Weekly Message

Home / Archive by category "Weekly Message"
MEMPERKUAT AKAR (bagian 2)

MEMPERKUAT AKAR (bagian 2)

Sekilas review :

Hidup kita diibaratkan seperti pohon yang memiliki akar. Akar yang sehat dan kuat mampu menopang pohon untuk tetap berdiri sekalipun angin kencang, hujan serta badai menerpanya. Akar hidup kekristenan yang kuat adalah pondasi hidup yang membuat kita teguh dan bertumbuh dalam iman kepada Kristus, suatu proses yang berlangsung seumur hidup.

Sambungan minggu ini :

Masalah, kesulitan dan penderitaan adalah hal yang tidak dapat dihindari dalam kehidupan setiap manusia. Si jahat akan menggunakan kesempatan itu untuk mencuri damai sejahtera dan membuat orang percaya mundur dari iman dan pengharapan kepada Allah. Akan tetapi Allah justru memakainya supaya kita makin kuat dalam iman, dewasa, berkemenangan, berbuah banyak dan memuliakan nama-Nya. Allah menghendaki supaya kita memiliki akar dan dasar hidup yang kuat dalam Kristus Yesus.

Amsal 12:3 “Orang tidak akan tetap tegak karena kefasikan, tetapi akar orang benar tidak akan goncang.” 

Akar orang benar adalah hati yang penuh iman kepada Tuhan Yesus. Hidup orang yang hatinya percaya penuh kepada Tuhan tidak akan goncang, imannya mengalahkan dunia (1 Yohanes 5:4-5).  Akar akan semakin kuat dan sehat seiring dengan bertumbuhnya pengenalan akan Tuhan secara pribadi. Pengenalan akan Allah berarti mengalami Tuhan/firman-Nya secara pribadi termasuk mengalami teguran dan didikan,  yang membawa kita semakin mengenal jalan/kehendakNya serta menaati perintahNya. 

Kolose 2:6-7 “Kamu telah menerima Kristus Yesus, Tuhan kita. Karena itu hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia. Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur.”

Hidup di dalam Kristus berarti hidup dalam persekutuan dengan DIA dan firman-Nya diukir dalam loh hati kita. Iman kita ditambatkan kepada kasih Allah (yang telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita), dan hidup kita dibangun di atas firman-Nya. Artinya, iman dan ketaatan kita bekerja oleh kasih. Tanpa iman, kita tidak mungkin bisa setia dan berkenan kepada Tuhan.

“Aku berdoa supaya Ia, menurut kekayaan kemuliaan-Nya, menguatkan dan meneguhkan kamu oleh Roh-Nya di dalam batinmu,  sehingga oleh imanmu Kristus diam di dalam hatimu dan kamu berakar serta berdasar di dalam kasih.” (Efesus 3:16-17).

Keadaan akar (tidak terlihat) akan menentukan kualitas sebuah pohon dan buah yang dihasilkan (terlihat). Akar yang kuat membuat iman seseorang semakin kokoh. Akar yang sehat membuat seseorang semakin berbuah banyak dan manis/berkualitas baik. Akar yang tidak kuat membuat iman jadi lemah bahkan gugur. Akar yang busuk menghasilkan buah yang asam/tidak baik.

Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka.  Dapatkah orang memetik buah anggur dari semak duri atau buah ara dari rumput duri?  Demikianlah setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, sedang pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik. Tidak mungkin pohon yang baik itu menghasilkan buah yang tidak baik, ataupun pohon yang tidak baik itu menghasilkan buah yang baik (Matius 7:16-18).

Oleh sebab itu, jagalah hati (akar) kita dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan. Hati yang dijaga dengan firman dan kasih Tuhan membuat iman jadi kuat. Hati yang dijaga dengan firman dan kasih Tuhan akan menghasilkan buah-buah kehidupan yang berkualitas baik.

Amsal 12:12b mengatakan bahwa akar orang benar mendatangkan hasil. Kita akan terus mengalami transformasi yang membangkitkan sukacita dan rasa syukur kepada-Nya.  Dalam persekutuan dengan Kristus, kita mengambil dan menerima; dipelihara dan diberi makan. Suatu pertukaran yang ilahi terjadi saat kita berjalan dalam keintiman dengan Tuhan. Pertukaran dalam hal apa saja?

Beban berat kita ditukar dengan kelegaan; kecemasan dengan damai sejahtera; kelemahan dengan kekuatan; kegelapan dengan terang kebenaran firman; masalah dengan solusi; keputusasaan dengan pengharapan; kekuatiran dengan jaminan akan janji Tuhan; kebingungan/ketidakmengertian dengan hikmat/pewahyuan; penderitaan dengan sukacita dan damai sejahtera; sakit penyakit dengan kesembuhan;  kedagingan dengan buah-buah Roh Kudus; yang tidak mungkin dengan mukjizat; yang fana dengan yang kekal.

PENUTUP

Bagi sebuah pohon, akar merupakan kekuatan yang menjadikannya kokoh/tegak berdiri (kestabilan) sehingga tidak mudah goyah ataupun roboh. Akar hidup Kristen yang kuat dan sehat adalah hati yang beriman penuh kepada Tuhan atas dasar kasih. Perlu dipahami bahwa akar yang kuat dan sehat tidak terjadi secara kebetulan ataupun dalam semalam.

Memperkuat akar adalah bagian yang harus kita lakukan dengan sengaja (intentionally). Ini adalah proses pemuridan yang membutuhkan kedisiplinan tinggi dan berlangsung seumur hidup.  Allah menghendaki supaya kita memiliki akar yang kuat melalui persekutuan dengan Kristus Yesus, sebab di luar DIA kita tidak bisa berbuat apa-apa.

MEMPERKUAT AKAR (bagian 1)

MEMPERKUAT AKAR (bagian 1)

PENDAHULUAN

Allah memakai perumpamaan sebuah pohon dan bangunan untuk mengajarkan tentang dasar yang kuat dalam kehidupan orang percaya. Hidup kita diibaratkan seperti pohon yang memiliki akar. Akar yang sehat dan kuat mampu menopang pohon untuk tetap berdiri sekalipun angin kencang, hujan serta badai menerpanya. Itulah yang dikehendaki Allah, yaitu supaya kita memiliki akar dan dasar hidup yang kuat dalam Kristus Yesus.

ISI

Pertumbuhan sebuah pohon dimulai dari benih yang ditanam, kemudian pecah dan mengeluarkan akarnya ke bawah. Sekalipun tidak terlihat, namun akar memiliki peran yang sangat penting bagi sebuah pohon. Fungsi akar antara lain menyerap air yang akan membawa asupan zat gizi/nutrient yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan sebuah pohon, untuk melangsungkan reproduksi, menopang pohon supaya tetap kokoh berdiri, serta untuk menghasilkan buah.

Hidup kita diibaratkan seperti pohon yang memiliki akar. Orang yang percaya dan mengandalkan Tuhan sepenuhnya adalah seperti pohon yang berakar sehat dan kuat. Akar semacam ini merupakan pondasi hidup yang membuat iman jadi kuat, tangguh, berkemenangan dan terus menghasilkan buah di tiap musim hidupnya.

Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN! Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah. (Yeremia 17:7-8)

Keadaan orang yang percaya dan mengandalkan Tuhan adalah :

  • Seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air.

Hatinya selalu melekat kepada sumber air hidup yaitu Roh Kudus, yang berperan menghidupkan firman Tuhan (memberi rhema/pewahyuan) sebagai makanan bagi manusia rohnya. Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah (Matius 4:4).

Ini bukan bicara hanya tentang pengetahuan firman yang dimiliki seseorang, tapi tentang pengenalan yang benar akan Allah. Pengenalan yang benar akan Allah mendorong seseorang untuk hidup dalam firman dan taat melakukannya, serta membawanya mengalami berkat dan janji-janji Tuhan.

  • Tidak mengalami datangnya panas terik, daunnya tetap hijau, tidak kuatir dalam tahun kering,

Tanda sebuah pohon menyimpan banyak persediaan air pada akarnya adalah daunnya tidak berguguran dan tetap hijau. Orang yang hatinya melekat kepada air sumber hidup (Roh Kudus) akan hidup oleh iman. Iman yang timbul dari pendengaran akan firman Tuhan berpotensi menghalau segala bentuk kekuatiran. Sekalipun mengalami masa kekeringan, ia tidak menjadi tawar hati karena percaya bahwa pemeliharaan Allah atas hidupnya sungguh terjamin. Kasih karunia Allah selalu menyertai, memberi kekuatan, damai sejahtera, jalan keluar, serta menyediakan semua yang dibutuhkan.

  • Tidak berhenti menghasilkan buah.

Meski melewati badai/ujian/kesulitan namun ia tetap menghasilkan buah yang memberkati kehidupan orang lain. Hujan badai dan angin topan bisa saja membuat ranting-ranting jadi patah, namun selama masih ada akar yang kuat dan sehat, pohon tersebut tetap hidup dan mampu menumbuhkan tunas baru serta terus menghasilkan buah yang berkualitas baik.

Orang yang memiliki akar kuat dalam Kristus tidak akan merasa rugi ketika hidupnya menghasikan buah yang dinikmati oleh orang lain, sebab ia mengerti bahwa buah tersebut sesungguhnya merupakan sebuah benih yang harus ditabur supaya mengalami pelipatgandaan.

BERAKAR KUAT DALAM KRISTUS

Berakar juga berarti bertumbuh ke dalam, batang pohon boleh bertumbuh ke atas tetapi akar meski kuat dengan bertumbuh/merambat ke dalam tanah. Jika tidak, maka pohon itu tidak akan kuat berdiri dan akan tumbang dengan mudah. Itu sebabnya kekuatan sebuah pohon terletak pada kekuatan akar.

Untuk mengalami berkat dan kemenangan seperti yang ditulis dalam Yeremia 17:7-8, akar hidup kita harus kuat dan sehat. Akar hidup kekristenan yang kuat adalah pondasi hidup yang membuat kita teguh dan bertumbuh dalam iman kepada Kristus. Berakar dan bertumbuh di dalam Kristus adalah suatu proses yang berlangsung seumur hidup.

Kamu telah menerima Kristus Yesus, Tuhan kita. Karena itu hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia. Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur (Kolose 2:6-7).

Bersambung minggu depan..

BENIH APA YANG DITABUR (bagian 4)

BENIH APA YANG DITABUR (bagian 4)

Sekilas review:
Benih apa saja yang mau kita tabur supaya menuai hasil/berbuah/mengalami multiplikasi :
1). Benih perkataan; 2). Benih kebenaran; 3). Benih kerendahan hati; 4). Benih damai sejahtera; 5). Benih kebaikan; 6). Benih Finansial.

Sambungan minggu ini:

7. Benih Pelayanan

Pelayanan bukanlah sekedar program dan kegiatan tapi merupakan pengabdian kepada Allah dan kasih kepada sesama. Menabur benih pelayanan berarti melayani Tuhan dan sesama dengan hati yang ikhlas, menggunakan waktu, talenta, karunia dan potensi yang kita miliki untuk kemuliaan Tuhan.

Berikut beberapa ayat firman Tuhan yang mengajarkan prinsip-prinsip dalam pelayanan:

“Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah.” (Galatia 6:9)

Dalam pelayanan dibutuhkan kesetiaan dan ketekunan. Saat kita melayani dengan tulus dan sabar, Tuhan akan memberkati usaha kita pada waktu yang tepat. Sabar di sini maksudnya tetap bertahan dalam tantangan/kesulitan dan berpengharapan pasti bahwa suatu waktu kita akan melihat hasil/buah dari pelayanan kita pada waktu yang Tuhan tetapkan. Dalam proses masa penantian, arahkan mata hanya kepada Kristus supaya kita tidak menjadi lemah, misalnya merasa rugi melayani orang lain karena merasa tidak dihargai, melayani karena terpaksa, lelah hati, tidak ada sukacita, kerajinan jadi kendor atau mudur dari pelayanan. Kesetiaan dan ketekunan akan membawa kita melihat penuaian.

Dan Raja itu akan menjawab mereka: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.” (Matius 25:40).

Dalam pelayanan kepada sesama, kita sedang melayani Tuhan. Setiap tindakan yang kita lakukan untuk orang lain sekalipun itu hal kecil, adalah bentuk pelayanan kepada-Nya. Ketulusan dalam melayani orang-orang kecil/lemah, orang-orang yang paling hina/tidak diperhitungkan dalam pandangan dunia, atau mereka yang tidak bisa membalas kebaikan kita, ternyata semua itu diperhitungkan oleh Tuhan: …kamu telah melakukannya untuk Aku..

“Apa pun yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia, karena kamu tahu, bahwa dari Tuhan kamu akan menerima warisan sebagai upah. Kristus adalah Tuhan yang kamu layani.” (Kolose 3:23-24).

Dalam setiap aspek kehidupan, termasuk pekerjaan dan pelayanan, kita harus melayani dengan segenap hati, karena kita melayani Tuhan, bukan manusia. Jangan melakukannya dengan asal-asalan, berkeluh kesah, menggerutu, tidak ikhlas atau malas-malasan. Kalaupun kita sudah melakukan dengan segenap hati namun tidak dihargai, disalahmengerti, bahkan dibalas dengan hal yang tidak menyenangkan, jangan kita berkecil hati dan marah karena memang bukan manusia yang akan membalasnya, melainkan Tuhan.

Karena bahkan Anak Manusia pun datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani, dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.” (Markus 10:45).

Yesus adalah contoh utama dalam pelayanan. Ia datang untuk melayani, bukan dilayani, dan kita dipanggil untuk mengikuti teladan-Nya dalam pelayanan kepada orang lain. Seorang bayi rohani hanya mau dilayani, tapi kerelaan untuk melayani orang lain merupakan tanda dari orang yang bertumbuh dalam kasih karunia.

“Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah. Jika ada orang yang berbicara, baiklah ia berbicara sebagai orang yang menyampaikan firman Allah; jika ada orang yang melayani, baiklah ia melakukannya dengan kekuatan yang dianugerahkan Allah.
Jika ada orang yang berbicara, baiklah ia berbicara sebagai orang yang menyampaikan firman Allah; jika ada orang yang melayani, baiklah ia melakukannya dengan kekuatan yang dianugerahkan Allah, supaya Allah dimuliakan dalam segala sesuatu karena Yesus Kristus. Ialah yang empunya kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya! Amin.”(1 Petrus 4:10-11a).

Pelayanan kita harus sesuai dengan karunia yang Tuhan berikan. Apapun bentuk pelayanannya, itu harus dilakukan dengan kuasa Roh Kudus yang memampukan kita dan berkenan di hadapan Allah.
Dalam melayani, jangan berorientasi kepada performance, prestasi, ataupun ambisi pribadi yang dapat membuat kita kehilangan hakekat dari pelayanan yang sebenarnya yaitu pengabdian kepada Allah dan kasih kepada sesama.

“Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu” (Matius 20:26-27).

Belajarlah memiliki sikap hati hamba dalam melayani. Tujuan Tuhan memberi kita karunia dan talenta adalah untuk melayani/menjadi berkat bagi orang lain dan memuliakan nama-Nya, bukan untuk mencari ketenaran/pujian/pengakuan, kemuliaan diri sendiri, mendapat keuntungan, memanipulasi orang lain, dlsb.

Menabur benih finansial dan benih pelayanan adalah bagian integral dari kehidupan orang Kristen. Ketika kita memberi dengan hati yang tulus, Tuhan akan membalas kita dengan berkat melimpah. Ketika kita melayani dengan penuh kasih, kita melayani Tuhan dan menjadi saluran berkat bagi sesama.

PENUTUP

Kita telah belajar tentang benih apa saja yang harus kita tabur sepanjang tahun ini; yaitu benih perkataan, benih kebenaran, benih kerendahan hati, benih damai sejahtera, benih kebaikan, benih finansial dan benih pelayanan. Belajarlah melakukan itu semua dalam ketaatan kepada pimpinan Roh Kudus. Apa yang kita tabur dalam iman, pengharapan, dan kasih pasti akan berbuah pada waktunya, karena kasih tidak pernah gagal.“Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih.” (1 Korintus 13:13).

BENIH APA YANG DITABUR (bagian 1)
BENIH APA YANG DITABUR (bagian 2)
BENIH APA YANG DITABUR (bagian 3)
BENIH APA YANG DITABUR (bagian 4)

BENIH APA YANG DITABUR (bagian 3)

BENIH APA YANG DITABUR (bagian 3)

Sekilas review:

Benih apa saja yang mau kita tabur supaya menuai hasil/berbuah/mengalami multiplikasi :

1). Benih perkataan; 2). Benih kebenaran; 3). Benih kerendahan hati; 4). Benih damai sejahtera; 5). Benih kebaikan.

Sambungan minggu ini:

  1. Benih Finansial

Berkat finansial yang kita terima dari Tuhan terdiri dari 2 bagian, yaitu benih untuk ditabur dan roti untuk dimakan.  Benih untuk ditabur digunakan misalnya untuk mengembalikan persepuluhan, memberikan persembahan syukur, menopang visi gereja lokal, pelayanan  misi, memberi makan orang miskin, pelayanan diakonia/memberi kepada orang yang membutuhkan, atau untuk hal lain yang Roh Kudus gerakkan di hati kita. Roti untuk dimakan adalah berkat finansial yang digunakan untuk membiayai semua kebutuhan kita/anggota keluarga yang ada dalam tanggung jawab kita.

Menabur benih finansial berarti memberi dengan hati yang tulus, berbagi dan menanamkan kebaikan dalam aspek keuangan. Alkitab mengajarkan bahwa memberi dengan iman dan kemurahan hati membawa berkat yang berkelimpahan.

“Berilah, maka kamu akan diberi; sebuah takaran yang baik, yang dipadatkan, yang diguncang-guncang dan yang tumpah keluar akan dicurahkan ke dalam pangkuanmu. Sebab dengan takaran yang kamu pakai untuk mengukur, takaran itu akan diukurkan kepadamu.” (Lukas 6:38)

Ayat ini mengajarkan prinsip tabur tuai dalam aspek finansial. Semakin kita memberi, semakin Tuhan memberi kembali kepada kita dengan cara yang melimpah. Ini mengajarkan ‘good stewardship’ supaya finansial kita teratur dan hati terjaga bersih/suci; bukan cinta akan uang, berperilaku konsumtif/pemborosan, atau memberi karena luapan emosi sehingga lupa tanggung jawab akan kebutuhan rumah tangga.

Camkanlah ini: Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga. Setiap orang harus memberi menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita (2 Korintus 9:6-7).

Kata ‘sedikit’ dan ‘banyak’ di sini bukan dihubungkan kepada jumlah atau persentase, tapi kepada keadaan hati yang rela memberi. Memberi dengan sukacita dan kerelaan adalah kunci dalam menabur benih finansial. Tuhan mengingatkan bahwa kemurahan hati kita dalam memberi akan menghasilkan berkat yang melimpah. Dengan kata lain, mereka yang memberi dengan rela hati dan sukacita yang akan menuai banyak.

Perlu dipahami bahwa kelimpahan di sini bukanlah soal perkara materi yang bisa membuat kita jadi tamak serta kikir, tapi soal berkat rohani di mana kita mengalami pertumbuhan rohani, menghasilkan buah, sehingga bisa menjadi berkat bagi orang lain dan memuliakan nama Allah.

Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan. Seperti ada tertulis: “Ia membagi-bagikan, Ia memberikan kepada orang miskin, kebenaran-Nya tetap untuk selamanya.” Ia yang menyediakan benih bagi penabur, dan roti untuk dimakan, Ia juga yang akan menyediakan benih bagi kamu dan melipatgandakannya dan menumbuhkan buah-buah kebenaranmu; kamu akan diperkaya dalam segala macam kemurahan hati, yang membangkitkan syukur kepada Allah oleh karena kami (2 Korintus 9:8-11)

Berkat-berkat rohani ini memiliki nilai yang jauh lebih mulia dari pada sekedar berkat materi. Orang yang hidupnya berbuah akan menerima upah kekal dari Tuhan; ngengat dan karat tidak merusakkannya, dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya. Berkat materi bukan merupakan tujuan, melainkan hanya sebagai sarana penunjang untuk melakukan kehendak dan rencana-Nya. Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya akan ditambahkan kepada kita.

Hormatilah TUHAN dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu, maka gudang-gudangmu akan diisi penuh dengan kelimpahan, dan sumsum-sumsummu akan meluap dengan air anggur (Amsal 3:9-10).

Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku dan ujilah Aku, firman TUHAN semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan. Aku akan menghardik bagimu belalang pelahap, supaya jangan dihabisinya hasil tanahmu dan supaya jangan pohon anggur di padang tidak berbuah bagimu, firman TUHAN semesta alam. Maka segala bangsa akan menyebut kamu berbahagia, sebab kamu ini akan menjadi negeri kesukaan, firman TUHAN semesta alam (Maleakhi 3:10-12)

Ayat-ayat ini mengajarkan kita prioritas : memberi dari apa yang kita miliki adalah cara kita menghormati Tuhan. Tuhan menjanjikan kelimpahan bagi mereka yang memberikan yang terbaik dari hasil jerih payah mereka. Perlu kita ingat dan syukuri bahwa damai sejahtera, kerukunan, kemenangan, mukjizat, keberhasilan, kesehatan, pemulihan, dilindungi dari yang jahat dan belalang pelahap, karunia menikmati, hikmat, dlsb juga merupakan berkat dari ketaatan kita dalam mengembalikan persepuluhan milik Tuhan.

Hal yang juga penting dalam menabur secara finansial adalah motivasi hati. Kita menabur bukan karena terpaksa/sebagai taurat yang memberatkan atau supaya mendapat keuntungan materi yang lebih banyak lagi. Yang benar adalah kita menabur secara finansial  karena mengasihi dan menghormati Allah.

Sebenarnya dengan memberi kita sedang mengakui bahwa segala sesuatu yang ada pada kita adalah milik Allah, kita hanya sebagai pengelola. Dengan memberi, kita belajar mengandalkan Tuhan sepenuhnya dan melepaskan kebergantungan kepada hal-hal yang bersifat materi. Dengan memberi, kita terhindar dari sifat tamak/serakah, pelit, cinta akan uang dan perilaku konsumtif.

Bersambung minggu depan ..

BENIH APA YANG DITABUR (bagian 1)
BENIH APA YANG DITABUR (bagian 2)
BENIH APA YANG DITABUR (bagian 3)
BENIH APA YANG DITABUR (bagian 4)

BENIH APA YANG DITABUR (bagian 2)

BENIH APA YANG DITABUR (bagian 2)

Sekilas review:
Orang yang menabur dalam iman, pengharapan dan kasih harus percaya bahwa semua yang ditaburnya pasti akan dituai/berbuah pada waktunya. Benih apa saja yang mau kita tabur supaya menuai hasil/berbuah/mengalami multiplikasi :
1). Benih perkataan; 2). Benih kebenaran.

Sambungan minggu ini:
3. Benih kerendahan hati.

Ganjaran kerendahan hati dan takut akan TUHAN adalah kekayaan, kehormatan dan kehidupan (Amsal 22:4).
Jikalau keangkuhan tiba, tiba juga cemooh, tetapi hikmat ada pada orang yang rendah hati (Amsal 11:2).

Orang yang menabur benih kerendahan hati akan menuai kekayaan, kehormatan, dan kehidupan.
Alkitab tidak menghubungkan kekayaan, kehormatan, dan kehidupan dengan kerja keras, kepandaian, skill (kemampuan untuk melakukan sesuatu dengan baik) atau hal-hal yang bersifat material, melainkan dengan karakter kerendahan hati dan takut akan Tuhan.

Kekayaan, kehormatan dan kehidupan di sini dihubungkan dengan hidup yang berkelimpahan dalam Yohanes 10:10. Kelimpahan apa saja? Kasih (1 Tes. 3:12), hikmat, buah-buah Roh (Yoh. 15:5), buah-buah kebenaran dan kemurahan hati (2 Kor. 9 10-11); kelimpahan damai sejahtera; kaya dalam segala macam perkataan dan segala macam pengetahuan (1 Kor. 1:5-6). Orang yang merendahkan hati akan ditinggikan Tuhan pada waktunya. Sebaliknya, orang yang menabur kecongkakan akan menuai kehancuran dan kejatuhan (Amsal 16:18) sebab Tuhan menentang orang yang congkak.

Sikap-sikap menabur benih kerendahan hati antara lain:
a. Memiliki roh takut akan Tuhan dan mengakui kedaulatan-Nya atas hidup kita.
b. Taat kepada hukum Tuhan dan melakukan perintah-Nya.
c. Menghargai kelebihan orang lain dan menerima kekurangannya.
d. Menyadari kelemahan diri, tidak mengeraskan hati, tidak merasa diri benar, mau mengakui kesalahan, memiliki hati yang lemah lembut (mau diajar/dikoreksi dan belajar), hidup dalam pertobatan.
e. Mendahulukan kepentingan Tuhan dan orang lain di atas kepentingannya sendiri, sikap unity dalam teamwork, ada penundukkan diri terhadap otoritas di atasnya,

4. Benih damai sejahtera.

Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah (Matius 5:9).

Seorang pembawa damai bisa membawa diri dengan baik dan menciptakan suasana damai, kondusif (situasi yang mendukung, nyaman, aman, tertib dan tenang) serta dapat mengalirkan damai sejahtera Allah kepada orang lain. Seorang pembawa damai memiliki hati yang tenang dan penguasaan diri yang baik. Ini dihasilkan oleh hati yang dipenuhi damai sejahtera karena Roh Kudus. Menjadi pembawa damai bukan berarti sikap mengalah demi kompromi dengan dosa; bukan pula berpihak kepada salah satu kelompok/orang, tapi berpihak kepada kebenaran. Damai yang sejati tidak terjadi dengan mengorbankan kebenaran, tapi dibangun diatas kebenaran.

Contoh sikap menabur benih damai sejahtera:
a. Mengupayakan penyelesaian masalah dan mendamaikan perselisihan. Memberikan nasihat positif yang sesuai dengan firman Tuhan, bukan menghasut atau memanipulasi orang lain demi kepentingan/keuntungan pribadi.
b. Memberikan pengampunan bagi orang yang bersalah, tidak memperkeruh masalah, masalah besar dikecilkan dan masalah kecil ditiadakan. Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang! (Roma 12:18).
c. Bisa menghargai perbedaan dan menjaga hubungan baik.
d. Menjaga sikap, perkataan dan tindakan supaya tidak menimbulkan kemarahan, kebencian atau pertengkaran.
e. Tidak mudah tersinggung, tidak membalas kejahatan dengan kejahatan.

5. Menabur benih kebaikan.

‘Baik’ menurut Alkitab bukanlah seperti nilai dan ukuran yang dunia ajarkan. Kebaikan adalah sikap yang meneladani Kristus dalam memperlakukan orang lain; suatu nilai-nilai kebaikan yang berpusat kepada Allah dan sifat-Nya yang baik, dengan penekanan utama pada kemurahan hati.

Pengakuan bahwa Allah baik adalah dasar dari semua kebaikan moral. Apa yang IA ciptakan, buat, perintahkan, dan berikan bagi manusia dan seluruh ciptaan adalah baik. Pemberian Allah adalah baik karena semua itu mengungkapkan kemurahan hati-Nya yang ditujukan untuk kebaikan, kesejahteraan, keselamatan dan keuntungan si penerima.

Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah. Karena itu selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan kita seiman. (Galatia 6:9-10).

Kasih, kebaikan, kesetiaan, usaha dan pengorbanan yang kita tabur dalam hidup orang lain tidak akan pernah sia-sia. Pada kenyataannya kita bisa saja merasa jemu melakukan hal-hal tersebut, terlebih kepada orang yang menurut kita tidak pantas mendapatkannya. Sering ada anggapan bahwa berbuat baik terhadap orang yang jahat, keras kepala ataupun bebal merupakan sebuah kebodohan yang membuang-buang waktu dengan percuma; tapi ketahuilah bahwa Tuhan dapat memakai semua yang telah kita tabur untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yaitu pertobatan.

Firman Tuhan menjamin bahwa jika kita terus bertekun menabur kebaikan, kita pasti menuai pada waktunya (pada kairosnya Tuhan), asal kita tidak menjadi lemah (mis. menjadi jengkel, kecewa, menyalahkan, melontarkan kata-kata negative, hilang pengharapan dan berhenti berbuat baik). Bertekun menabur kebaikan akan membawa kita melihat penuaian.

Bersambung minggu depan…

BENIH APA YANG DITABUR (bagian 1)
BENIH APA YANG DITABUR (bagian 2)
BENIH APA YANG DITABUR (bagian 3)
BENIH APA YANG DITABUR (bagian 4)

BENIH APA YANG DITABUR (bagian 1)

BENIH APA YANG DITABUR (bagian 1)

PENDAHULUAN

Ada dua hal utama yang mau kita lakukan dalam ketaatan di Tahun Penuaian ini. Pertama menyiapkan lahan untuk penuaian; ke dua menyiapkan benih untuk ditabur. Tanpa menabur, tidak akan ada tuaian. Perlu diketahui bahwa ada benih yang harus kita tabur dalam kehidupan pribadi, ada pula yang ditabur dalam kehidupan orang lain.

Tema bulan February ini: “Apa yang kita tabur dalam iman, pengharapan, dan kasih akan berbuah pada waktunya.” Orang yang menabur dalam iman, pengharapan dan kasih harus percaya bahwa semua yang ditaburnya pasti akan dituai/berbuah pada waktunya. “Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih.” (1 Korintus 13:13).

ISI

“Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya. Sebab barangsiapa menabur dalam dagingnya, ia akan menuai kebinasaan dari dagingnya, tetapi barangsiapa menabur dalam Roh, ia akan menuai hidup yang kekal dari Roh itu. Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah.” (Galatia 6:7-9).

Benih apa saja yang mau kita tabur supaya menuai hasil/berbuah/mengalami multiplikasi :

1. Benih Perkataan.

Perkataan merupakan sebuah benih yang memiliki daya cipta dalam kehidupan kita maupun orang lain. Kita akan memakan buah dari perkataan kita. Benih perkataan bisa baik ataupun buruk. Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya, akan memakan buahnya (Amsal 18:21).

Ketika kita perkatakan kehidupan dan berkat, kita pun akan menuai kehidupan dan berkat di masa depan. Saat kita perkatakan kekalahan, hal negatif dan kegagalan, hal-hal itu pula yang akan kita tuai. Kehidupan hari ini adalah hasil dari benih perkataan yang kita tabur di hari kemarin.

Refleksi diri : Perkataan seperti apa yang kita tabur?

“Orang yang baik mengeluarkan hal-hal yang baik dari perbendaharaannya yang baik, dan orang yang jahat mengeluarkan hal-hal yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat.” (Matius 12:35)

Jikalau suatu pohon kamu katakan baik, maka baik pula buahnya; jikalau suatu pohon kamu katakan tidak baik, maka tidak baik pula buahnya. Sebab dari buahnya pohon itu dikenal (Matius 12:33).

Orang yang baik pasti akan menabur benih perkataan yang sesuai dengan firman Tuhan, yaitu kata-kata yang mengandung kebenaran, kehidupan, kasih, ucapan syukur dan berkat; perkataan yang memuji Tuhan dan yang membangun.
Sebaliknya orang yang jahat akan menabur benih perkataan yang negatif, melemahkan iman, kata-kata kotor, sia-sia, dusta, fitnah, menghasut, mengutuk, menghina, menghakimi orang lain, dlsb.

Hai kamu keturunan ular beludak, bagaimanakah kamu dapat mengucapkan hal-hal yang baik, sedangkan kamu sendiri jahat? Karena yang diucapkan mulut meluap dari hati. (Matius 12:34).

Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap kata sia-sia yang diucapkan orang harus dipertanggungjawabkannya pada hari penghakiman. Karena menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan, dan menurut ucapanmu pula engkau akan dihukum (Matius 12:36-37).

2. Benih Kebenaran.

Orang yang menabur benih kebenaran akan menuai kehidupan. Benih kebenaran yang dimaksud adalah firman Tuhan. Firman Tuhan memberikan sebuah dorongan yang sangat baik, yaitu untuk memilih ‘kehidupan’ dan bukan ‘kematian’; ‘berkat’ dan bukan ‘kutuk’. Firman Tuhan bukan dimaksudkan untuk memenjarakan kita dengan sederet larangan serta peraturan yang mengikat, tetapi ‘supaya engkau hidup, baik engkau maupun keturunanmu’.

Aku memanggil langit dan bumi menjadi saksi terhadap kamu pada hari ini: kepadamu kuperhadapkan kehidupan dan kematian, berkat dan kutuk. Pilihlah kehidupan, supaya engkau hidup, baik engkau maupun keturunanmu, dengan mengasihi TUHAN, Allahmu, mendengarkan suara-Nya dan berpaut pada-Nya, sebab hal itu berarti hidupmu dan lanjut umurmu untuk tinggal di tanah yang dijanjikan TUHAN dengan sumpah kepada nenek moyangmu, yakni kepada Abraham, Ishak dan Yakub, untuk memberikannya kepada mereka (Ulangan 30:19-20).

Firman Tuhan yang ditabur bukan hanya memberkati kehidupan kita saat ini, tapi juga generasi yang akan datang/ keturunan kita.
Haleluya! Berbahagialah orang yang takut akan TUHAN, yang sangat suka kepada segala perintah-Nya. Anak cucunya akan perkasa di bumi; angkatan orang benar akan diberkati. Harta dan kekayaan ada dalam rumahnya, kebajikannya tetap untuk selamanya (Mazmur 112:1-3).

Jadi jika kita menghendaki keturunan kita turut menuai kehidupan dan berkat, maka taburlah benih kebenaran dalam hidup kita secara pribadi dan dalam keluarga (pasangan dan anak-anak kita). Setelah lahir baru, kita perlu memberi makan manusia roh kita dengan firman Tuhan. Jangan jadi bayi rohani terus, tetapi bertumbuhlah supaya menghasilkan buah dan memuridkan orang lain.

Proses pertumbuhan terjadi karena dua hal : Konsisten (tetap, tidak berubah-ubah; taat asas; selaras; sesuai) dan Kontinuitas (kesinambungan; kelangsungan; kelanjutan; keadaan kontinu). Ini bicara tentang Pemuridan/Discipleship. Sikap konsisten dan kontinu dalam sebuah proses menjadikan manusia roh kita kuat. Proses ditujukan supaya kita berbuah banyak.
Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah (Yohanes 15:2).

Bersambung minggu depan..

BENIH APA YANG DITABUR (bagian 1)
BENIH APA YANG DITABUR (bagian 2)
BENIH APA YANG DITABUR (bagian 3)
BENIH APA YANG DITABUR (bagian 4)

BEBERAPA JENIS TUAIAN (bagian 1)

BEBERAPA JENIS TUAIAN (bagian 1)

BEBERAPA JENIS TUAIAN (bagian 1)

PENDAHULUAN

Kita akan melihat penuaian terjadi di tahun 2025 jika kita taat mengikuti kehendak dan tuntunan Tuhan. Ia akan memberikan ketajaman untuk melihat sebuah peluang menjangkau jiwa-jiwa serta memuridkan mereka. Saat kita berjalan dalam visi/rencana-Nya, maka Tuhan akan memampukan serta menyediakan segala sesuatu yang diperlukan. Bagian kita selanjutnya adalah memaksimalkan semua sumber daya/talenta dalam hikmat dan pimpinan Roh Kudus. Ketekunan dan iman percaya kepada Tuhan akan membawa kita mengalami penuaian. Berikut ini kita akan membahas beberapa jenis tuaian.

ISI

1. TUAIAN JIWA-JIWA

a. Orang yang belum menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat; yang hidup dalam dosa, hawa nafsu dunia, yang sakit, letih lesu, berbeban berat; keadaan mereka terlantar seperti domba yang tidak bergembala.

Demikianlah Yesus berkeliling ke semua kota dan desa; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Sorga serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan. Melihat orang banyak itu, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala. Maka kata-Nya kepada murid-murid-Nya: “Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu.” (Matius 9:35-38).

b. Orang Kristen yang sudah jauh meninggalkan Tuhan dan ibadah, kecewa dengan Tuhan atau dengan saudara seiman, yang belum sungguh-sungguh (masih hidup secara duniawi); mereka yang sedang hancur kehidupannya dan butuh dipulihkan; orang Kristen yang disesatkan oleh doktrin palsu (misalnya hypergrace, Saksi Jehova, dsb).

c. Orang Kristen yang kehidupan rohaninya suam (tidak panas dan tidak dingin dalam hubungannya dengan Tuhan). Kelompok ini memiliki beberapa ciri, antara lain memilih hidup dalam zona nyaman, hanya mau jadi pengunjung gereja, tidak mau dimuridkan, kehidupan rohaninya tidak mengalami pertumbuhan, perlahan-lahan berkompromi dengan dunia, tidak ada/menurunnya antusiasme rohani, tidak memiliki roh yang menyala-nyala untuk melayani Kristus, tidak mau berkontribusi dalam gereja lokal. Kelompok ini merasa diri mereka kaya, mapan dan tidak kekurangan apapun tetapi Tuhan mengatakan bahwa mereka malang, miskin, buta dan telanjang. Mereka diperhamba oleh harta, sehingga hatinya tidak lagi tertuju kepada Tuhan.

Memasuki tahun 2025 kita diingatkan kembali untuk lebih intens dalam melakukan Amanat Agung, yaitu memuridkan orang-orang terdekat yang terjangkau oleh kita. Apapun profesi atau pekerjaan yang dilakukan, setiap anggota Cool wajib melakukan bagiannya, baik dalam gereja lokal maupun kehidupan pribadi.

Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman (Matius 28:19-20).

Marilah kita menjadi murid Kristus yang semakin berakar serta bertumbuh dalam kasih karunia dan tekun menghasilkan buah, supaya bisa memuridkan orang lain (anggota keluarga, rekan sekerja, rekan usaha, housemate, tetangga, dlsb). Ini bukan lagi waktunya untuk bersantai-santai, berada di comfort zone, sibuk mengerjakan hal yang sia-sia, mengejar kekayaan, masih menyimpan kepahitan, menjauhkan diri dari pertemuan ibadah, ataupun duduk dalam kumpulan pencemooh (suka menggosip; hanya jago menilai, berpendapat atau menghakimi orang lain; mengeluh/bersungut-sungut; merasa tidak puas dengan ini dan itu), dlsb.

Hiduplah dengan bijaksana, gunakan waktu untuk hal-hal yang berguna membangun diri sendiri dan orang lain, kembangkan talenta/karunia, saling melayani dan tetap kerjakan keselamatan kita. Jangan biarkan pekerjaan, kesibukan bahkan pelayanan membuat kita jadi kehilangan fokus kepada Tuhan dan visi-Nya. Akuilah Dia dalam segala lakumu (pikiran, perencanaan, perkataan, perbuatan/keputusan), maka Ia akan meluruskan jalanmu (Amsal 3:6).

Berikut adalah beberapa langkah untuk memenangkan jiwa:

1. Doakan Orang yang hendak anda menangkan seperti petani menyiapkan lahan.
– Doakan agar Roh Kudus bekerja di hati mereka (Yohanes 16:8-9).
– Mohon hikmat Tuhan untuk berbicara dengan kata-kata yang tepat (Yakobus 1:5).
– Berdoa agar hati mereka terbuka menerima Injil (2 Korintus 4:4).

2. Gaya Hidup anda sesuai dengan Firman.
– Tunjukkan kasih Kristus melalui sikap, tindakan, dan perkataan Anda (Matius 5:16).
– Hidup yang penuh integritas, kasih, dan pengampunan akan menarik orang untuk mengenal Yesus.

3. Bangun Hubungan yang tulus.
– Jadilah teman /anggota keluarga yang perduli
– Jangan langsung menghakimi atau memaksakan pandangan Anda.

4. Sampaikan Kabar Baik dengan sederhana.
– Gunakan bahasa yang mudah dimengerti.
– Fokus pada kasih Tuhan, pengorbanan Yesus, dan janji kehidupan kekal (Yohanes 3:16). – Bagikan kesaksian pribadi tentang bagaimana Kristus mengubahkan hidup Anda.

5. Gunakan Alkitab sebagai Dasar.
– Sampaikan ayat-ayat kunci seperti Roma 3:23, Roma 6:23, Roma 10:9-10.
– Jelaskan bahwa keselamatan adalah anugerah, bukan hasil usaha manusia (Efesus 2:8-9). – Jangan menyerah jika mereka menolak pada awalnya (Galatia 6:9).

6. Ajak Mereka untuk bertindak.
– Tawarkan mereka kesempatan untuk berdoa menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat.
– Bantu mereka memahami langkah iman berikutnya, seperti membaca Alkitab, berdoa, dan beribadah serta terhubung dengan komunitas Cool.

7. Bimbing dalam Pemuridan
– Setelah mereka percaya, teruslah mendampingi mereka untuk bertumbuh dalam iman (Matius 28:20).

Note: Memenangkan jiwa adalah pekerjaan Roh Kudus, kita hanya menjadi alat yang dipakai Tuhan. Tetaplah rendah hati dan andalkan kekuatan Tuhan dalam setiap Langkah.

Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan. Dan janganlah kamu mabuk oleh anggur, karena anggur menimbulkan hawa nafsu, tetapi hendaklah kamu penuh dengan Roh (Efesus 5:17-18).

Bersambung minggu depan…

BERBAGI TERANG KRISTUS DI DUNIA YANG GELAP –  bagian 3 (Bangkit dan menjadi terang)

BERBAGI TERANG KRISTUS DI DUNIA YANG GELAP – bagian 3 (Bangkit dan menjadi terang)

Sekilas review minggu lalu:
1. Yesus adalah sumber terang orang percaya.
2. Orang percaya memancarkan terang Kristus.

Sambungan minggu ini:

3. Bersinar terang di tengah masalah, tantangan , tekanan dan penderitaan.

Di akhir jaman ini kita hidup di tengah masa sukar (2 Timotius 3: 1-4). Kebobrokan moral manusia, kejahatan, penyesatan, bencana alam dan perang telah menyebabkan berbagai krisis global. Banyak orang sudah kehilangan harapan, arah dan tujuan karena berjalan dalam kegelapan. Kegelapan sudah dianggap sebagai hal yang biasa dan wajar. Orang dunia menyebut kejahatan itu baik dan kebaikan itu jahat; mereka membenci/menjauhi terang dan menyukai kegelapan dan tipuan.

Saat berada di tengah kegelapan, kita tidak hidup seperti dunia yang berjalan di dalam kegelapan karena sumber terang yaitu Kristus, ada di dalam hati kita. Justru di tengah kegelapan ini terang yang ada di dalam kita semakin nyata bersinar. Ini saatnya untuk bangkit dan membagikan terang Tuhan yang ajaib kepada dunia.

Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib (1 Petrus 2:9).

Kalaupun sedang berada dalam lembah kekelaman (mengalami masalah, kesulitan, kelemahan dan penderitaan), orang percaya seharusnya tetap bersinar karena terang Tuhan yang ada dalam kita bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan tidak dapat menguasainya.

“Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup.” (Yohanes 8:12).

Jika kita taat mengikuti pimpinan Roh Kudus, kita tidak akan berjalan dalam kegelapan melainkan hidup oleh iman, memiliki pengharapan pasti serta melangkah ke arah dan tujuan yang benar. Dalam keadaan yang paling gelap di musim hidup kita sekalipun, kita tetap bersinar terang karena kita berjalan dalam kebenaran. Dalam kebenaran tidak ada kebingungan, keraguan dan kompromi dengan dosa.

Terang firman Tuhan memberikan kejelasan, jaminan kepastian, jawaban, dan jalan keluar/solusi yang kita butuhkan. Selain itu firman Tuhan juga merupakan sumber hikmat yang dapat diandalkan. Firman Tuhan adalah pelita yang menuntun kita ke arah tujuan yang benar/lurus sehingga kita tidak tersesat atau salah jalan.

Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku (Mazmur 119:105).

Alkitab memberikan panduan tentang bagaimana hidup sebagai anak-anak terang supaya tetap bersinar di tengah kegelapan :

a. Hidup dalam kasih dan ketaatan kepada Allah (1 Yohanes 2:10; Efesus 5:1).
Kasih kepada Allah didemonstrasikan dengan ketaatan kepada perintah dan kehendak-Nya. Allah memerintahkan kita untuk mengasihi orang lain dan mengampuni mereka yang bersalah kepada kita. Tidak membalas kejahatan dengan kejahatan melainkan dengan kasih dan kebaikan. Kasih mendorong kita untuk tetap berbuat kebaikan sekalipun tidak dihargai atau dilihat orang.

b. Menanggalkan perbuatan kegelapan dan mengenakan Tuhan Yesus Kristus sebagai perlengkapan senjata terang (Roma 13:12-14).
Hidup dengan sopan, bukan dalam pesta pora, kemabukan, percabulan, hawa nafsu, perselisihan, iri hati dan kompromi dengan dosa/dunia.

c. Hidup secara arif (Efesus 5: 15-17).
Pergunakan waktu yang ada dengan bijaksana, berusahalah untuk mengerti kehendak Allah dan belajar melakukan apa yang berkenan kepada-Nya.

d. Lakukan pekerjaan, pelayanan, tugas dan tanggung jawab dengan sebaik-baiknya, miliki motivasi yang benar dan tulus, berintegritas, tidak bersungut-sungut serta rela melakukan hal yang extra-miles bagi kepentingan orang lain.

Lakukanlah segala sesuatu dengan tidak bersungut-sungut dan berbantah-bantahan, supaya kamu tiada beraib dan tiada bernoda, sebagai anak-anak Allah yang tidak bercela di tengah-tengah angkatan yang bengkok hatinya dan yang sesat ini, sehingga kamu bercahaya di antara mereka seperti bintang-bintang di dunia (Filipi 2:14-15).

e. Mengucap syukur senantiasa atas segala sesuatu (Efesus 5:20).
Dengan mengucap syukur, hati kita dipenuhi dengan sukacita dan damai sejahtera yang menjadi kekuatan untuk tetap hidup oleh iman, sehingga dalam keadaan apapun terang Kristus terpancar dari hidup kita.

PENUTUP

Sebagai murid Kristus, kita dipanggil untuk hidup dalam terang-Nya dan membagikan terang itu kepada dunia yang gelap. Mereka yang mengikut Yesus (taat kepada pimpinan Roh Kudus) akan berjalan dalam terang dan menampilkan Kristus di tengah kegelapan. Terang Tuhan yang terpancar dari hidupnya akan membuahkan kebaikan, keadilan, dan kebenaran. Orang dunia butuh melihat cahaya kasih Allah yang bersinar terang melalui hidup orang percaya supaya mereka bisa dibawa kepada Kristus dan diselamatkan. JESUS FOR EVERYONE !

BERBAGI TERANG KRISTUS DI DUNIA YANG GELAP –  bagian 2 (Bangkit dan menjadi terang)

BERBAGI TERANG KRISTUS DI DUNIA YANG GELAP – bagian 2 (Bangkit dan menjadi terang)

Sekilas review minggu lalu:
Manusia jatuh ke dalam dosa dan hidup dalam kegelapan / kehilangan kebenaran dan terhilang. Yesus datang ke dunia sebagai terang kebenaran, agar setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak tinggal dalam kegelapan (Yohanes 12:46), melainkan memiliki terang hidup.
1. Yesus adalah sumber terang orang percaya.

Sambungan minggu ini :

2. Orang percaya memancarkan terang Kristus.

Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu.
Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga. (Matius 5:14-16).

Pengikut Kristus dipanggil keluar dari kegelapan untuk hidup dalam persekutuan dengan Allah agar dapat memancarkan terang Kristus. 1 Yohanes 1:5 mengatakan “Allah adalah terang dan di dalam Dia sama sekali tidak ada kegelapan.” Pada-Nya tidak ada perubahan atau bayangan karena pertukaran. Ini mengacu kepada kebenaran, integritas, kemurnian moral, hikmat, kemuliaan, kasih serta kekudusan Allah yang mutlak dan sempurna. Tidak ada kecacatan moral, dosa dan ketidakbenaran di dalam Allah.

Orang yang hidup dalam persekutuan dengan Allah akan turut mengambil bagian dalam kodrat ilahi dan luput dari hawa nafsu duniawi yang membinasakan dunia (2 Petrus 1:4). Akan tetapi jika kita katakan bahwa kita beroleh persekutuan dengan Dia, namun kita hidup di dalam kegelapan, maka sebenarnya kita berdusta dan tidak melakukan kebenaran (1 Yohanes 1:6).

Demikian pula siapa yang berkata bahwa ia berada di dalam terang, tetapi membenci saudaranya, ia berada di dalam kegelapan sampai sekarang. Barangsiapa mengasihi saudaranya, ia tetap berada di dalam terang, dan di dalam dia tidak ada penyesatan. Tetapi barangsiapa membenci saudaranya, ia berada di dalam kegelapan dan hidup di dalam kegelapan. Ia tidak tahu ke mana ia pergi, karena kegelapan itu telah membutakan matanya (1 Yohanes 2:9-11).

Cahaya akan mengekspos apa yang tersembunyi dalam kegelapan. Cahaya juga menolong kita untuk melangkah ke arah yang benar agar kita tidak tersandung dan jatuh atau salah jalan/tersesat. Firman Tuhan yang adalah terang akan menyingkapkan kegelapan di dalam hati dan jiwa kita. Mata hati kita diterangi sehingga bisa melihat dan menyadari dosa, kelemahan, ikatan, dan hawa nafsu kedagingan yang bercokol dalam diri kita.

Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita. Dan tidak ada suatu makhlukpun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab (Ibrani 4:12-13).

Tetapi segala sesuatu yang sudah ditelanjangi oleh terang itu menjadi nampak, sebab semua yang nampak adalah terang (Efesus 5:13).

Jika kita tinggal dalam persekutuan dengan Allah, maka terang firman-Nya pasti membawa kita hidup dalam pertobatan. Saat kita konsisten hidup dalam pertobatan, berjalan dalam pimpinan Roh Kudus dan menjadi pelaku firman, maka di situlah terang kita bercahaya di depan orang. Terang yang kita pancarkan disebabkan karena kehadiran Kristus di hati dan ketaatan kepada kehendak-Nya.

Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga. (Matius 5:16).

Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang, karena terang hanya berbuahkan kebaikan dan keadilan dan kebenaran. (Efesus 5:8-9).

Meskipun kita tinggal di dunia yang diliputi kegelapan, tapi Allah menghendaki supaya orang percaya memancarkan terang kemuliaan-Nya. Oleh sebab itu singkirkan hal-hal yang menghalangi terang Kristus terpancar dari hidup kita dan berjalanlah mengikuti pimpinan Roh Kudus.

Itulah sebabnya dikatakan : “Bangunlah, hai kamu yang tidur dan bangkitlah dari antara orang mati dan Kristus akan bercahaya atas kamu.” Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat.
Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan. Dan janganlah kamu mabuk oleh anggur , karena anggur menimbulkan hawa nafsu, tetapi hendaklah kamu penuh dengan Roh. (Efesus 5:14-18).

Bersambung minggu depan..

BERBAGI TERANG KRISTUS DI DUNIA YANG GELAP –  bagian 1 (Bangkit dan Menjadi Terang)

BERBAGI TERANG KRISTUS DI DUNIA YANG GELAP – bagian 1 (Bangkit dan Menjadi Terang)

PENDAHULUAN

Kutuk akibat dosa membuat bumi diliputi oleh awan kegelapan dan bangsa-bangsa ditutupi oleh kekelaman. Manusia jatuh ke dalam dosa dan hidup dalam kegelapan / kehilangan kebenaran dan terhilang. Karena kasih-Nya yang besar, Allah Bapa berfirman pada perawan Maria dan Yesus lahir ke dunia sebagai manusia. Yesus datang ke dunia sebagai terang kebenaran, agar setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak tinggal dalam kegelapan (Yohanes 12:46), melainkan memiliki terang hidup sehingga dapat membagikannya kepada dunia yang gelap.

ISI

Yesus adalah terang hidup artinya:

1. Kebenaran/Truth.

Di dalam Kebenaran Allah tidak ada kebingungan atau keraguan, atau kegelapan sedikitpun (there is no shadow of turning-Yakobus 1:17) Kebenaran Tuhan tidak berubah.

2. Kejelasan/Clarity.

Firman Tuhan adalah terang/pelita yang memberikan kejelasan, jawaban, jalan keluar/solusi yang kita butuhkan. Firman Tuhan juga merupakan sumber hikmat yang dapat diandalkan.

3. Arah yang lurus.

Terang firman Tuhan membimbing dan memberi arah tujuan yang benar/lurus, kita tidak akan tersesat atau salah jalan.

 

Sementara ‘kegelapan’ memiliki beberapa makna:

1. Kebingungan/Confusion.

Disebabkan dusta bercampur dengan kebenaran. Kegelapan ini di ssbabkan karena seorang menolak kebenaran dan membiarkan ke tidak benaran masuk menyebabkan kekacauan, gangguan pikiran, kesia-siaan, kekosongan, dan kecemaran.

2. Ketidakjelasan/Unclarity.

Sinonim katanya adalah ambiguitas, pandangan yang kabur/tidak jelas, keragu-raguan; dapat dihubungkan dengan ketidakmurnian, double-minded, hati bercabang, dolak-dalik.

3. Tersesat

Kata tersesat menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti tidak melalui jalan yang benar atau salah jalan. Kata sesat sendiri memiliki arti yang sama, yaitu tidak melalui jalan yang benar, salah jalan, keliru, berbuat yang tidak senonoh, atau menyimpang dari kebenaran.

 

1. Yesus adalah sumber terang orang percaya.

Maka Yesus berkata pula kepada orang banyak, kata-Nya: “Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup.” (Yohanes 8:12).

Yesus adalah terang bagi dunia/manusia yang berada dalam kegelapan. Misi Yesus bagi dunia tidak hanya menjadi terang bagi bangsa Israel atau sekelompok kaum/golongan, melainkan bagi segenap umat manusia yang telah jatuh ke dalam dosa. Yesus adalah satu-satunya utusan Allah yang datang ke dunia untuk menyelamatkan manusia dari kegelapan yang berujung kebinasaan. Ia mengundang orang-orang berdosa untuk keluar dari kegelapan dan mengikuti Dia.

Allah adalah Roh yang tak terlihat secara kasat mata, namun ekspresi kasih-Nya kepada manusia diwujudkan melalui Yesus Kristus. Kehidupan dan perkataan Yesus Kristus adalah ekspresi nyata dari Pribadi Allah Bapa. Ketika Firman Yang Kekal mengambil wujud manusia Yesus Kristus, Allah hendak menyatakan kerinduan-Nya untuk menyelamatkan manusia.

Yesus dikatakan sebagai gambar Allah yang tidak kelihatan, pancaran kemuliaan dan representasi yang tepat dari sifat-sifat Allah; Dialah yang sulung (terunggul) di antara seluruh ciptaan. Yesus adalah perwujudan kebenaran Allah yang paling tepat dalam kehidupan manusia. Hal ini menolong kita untuk lebih memahami maksud Allah atas kita dan bagaimana mengikuti tuntunan-Nya.

Yesus adalah sumber terang bagi orang yang mau percaya kepada-Nya. …Barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup.

Ini menunjukkan perbedaan arah dan cara hidup yang signifikan antara orang percaya dan dunia yang gelap.  Orang percaya menerima identitas baru sebagai anak-anak Allah dan Ia menghendaki supaya kita hidup sebagai anak-anak terang. Memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan. Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang (Efesus 5:8).

Yesus adalah Firman Allah Yang Hidup. Di dalam Dia (Firman Allah) ada hidup, dan hidup itu adalah terang manusia. Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya (Yohanes 1:4-5).

Terang adalah pernyataan kasih Allah di dalam Yesus Kristus yang menembus ke dalam hati manusia berdosa. Allah membuat terang-Nya bercahaya di dalam hati kita, supaya kita beroleh terang dari pengetahuan tentang kemuliaan Allah yang nampak pada wajah Kristus (2 Korintus 4:6). Yesus Kristus adalah sumber terang yang memberikan pengetahuan/pewahyuan/pengenalan akan Pribadi Allah serta kehendak dan rencana-Nya atas kita. Melalui pewahyuan akan Allah di dalam Yesus Kristus, Firman itu membawa terang ke dalam hati manusia.

Mereka yang mengikuti Yesus tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan mempunyai terang hidup. Orang yang memiliki terang hidup tidak akan dikuasai oleh kegelapan. Orang yang berada dalam terang berarti memiliki ‘hidup’, baik yang kekal maupun yang sementara saat ini (jadi bukan sekedar eksis). Menjadi pengikut Kristus bukanlah sekedar ‘label’ tapi sungguh-sungguh hidup oleh iman, yaitu orang yang tinggal di dalam Kristus dan firman-Nya tinggal di dalam dia. Bukan cuma tahu firman tapi juga melakukannya, bukan hanya menguasai firman tapi hidup dikuasai oleh firman Tuhan.

Bersambung minggu depan..