MELAKUKAN AMANAT AGUNG SECARA TERPADU (bagian 1)

Home / Weekly Message / MELAKUKAN AMANAT AGUNG SECARA TERPADU (bagian 1)
MELAKUKAN AMANAT AGUNG SECARA TERPADU (bagian 1)

PENDAHULUAN

Amanat Agung adalah pesan terakhir dan terpenting yang Tuhan Yesus perintahkan sebelum Ia naik ke surga. Gereja perlu mengingat kembali dan melakukan dengan sungguh menuntaskan amanat Agung menjelang kedatangan Tuhan yang ke dua kali. Tuhan ingin agar Gereja kembali pada kasih mula-mula dan mengasihi jiwa-jiwa dengan unity dan komitmen mengerahkan seluruh potensi untuk menuntaskan Amanat Agung Matius 28:19-20.

ISI

Amanat Agung mencakup beberapa hal yang harus dilakukan secara terpadu, yaitu :

1. Memberitakan Injil.

Lalu Ia berkata kepada mereka: ”Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum” (Markus 16:15).

Ada beberapa cara untuk memberitakan Injil kepada orang lain :

a. Pendekatan personal.

Pendekatan personal berarti disesuaikan dengan situasi dan kondisi dari orang yang kita layani. Saat kita digerakkan untuk melayani seseorang, minta Roh Kudus bekerja melalui kita agar orang tersebut mengalami Kristus secara pribadi. Jangan bersikap menghakimi, melainkan kenakan kasih untuk memberitakan kebenaran. Berdoa supaya Roh Kudus memberikan roh hikmat marifat untuk berkata-kata dan bertindak. Jangan sok tahu dan berjalan dengan pengertian sendiri, andalkan Roh Kudus karena Ia yang paling tahu bagaimana kondisi orang tersebut dan apa yang paling dibutuhkannya.

Belajar dari Tuhan Yesus yang tidak menghakimi perempuan Samaria ketika Ia bercakap-cakap dengannya. Tuhan melakukan pendekatan personal dan menuntun perempuan tersebut mendapatkan apa yang dia butuhkan yaitu Air Hidup. Kasih dan kebenaran mengubah hidup perempuan itu secara radikal – dari yang suka kawin cerai dan berzinah, menjadi seorang yang memberitakan Injil kepada orang-orang Samaria di kotanya. Jika kita mengikuti pimpinan Roh Kudus, maka segala sesuatu akan berjalan dalam ketepatan dan memberi dampak.

b. Kesaksian hidup kita.

Kita membagikan pengalaman atau perbuatan ajaib yang Tuhan lakukan dalam hidup kita. Miliki motivasi hati yang benar dalam menyampaikan kesaksian agar tidak mencuri kemuliaan Tuhan. KitKesaksian yang kita bagikan tidak hanya tentang pertolongan Tuhan yang hebat dan dahsyat saja, tapi bisa juga menyaksikan kasih/kesabaran Tuhan yang menuntun kita kepada pertobatan. Jangan malu/gengsi untuk membagikan kesaksian semacam ini agar orang lain juga dapat belajar dari kesalahan yang pernah kita lakukan dan bertobat.
Bangkitkanlah kembali padaku kegirangan karena selamat yang dari pada-Mu, dan lengkapilah aku dengan roh yang rela! Maka aku akan mengajarkan jalan-Mu kepada orang-orang yang melakukan pelanggaran, supaya orang-orang berdosa berbalik kepada-Mu (Maz. 51:14-15).

c. Pengutusan Misi.

Maka kata-Nya kepada murid-murid-Nya: ”Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu.” (Matius 9:37-38).

Kita pasti sudah sering berdoa untuk jiwa-jiwa yang terhilang, tapi itu saja tidak cukup. Iman tanpa perbuatan adalah mati. Gereja lokal harus terlibat secara aktif dalam pengutusan misi. Minta Tuhan bangkitkan orang-orang yang mau diutus untuk memberitakan Injil, baik itu ke lingkungan gereja lokal (misalnya outreach ministry, City Ministry), ke kota-kota di USA maupun bangsa-bangsa.

d. Mendukung pemberitaan Injil melalui gereja lokal dengan doa, doa keliling (doling), waktu, talenta, tenaga dan dana.

2. Membaptis orang yang percaya kepada Kristus melalui pemberitaan Injil.

dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus (Matius 28:19b).

Kita dapat mendoakan dan memberitahu teman, saudara, anak, orang yang menjadi percaya karena pemberitaan Injil atau siapa saja yang belum dibaptis, agar mereka memberi diri dibaptis sebagai bentuk ketaatan kepada perintah Tuhan Yesus.
Sampaikan dan arahkan bahwa setelah dibaptis, mereka perlu beribadah secara teratur dan tertanam di sebuah gereja lokal agar mengalami pertumbuhan rohani, menjadi dewasa dalam iman dan menghasilkan hidup yang berbuah.

Bersambung minggu depan…