PENDAHULUAN
Banyak orang percaya memiliki kerinduan untuk bertumbuh dalam iman melalui pengajaran firman. Namun perlu diperhatikan bahwa untuk bertumbuh dalam iman bukan sekedar tau firman, namun juga harus disertai dengan tindakan, bukan sekedar dipelajari sebagai informasi saja.
Sebenarnya pertumbuhan iman hanya terjadi berdasarkan pengenalan yang benar akan Allah, bukan menurut pikiran dan pengertian kita sendiri. Untuk menghasilkan iman dan karakter yang dewasa, benih firman itu harus bertumbuh dalam pimpinan Tuhan Yesus sendiri melalui Roh-Nya. …. Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan… (Ibrani 12:2a). Dengan jalan itu, Roh Kudus membawa kita mengalami firman (janji-janji Allah yang sangat berharga) supaya kita dapat mengambil bagian dalam kodrat ilahi, luput dari hawa nafsu duniawi yang membinasakan.
Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus (Roma 10:17).
Ayat ini menekankan hakikat iman yang mendasar. Iman tidak muncul begitu saja dan tidak dapat dihasilkan oleh kemampuan kita sendiri, melainkan timbul karena ada yang menolong kita mengaktifkan iman melalui pendengaran akan firman Tuhan. Penolong itu adalah Roh Kudus, yang menghidupkan, memberi pewahyuan dan roh pengertian akan kebenaran firman Tuhan.
Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran….(Yohanes 16:13a).
Untuk bisa ‘mendengar’ firman diperlukan telinga ‘rohani’, bukan telinga fisik. Mengapa? Karena firman Tuhan adalah ‘roh’ ..Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup (Yohanes 6:63b). Untuk mendengarkan hal-hal yang rohani diperlukan telinga rohani.
Pada kenyataannya, banyak orang percaya yang walau sudah lama lahir baru tapi tidak mengalami perubahan hidup. Orang tipe seperti ini bisa saja rajin beribadah, sama-sama duduk mendengarkan firman, bahkan mungkin gemar mengikuti kelas-kelas pengajaran tapi benih firman yang dipelajari tidak bertumbuh bersama-sama oleh iman dan menghasilkan buah. Mengapa ? Karena orang tersebut tidak mau merendahkan diri dan membuka hati untuk Roh Kudus berkarya dalam hidupnya.
Sesungguhnya firman Tuhan itu hidup, kuat dan penuh kuasa (Ibrani 4:12). Masalahnya, di mana benih firman itu jatuh? Di pinggir jalan, tanah yang berbatu, semak duri atau di tanah yang baik? (Baca Markus 4:3-9).“Siapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!” Mendengar firman Tuhan harus memakai telinga rohani. Telinga rohani bisa mendengar jika hati kita buka untuk Tuhan. Hati yang terbuka terhadap Roh Kudus dan mau merendah merupakan tanah yang baik tempat iman bertumbuh dengan subur lalu berbuah sesuai kapasitas/ ukuran iman yang Tuhan berikan (ada yang 30, 60 dan 100 kali lipat).
Benih firman yang dibiarkan jatuh di pinggir jalan, di tanah berbatu atau tanah bersemak duri tidak akan mengalami pertumbuhan iman apalagi berbuah. Sikap hati yang keliru, kehilangan kasih yang semula, suam-suam kuku, hati yang keras, kesombongan, gengsi, keadaan hati berbatu dan bersemak duri merupakan hal-hal yang sangat menghalangi pertumbuhan iman seseorang.
Baca Markus 4:23-25
Camkanlah apa yang kamu dengar!
Arti kata mencamkan menurut KBBI adalah memperhatikan (mengamat-amati) dengan sungguh-sungguh, meresapkan ke dalam pikiran dan hati.
Ukuran yang kamu pakai untuk mengukur akan diukurkan kepadamu, dan di samping itu akan ditambah lagi kepadamu.
Terima firman Tuhan dengan iman, minta Roh Kudus untuk memimpin dan memberikan roh pengertian, jangan bersandar kepada pikiran, pengertian dan perasaan sendiri. Sikap hati yang percaya dan mau taat, akan membuat segala sesuatu ditambahkan pada kita. Apa yang akan ditambahkan kepada kita? hikmat pewahyuan, roh pengertian, kerinduan ilahi (seperti kerinduan Bapa), keteguhan hati, kemampuan untuk melakukan firman meski mengalami tantangan, damai sejahtera, sukacita, urapan, orang-orang yang tepat untuk bersama-sama melakukan kehendak Allah, jalan keluar, mukjizat, pemulihan, kesembuhan, kelepasan, perlindungan, favor, dlsb.
Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, apapun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya.
Karena siapa yang mempunyai iman yang bulat, kepadanya akan diberi diberi apapun yang diperlukan untuk berhasil (maksudnya firman/janji Tuhan tersebut digenapi) supaya nama Allah dimuliakan. Tapi siapa yang menyepelekan firman, menempatkannya di pinggir jalan, tanah berbatu dan bersemak duri, apapun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya. Artinya, orang yang tidak bertumbuh dalam iman (disebabkan hal-hal yang telah diuraikan di atas) akan menjadi buta dan picik; artinya tidak dapat mengerti tentang keselamatan dan semua kasih karunia yang sudah dianugerahkan Tuhan Yesus bagi dirinya. Pikirannya jadi picik (shortsighted), tidak bisa melihat jauh ke depan; pandangan, pengetahuan dan pemikirannya kerdil, sempit dan minim. Buta (blindness), tidak tahu/mengerti/mengenal kebenaran, perkara-perkara rohani dan kehendak Allah.
Iman yang tidak bertumbuh membuat kita tetap mengenakan manusia lama yang sarat dengan keinginan dan hawa nafsu. Ingatlah bahwa manusia lama tidak mendapat bagian dalam Kerajaan kekal Tuhan. Itu sebabnya iman yang tidak bertumbuh membuat seseorang jadi tersandung dan jadi batu sandungan bagi orang lain. Dalam bahasa Yunani kata “tersandung” artinya bersalah, binasa, jatuh kedalam dosa bahkan bisa murtad. Ia lupa akan kasih karunia Allah yang telah mengampuni dosa dan pelanggarannya. Apapun yang ada padanya akan diambil dari padanya.
PENUTUP
Pertumbuhan iman berdasarkan pengenalan yang benar akan Allah membuat kita tidak akan pernah tersandung sebab Allah yang memanggil kita dalam persekutuan dengan Anak-Nya adalah setia. Kita menjadi giat dan berhasil dalam pengenalan akan Yesus Kristus sehingga dikaruniakan hak penuh untuk memasuki Kerajaan kekal Tuhan Yesus Kristus.
Orang benar akan hidup oleh iman (Roma 1:17).