KERJAKAN KESELAMATAN KITA (bagian 1)

Home / Weekly Message / KERJAKAN KESELAMATAN KITA (bagian 1)
KERJAKAN KESELAMATAN KITA (bagian 1)

PENDAHULUAN

Kita dipanggil keluar dari kegelapan supaya kita menghasilkan karakter ilahi dan luput dari hawa nafsu dunia yang membinasakan. Agar dapat hidup berpadanan dengan panggilan keselamatan tersebut, kita wajib bertumbuh dalam iman dan karakter.

ISI

Justru karena itu kamu harus dengan sungguh-sungguh berusaha untuk menambahkan kepada imanmu kebajikan, dan kepada kebajikan pengetahuan,  dan kepada pengetahuan penguasaan diri, kepada penguasaan diri ketekunan,  dan kepada ketekunan kesalehan,  dan kepada kesalehan kasih akan saudara-saudara, dan kepada kasih akan saudara-saudara kasih akan semua orang (2 Petrus 1:5-7).

1. Tambahkan kepada iman kita kebajikan (virtue)

Kebajikan tidak sama dengan kebaikan. Arti kata kebajikan (virtue, noun) menurut Merriam-Webster adalah conformity to a standard of right : MORALITY; a particular moral excellence.

Kebajikan adalah kualitas karakter yang dikaitkan dengan keselamatan, di mana kasih karunia Allah melalui Roh Kudus menerangi akal budi manusia untuk mengerti prinsip kehidupan yang sesuai dengan hukum-hukum Allah. Roh Kudus akan menolong kita untuk hidup dalam kebajikan/standar moral ilahi.

Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran, sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya (Yohanes 16:13a)

2. dan kepada kebajikan pengetahuan (knowledge)

Pengetahuan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), dapat diartikan segala sesuatu yang diketahui, kepandaian, dan segala sesuatu yang diketahui berkenaan dengan suatu hal. Pengetahuan merupakan hasil dari mengingat suatu hal, termasuk mengingat kembali kejadian yang pernah dialami baik secara sengaja maupun tidak sengaja dan terjadi setelah orang melakukan kontak atau pengamatan terhadap suatu objek tertentu (Mubarak, Khoirul, dan Supardi, 2007).

Standar moral yang tinggi (kebajikan) adalah yang sesuai dengan firman Tuhan, oleh sebab itu kita diperintahkan untuk merenungkan firman Tuhan supaya akal budi kita mengalami pembaruan. Roh Kudus akan memberikan pewahyuan dan roh pengertian supaya kita mengerti kebenaran firman kebenaran. Roh Kudus bukan hanya membantu kita dalam perkara rohani tapi dalam segala perkara/pengetahuan (misalnya perkara pekerjaan/usaha, pendidikan, parenting, membangun komunikasi, membina hubungan, dslb).

Roh Kudus akan menerangi hati dan jiwa sehingga kita mengerti secara mendalam, penuh serta lengkap akan segala sesuatu baik itu informasi, pemikiran, pemahaman, penalaran, hikmat, dan kesadaran/awareness tentang firman Tuhan, keadaan diri pribadi, keadaan orang lain, situasi/kondisi, kesalahan, pengalaman, hal-hal yang akan datang atau hal lainnya, supaya dengan iman kita dapat hidup dalam kehendak Allah.

tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu,  sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna (Roma 12:2b)

3. dan kepada pengetahuan penguasaan diri (self-control)

Secara umum, penguasaan diri sering diartikan sebagai kemampuan mengatur diri sendiri baik secara fisik, psikologis, cara berpikir dan perilaku yang membawa kita kearah positif.

Dalam kamus Alkitab, penguasaan diri dapat diartikan sebagai tindakan mengekang diri, menahan diri dari keinginan-keinginan duniawi (keinginan mata, keinginan daging, dan keangkuhan hidup).

Takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan (Amsal 1:7a). Roh takut akan Tuhan menimbulkan kesadaran kita untuk belajar menguasai diri, menolak yang jahat atau hidup dalam hawa nafsu/dosa. Roh Kudus memberikan kemampuan untuk menjaga hati dan pikiran sesuai dengan firman kebenaran. Kita diberi kemampuan untuk menolak pikiran, perkataan, tindakan/keputusan, hawa nafsu kedagingan serta kebiasaan/gaya hidup yang tidak sesuai kehendak Allah.

Penguasaan diri berarti kehendak bebas kita ditundukkan kepada firman/kehendak Allah (memerlukan penyangkalan diri dan pikul salib). Orang yang tidak bisa mengendalikan diri keadaanya seperti kota yang temboknya runtuh, artinya hawa nafsu/keinginan yang tidak terkendali akan menjadi ketergantungan/ikatan yang mencelakakan dan menghancurkan hidupnya. Untuk itu pengetahuan firman dan pengetahuan lain yang bersumber dari kebenaran harus diterapkan, jadi bukan sekedar informasi saja.

Karena kasih karunia Allah yang menyelamatkan semua manusia sudah nyata. Ia mendidik kita supaya kita meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi dan supaya kita hidup bijaksana, adil dan beribadah di dalam dunia sekarang ini (Titus 2:11-12).

Besambung minggu depan…