Weekly Message

Home / Archive by category "Weekly Message"
DIPULIHKAN UNTUK HIDUP DALAM RENCANA DAN TUJUAN ALLAH

DIPULIHKAN UNTUK HIDUP DALAM RENCANA DAN TUJUAN ALLAH

PENDAHULUAN

Kita diciptakan untuk hidup dalam rencana dan tujuan Allah. “Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya. Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anak-Nya, sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya.” (Efesus 1:4-5)

Untuk itu, gambar dan rupa Allah dalam diri kita (karakter Kristus) harus terlebih dulu dipulihkan dan masuk dalam rencanaNya. Mari belajar His Perspective, His Plan and His Purpose.

ISI

  1. His Perspective (Cara pandang Allah)

Cara pandang dunia dan cara pandang Allah sangat berbeda. Dunia menilai dan mengukur segala sesuatu dari apa yang terlihat dan bersifat sementara; cara pandang Allah adalah tentang kebenaran yang bersifat kekal. Orang percaya sudah diberi hati yang baru (Yeh. 36:26-27), jadi seharusnya dalam menghadapi apapun cara pandangnya bukan lagi seperti dunia (Roma 12:2; Efesus 4:22-24). Masalah, ujian iman, dan penderitaan kita lihat dari perspektif Allah. Cara pandang Allah mencakup 3 hal: kebenaran (firman Tuhan), iman yang bekerja dalam kasih (ketaatan melakukan firman) dan kekekalan.

Kalau tidak demikian, maka kita akan selalu mengalami pertentangan dalam batin, kebingungan dan ketakutan. Tapi jika kita mengenakan cara pandang kebenaran dan hidup oleh iman, maka proses pembaruan akal budi pasti terjadi. Cara berpikir, nilai, prioritas, gaya hidup, sifat/karakter serta tujuan hidup kita pun berubah. Tidak lagi berpikir pendek, sempit dan sembrono tapi memikirkan perkara-perkara kekal, di mana Kristus ada.

Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah. Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi. Sebab kamu telah mati dan hidupmu tersembunyi bersama dengan Kristus di dalam Allah. (Kol. 3:1-3).

Semakin kita mengenal Dia, semakin kita mengerti hati dan kehendakNya. Roh Kuduslah yang mengerjakan pembaruan itu dalam manusia roh kita. Roh Kudus adalah Penolong yang memberi kekuatan untuk sabar dan bertekun, keteguhan hati untuk taat, dan keberanian untuk berjalan dalam rencana Bapa. karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya. (Filipi 2:13).

  1. His Plan (Rencana Allah)

Manusia bisa saja berencana, tapi Tuhanlah yang menentukan arah langkahnya. Pada kenyataannya, rencana kita (mimpi/target, ide, pilihan dan keputusan) sering gagal karena kita tidak berkuasa menentukan jalan dan langkah sendiri (Yer. 10:23). Kita tidak tahu apa yang akan terjadi esok; apabila seseorang dipanggil Tuhan, ia kembali jadi debu tanah dan lenyaplah semua rencananya (Maz. 146:4). Tidak demikian dengan TUHAN; IA adalah Alfa dan Omega, yang tahu dari awal sampai akhir hidup kita. Allah membawa kita  masuk dalam rencanaNya yang bersifat kekal, terbaik dan anti gagal.

Masuk dalam rencana Tuhan bukan berarti bersikap masa bodoh, tidak bergairah dan pasif/tidak mengerjakan apa-apa. Masuk dalam rencana Tuhan artinya kita rela dan taat mengikuti perintah dan kehendakNya. Roh Kudus akan membawa kita kepada seluruh kebenaran. Kita tidak lagi berambisi mewujudkan agenda pribadi, melainkan rela menyelaraskan diri hidup sesuai dengan rencanaNya. Sebab itu aku menasihatkan kamu, aku, orang yang dipenjarakan karena Tuhan, supaya hidupmu sebagai orang-orang yang telah dipanggil berpadanan dengan panggilan itu (Ephesians 4:1)

Rencana Allah atas hidup kita itu besar, melebihi pemikiran dan kesanggupan kita. Sekalipun mengalami tantangan, itu tidak akan melebihi kekuatan kita. Allah, yang telah memanggil kamu kepada persekutuan dengan Anak-Nya Yesus Kristus, Tuhan kita, adalah setia (1 Korintus 1:9).

Mereka yang hidup dalam rencana dan tujuanNya berbuah banyak.

  1. His Purpose (Tujuan Allah)

Allah menjadikan kita ciptaan baru bukan untuk kehidupan yang tanpa rencana, tanpa tujuan dan serampangan. Roma 8:28 “..Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.”

Ayat tersebut mengatakan bahwa Allah memiliki rencana dan panggilan bagi kita yang mengasihi DIA. Secara garis besar ada 3 tujuan Allah bagi setiap orang percaya :

– Hidup kudus dan bersekutu (unity dengan Tuhan dan sesama)

– Be fruitful and multiply – hidup yang berbuah, diberkati untuk menjadi berkat (Kejadian 1:28).

– Tinggal di dalam kasih (menjadi pelaku FirmanNya) sambil menantikan kedatangan Tuhan Yesus.  Menjadi saksi (terang dan garam dunia) supaya dunia percaya kepada Tuhan Yesus Kristus (Yohanes 17:21).

Untuk rencana dan tujuan inilah Allah menyelamatkan serta memulihkan kita. Kita diciptakan kembali untuk membawa kemuliaan bagi NamaNya, bukan untuk hidup bagi diri sendiri. Manusia lama kita telah mati dan hidup kita tersembunyi bersama dengan Kristus di dalam Allah.

PENUTUP

Bila ada dari kita yang saat ini kasihnya mulai jadi dingin, tidak lagi bergairah dengan Tuhan, suam, perlahan-lahan kerajinan kendor, pikiran selalu negatif, hati mulai pahit, bersungut-sungut, menyalahkan, membanding-bandingkan – mari kita merendahkan hati, bertobat dan kembali kepada kemurnian iman yang semula kepada Tuhan. Bertumbuhlah dalam kasih karunia agar hati tidak menjadi picik, lupa bahwa dosa-dosa kita telah diampuni.

Allah sanggup memulihkan dan membuat segala sesuatu menjadi baru (Yesaya 43:19). Apapun yang terjadi dalam hidup kita, suka atau duka, kelemahan atau kesalahan yang kita lakukan – bisa dipakai Allah sebagai ‘bahan baku’ untuk membawa kita masuk dalam rencana dan tujuanNya.

Latest posts:

GOD’S  VOICE, VISION AND VICTORY (2)

GOD’S VOICE, VISION AND VICTORY (2)

Sekilas review minggu lalu..

Dalam proses pemuridan, orang percaya dituntun oleh Tuhan.

  1. Melalui suaraNya (His Voice)

“Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku.” Yohanes 10:27

  1. Melalui visiNya (His Vision). Orang percaya mampu memandang jauh kedepan sampai kekekalan. (Yeremia 29:11).

Sambungan minggu ini :

  1. HIS VICTORY

 Tetapi syukur kepada Allah, yang telah memberikan kepada kita kemenangan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita. (1 Korintus 15:57).

Cara pandang manusia/dunia tentang kemenangan berbeda dengan dengan cara pandang Tuhan.  Kemenangan kita adalah dalam Kristus, bukan dengan cara dan kekuatan sendiri. Bagaimana bisa mengalami kemenangan dengan cara Tuhan? Dengan merendahkan hati, taat mengikuti  suara Tuhan dan mengenakan cara pandangNya. Kunci kemenangan Tuhan Yesus adalah saat IA merendahkan diri, mengambil rupa seorang hamba dan taat kepada kehendak Allah Bapa. Inilah yang membuat Allah Bapa sangat meninggikan DIA.

yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku: ”Yesus Kristus adalah Tuhan,” bagi kemuliaan Allah, Bapa! (Filipi 2:6-11).

Jika kita mau merendahkan hati dan taat, maka Roh Kudus akan memimpin dan memampukan kita untuk meresponi segala sesuatu dengan tepat sesuai kehendak Bapa; baik itu masalah, penderitaan/aniaya, ujian iman, jalan buntu/kemustahilan, kelemahan, kegagalan, keberhasilan, teguran, didikan, perbedaan pendapat/karakter, dlsb. Inilah yang dinamakan kemenangan dengan cara pandang Kristus. Seburuk apapun hal yang kita alami, Allah dapat mengubahnya menjadi sesuatu yang mendatangkan kebaikan bagi kita. Ratap dapat diubah jadi tarian, kutuk diubah jadi berkat, lembah kekelaman diubah jadi lembah pujian, dan kelemahan kita dipakai Tuhan untuk menyatakan kekuatan kuasaNya. Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya kepada Tuhan.

Firman Tuhan mengatakan bahwa memang setiap orang yang mau hidup beribadah dalam Kristus akan menderita aniaya (2 Tim. 3:12). Tapi jangan takut dan gentar sebab sesungguhnya orang yang percaya kepada Kristus telah ditentukan untuk menjadi pemenang. “sebab semua yang lahir dari Allah, mengalahkan dunia. Dan inilah kemenangan yang mengalahkan dunia: iman kita. Siapakah yang mengalahkan dunia, selain dari pada dia yang percaya, bahwa Yesus adalah Anak Allah?” (1 Yohanes 5:4-5).

Kerendahan hati serta ketaatan adalah kunci kemenangan orang percaya. Kalaupun kita dianiaya, difitnah atau dihakimi oleh orang lain karena menyampaikan dan melakukan kebenaran, maka sikap yang paling bijak adalah merendahkan hati dan tidak menuntut hak kita karena pembalasan adalah hak Allah (bonus V: His Vengeance).

  1. HIS VENGEANCE

Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah kamu sendiri menuntut pembalasan, tetapi berilah tempat kepada murka Allah, sebab ada tertulis: Pembalasan itu adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan, firman Tuhan. (Roma 12:19).

Banyak orang Kristen hanya mau dengar tentang Allah yang penuh kasih, memberkati, murah hati dan panjang sabar; tapi tidak suka kalau disampaikan tentang penghakiman dan pembalasan Tuhan. Orang yang  menyampaikan teguran kasih atau memberikan pengajaran semacam itu lantas dianggap seperti seorang ahli taurat yang sedang menghakimi jemaat.

Allah adalah Kasih, murah hati, penuh belas kasihan, panjang sabar dan berlimpah kasih setia. Di sisi lain Allah juga Maha Adil, IA menghukum setiap pelanggaran tanpa memandang bulu. Dalam waktu yang bersamaan, Allah sangat mengasihi kita, tetapi Dia juga tidak membiarkan DiriNya dipermainkan – apa yang kita tabur itu yang akan kita tuai. DidikanNya adalah demi kebaikan supaya kita luput dari hawa nafsu dunia yang membinasakan. Allah akan membalas setiap orang menurut perbuatannya (Roma 2:7-8). Berkat atas orang yang mau merendahkan hati, tapi murka Allah atas mereka yang congkak dan mengeraskan hati (Roma 2:5).

Sekalipun kita harus menderita karena kebenaran, kita akan disebut berbahagia. Mengapa? Sebab lebih baik menderita karena berbuat baik, jika hal itu dikehendaki Allah, dari pada menderita karena dosa/kesalahan sendiri. Kristus sendiri memberi teladan kerendahan hati yang luar biasa dalam menghadapi aniaya yang menimpa DiriNya. Tuhan tidak menuntut hakNya melainkan menyerahkannya kepada Bapa.

Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki; ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkannya kepada Dia, yang menghakimi dengan adil. (1 Petrsu 2:23).

Kerendahan hati serta ketaatan akan mendatangkan pembelaan Tuhan dalam hidup kita, tetapi kesombongan menjadikan kita musuh Allah. Kesombongan membawa kepada kejatuhan sebab Allah menentang orang congkak tapi mengasihani orang  yang mau merendahkan hati.

PENUTUP

Hal penting yang harus dilakukan menjelang kedatangan Tuhan ke dua kali adalah berlaku sebagai gadis bijaksana yang mau dimuridkan dan dipersiapkan jadi mempelai Kristus. Waspada jangan sampai sudah begitu giat menjangkau jiwa/memberitakan Injil, tapi ternyata kita sendiri ditolak (1 Kor. 9:27). Murid Kristus sejati akan menghasilkan buah-buah kebenaran karena mengikuti His voice, His vision dan berjalan dalam His Victory. Tantangan, ujian dan penderitaan tetap harus dialami, tapi kasih karunia Allah (sufficient/cukup) baginya.

Latest posts:

GOD’S VOICE, VISION AND VICTORY

GOD’S VOICE, VISION AND VICTORY

PENDAHULUAN

Kita adalah ciptaan baru dalam Kristus Yesus (2 Kor. 5:17). Sebagai ciptaan baru kita hidup oleh iman yang timbul dari pendengaran akan suara Tuhan. Hidup oleh iman adalah hidup yang dipimpin oleh Roh Kudus. Iman memampukan kita  mengikuti suara Tuhan, iman membuat kita berbuah-buah Roh dan berkemenangan.

ISI

Ciptaan baru telah memiliki benih ilahi di dalam rohnya, yang akan tumbuh menghasilkan buah-buah kebenaran (yaitu buah-buah Roh yang merupakan karakter Kristus).

Karena kamu telah dilahirkan kembali bukan dari benih yang fana, tetapi dari benih yang tidak fana, oleh firman Allah, yang hidup dan yang kekal. (1 Petrus 1:23).

Agar benih tersebut tumbuh dan menghasilkan buah kebenaran, diperlukan proses yang disebut pemuridan. Barang siapa mengatakan bahwa ia ada di dalam Kristus, ia wajib dimuridkan agar dapat hidup sama seperti IA telah hidup. Pemuridan adalah proses menanggalkan manusia lama, dan mengenakan manusia baru yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya.

“Sebab itu kukatakan dan kutegaskan ini kepadamu di dalam Tuhan: Jangan hidup lagi sama seperti orang-orang yang tidak mengenal Allah dengan pikirannya yang sia-sia dan pengertiannya yang gelap, jauh dari hidup persekutuan dengan Allah, karena kebodohan yang ada di dalam mereka dan karena kedegilan hati mereka. Perasaan mereka telah tumpul, sehingga mereka menyerahkan diri kepada hawa nafsu dan mengerjakan dengan serakah segala macam kecemaran.

Tetapi kamu bukan demikian. Kamu telah belajar mengenal Kristus. Karena kamu telah mendengar tentang Dia dan menerima pengajaran di dalam Dia menurut kebenaran yang nyata dalam Yesus, yaitu bahwa kamu, berhubung dengan kehidupan kamu yang dahulu, harus menanggalkan manusia lama, yang menemui kebinasaannya oleh nafsunya yang menyesatkan, supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu, dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya.” (Ef. 4: 17-24).

Orang yang mempertahankan manusia lamanya tidak akan bisa berbuah dan berkemenangan. Orang yang mempertahankan manusia lamanya, justru  akan kehilangan hidup yang berkelimpahan seperti janji Tuhan dalam Yoh. 10:10.

Dalam proses pemuridan, ada 3 V yang mau kita pelajari :

  1. HIS VOICE

 Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku (Yohanes 10:27).

Mendengar suara Tuhan adalah kunci kebangkitan rohani seorang murid yang akan menghasilkan terobosan dalam hidupnya, pelayanan, pekerjaan, komunitas, bahkan kota dan bangsanya. Orang yang mendengarkan suara Tuhan, lidahnya akan dikuasai oleh Roh Kudus. Perkataannya akan menggembalakan dan memuridkan orang lain.

Kenyataannya banyak dari kita punya keinginan untuk bisa mendengar suara Tuhan, namun tidak mau meluangkan waktu bersama Roh Kudus tiap pagi (Yes. 50:4). Atau sebenarnya mendengar suara Tuhan, tapi tidak mau taat mengikutinya dengan kerendahan hati. Sering kita hanya mau mendengar apa yang ingin kita dengar, bukan apa yang perlu kita dengar. Firman Allah kita tafsirkan menurut pengertian, kemauan dan perasaan kita sendiri. Akibatnya telinga rohani tidak bisa mendengar suara Tuhan lagi atau lebih mementingkan suara diri sendiri. Telinga rohani yang tumpul dapat membuat rohani kita tertidur.

“Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.” (Matius 4:4).

Agar kita hidup dalam rancanganNya (His Vision), singkirkan hal-hal yang menghalangi kita mendengar dan mengikuti suara Tuhan. Misalnya kesombongan, kedegilan hati, asumsi, kekuatiran, akal budi yang tidak sesuai firman, luka hati, victim mentality, kekecewaan, bersungut-sungut, keinginan/hawa nafsu, dslb.

  1. HIS VISION

 Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan (Jeremiah 29:11).

Seringkali fakta yang kelihatan menyeret kita untuk berjalan dengan pikiran dan pengertian sendiri. Kita mau mendapatkan solusi yang cepat dengan cara sendiri. Akibatnya persoalan malah tambah runyam, timbul masalah baru, tidak menemukan solusi dan bisa kecewa dengan Tuhan. Mengapa kita sering terjebak dalam hal-hal seperti ini? Karena sebenarnya kita dicobai oleh keinginan sendiri yang membuat kita tidak berpikir panjang akan akibat/konsekuensi dari tindakan kita. Kita lebih senang menuruti hawa nafsu dari pada menuruti Allah.

Apabila seorang dicobai, janganlah ia berkata: ”Pencobaan ini datang dari Allah!” Sebab Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat, dan Ia sendiri tidak mencobai siapa pun. Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya. (Yak. 1:13-14).

Kalau saja kita mau mengikuti suara Tuhan, maka IA akan membawa kita melihat dengan cara pandang-Nya yang bersifat long term, bukan hanya berlaku di dunia fisik, tapi sampai kepada kekekalan. Ketika kita taat berjalan dalam rancangan Allah, maka IA akan menyertai dan membawa kita selalu berkemenangan (His Victory). “Tetapi syukur kepada Allah, yang telah memberikan kepada kita kemenangan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita.” (1 Kor. 15:57)

Bersambung minggu depan…

ALLAH MEMULIHKAN DAN MENYEMBUHKAN

ALLAH MEMULIHKAN DAN MENYEMBUHKAN

“dan umat-Ku, yang atasnya nama-Ku disebut, merendahkan diri, berdoa dan mencari wajah-Ku, lalu berbalik dari jalan-jalannya yang jahat, maka Aku akan mendengar dari sorga dan mengampuni dosa mereka, serta memulihkan negeri mereka.” (2 Tawarikh 7:14)

 PENDAHULUAN

Tanda-tanda kedatangan Kristus dan tanda kesudahan dunia seperti yang ditulis dalam Matius 24:3-12 sedang digenapi. Dunia sedang dihantam oleh berbagai krisis global, bencana alam, perang, kebrobrokan moral, dsb.  Agar bangsa-bangsa khususnya USA mengalami lawatan Tuhan, maka yang harus dipulihkan lebih dulu adalah kita, orang percaya.

ISI

“Bilamana Aku menutup langit, sehingga tidak ada hujan, dan bilamana Aku menyuruh belalang memakan habis hasil bumi, dan bilamana Aku melepaskan penyakit sampar di antara umat-Ku, dan umat-Ku, yang atasnya nama-Ku disebut, merendahkan diri, berdoa dan mencari wajah-Ku, lalu berbalik dari jalan-jalannya yang jahat, maka Aku akan mendengar dari sorga dan mengampuni dosa mereka, serta memulihkan negeri mereka.” (2 Taw. 7:13-14).

Pemulihan harus didahului dengan pertobatan. Pemulihan suatu bangsa tidak akan terjadi dengan dikeluarkannya undang-undang baru, atau dengan terpilihnya partai tertentu untuk duduk dalam pemerintahan. Pemulihan tidak terjadi dengan hadirnya orang-orang pandai/hebat yang memberikan karya terbaik mereka. Pemulihan hanya terjadi jika orang percaya mengaku dosanya, berdoa, mencari wajah Tuhan dan sungguh-sungguh bertobat. Tuhan bukan hanya memulihkan hidup kita, tapi juga kota dan bangsa di mana kita tinggal.

Karena sekarang telah tiba saatnya penghakiman dimulai, dan pada rumah Allah sendiri yang harus pertama-tama dihakimi. (1 Pet. 4:17a).

Dua hal yang menjadi kunci terjadinya pemulihan dan kesembuhan adalah :

1. Kerendahan hati.

Merendahkan hati di hadapan Tuhan adalah sikap hati yang hormat dan takut akan Tuhan serta tunduk pada otoritas dan perintah-Nya. Sadar bahwa di luar Kristus, kita tidak bisa berbuat apa-apa,  tidak memiliki apa-apa, dan tidak tahu apa-apa. Kerendahan hati memiliki sifat lemah lembut, artinya mudah dikoreksi dan dibentuk (menyangkal diri dan pikul salib). Orang yang rendah hati bisa menerima kenyataan dengan ucapan syukur tanpa harus menyalahkan Tuhan atau orang lain.

Merendahkan hati di hadapan sesama manusia adalah sikap saling mengedepankan kepentingan orang lain/bersama, tidak mencari kepentingan diri sendiri atau pujian yang sia-sia (Filipi 2:3; Ef. 2:3-4). Tidak saling menuntut tapi saling melayani; tidak saling menyalahkan tapi saling mengaku dosa dan mengampuni.

Kerendahan hati bukanlah suatu kelemahan melainkan kekuatan. Orang yang rendah hati tidak perlu menyangkali talenta, karunia dan potensi yang dimilikinya. Dia mengerti bahwa itu harus digunakan untuk melayani kehendak Tuhan dan kepentingan sesama. Pride is about my glory; humility is about God’s glory.

Waspadai bentuk kesombongan yang berwajah kerendahan hati (kerendahan hati palsu), misalnya mengasihani diri sendiri, rendah diri, kecewa terhadap diri sendiri, dsb. “Humility is not thinking less of yourself, it’s thinking of yourself less.” (C.S. Lewis)

Sering kali kita tidak menyadari kesombongan diri karena memang hanya Roh Kudus yang bisa menyingkapkannya bagi kita. Jika Roh Kudus sudah menyingkapkan kesombongan kita, jangan cari pembenaran diri/berdalih tapi belajarlah meresponi teguranNya dengan kerendahan hati dan kejujuran.

2. Pertobatan

Dalam bahasa Yunani pertobatan adalah metanoia. Meta berarti berbalik, berubah secara mutlak. Noia berarti akal budi atau pikiran. Pertobatan bukanlah sekedar kata-kata penyesalan di mulut lalu minta ampun kepada Tuhan. Pertobatan adalah menyadari dan mengakui dosa/kesalahan kita, lalu berbalik kepada Tuhan dengan menyeleraskan pola pikir, akal budi, sikap hati dan cara hidup sesuai dengan perintahNya.  Manusia lama ditanggalkan, manusia baru dikenakan dengan cara membarui roh dan pikiran sesuai dengan firman Tuhan.

Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang. (2 Korintus 5:17)

“yaitu bahwa kamu, berhubung dengan kehidupan kamu yang dahulu, harus menanggalkan manusia lama, yang menemui kebinasaannya oleh nafsunya yang menyesatkan, supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu, dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya.” (Efesus 4:22-24).

PENUTUP

Kesombongan membuat kita tidak bisa datang kepada Tuhan dengan kerendahan hati dan ucapan syukur. Kesombongan membuat kita tidak bisa melihat kesalahan sendiri (tidak bisa bertobat) dan menghalangi terjadinya pemulihan/kesembuhan. Kesombongan mendahului kejatuhan, kesombongan membuat kita tetap hidup  dalam ikatan; kesombongan membuat kita semakin jauh dari berkat.

Hari-hari ini, Api Roh Kudus sedang turun atas orang percaya untuk membersihkan, memurnikan dan menyatakan kemuliaan Tuhan yang semakin besar. Oleh sebab itu buang kesombongan dan gengsi; belajarlah merendahkan hati dan hidup dalam pertobatan agar mengalami berkat pemulihan/kesembuhan – baik di hidup kita, maupun kota dan bangsa tempat kita tinggal.

Latest posts:

BERKAT DARI KETAATAN  MENGIKUTI SUARA TUHAN

BERKAT DARI KETAATAN MENGIKUTI SUARA TUHAN

PENDAHULUAN

Orang benar akan hidup oleh iman (Roma 1:17). Tanpa iman tidak mungkin kita berkenan kepada Allah. Pada kenyataannya kita sering tidak hidup oleh iman dan memilih bertindak menurut pikiran/cara sendiri daripada mengikuti suara Tuhan. Alkitab mencatat ada berkat yang akan kita terima jika kita mengikuti suara Roh Kudus. Segala berkat ini akan datang kepadamu dan menjadi bagianmu, jika engkau mendengarkan suara TUHAN, Allahmu.” (Ulangan 28:2)

ISI

Iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus (Roma 10:17). Jika kita berpaling kepada Allah, kita harus percaya bahwa Allah itu ada dan IA akan memberi upah jika kita sungguh-sungguh mencariNya (Ibr. 11:6). Pengetahuan akan firman belum tentu menjadikan kita hidup oleh iman dan mau mendengar suara Tuhan.   Sering kita bertindak berdasarkan pikiran dan pengertian sendiri (mengandalkan kekuatan sendiri). Kita memilih menyenangkan perasaan/mengasihani diri daripada berkenan di hadapan Tuhan.

”Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN! Ia akan seperti semak bulus di padang belantara, ia tidak akan mengalami datangnya keadaan baik; ia akan tinggal di tanah angus di padang gurun, di negeri padang asin yang tidak berpenduduk..” (Yer. 17:5-6).

Kalau tidak hidup oleh iman, maka kita sukar menerima hal-hal rohani yang berasal dari Allah karena menganggap itu hanya sebuah ilusi/kebodohan. Itu sebabnya kita kecewa karena mengira berkat sebagai sesuatu yang materi atau fisik. Ketika berkat rohani tidak dapat dilihat dengan mata fisik, kita menarik diri dan menolak TUHAN.

Kita tidak menerima roh dunia, tetapi roh yang berasal dari Allah, supaya kita tahu, apa yang dikaruniakan Allah kepada kita. Dan karena kami menafsirkan hal-hal rohani kepada mereka yang mempunyai Roh, kami berkata-kata tentang karunia-karunia Allah dengan perkataan yang bukan diajarkan kepada kami oleh hikmat manusia, tetapi oleh Roh. Tetapi manusia duniawi tidak menerima apa yang berasal dari Roh Allah, karena hal itu baginya adalah suatu kebodohan; dan ia tidak dapat memahaminya, sebab hal itu hanya dapat dinilai secara rohani (1 Korintus 2:12-14).

Segala sesuatu yang bersifat fisik tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah. Semua yang bersifat fisik tidak akan bisa memuaskan jiwa.

Jawab Yesus kepadanya: “Barangsiapa minum air ini, ia akan haus lagi, tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal (Yoh. 4:13-14).

Air Hidup yang Tuhan berikan adalah Roh Kudus yang akan ‘menghidupkan’ firman (firman RHEMA, firman Allah yang ‘hidup’) tepat sesuai kondisi dan kebutuhan kita. Roh Kudus  akan menjadi ‘mata air’ dalam diri kita yang terus memancar dan memuaskan jiwa kita sampai kepada hidup yang kekal. Ini bukan sebuah ilusi, melainkan berkat rohani yang akan diterima oleh mereka yang sungguh-sungguh hidup oleh iman.

“Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN! Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah.” (Yer. 17:7-8).

“Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku” (Yohanes 10:27).

Diberkatilah orang yang hidup oleh iman dan mengikuti suara Tuhan. Hidupnya penuh dengan berkat dan terus menghasilkan buah. Dalam keadaan apapun (suka maupun duka) hidupnya tidak akan goyah karena dibangun di atas dasar yang teguh yaitu firman Allah yang ‘hidup’.

PENUTUP

Pemahaman kita cenderung berpusat pada hal-hal fisik, tetapi Tuhan berorientasi kepada kekekalan demi keselamatan jiwa kita. Allah merancangkan yang terbaik, oleh sebab itu jangan kecewa mengikut Tuhan sebab ada pengharapan sebagai sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita.

Iman, pengharapan dan kasih, dan paling besar di antaranya adalah kasih (1 Kor. 13:13). Kasih akan menyempurnakan iman dan pengharapan untuk rela mengikuti suara Tuhan sekalipun belum mengerti, belum melihat hasil atau bertentangan dengan keinginan kita. Sesungguhnya orang yang menyangkal diri dan pikul salib akan menerima berkat, baik di dunia ini maupun di dunia yang akan datang (Mat. 6:33; Mat. 19:29).

Latest posts:

MENDENGAR  DAN  MENGIKUTI  SUARA  TUHAN

MENDENGAR DAN MENGIKUTI SUARA TUHAN

Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku (Yohanes 10:27)

 

PENDAHULUAN

Tuhan yang adalah Panglima tertinggi akan memimpin kita untuk melakukan Amanat Agung. Kenyataannya seringkali kita berusaha melakukan banyak hal termasuk pelayanan dengan pikiran dan pengertian kita sendiri dan tidak melibatkan Tuhan. Untuk itu kita perlu mendengar suara Tuhan dan mengikuti arahan-Nya.

 

ISI

“Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku..”yang disebut ‘domba’ adalah mereka yang hidupnya dimiliki oleh Tuhan; orang yang menjadikan Tuhan Yesus sebagai ‘tuan’ atas hidupnya. Mengapa Tuhan mengumpamakan kita   seperti domba? Domba adalah makhluk yang lemah, tidak berdaya, mudah tersesat, tidak mampu melindungi diri dalam keadaan bahaya. Itu sebabnya domba membutuhkan gembala untuk memelihara dan melindunginya dari pemangsa. Demikian juga kita adalah manusia yang sangat lemah, tidak berdaya dan tidak bisa berbuat apa-apa di luar Kristus. Kita sangat memerlukan Gembala Agung yaitu Yesus Kristus untuk menuntun dan melindungi kita dari semua yang jahat.

Kata “mendengarkan” dan“mengikut” dalam Yoh. 10:27 memakai bentuk kata kerja yang continuous/tindakan yang berkelanjutan. Domba-domba milik Tuhan akan terus mendengarkan suara-NYA dan konsisten mengikut Dia. Bukan hanya ‘mendengar’ apa yang dikatakan Roh Kudus, tapi juga ‘menaati’ perkataan/perintah-NYA walaupun tidak/belum sepenuhnya mengerti.

TUHAN dapat berbicara melalui berbagai macam cara antara lain melalui firman yang dihidupkan/diingatkan oleh Roh Kudus, suara dalam hati, suara yang dapat didengar secara audible, nubuatan, mimpi, penglihatan, melalui peristiwa dan orang lain. Pesannya dapat berupa tuntunan, teguran atau nasehat.

Bagaimana kita belajar mendengarkan dan mengikuti suara Tuhan?

1.  Membangun keintiman dengan Tuhan.

“TUHAN bergaul karib dengan orang yang takut akan Dia, dan perjanjian-Nya diberitahukan-Nya kepada mereka.” (Mazmur 25:14).

Kita tidak dapat mendengarkan suara Tuhan jika tidak membangun keintiman denganNya dalam doa pujian penyembahan. Firman Tuhan perlu direnungkan, dihapalkan, di-download di hati dan jiwa agar saat Roh Kudus mengingatkan firman, kita tahu kalau itu suaraNya. Jaga hati dengan segala kewaspadaan, disiplinkan pikiran dan ucapkan syukur senantiasa. Semakin kita intim dengan Tuhan, semakin mudah kita mendengar suaraNya.

2. Mempertajam kepekaan rohani.

Setiap pagi Ia mempertajam pendengaranku untuk mendengar seperti seorang murid. (Yesaya 50:4b).

Terkadang kita menjadikan pekerjaan/tugas sebagai alasan untuk tidak meluangkan waktu bersama Tuhan. Tidak ada waktu untuk Tuhan karena terburu-buru pergi kerja atau karena sudah lelah pulang dari bekerja. Kalaupun bersaat teduh, kita jadi tidak fokus dan sekadarnya. Sebenarnya bukan tidak ada waktu, tapi harus bijaksana mengelola waktu dan prioritas. Mari mendisiplinkan diri menghadap hadirat Tuhan terutama di pagi hari, agar telinga rohani kita semakin dipertajam.

Dalam saat teduh, belajar mengarahkan hati dan pikiran untuk fokus kepada Tuhan Yesus, agar telinga rohani kita mendengar saat Roh Kudus berbicara. Mendengar suara Tuhan artinya ‘memperhatikan’ perkataanNya (Yes. 28:23). Iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus (firman rhema). Orang yang ‘memperhatikan’ firman rhema, hidupnya pasti dituntun, diubahkan/dipulihkan dan dilindungi dari yang jahat.

3. Menyangkal diri, pikul salib dan mengikut Tuhan.

Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak layak bagi-Ku. (Matius 10:38).

Menyangkal diri merupakan keputusan untuk berkata ‘tidak’ pada keinginan diri sendiri. Memikul salib adalah sikap yang rela taat kepada perintah/kehendak Tuhan. Barangsiapa menjadi milik Kristus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya (Gal. 5:24). Untuk itu diperlukan pengendalian diri yang merupakan karya Roh Kudus (buah Roh). Ketaatan akan membawa berkat karena Tuhan membalas setiap orang sesuai dengan perbuatannya (Mazmur 62:12b).

 

PENUTUP

Hanya dengan pimpinan Roh Kudus kita bisa melakukan Amanat Agung dan menjalani hidup yang berkemenangan di masa sukar ini. Orang yang hidup oleh iman adalah mereka yang menyerahkan diri untuk dipimpin Roh Kudus. Tanpa iman tidak mungkin kita berkenan kepada Allah. Latih diri kita untuk mendengar dan mengikuti suara Tuhan, jangan bersandar kepada pikiran/pengertian sendiri.

Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku” (Yohanes 10:27).

 

Latest posts:

TUHAN MEMBERIKAN BANGSA-BANGSA SEBAGAI MILIK PUSAKA KITA

TUHAN MEMBERIKAN BANGSA-BANGSA SEBAGAI MILIK PUSAKA KITA

PENDAHULUAN

Saat mengalami perjumpaan pribadi dengan Tuhan, hati kita dipenuhi sukacita dan roh yang menyala-nyala untuk melayani Dia. Namun setelah sekian lama mengikut Tuhan, kejenuhan mulai menggantikan sukacita.  Apalagi saat tantangan hidup semakin berat dan iman mulai goyah kita akan cenderung mulai membanding-bandingkan diri dengan orang lain (pity party). Sehingga kehilangan harapan dan tidak lagi mau taat akan rancanganNya lalu berpikir “apa untungnya ikut Tuhan.”

ISI

Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan (Yeremia 29:11). 

Orang benar akan hidup oleh iman, bukan karena melihat fakta. Semua yang kita lakukan dalam Tuhan tidak ada yang sia-sia.

Lalu Petrus menjawab dan berkata kepada Yesus: “Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau;  jadi apakah yang akan kami peroleh?”  Kata Yesus kepada mereka: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pada waktu penciptaan kembali, apabila Anak Manusia bersemayam di takhta kemuliaan-Nya, kamu, yang telah mengikut Aku, akan duduk juga di atas dua belas takhta untuk menghakimi kedua belas suku Israel.  Dan setiap orang yang karena nama-Ku meninggalkan rumahnya, saudaranya laki-laki atau saudaranya perempuan, bapa atau ibunya, anak-anak atau ladangnya, akan menerima kembali seratus kali lipat dan akan memperoleh hidup yang kekal.” (Matius 19:27-29).

Tuhan Yesus memberitahu bahwa untuk mengikut Dia, kita harus meninggalkan segala sesuatu. Memang bukan hal yang mudah, tapi tidak mustahil jika Tuhan yang memampukan. Ia akan memberikan upah yang jauh lebih berharga dari sekedar harta duniawi dan hidup kekal bagi mereka yang telah meninggalkan segala sesuatu karena namaNya. Harta duniawi hanya berguna selama di dunia, tapi harta rohani berguna sampai kekekalan.

Kalau kita percaya kepada Tuhan memakai pikiran dan pengertian sendiri, kita pasti kecewa karena tidak mendapatkan seperti yang dunia tawarkan. Jika mau berhasil, lakukan dengan cara Tuhan supaya semua usaha kita tidak sia-sia. Bagaimana caranya?

Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu (Matius 6:33).

Untuk mengerti ayat di atas, pikiran/akal budi kita harus terus diperbarui oleh firman Tuhan. Pembaruan akal budi membuat kita memahami nilai/perkara-perkara rohani. Jika tidak demikian, maka pikiran kita cenderung berorientasi kepada hal-hal fisik yang hanya dinilai secara materi. Banyak orang giat mengejar hal-hal yang terlihat lalu mengorbankan perkara rohani yang jauh lebih penting dan berharga. Orang yang tidak tulus dalam mengikut Tuhan akan selalu  menghitung sisi untung-ruginya.  Oleh sebab itu dalam mengikut Tuhan perlu sekali sangkal diri dan pikul salib.

Lalu, apa yang kita peroleh dari mengikut Tuhan? Sebagai anak-anak Allah, kita adalah ahli waris yang berhak menerima janji-janji Allah.

Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah. Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: ”ya Abba, ya Bapa!” Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah.

Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus, yaitu jika kita menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia. (Roma 8:14-17).

Salah satu warisan yang Ia janjikan adalah bangsa-bangsa.

Mazmur 2:8,”Mintalah kepada-Ku, maka bangsa-bangsa akan Kuberikan kepadamu menjadi milik pusakamu, dan ujung bumi menjadi kepunyaanmu.”

Kalau hidup kita didominasi oleh hal-hal duniawi, maka kita bisa kehilangan warisan yang Tuhan janjikan. Allah mau memulihkan dan memperbesar kapasitas kita untuk membawa bangsa-bangsa kembali kepadaNya.

Usahakanlah kesejahteraan kota ke mana kamu Aku buang, dan berdoalah untuk kota itu kepada TUHAN, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu. (Yeremiah 29:7).

PENUTUP

Jadikan Tuhan sebagai yang terutama dalam hidup kita agar prioritas hidup kita pun jadi benar. Kita dibawa berjalan dalam poros kehendakNya, hidup kita menghasilkan buah, melalui doa kita jiwa-jiwa/bangsa-bangsa dibawa kepada Tuhan. Jangan korbankan perkara-perkara rohani tapi cari dulu KerajaanNya, maka semua yang kita perlukan akan ditambahkan dan apapun yang kita kerjakan dibuat Tuhan berhasil.

Image source: https://biblehub.com/psalms/2-8.htm

Latest posts:

MELAKUKAN AMANAT AGUNG SECARA TERPADU (bagian 2)

MELAKUKAN AMANAT AGUNG SECARA TERPADU (bagian 2)

Sekilas review minggu lalu :
Amanat Agung adalah pesan terakhir dan terpenting yang Tuhan Yesus perintahkan sebelum Ia naik ke surga. Tuhan ingin agar Gereja kembali pada kasih mula-mula dan mengasihi jiwa-jiwa dengan unity dan komitmen mengerahkan seluruh potensi untuk menuntaskan Amanat Agung Matius 28:19-20.

Amanat Agung mencakup beberapa hal yang harus dilakukan secara terpadu, yaitu :
1. Memberitakan Injil.
2. Membaptis orang yang percaya kepada Kristus melalui pemberitaan Injil.

Sambungan minggu ini :

3. Menjadi murid Kristus, terang dan garam dunia.

Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang. Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu. Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga. (Matius 5:13-16)

Setiap kita yang tertanam di gereja lokal BIC tidak cukup hanya menjadi jemaat saja, tapi harus menjadi murid Kristus. Gereja yang dipimpin Roh Kudus akan berani mengajarkan kebenaran sejati dan tidak mengkompromikan kebenaran firman dengan mengajarkan standard budaya kepada jemaatnya.

Sebelum menyerahkan diri menjadi murid, terlebih dulu serahkan hati kita secara bulat kepada Kristus agar hidup kita dimiliki olehNya. Demikian pulalah tiap-tiap orang di antara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi murid-Ku. (Lukas 14:33).

Murid Kristus yang dipenuhi oleh Roh Kudus mampu melawan arus dunia sehingga dapat bersaksi dengan leluasa.

Jangan menjadi garam yang tawar/tidak berguna tapi berfungsilah sebagai garam yang menebarkan kasih Tuhan serta berdampak bagi orang lain. Hendaklah terang kita bercahaya di tengah kegelapan dunia. Jangan menyembunyikan terang itu dengan menjadi serupa dengan dunia dan kompromi dengan dosa. Kalaupun mengalami tantangan, belajarlah melakukan yang benar. Memang setiap orang yang mau hidup beribadah dalam Kristus akan menderita aniaya, tapi hendaklah kita setia berpegang kepada kebenaran sampai garis akhir karena besar upah yang menanti.

Hiduplah sebagai anak-anak terang yang konsisten dan berintegritas. Jangan turut mengambil bagian dalam perbuatan kegelapan seperti yang dilakukan mayoritas orang dunia. Jangkau saudara seiman yang hatinya sudah jauh dari Tuhan dan yang menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah karena berbagai alasan kesibukan, perselisihan, kepahitan, dlsb. Mereka juga perlu kita layani dan muridkan.

4. Pergi dan menjadikan segala bangsa murid Kristus.

Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman (Matius 28:19-20).

Pergi maksudnya ambil langkah, berbuatlah sesuatu. Mulailah memuridkan orang-orang yang Tuhan tempatkan di hidup kita. Bagaimana cara memuridkan orang lain? Tabur kasih, doakan mereka untuk mengalami Tuhan secara pribadi, bagikan nilai-nilai kebenaran untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari (pastikan kita juga hidup di dalam kebenaran agar tidak jadi batu sandungan), ajak mereka ikut beribadah atau bergabung dalam Cool, dlsb.

Melalui Cool kita belajar dan bertumbuh menjadi murid yang dewasa dalam iman. Berdoa minta Tuhan gerakkan hati saudara seiman dan jiwa-jiwa yang baru bertobat untuk mau dimuridkan dalam Cool. Cool merupakan wadah dimana anggota jemaat dimuridkan, dibentuk, diproses agar bertumbuh secara rohani menjadi murid yang semakin serupa dengan Kristus.

Dalam proses ini dibutuhkan komitmen dan kerendahan hati agar menghasilkan hidup yang berbuah. Adalah biasa dalam sebuah proses pemuridan kalau kita ditegur, dikoreksi, diajar serta dibimbing. Jangan menjadikan hal tersebut sebagai alasan untuk berhenti bertumbuh melalui Cool. Suatu hari nanti kita akan bersyukur dan berusukacita melihat hidup kita diubahkan dan menjadi dampak bagi banyak orang. Dimuridkan untuk memuridkan orang lain, reach one to reach everyone.

PENUTUP

Amanat Agung merupakan suatu kesatuan yang dilakukan secara terpadu. Melakukan Amanat Agung berarti melayani kehendak Allah, melayani jemaat dan orang yang belum percaya kepada Kristus. Gereja tanpa pemuridan adalah gereja tanpa Kristus.

Beritakan Injil kepada jiwa-jiwa yang terhilang, ajak, dorong dan doakan mereka yang menjadi percaya kepada Tuhan Yesus untuk dibaptis, muridkan jemaat dan orang-orang yang baru bertobat agar bisa memuridkan orang lain. Ini adalah siklus pemuridan sesuai dengan 2 Timotius 2:2

“Apa yang telah engkau dengar dari padaku di depan banyak saksi, percayakanlah itu kepada orang-orang yang dapat dipercayai, yang juga cakap mengajar orang lain.”

 

Latest posts:

MELAKUKAN AMANAT AGUNG SECARA TERPADU (bagian 1)

MELAKUKAN AMANAT AGUNG SECARA TERPADU (bagian 1)

PENDAHULUAN

Amanat Agung adalah pesan terakhir dan terpenting yang Tuhan Yesus perintahkan sebelum Ia naik ke surga. Gereja perlu mengingat kembali dan melakukan dengan sungguh menuntaskan amanat Agung menjelang kedatangan Tuhan yang ke dua kali. Tuhan ingin agar Gereja kembali pada kasih mula-mula dan mengasihi jiwa-jiwa dengan unity dan komitmen mengerahkan seluruh potensi untuk menuntaskan Amanat Agung Matius 28:19-20.

ISI

Amanat Agung mencakup beberapa hal yang harus dilakukan secara terpadu, yaitu :

1. Memberitakan Injil.

Lalu Ia berkata kepada mereka: ”Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum” (Markus 16:15).

Ada beberapa cara untuk memberitakan Injil kepada orang lain :

a. Pendekatan personal.

Pendekatan personal berarti disesuaikan dengan situasi dan kondisi dari orang yang kita layani. Saat kita digerakkan untuk melayani seseorang, minta Roh Kudus bekerja melalui kita agar orang tersebut mengalami Kristus secara pribadi. Jangan bersikap menghakimi, melainkan kenakan kasih untuk memberitakan kebenaran. Berdoa supaya Roh Kudus memberikan roh hikmat marifat untuk berkata-kata dan bertindak. Jangan sok tahu dan berjalan dengan pengertian sendiri, andalkan Roh Kudus karena Ia yang paling tahu bagaimana kondisi orang tersebut dan apa yang paling dibutuhkannya.

Belajar dari Tuhan Yesus yang tidak menghakimi perempuan Samaria ketika Ia bercakap-cakap dengannya. Tuhan melakukan pendekatan personal dan menuntun perempuan tersebut mendapatkan apa yang dia butuhkan yaitu Air Hidup. Kasih dan kebenaran mengubah hidup perempuan itu secara radikal – dari yang suka kawin cerai dan berzinah, menjadi seorang yang memberitakan Injil kepada orang-orang Samaria di kotanya. Jika kita mengikuti pimpinan Roh Kudus, maka segala sesuatu akan berjalan dalam ketepatan dan memberi dampak.

b. Kesaksian hidup kita.

Kita membagikan pengalaman atau perbuatan ajaib yang Tuhan lakukan dalam hidup kita. Miliki motivasi hati yang benar dalam menyampaikan kesaksian agar tidak mencuri kemuliaan Tuhan. KitKesaksian yang kita bagikan tidak hanya tentang pertolongan Tuhan yang hebat dan dahsyat saja, tapi bisa juga menyaksikan kasih/kesabaran Tuhan yang menuntun kita kepada pertobatan. Jangan malu/gengsi untuk membagikan kesaksian semacam ini agar orang lain juga dapat belajar dari kesalahan yang pernah kita lakukan dan bertobat.
Bangkitkanlah kembali padaku kegirangan karena selamat yang dari pada-Mu, dan lengkapilah aku dengan roh yang rela! Maka aku akan mengajarkan jalan-Mu kepada orang-orang yang melakukan pelanggaran, supaya orang-orang berdosa berbalik kepada-Mu (Maz. 51:14-15).

c. Pengutusan Misi.

Maka kata-Nya kepada murid-murid-Nya: ”Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu.” (Matius 9:37-38).

Kita pasti sudah sering berdoa untuk jiwa-jiwa yang terhilang, tapi itu saja tidak cukup. Iman tanpa perbuatan adalah mati. Gereja lokal harus terlibat secara aktif dalam pengutusan misi. Minta Tuhan bangkitkan orang-orang yang mau diutus untuk memberitakan Injil, baik itu ke lingkungan gereja lokal (misalnya outreach ministry, City Ministry), ke kota-kota di USA maupun bangsa-bangsa.

d. Mendukung pemberitaan Injil melalui gereja lokal dengan doa, doa keliling (doling), waktu, talenta, tenaga dan dana.

2. Membaptis orang yang percaya kepada Kristus melalui pemberitaan Injil.

dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus (Matius 28:19b).

Kita dapat mendoakan dan memberitahu teman, saudara, anak, orang yang menjadi percaya karena pemberitaan Injil atau siapa saja yang belum dibaptis, agar mereka memberi diri dibaptis sebagai bentuk ketaatan kepada perintah Tuhan Yesus.
Sampaikan dan arahkan bahwa setelah dibaptis, mereka perlu beribadah secara teratur dan tertanam di sebuah gereja lokal agar mengalami pertumbuhan rohani, menjadi dewasa dalam iman dan menghasilkan hidup yang berbuah.

Bersambung minggu depan…

MENUNTASKAN AMANAT AGUNG  MELALUI GEREJA LOKAL  (bagian 2)

MENUNTASKAN AMANAT AGUNG MELALUI GEREJA LOKAL  (bagian 2)

Sekilas review bahan minggu lalu :

Gereja lokal (BIC)/anggota Cool memiliki tugas dan tanggung jawab untuk menuntaskan Amanat Agung. 5 point yang harus kita perhatikan dan lakukan untuk menuntaskan Amanat Agung adalah Collaborate, Pray, Mobilize, Invest, Go.

Sambungan minggu ini :

Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib (1 Petrus 2:9).

Kita diselamatkan bukan untuk melakukan agenda pribadi, melainkan hidup dalam kehendak Tuhan yang telah membeli kita darahNya yang mahal.

1. COMMISSION

Amanat Agung mencakup beberapa hal yaitu :

  • memberitakan Injil (Markus 16:15)
  • membaptis orang yang percaya kepada Kristus (Mat. 28:19b)
  • menjadi saksi Kristus/terang dan garam dunia (KPR 1:8; Markus 16:17-18)
  • menjadikan segala bangsa murid Kristus (Matius 28:19-20a)

2. CHALLENGES

Populasi dunia saat ini berjumlah sekitar 8 miliar orang. Jumlah yang besar ini menjadi tantangan bagi Gereja global/lokal untuk memberitakan Injil keselamatan dan menjangkau jiwa-jiwa  yang terhilang. Gereja lokal harus berfungsi melakukan tugas dan tanggung jawabnya untuk memuridkan jemaat. Jemaat yang dimuridkan akan kembali diutus ke dunia untuk mengemban Amanat Agung.   Apa yang tertulis di Matius 24:7-14,

“bangsa akan bangkit melawan bangsa, dan kerajaan melawan kerajaan. Akan ada kelaparan dan gempa bumi di berbagai tempat. (9) Pada waktu itu kamu akan diserahkan supaya disiksa, dan kamu akan dibunuh dan akan dibenci semua bangsa oleh karena nama-Ku (10) dan banyak orang akan murtad dan mereka akan saling menyerahkan dan saling membenci. (11) Banyak nabi palsu akan muncul dan menyesatkan banyak orang. (12) Dan karena makin bertambahnya kedurhakaan, maka kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin. (13) Tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat. (14) Dan Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa, barulah tiba kesudahannya.”

3. COMMITMENT

Sepuluh tahun ke depan adalah masa yang begitu penting untuk kemajuan pekabaran Injil di seluruh dunia. Gereja global/lokal/tiap orang percaya dipanggil untuk memiliki komitmen memberitakan Injil secara bersama-sama!

4. CLEANSING

Orang percaya mempunyai tanggung jawab untuk bertumbuh menjadi murid Kristus yang dewasa. Orang yang bertumbuh dalam kasih karunia akan selalu hidup dalam pertobatan. Tuhan  perlu menguduskan hidup kita melalui proses sanctification agar semakin serupa dengan gambarNya. Bukan hanya semakin serupa dalam hal karakter, tapi juga menerima hati Bapa yang berbelas kasihan terhadap jiwa-jiwa.

Jadikanlah hatiku tahir, ya Allah, dan perbaharuilah batinku dengan roh yang teguh! Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu, dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus dari padaku!

Bangkitkanlah kembali padaku kegirangan karena selamat yang dari pada-Mu, dan lengkapilah aku dengan roh yang rela! Maka aku akan mengajarkan jalan-Mu kepada orang-orang yang melakukan pelanggaran, supaya orang-orang berdosa berbalik kepada-Mu. (Mazmur 51:12-15).

Minta Roh Kudus menyingkapkan hal-hal yang tidak berkenan agar kita hidup dalam pertobatan. Hal-hal yang menghalangi kita untuk menjadi saksi yang efektif bagi Kerajaan Allah seperti kepahitan, tidak mau bertumbuh/dimuridkan, kemalasan, comfort zone, kesombongan, membanding-bandingkan keadaan kita dengan orang lain, iri hati, perselisihan, egois, Mamon, dlsb harus ditanggalkan.

Jika kita menyucikan diri dari hal-hal yang jahat, maka kita akan menjadi perabot rumah untuk maksud yang mulia dan dipandang layak untuk dipakai dalam pekerjaan yang mulia (2 Tim. 2:21). Jika hati kita sudah menjauh dari Tuhan dan kasih menjadi dingin, minta Tuhan membangkitkan kembali sukacita dan kasih yang semula karena kita telah diselamatkan dari kebinasaan.

Jangan bersikap pasif, hanya mau dilayani/menerima tapi tidak mau melayani/memberi. Talenta harus dijalankan, karunia harus dikobarkan – jangan disimpan atau hanya dinikmati sendiri. Kalau selama ini kita begitu sibuk dengan pelayanan tapi tidak terbeban menjangkau jiwa-jiwa yang terhilang, minta Tuhan membangkitkan sukacita kita melihat mereka diselamatkan.

5. COURAGE

Menuntaskan Amanat Agung merupakan tugas besar yang penuh dengan berbagai tantangan, akan tetapi Tuhan telah memberikan kita kuasa untuk melakukannya. Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi (KPR 1:8).

Roh Kudus memampukan kita berjalan dalam kuasa otoritas ilahi dalam menghadapi tantangan/ masa sukar serta melakukan kehendak Allah di akhir jaman. Untuk dapat berfungsi secara efektif dalam mengemban Amanat Agung, orang percaya harus menjadi murid Kristus yang dipenuhi oleh Roh Kudus.

PENUTUP

Dunia hari-hari ini semakin jahat, manusia berani secara terang-terangan menentang  hukum/ketetapan Allah dengan melakukan hal-hal yang merusak diri sendiri serta banyak orang. Mereka hidup dikuasai oleh hawa nafsu; akibatnya perilaku kejahatan semakin mengerikan, moral semakin bobrok dan tidak ada kasih.  Banyak orang sedang berjalan menuju kebinasaan karena tidak mengenal Tuhan Yesus Kristus yang dapat menyelamatkan dan memulihkan hidup mereka. Namun demikian Allah tidak menghendaki seorangpun binasa. Kasih karuniaNya memberi kesempatan kepada setiap orang untuk berbalik kepadaNya dan diselamatkan (2 Petrus 3:9; 1 Tim. 2:3-4). Itulah tugas kita bersama, menuntaskan Amanat Agung  melalui gereja lokal.

REACH ONE TO REACH EVERYONE !