ibadah, terlibat pelayanan, ikut kelas pengajaran, dlsb tapi tidak mengalami hidup yang diubahkan.

Seringkali motivasi kita berdoa adalah supaya keinginan kita dijawab; kita tidak pernah memberi ruang untuk Allah berbicara dan menyatakan isi hati/kehendakNya. Mencari Tuhan sungguh-sungguh hanya kalau keadaan mendesak, sedang ada kebutuhan, sedang perlu mukjizat, jalan keluar, perlindungan, dlsb. Sebenarnya doa merupakan komunikasi dua arah berdasarkan hubungan kasih antara kita dengan Allah, bukan sekedar menyampaikan daftar permohonan kepadaNya.

Tanpa sadar sering kita memaksa Tuhan mengikuti kehendak kita. Ketika Ia seolah membiarkan/tidak menjawab doa, atau menjawab tapi tidak seperti yang diharapkan – kita jadi kecewa, iman jadi lemah, complain/menyalahkan ini dan itu, menjauhkan diri dari pertemuan ibadah atau bersikap masa bodoh.

Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu (Yesaya 55:8-9).

Sesungguhnya Allah mengetahui seluruh perjalanan hidup kita dari awal sampai akhir. Allah mengenal hati, jiwa (pikiran, perasaan, kehendak), watak/karakter, potensi, kelebihan dan kelemahan setiap kita. Ia dapat memakai apa saja, siapa saja dan keadaan apapun untuk merancangkan yang terbaik bagi kita, dengan tujuan :

  • memulihkan gambar dan rupa Allah dalam hidup kita,
  • membuat kita mengalami hidup yang sebenarnya (berkelimpahan dalam aspek rohani, jiwa dan tubuh/fisik),
  • menjadikan kita saksi Tuhan dan memberitakan Injil keselamatan kepada dunia yang membawa kemuliaan bagi Nama Tuhan.

Untuk itu, Tuhan perlu lebih dulu‘meremukkan’ dan ‘menyingkirkan’ segala sesuatu yang tidak sesuai dengan kehendakNya/kita rancangkan dengan kekuatan sendiri agar IA dapat membentuk ulang hidup kita menjadi bejana yang indah, yang siap dipakai sesuai rencana dan untuk kemuliaanNya. Memang waktu diproses sepertinya hidup kita terlihat hancur berantakan dan tidak tahu apa yang akan terjadi di depan. Seolah Tuhan diam dan tidak berbuat apa-apa. Tapi sesungguhnya Ia tidak pernah berhenti berkarya untuk mendatangkan kebaikan bagi anak-anakNya. Rancangan Tuhan tidak pernah gagal, tidak bergantung atau dibatasi oleh keadaan/fakta yang terlihat.

Mari belajar percaya dengan menyerahkan seluruh hidup kita kepadaNya dengan hati tulus tanpa prasangka buruk. Orang percaya memiliki destiny yang sudah Allah tetapkan dan Ia mau supaya kita hidup di dalamnya (Efesus 2:10). Jika kita sungguh-sungguh mencari Tuhan dan kehendakNya, maka Roh Kudus akan menuntun dan menyingkapkan cara dan jalan-jalan Tuhan yang sering kali di luar pemikiran kita. Orang yang berjalan dengan pikiran dan pengertiannya sendiri tidak akan bisa total percaya dan mengikut Tuhan. Malah ia akan kehilangan hidup yang sebenarnya jika semua itu dipertahankan. Firman Tuhan mengatakan bahwa orang benar akan hidup oleh iman, bukan karena fakta dan logika. Manusia hidup bukan dari roti saja tapi dari setiap perkataan yang keluar dari mulut Allah.

Sebab seperti hujan dan salju turun dari langit dan tidak kembali ke situ, melainkan mengairi bumi, membuatnya subur dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan, memberikan benih kepada penabur dan roti kepada orang yang mau makan, demikianlah firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya (Yesaya 55:10-11)

 

PENUTUP

Jika kita mencari Tuhan dengan segenap hati, maka kita akan dibawa hidup dalam rancanganNya langkah demi langkah. Kalau tadinya punya keinginan dan cara sendiri, kita akan semakin mengenal dan menyadari bahwa di atas segalanya rancangan Tuhan adalah yang terbaik. Hati yang mengikuti rhema firman akan dipelihara oleh damai sejahtera, karena mengerti ada maksud Tuhan yang baik dalam tiap perkara di hidup kita. Apa yang dulu kita tidak mengerti, sekarang Tuhan buat mengerti.

Tuhan tidak pernah salah, Ia sudah merancangkan yang terbaik bagi kita. Ia menetapkan tiap langkah kita; keadaan buruk bisa diubah untuk mendatangkan kebaikan, kutuk bisa diubah menjadi berkat, dan kelemahan kita bisa dipakai untuk menyatakan kemuliaanNya. Carilah Tuhan dengan segenap hati, agar kita hidup dalam rancanganNya yang ajaib.

CARILAH TUHAN SELAMA IA BERKENAN DITEMUI

CARILAH TUHAN SELAMA IA BERKENAN DITEMUI

“Carilah TUHAN selama Ia berkenan ditemui; berserulah kepada-Nya selama Ia dekat! Baiklah orang fasik meninggalkan jalannya, dan orang jahat meninggalkan rancangannya; baiklah ia kembali kepada TUHAN, maka Dia akan mengasihaninya, dan kepada Allah kita, sebab Ia memberi pengampunan dengan limpahnya.” (Yesaya 55:6-7)

Pesan Tuhan bulan ini mengajak kita untuk mencari Tuhan dan berseru kepadaNya. Mungkin banyak dari kita yang tanpa sadar sudah kehilangan kasih mula-mula dengan mengasihi dunia ini  lebih daripada mengasihi Allah.  Tidak lagi bergairah dalam mencari Tuhan tapi lebih tertarik mencari hal-hal yang memuaskan diri sendiri sehingga terjerat dengan tawaran dunia.

Disadari atau tidak, hawa nafsu merupakan kelemahan yang ada dalam diri manusia. Dunia berlomba menawarkan sesuatu yang manis, indah dan menarik. Mereka yang hidup dikuasai hawa nafsunya akan terjerat dalam hawa nafsu duniawi yang membinasakan. Ketergantungan/ketagihan pada hal-hal duniawi membuat hati orang “Kristen” telah menjadi tawar/kehilangan kasih pada Tuhan dan belas kasihan pada sesama.

SERUAN PERTOBATAN

Tuhan murka atas ketidaksetiaan bangsa Israel yang menyembah Baal. Allah memerintahkan agar bangsa Israel bertobat dan kembali mencari Tuhan. Di jaman perjanjian Lama Raja Ahab meniadakan perayaan perayaan di bait suci dan mendirikan mezbah Baal.  Menurut kepercayaan orang Samaria Baal adalah dewa hujan dan kesuburan.  Namun nabi Tuhan bernama Elia mengungkapkan bahwa Baal ini bukan Tuhan dan tidak boleh disembah.

Elia kenal Allah yang benar dan penyembahan Baal menyakiti hati Tuhan.  Akibat penyembahan Baal terjadi kelaparan di Samaria (1 Raja 18:2). Elia tahu bahwa nabi Baal adalan nabi palsu maka dengan penuh keyakinan berkata “Demi Tuhan yang hidup, Allah Israel, yang kulayani, sesungguhnya tidak akan ada embun atau hujan pada tahun-tahun ini, kecuali kalau kukatakan.” (1 Raja 17:1b). Dan benar hujan tidak turun selama 3 tahun sampai nabi-nabi Baal disembelih, setelah itu hujan turun.

Penyembahan Baal adalah salah satu bentuk penyembahan berhala (setan sendiri) yang menyakiti hati Tuhan. Penyembahan Baal adalah tipu daya Iblis untuk menguasai/memperbudak hidup kita dengan memuaskan keinginan mata, keinginan daging dan keangkuhan hidup. Kesombongan adalah akar dari segala dosa yang menghalangi seseorang untuk hidup dalam pertobatan.

Kesombongan membuat seseorang :

    1. Membangun kubu/benteng yang menentang pengenalan akan Allah.
      Kami mematahkan setiap siasat orang dan merubuhkan setiap kubu yang dibangun oleh keangkuhan manusia untuk menentang pengenalan akan Allah. Kami menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus (2 Kor. 10:5)
    2. Hidup dalam dosa untuk menuruti hawa nafsu dan menolak pengenalan akan Tuhan (rebellious).
      “tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu.” (Yes. 59:2).
    3. Menjauhkan diri/ menolak kasih karunia Allah.
      Jagalah supaya jangan ada seorang pun menjauhkan diri dari kasih karunia Allah, agar jangan tumbuh akar yang pahit yang menimbulkan kerusuhan dan yang mencemarkan banyak orang.(Ibr. 12:15).
      Kepahitan, self-pity, insecurity, iri hati, overthinking, mengandalkan kekuatan sendiri, dlsb adalah bentuk kesombongan yang membuat seseorang jadi lemah lesu dan berbeban berat.

Pertobatan adalah perubahan pikiran yang menghasilkan perubahan tingkah laku. Pertobatan merupakan sikap kerendahan hati yang membuat kita meninggalkan dosa dan berbalik kepada Tuhan dan menyukai FirmanNya yang adalah Kebenaran.

Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan. (Mat. 11:28-30)

Roh Kudus dianugerahkan untuk mengingatkan kita akan firman serta membawa kita kepada seluruh kebenaran. Orang yang menjaga persekutuan dengan Roh Kudus akan mengenal dan berjalan di dalam kebenaran. Firman Tuhan akan menerangi area kegelapan dalam hidupnya, sehingga orang yang hidup dalam kebenaran pasti juga hidup dalam pertobatan. Jangan biarkan dosa dan kesombongan menjadi penghalang antara kita dengan Tuhan.  Kerendahan hati membawa kita hidup dalam pertobatan dan pertobatan membuat kita dekat dengan Tuhan.

UNDANGAN  UNTUK  HIDUP  DALAM KEHIDUPAN  YANG  SEBENARNYA

Selama masih hidup di dunia, manusia akan selalu bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya. Tidak salah bekerja keras karena itu adalah bentuk tanggung jawab  untuk memenuhi kebutuhan; Bapa di sorga juga tahu bahwa kita memerlukan semua itu (Mat. 6:31-32). Tapi yang perlu diwaspadai, adakah hal-hal ‘kekal’ yang kita korbankan? Apakah kita sudah kehilangan hidup yang sejati (hanya sekedar eksis) karena terobsesi hal-hal duniawi, berjalan dengan pikiran dan agenda sendiri dan tidak hidup oleh iman? Apa gunanya kita memperoleh seluruh dunia tapi kehilangan hidup yang sebenarnya? (Mat. 16:26a)

Iman bekerja dalam dimensi roh/kekekalan, dasarnya adalah firman kebenaran. Segala jerih payah manusia di luar iman kepada Kristus adalah kesia-siaan  (Pengk. 1:14).  Semua hal fisik adalah sementara dan tidak mendapat bagian dalam kekekalan. Firman Tuhan mengingatkan bahwa kekayaan bisa mencelakakan hidup pemiliknya (Pengk. 5:13), cinta akan uang bisa membangkitkan hawa nafsu yang mencelakakan (1 Tim. 6:9-10), kita tidak bisa menyembah Allah dan Mamon (Mat. 6:24).

Sesungguhnya kita semua punya kelemahan/hawa nafsu dan tidak ada seorangpun yang bisa mengatasinya tanpa Tuhan. Jalan keluar untuk menang atas hawa nafsu adalah akui kelemahan dengan rendah hati di hadapan Tuhan dan minta pertolonganNya. Jangan biarkan hawa nafsu menguasai hidup kita. Sadar atau tidak, mereka yang membiarkan hidupnya dikuasai hawa nafsu sebenarnya adalah orang-orang yang merasa tidak aman/bahagia. Jiwanya yang kosong akan mencari kepuasan batin dari hal-hal yang keliru, tidak berguna/sia-sia bahkan membahayakan keselamatannya. Manusia terdiri dari roh, jiwa dan tubuh. Roh dan jiwa manusia bersifat kekal, tubuh fisik bersifat sementara. Allah telah memberikan kekekalan dalam hati manusia, oleh sebab itu hanya DIA yang bisa memuaskan hati dan jiwa kita.

Tuhan Yesus datang supaya kita mempunyai hidup yang sebenarnya (Zoe life, Yoh. 10:10) dan mempunyainya dalam segala kelimpahan, oleh Roh Kudus yang merupakan sumber air kehidupan bagi kita. Air Hidup adalah sumber kehidupan yang dibutuhkan ‘setiap’ orang percaya untuk memuaskan jiwanya. …tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal. (Yoh. 4:14)

  1. YESAYA 55:1 “Ayo, hai semua orang yang haus, marilah dan minumlah air, dan hai orang yang tidak mempunyai uang, marilah! Terimalah gandum tanpa uang pembeli dan makanlah, juga anggur dan susu tanpa bayaran!” Gandum adalah simbol kebutuhan pokok, susu adalah simbol kemakmuran (Yes. 60:16), anggur adalah simbol berkat/anugerah janji-janji Allah (Yes. 25:6). Semua itu diberikan tanpa bayaran materi (semata-mata karena kemurahan Tuhan) hanya kepada mereka yang benar-benar haus dan lapar. ..Berbahagialah (diberkatilah) mereka yang lapar dan haus akan kebenaran karena mereka akan dipuaskan (Mat. 5:6).Yesus adalah Roti Hidup dari sorga yang akan memberikan Air Hidup (Roh Kudus) kepada yang mau datang kepadaNya. “Akulah roti hidup, barangsiapa datang kepadaKu, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa datang kepadaku ia tidak akan haus lagi” (Yoh. 6:35).Tuhan menjamin semua kebutuhan kita (rohani, jiwa dan fisik). Kita tidak akan berkekurangan malah berkelimpahan, apa saja yang kita kerjakan dibuat Tuhan berhasil, hidup kita berbuah, menjadi berkat dan mendapat upah kekal. Manusia tanpa Allah sepertinya bisa berhasil mencapai keinginannya, tapi ujungnya adalah kesia-siaan bahkan kesuksesan bisa mencelakakan hidupnya sendiri.
  1. YESAYA 55:2a “Mengapakah kamu belanjakan uang untuk sesuatu yang bukan roti, dan upah jerih payahmu untuk sesuatu yang tidak mengenyangkan?”Jangan membelanjakan/berjerih lelah untuk mendapatkan sesuatu yang membuat jiwa kita haus terus-menerus karena ketagihan hal-hal yang duniawi. Contoh : diperbudak/ketagihan rokok, pornography, social media, perilaku konsumtif (‘gila’ belanja), hobby pamer kekayaan/barang mewah di sos-med (flexing), pesta pora, ketamakan, kerakusan, dlsb.Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu; (Yoh. 6:27a). Makanan yang bertahan sampai hidup kekal adalah percaya/taat kepada Allah (Yoh. 6:29) dan melakukan kehendak/menyelesaikan pekerjaanNya (Yoh. 4:34).
  1. YESAYA 55:2b-3a “Dengarkanlah Aku maka kamu akan memakan yang baik dan kamu akan menikmati sajian yang paling lezat. Sendengkanlah telingamu dan datanglah kepada-Ku; dengarkanlah, maka kamu akan hidup!”Cara menikmati makanan/sajian lezat dari Tuhan adalah dengan mendengar perkataanNya. Orang yang merenungkan firman akan mendapat rhema dari Roh Kudus. Saat firman menjadi rhema, maka iman akan timbul. Iman kepada firman akan membawa kita menikmati hidup yang sebenarnya. Rohlah yang memberi hidup, daging sama sekali tidak berguna. Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup (Yohanes 6:63).Perhatikan keadaan kita, waspadalah jangan sampai kita terjerat tipu daya iblis dengan sibuk mengejar yang dunia tawarkan tapi kehilangan hidup yang sejati. Waspadalah jangan sampai kasih kita menjadi dingin dan kita terjerat hawa nafsu dunia yang membinasakan. Marilah kembali kepada kasih yang semula. Kita telah ditebus dengan harga yang mahal untuk hidup dalam persekutuan dengan Allah dan tunduk menyembah kepadaNya.Carilah Tuhan maka kita akan hidup. Barangsiapa yang mau menerima ajakan untuk makan Roti dan minum air Hidup, ia akan menikmati hidup yang sebenarnya. Bukti seseorang dikatakan ‘hidup’ adalah orang tersebut menghasilkan buah pada musimnya, rohnya terus menyala-nyala melayani Tuhan, apa saja yang diperbuatnya berhasil (Maz. 1: 3). Bekerjalah untuk makanan yang tidak dapat binasa, yang bertahan sampai hidup kekal, yaitu hidup oleh iman dalam persekutuan dengan Kristus Yesus. Carilah Tuhan selama Ia berkenan ditemui, berserulah kepadaNya selama Ia dekat!

Image source:  https://www.bible.com/verse-of-the-day/ISA.55.6-7/29844?version=27

KASIH KARUNIA ALLAH CUKUP BAGI KITA

KASIH KARUNIA ALLAH CUKUP BAGI KITA

Orang percaya tidak dapat hidup tanpa kasih karunia Allah. Dengan kekuatan sendiri kita tidak punya kekuatan untuk menolak dosa, mengatasi kelemahan dan masalah. Kita begitu lemah dan rapuh. Akan tetapi kasih karunia Allah melimpah atas mereka yang mau rendah hati yaitu mereka yang tidak berdaya tanpa Kristus dan yang tidak mengandalkan kekuatan sendiri.

Dosa muncul saat manusia berpaling dari Tuhan yang adalah kebenaran. Dosa merusak dan menghancurkan hidup manusia. Dengan cara apapun manusia tidak dapat memulihkan keadaan dirinya sendiri. Dosa merusak hubungan manusia dengan Tuhan, dengan diri sendiri, dengan sesama, dan dengan alam.

Kerusakan hubungan dengan Tuhan menyebabkan seseorang hidup dalam rasa bersalah, takut, malu, tanpa harapan, dalam kutuk, ikatan dan penderitaan dan tidak ada damai sejahtera. Dosa menyebabkan kerusakan gambar diri yang menimbulkan konflik batin sehingga seseorang jadi bingung, hilang arah (tersesat) dan terjadi kemerosotan moral yang menukar hal bernilai dengan yang tidak bernilai, sombong, self-pity, tidak ada penguasaan diri, dan timbul sakit penyakit. Kerusakan hubungan dengan sesama menyebabkan timbulnya konflik, iri hati, kemarahan, saling menyakiti, luka, kekecewaan, saling menghancurkan, dsb.

Kasih karunia Allah sanggup memulihkan keadaan kita yang telah rusak akibat dosa. Kita sedang mengalami proses pengudusan (sanctification) untuk hidup dalam kebenaran. Bagian kita adalah belajar meresponi setiap tuntunan dan teguran Roh Kudus dengan kerendahan hati serta ketaatan.

Tetapi kasih karunia, yang dianugerahkan-Nya kepada kita, lebih besar dari pada itu. Karena itu Ia katakan: “Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati.” (Yak. 4:6)

Kita mau belajar dari pengalaman Rasul Paulus, di mana Allah menunjukkan kasih dan kuasaNya justru dalam kelemahan, ujian iman dan masalah yang dia hadapi. Mengapa?

1. Supaya segala kemuliaan hanya bagi Allah.
Allah perlu menunjukkan bahwa dengan kekuatan sendiri, kita tidak akan mampu mengatasi dosa, kelemahan dan masalah kita. Semua hanya karena anugerah Tuhan, sehingga tidak ada seorangpun yang bisa memegahkan diri selain bermegah dalam DIA. Allah, segala sumber kasih karunia akan melengkapi, meneguhkan, menguatkan dan mengokohkan kita.

Beginilah firman TUHAN: “Janganlah orang bijaksana bermegah karena kebijaksanaannya, janganlah orang kuat bermegah karena kekuatannya, janganlah orang kaya bermegah karena kekayaannya, tetapi siapa yang mau bermegah, baiklah bermegah karena yang berikut: bahwa ia memahami dan mengenal Aku, bahwa Akulah TUHAN yang menunjukkan kasih setia, keadilan dan kebenaran di bumi; sungguh, semuanya itu Kusukai, demikianlah firman TUHAN” (Yer. 9:23-24).

2. Untuk membuat kita semakin percaya dan mengandalkan Tuhan sepenuhnya.

Kita tidak bisa memahami cara kerja Tuhan yang lebih tinggi serta rancanganNya yang dalam (Yes. 55:8-9). Kadang Tuhan seolah membiarkan kelemahan, ujian dan masalah terjadi dalam hidup kita. Dengan iman kita dapat berserah dalam kekuatan kasih karuniaNya karena IA dapat bekerja dalam kelemahan kita untuk mendatangkan kebaikan. Hanya Tuhan yang bisa menolong dengan cara dan waktuNya, bukan karena usaha kita sebagai manusia.

3. Mencegah kita jatuh ke dalam dosa kesombongan.
Ada orang yang ketika kelemahannya muncul, malah menjadi frustasi pada diri sendiri atau malah menyalahkan keadaan atau orang lain. Mengapa? Karena ia ingin terlihat baik dan kuat dalam pandangan orang. Ini merupakan kesombongan yang terselubung karena firman Tuhan mengatakan tidak ada seorangpun yang baik kecuali Allah sendiri.
“Segala jalan orang adalah bersih menurut pandangannya sendiri, tetapi Tuhanlah yang menguji hati” (Amsal 16:2).
“Sebab itu siapa yang menyangka, bahwa ia teguh berdiri, hati-hatilah supaya ia jangan jatuh!” (1 Kor. 10:12)

Rasul Paulus yang mengerti akan kasih karunia Allah, justru bermegah dalam kelemahannya. Walaupun diberi karunia-karunia rohani, pewahyuan/penyataan dan dipakai Tuhan secara luar biasa, ia tidak berusaha membangun image berlebihan tentang dirinya. Ia tidak memungkiri bahwa dirinya pun penuh dengan kelemahan. Ini bukan sikap rendah diri dan self-pity tapi suatu kerendahan hati yang berani jujur mengakui keadaan dirinya.
“Tetapi aku menahan diriku, supaya jangan ada orang yang menghitungkan kepadaku lebih dari pada yang mereka lihat padaku atau yang mereka dengar dari padaku” (2 Kor. 12:6b).

Rasul Paulus mengakui bahwa tidak ada yang baik dalam dirinya (Roma 7: 18, 24). Kasih karunia Allah mencegah dia untuk jatuh dalam dosa kesombongan (2 Kor. 12:7). Ia sadar bahwa dirinya seperti tanah liat yang begitu rapuh jika menghadapi masalah/tantangan, supaya nyata bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari dirinya sendiri (2 Kor. 4:7).

4. Tuhan menjadikan kita kuat melalui kelemahan kita.
Tetapi jawab Tuhan kepadaku: “Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna.” Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku. Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat.” ( 2 Kor. 12:9-10)

Jika kita merendahkan hati, maka saat kita lemah, kita jadi kuat karena kuasa Kristus turun menaungi kita. Sebaliknya, kesombongan membuat kita menjadi lemah dan jatuh dalam dosa.

5. Agar kita belajar mengasihi orang lain dengan menerima kelemahannya.
Sebagaimana Allah telah menunjukkan belas kasihan atas kelemahan kita, maka kita pun akan bisa berbelas kasihan dan tidak menghakimi orang lain dalam kelemahannya. Kelemahan orang lain dapat Tuhan pakai untuk memperbarui karakter kita agar semakin serupa dengan gambar-Nya.

Kasih Karunia untuk melayani

“Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah” (1 Petrus 4:10)

Tuhan menyelamatkan kita bukan untuk sekedar menjadi orang Kristen/pengunjung gereja. Kita diselamatkan untuk menjadi murid Kristus yang menghasilkan buah, salah satunya melayani. Melayani bukan hanya tanggung jawab orang-orang tertentu, tapi semua orang percaya (Ef. 2:10). Melayani artinya mendahulukan kepentingan Tuhan dan orang lain daripada kepentingan diri sendiri. Kasih karunia menolong kita untuk melayani dengan kuasa Roh Kudus.

Kita melayani bukan karena ikut-ikutan, bukan untuk mengejar berkat atau karena kewajiban/taurat yang mengikat. Tuhan Yesus memberi kita hidup yang berkelimpahan (Yoh. 10:10), kita diberkati untuk menjadi berkat (melayani dari kelimpahan). Kasih karunia Allah yang melimpah memberi kita hati yang rela melayani, kuasa otoritas, karunia/talenta, hikmat pengetahuan, kesempatan, finansial, dlsb. Sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah, kita perlu memiliki cara pandang yang benar tentang melayani :

A. Pelayanan yang berkenan dan penuh kuasa lahir dari keintiman dengan Roh Kudus serta pengenalan akan Allah.
Semua yang dilakukan Tuhan Yesus selama pelayananNya di dunia adalah kehendak Bapa, bukan atas kehendakNya sendiri (Yoh. 5:19) – demikian pula dengan kita. Hati yang melekat dengan Roh Kudus membawa kita kepada pengenalan akan Allah. Roh Kudus mengajar kita untuk makin mengerti pikiran dan hatiNya agar dapat memakai karunia dengan benar dan melayani dalam ketepatan. Tanpa persekutuan dengan Roh Kudus (Roh Kasih Karunia), pelayanan kita akan sia-sia karena hanya berasal dari pikiran, ide dan kemampuan diri sendiri (kedagingan).

Jika kita di dalam Kristus dan firmanNya tinggal dalam kita, maka Roh Kudus akan menuntun, memberikan hikmat, kemauan/ide dan mengurapi kita untuk berhasil dalam pelayanan sesuai kehendak Bapa (Fil. 2:13). Semua yang ‘lahir dari Allah’ mengalahkan dunia; pelayanan yang ‘lahir dari Allah’ penuh kuasa dan memberi dampak. “Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia” (1 Kor. 15:58b).

B. Bertumbuh untuk melayani; melayani untuk semakin bertumbuh.
Hidup kita ibarat pohon; pohon tidak pernah makan buahnya sendiri melainkan memberikannya kepada orang lain untuk dinikmati. Kita tidak boleh menyembunyikan talenta yang Tuhan percayakan (Mat. 25: 26-27). Setiap kita diberikan kasih karunia sesuai dengan kapasitas (ada yang 5, 2 dan 1 talenta) dan karunia masing-masing.
Orang yang bertumbuh dalam kasih karunia akan belajar mengenali dan mengembangkan karunia yang ada padanya. Roh Kudus akan mengarahkannya untuk melayani pada bidang yang tepat. Jangan melayani dengan asal-asalan, melainkan lakukan dengan komitmen, penuh tanggung jawab dan berintegritas.

“Tetapi karena kasih karunia Allah aku adalah sebagaimana aku ada sekarang, dan kasih karunia yang dianugerahkanNya kepadaku tidak sia-sia. Sebaliknya, aku telah bekerja lebih keras dari pada mereka semua; tetapi bukannya aku, melainkan kasih karunia Allah yang menyertai aku.” (1 Kor. 15:10).

Dengan melayani, kehidupan rohani kita jadi bertumbuh dan terjaga kestabilannya. Kita punya rasa tanggung jawab untuk mendisiplinkan diri masuk hadirat Tuhan dengan doa pujian penyembahan, untuk hidup dalam kebenaran, serta menjaga hati, sikap dan perkataan.

Kita melayani atas dasar kasih kepada Tuhan dan sesama; bukan sebagai taurat/paksaan, bukan jadi kesombongan rohani atau sekedar menyelesaikan tugas. Tantangan, gesekan, masalah dan sangkal diri/pengorbanan merupakan hal biasa dalam pelayanan. Semua itu perlu dialami agar kita bertumbuh dewasa dan matang. Tuhan mendidik dan melatih kita agar jadi murid Kristus yang tangguh serta tahan uji agar bisa dipercaya melakukan hal-hal besar di akhir jaman.

C. Jaga kemurnian hati, jangan mencuri kemuliaan Tuhan.
Yang dikehendaki Tuhan adalah melayani dengan motivasi hati yang tulus dan murni. Mata yang tertuju kepada Kristus membuat motivasi kita tetap terjaga kemurniannya. Pelayanan adalah pengabdian diri kepada Tuhan yang dilakukan dengan kasih, kerelaan dan sukacita – bukan sebagai praktek manipulasi atau komersil demi keuntungan serta kepentingan pribadi. Waspada terhadap roh Mammon karena Tuhan menegaskan bahwa kita tidak dapat mengabdi kepada dua tuan (Luk. 16:13). Percayalah bahwa kasih karunia Tuhan cukup untuk memelihara hidup kita.

Jaga hati dengan segala kewaspadaan, jangan sampai kita mencuri kemuliaan Tuhan dan merasa berhak atas pelayanan atau orang-orang yang kita layani. Bawa mereka kepada Tuhan, bukan kepada diri kita. Jangan membanding-bandingkan diri sendiri atau hasil pelayanan kita dengan orang lain karena bisa menimbulkan iri hati dan kesombongan. Karunia tidak dapat menjadi patokan tanda perkenanan Allah terhadap kita. Oleh sebab itu hati harus selalu melekat kepada Tuhan agar kita terhindar dari kesesatan diri sendiri dan tipu muslihat iblis.
Selalu ingatkan jiwa kita : saya adalah hamba yang tidak berguna; saya hanya melakukan apa yang harus saya lakukan (Luk. 17:10). Tidak perlu mengharapkan pengakuan dari orang lain melainkan bermegahlah dalam Allah, sumber segala kasih karunia.

Tuhan hanya bisa memercayakan pelayanan besar kepada orang yang mau mengerti pikiran dan memiliki hatiNya. Semakin dipercayakan banyak oleh Tuhan, semakin besar pula ujian dan masalah yang dihadapi. Oleh sebab itu kita sangat memerlukan kasih karunia agar pelayanan kita penuh kuasa, efektif, efisien dan berkenan di hadapan Allah.

Tidak ada manusia yang sempurna – sehebat apapun karunia, kepandaian dan keberhasilan yang dicapai, semua kita lemah, rapuh, dan tidak dapat hidup tanpa kasih karunia. Kasih karunia Allah tidak pernah gagal, tapi kita yang sering kali gagal memanfaatkan anugerahNya dalam kehidupan setiap hari. Kesombongan membuat seseorang keluar dari kasih karunia; tapi orang yang rendah hati akan menerima anugerah Allah yang luar biasa. Adalah bijak jika kita merendahkan hati dan jujur di hadapan Tuhan karena kasih karuniaNya cukup untuk menolong kita.

image source: https://za.pinterest.com/ideas/