Author: EM

Home / Articles posted by EM
BERBAGI TERANG KRISTUS DI DUNIA YANG GELAP –  bagian 1 (Bangkit dan Menjadi Terang)

BERBAGI TERANG KRISTUS DI DUNIA YANG GELAP – bagian 1 (Bangkit dan Menjadi Terang)

PENDAHULUAN

Kutuk akibat dosa membuat bumi diliputi oleh awan kegelapan dan bangsa-bangsa ditutupi oleh kekelaman. Manusia jatuh ke dalam dosa dan hidup dalam kegelapan / kehilangan kebenaran dan terhilang. Karena kasih-Nya yang besar, Allah Bapa berfirman pada perawan Maria dan Yesus lahir ke dunia sebagai manusia. Yesus datang ke dunia sebagai terang kebenaran, agar setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak tinggal dalam kegelapan (Yohanes 12:46), melainkan memiliki terang hidup sehingga dapat membagikannya kepada dunia yang gelap.

ISI

Yesus adalah terang hidup artinya:

1. Kebenaran/Truth.

Di dalam Kebenaran Allah tidak ada kebingungan atau keraguan, atau kegelapan sedikitpun (there is no shadow of turning-Yakobus 1:17) Kebenaran Tuhan tidak berubah.

2. Kejelasan/Clarity.

Firman Tuhan adalah terang/pelita yang memberikan kejelasan, jawaban, jalan keluar/solusi yang kita butuhkan. Firman Tuhan juga merupakan sumber hikmat yang dapat diandalkan.

3. Arah yang lurus.

Terang firman Tuhan membimbing dan memberi arah tujuan yang benar/lurus, kita tidak akan tersesat atau salah jalan.

 

Sementara ‘kegelapan’ memiliki beberapa makna:

1. Kebingungan/Confusion.

Disebabkan dusta bercampur dengan kebenaran. Kegelapan ini di ssbabkan karena seorang menolak kebenaran dan membiarkan ke tidak benaran masuk menyebabkan kekacauan, gangguan pikiran, kesia-siaan, kekosongan, dan kecemaran.

2. Ketidakjelasan/Unclarity.

Sinonim katanya adalah ambiguitas, pandangan yang kabur/tidak jelas, keragu-raguan; dapat dihubungkan dengan ketidakmurnian, double-minded, hati bercabang, dolak-dalik.

3. Tersesat

Kata tersesat menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti tidak melalui jalan yang benar atau salah jalan. Kata sesat sendiri memiliki arti yang sama, yaitu tidak melalui jalan yang benar, salah jalan, keliru, berbuat yang tidak senonoh, atau menyimpang dari kebenaran.

 

1. Yesus adalah sumber terang orang percaya.

Maka Yesus berkata pula kepada orang banyak, kata-Nya: “Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup.” (Yohanes 8:12).

Yesus adalah terang bagi dunia/manusia yang berada dalam kegelapan. Misi Yesus bagi dunia tidak hanya menjadi terang bagi bangsa Israel atau sekelompok kaum/golongan, melainkan bagi segenap umat manusia yang telah jatuh ke dalam dosa. Yesus adalah satu-satunya utusan Allah yang datang ke dunia untuk menyelamatkan manusia dari kegelapan yang berujung kebinasaan. Ia mengundang orang-orang berdosa untuk keluar dari kegelapan dan mengikuti Dia.

Allah adalah Roh yang tak terlihat secara kasat mata, namun ekspresi kasih-Nya kepada manusia diwujudkan melalui Yesus Kristus. Kehidupan dan perkataan Yesus Kristus adalah ekspresi nyata dari Pribadi Allah Bapa. Ketika Firman Yang Kekal mengambil wujud manusia Yesus Kristus, Allah hendak menyatakan kerinduan-Nya untuk menyelamatkan manusia.

Yesus dikatakan sebagai gambar Allah yang tidak kelihatan, pancaran kemuliaan dan representasi yang tepat dari sifat-sifat Allah; Dialah yang sulung (terunggul) di antara seluruh ciptaan. Yesus adalah perwujudan kebenaran Allah yang paling tepat dalam kehidupan manusia. Hal ini menolong kita untuk lebih memahami maksud Allah atas kita dan bagaimana mengikuti tuntunan-Nya.

Yesus adalah sumber terang bagi orang yang mau percaya kepada-Nya. …Barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup.

Ini menunjukkan perbedaan arah dan cara hidup yang signifikan antara orang percaya dan dunia yang gelap.  Orang percaya menerima identitas baru sebagai anak-anak Allah dan Ia menghendaki supaya kita hidup sebagai anak-anak terang. Memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan. Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang (Efesus 5:8).

Yesus adalah Firman Allah Yang Hidup. Di dalam Dia (Firman Allah) ada hidup, dan hidup itu adalah terang manusia. Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya (Yohanes 1:4-5).

Terang adalah pernyataan kasih Allah di dalam Yesus Kristus yang menembus ke dalam hati manusia berdosa. Allah membuat terang-Nya bercahaya di dalam hati kita, supaya kita beroleh terang dari pengetahuan tentang kemuliaan Allah yang nampak pada wajah Kristus (2 Korintus 4:6). Yesus Kristus adalah sumber terang yang memberikan pengetahuan/pewahyuan/pengenalan akan Pribadi Allah serta kehendak dan rencana-Nya atas kita. Melalui pewahyuan akan Allah di dalam Yesus Kristus, Firman itu membawa terang ke dalam hati manusia.

Mereka yang mengikuti Yesus tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan mempunyai terang hidup. Orang yang memiliki terang hidup tidak akan dikuasai oleh kegelapan. Orang yang berada dalam terang berarti memiliki ‘hidup’, baik yang kekal maupun yang sementara saat ini (jadi bukan sekedar eksis). Menjadi pengikut Kristus bukanlah sekedar ‘label’ tapi sungguh-sungguh hidup oleh iman, yaitu orang yang tinggal di dalam Kristus dan firman-Nya tinggal di dalam dia. Bukan cuma tahu firman tapi juga melakukannya, bukan hanya menguasai firman tapi hidup dikuasai oleh firman Tuhan.

Bersambung minggu depan..

BERSYUKUR ATAS RANCANGAN ALLAH  YANG BAIK

BERSYUKUR ATAS RANCANGAN ALLAH YANG BAIK

PENDAHULUAN

Hati yang mengucap syukur dalam segala  hal merupakan salah satu tanda bahwa seseorang hidup oleh iman, bukan karena melihat. Dirinya percaya kalau Tuhan itu baik; firman-Nya penuh kuasa; bahwa Allah turut bekerja di setiap musim hidupnya, dan segala sesuatu terjadi dalam rencana-Nya yang baik. Pada bahan minggu ini kita belajar memahami rancangan Allah atas hidup kita, sehingga kita dapat mengucap syukur dalam segala keadaan.

ISI

Setelah bertobat dan menyerahkan hidup kepada kasih karunia Allah melalui kelahiran baru, maka langkah hidup kita ditetapkan oleh Tuhan. Mazmur 37:23  Tuhan menetapkan langkah-langkah orang yang hidupnya berkenan kepada-Nya.

Roma 8:28

Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.

Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu 

Kalimat ‘kita tahu sekarang, bahwa Allah..’ memberikan pengertian bahwa orang percaya akan hidup oleh iman, bukan karena melihat. Tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Pengenalan yang benar akan sifat-sifat Allah dan firman-Nya memampukan kita hidup dalam iman dan mengucap syukur meski sedang dalam keadaan yang tidak kita inginkan. Percaya dulu, baru kita akan mengerti proses Tuhan sesuai Roma 8:28.

..‘turut bekerja dalam segala sesuatu’ .. berarti Allah dapat memakai segala situasi dan kondisi : baik dan tidak baik; yang kita mengerti dan tidak mengerti; yang sudah terjadi dan sedang terjadi; dalam suka dan duka; dalam kelimpahan dan kekurangan, dsb, karena IA berdaulat atas segala sesuatu.  Arti kata berdaulat menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah memiliki kekuasaan tertinggi atau sepenuhnya independen. Tidak ada yang kebetulan terjadi di hidup kita; semua yang terjadi di musim hidup kita ada dalam kuasa dan penetapan-Nya.

Kita perlu belajar memahami cara Tuhan membentuk kita.  Allah bekerja melalui proses, bukan jalan pintas. Bagi Allah, membentuk karakter serta memaksimalkan potensi/talenta lebih penting dari sekedar menjawab permohonan doa kita secara instan.

untuk mendatangkan kebaikan

Kata ‘mendatangkan kebaikan’ di sini ini tidak bicara soal apa yang kita anggap baik menurut pengertian sendiri.  Manusia cenderung menilai ‘kebaikan’ hanya dari sudut pandang duniawi: yang bersifat materi, yang terlihat, yang sia-sia, yang menyenangkan ‘kedagingan’ dan yang sementara. Apa yang mendatangkan kebaikan menurut pandangan manusia tidak sama dengan pandangan Allah. Hal-hal yang disebut ‘kebaikan’ dalam pandangan Allah adalah perkara-perkaran  kebenaran, yang mendatangkan damai sejahtera, yang ilahi, mulia, dan kekal.

Kalau iblis memakai masalah, kesulitan dan penderitaan untuk mereka-rekakan yang jahat dan menghancurkan kita, maka Allah mereka-rekakannya untuk kebaikan, agar kita semakin menyerupai Kristus dan menerima kemuliaan-Nya.

“Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung diantara banyak saudara. Dan mereka yang ditentukan-Nya dari semula, mereka itu juga dipanggil-Nya. Dan mereka yang dipanggil-Nya, mereka itu juga dibenarkan-Nya. Dan mereka yang dibenarkan-Nya, mereka itu juga dimuliakan-Nya (Roma 8:29-30)

Dan supaya Ia menjadikan mata hatimu terang,  agar kamu mengerti pengharapan apakah yang terkandung dalam panggilan-Nya:  betapa kayanya kemuliaan bagian yang ditentukan-Nya bagi orang-orang kudus, dan betapa hebat kuasa-Nya bagi kita yang percaya, sesuai dengan kekuatan kuasa-Nya (Efesus 1:18-19)

Pemrosesan Tuhan lewat tiap musim kehidupan menjadikan akar kita makin kuat, dalam kasih kita bertumbuh dalam segala hal ke arah Kristus, yang adalah pengharapan akan kemuliaan. Tuhan Yesus memimpin kita dalam iman dan membawa iman kita kepada kesempurnaan; dari satu kemuliaan kepada kemuliaan yang lain. Penderitaan, masalah dan kesulitan yang kita alami di dunia ini tidak sebanding dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita.

bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggilsesuai dengan rencana 

 Ketika kita dipanggil keluar dari kegelapan dan menjadi milik Kristus, tidak ada yang dapat terjadi di hidup ini di luar rencana Allah untuk kebaikan kita. Tuhan ada di pihak  orang-orang yang mengasihi Dia, yang terpanggil sesuai dengan rencana/tujuan-Nya. Setiap senjata yang ditempa musuh justru dipakai Tuhan untuk membawa kebaikan, keberhasilan dan kemenangan bagi kita. Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita? Tidak ada yang dapat memisahkan kita dari kasih Allah. Di dalam semua penderitaan, tantangan dan masalah, kita adalah orang-orang yang lebih dari pada pemenang, oleh Dia yang telah mengasihi kita (Roma 8:37).

PENUTUP

Dengan memahami kebenaran ini kita dapat mengucap syukur untuk kasih karunia Allah yang besar dan mulia. Betapa hebat kuasa-Nya bagi kita yang percaya, sesuai dengan kekuatan kuasa-Nya yang dikerjakan-Nya di dalam Kristus. Apapun yang terjadi, ingatlah bahwa rancangan Tuhan bukanlah rancangan kecelakaan, melainkan rancangan damai sejahtera, yang memberikan kita hari depan yang penuh harapan.

BERSYUKURLAH DALAM SEGALA HAL

BERSYUKURLAH DALAM SEGALA HAL

Salam damai sejahtera,

Setiap bulan November ini, Amerika merayakan kebaikan Tuhan di hari Thanksgiving. Dimana satu hari seluruh rakyat menyediakan waktu untuk mengucap syukur pada Tuhan dan berkumpul dengan keluarga. Namun akhir-akhir ini nilai kekeluargaan mulai pudar karena lebih banyak orang tertarik untuk menghabiskan waktu shopping.

Orang-orang yang libur dari pekerjaan untuk berkumpul dengan keluarga ditarik oleh dunia. Karena mencari-cari kegiatan dan juga mungkin merasa bosan dengan tradisi berkumpul dengan keluarga akhirnya lebih senang menghabiskan waktu mencari barang-barang “sale.” Ditambah dengan sosial media dan kemudahan online shopping, hari Thanksgiving lebih di nanti-nantikan sebagai hari “black Friday”. Apakah shopping itu dilarang oleh Alkitab? Jawabannya tidak selama kita mendahulukan Tuhan dan mengerti pentingnya bersyukur. Thanksgiving ini biar kita mengutamakan Tuhan lebih dari pada mencari barang belanjaan.

Pesan Tuhan bulan ini mengingatkan kita untuk Mengucap syukur dalam segala hal. Di tengah dinamika kehidupan, Tuhan memanggil kita untuk memiliki hati yang selalu bersyukur, bukan hanya di saat terima berkat, tetapi juga di dalam kesulitan, tantangan dan masalah. Allah menghendaki agar orang percaya hidup bukan karena melihat dan memiliki respon yang benar dalam menghadapi segala hal.

1 Tesalonika 5:18 mengatakan, “Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.” Ayat ini mengajarkan kita untuk melihat lebih jauh dari keadaan yang ada di depan mata. Saat kita mengucap syukur, kita sedang membuka hati untuk mengalami damai sejahtera dan sukacita dari Tuhan, sekalipun situasi mungkin tampak belum sesuai dengan harapan kita.

Mengucap syukur dalam segala hal tidak berarti kita mengabaikan kesedihan atau tantangan yang ada. Sebaliknya, ini adalah sikap hati yang percaya bahwa Tuhan selalu hadir dan turut bekerja di setiap momen kehidupan kita, sehingga kita dapat menerima kenyataan dengan kekuatan dari Tuhan. Ketika kita bersyukur, kita merendahkan diri di hadapan Tuhan dan mengakui bahwa kehendak-Nya adalah yang terbaik untuk kita.
Mari kita belajar untuk melihat segala sesuatu sebagai kesempatan untuk bersyukur:
1)Saat kita bersyukur kita mengakui kehendak dan kedaulatan Tuhan atas hidup kita maka kita akan menerima kekuatan dan hikmat yang berasal dari Tuhan untuk meresponi dengan benar.
2) Saat kita mensyukuri hubungan yang Tuhan berikan – di saat bersama keluarga, rekan kerja, atau komunitas gereja, dan jadikan momen bersama sebagai kesempatan untuk mengasihi dan mendukung satu sama lain.

Doa syukur berikut:
“Tuhan, ajar kami untuk selalu bersyukur dalam segala hal. Bantu kami melihat kebaikan-Mu di setiap situasi, dan jadikan hati kami penuh dengan damai sejahtera-Mu. Kiranya syukur kami membawa kami semakin dekat kepada-Mu dan menjadikan kami saksi kasih-Mu bagi dunia. Amin.”
Alasan utama mengapa kita mengucap syukur dalam segala keadaan : Mengucap syukur merupakan perintah dan kehendak Allah di dalam Kristus Yesus bagi kita.

“Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu” (1 Tesalonika 5:18) Mengucap syukur merupakan perintah dan kehendak Allah di dalam Kristus Yesus bagi orang percaya. Ucapan syukur kita bukan sekedar kata – kata di mulut, tetapi merupakan luapan hati yang tulus kepada Allah. Bila suasana hati kacau, sedih atau gelisah agak sulit mensyukuri keadaan dan orang-orang di sekitar.

“Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan karena dari situlah terpancar kehidupan.” (Amsal 4:23) “Karena apa yang diucapkan mulut meluap dari hati. Orang yang baik mengeluarkan hal hal yang baik dari perbendaharaannya yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan hal hal yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat.” Matius 12:34b-35

Berarti suasana hati kita perlu di jaga selalu dalam keadaan berkenan. Apa yang diucapkan mulut meluap dari hati, jadi bila hati kita kotor dipenuhi oleh kebencian, dendam, kenajisan, maka yang keluar dari mulut kita adalah kata-kata penuh kebencian, amarah, dendam, kenajisan dsb. Mari kita menjaga hati kita supaya dipimpin dan dikendalikan oleh Roh Kudus dan Firman Tuhan, bukan oleh hawa nafsu atau oleh kuasa iblis. Sehingga kita “Cepat untuk mendengar, lambat untuk berkata kata dan juga lambat untuk marah.” Yakobus 1:19 Bila hati kita terkendali, maka yang keluar dari mulut kita adalah puji pujian yang mendatangkan kemuliaan Dan kebesaran bagi nama Tuhan serta menjadi berkat bagi banyak orang. Amsal 10:19, “Di dalam banyak bicara pasti ada pelanggaran, tetapi siapa yang menahan bibirnya berakal budi.”
Jangan mengeluarkan perkataan negatif seperti bersungut-sungut, marah, memaki, mengutuki orang lain atau diri sendiri, perkataan yang menyalahkan dan meragukan Tuhan, perkataan yang sembrono, dsb. Sebaliknya Allah menghendaki kita untuk mengucapkan perkataan syukur dan terima kasih, memuji, mengagungkan, menghormati Tuhan serta memperkatakan janji-janji/ firman-Nya.

Sebenarnya dengan mengucapkan perkataan syukur dan pujian kepada Allah, kita sedang memberkati hidup kita sendiri, mengapa? Karena kita menghargai/menghormati hadirat Allah atas hidup kita. Ucapan syukur dan pujian kepada Allah memberi jalan keluar /breakthrough (terobosan), mukjizat, jawaban doa, pertolongan, kesembuhan, pemulihan, dlsb atas hidup kita. Oleh sebab itu jagalah hati dan pikiran kita, supaya perkataan yang keluar adalah perkataan yang berkenan di hadapan Allah.

Mengucap syukur merupakan hal yang berkenan di hadapan Allah sebab itu adalah sikap yang memuliakan Tuhan. “Siapa yang mempersembahkan syukur sebagai korban, ia memuliakan Aku” (Mazmur 50:23a). Orang yang bersyukur dapat menghargai semua yang baik di hidupnya. Dengan mengucap syukur, kita sedang mengakui kedaulatan Tuhan atas segala sesuatu termasuk atas hidup kita. Sekalipun dunia atau hidup kita ada dalam situasi yang tidak baik, tapi Allah tetap berdaulat dan memegang kendali atas segala sesuatu. DIA tetap mengasihi kita dan ada di pihak kita.

Allah menginginkan kita untuk selalu mengingat dan menyadari semua kebaikan yang telah kita terima dan nikmati. Rasa syukur merupakan respon kita atas kasih karunia Allah yang kita terima melalui Kristus Yesus. “Karena dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia” (Yohanes 1:16)

Mengucap syukur akan memampukan kita untuk bisa melihat kebaikan Tuhan di tengah keadaan yang tidak diinginkan sekalipun. Dalam keadaan baik atau buruk, keberhasilan atau kegagalan, keadaan sakit atau sehat, kelimpahan atau kekurangan, suka atau duka, semuanya merupakan warna-warni kehidupan yang membuat kita mgerti dan mengalami kasih karunia Allah yang berlimpah-limpah.

Dengan iman kita percaya bahwa segala sesuatu terjadi dalam rencana Tuhan yang baik bagi kita yang mengasihi Dia dan yang terpanggil sesuai dengan rencana-Nya. Walaupun saat ini kita belum mengerti mengapa Allah mengijinkan hal yang sepertinya kurang baik terjadi di hidup kita, tapi kita memilih tetap percaya bahwa semua rencana-Nya pasti baik. Rancangan Tuhan atas hidup kita bukan rancangan kecelakan melainkan rancangan damai sejahtera.

Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah (Roma 8:28).

Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan (Yeremia 29:11).

Marilah kita menghidupi bulan ini dengan hati yang penuh syukur, mempercayakan segala sesuatu dalam penyertaan Tuhan. Semoga melalui sikap syukur kita, orang lain dapat melihat kasih Kristus yang nyata.

Tuhan memberkati!

Suara Gembala (Ps. Juliana Lolowang)

SUCIKAN DIRI DARI KECEMARAN

SUCIKAN DIRI DARI KECEMARAN

“Jika seorang menyucikan dirinya dari hal-hal yang jahat, ia akan menjadi perabot rumah untuk maksud yang mulia, ia dikuduskan, dipandang layak untuk dipakai tuannya dan disediakan untuk setiap pekerjaan yang mulia.” 2 Timotius 2:21

Semua orang pasti memiliki perabot di rumahnya, yang dikenal dengan sebutan perabot rumah tangga, suatu istilah yang digunakan untuk barang-barang yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan, tempat duduk, tempat tidur, tempat mengerjakan sesuatu dalam bentuk meja atau tempat menaruh barang di per-mukaannya; aneka macam furnitur sebagai tempat penyimpanan yang biasanya dilengkapi dengan pintu, laci dan rak; lemari pakaian, lemari buku dan sebagainya. Perabot rumah tangga biasanya terbuat dari kayu, bambu, logam, besi, plastik yang masing-masing akan ditempatkan sesuai fungsinya. Perabot-perabot yang menurut kita sangat penting, menarik dan berkualitas pasti tidak akan kita taruh di tempat sembarangan, tapi di tempat strategis supaya bisa dilihat banyak orang.

Download renungan harian selengkapnya di sini.

GEJOLAK DUNIA: Membuat Orang Kuatir

GEJOLAK DUNIA: Membuat Orang Kuatir

“Engkaulah yang menolong aku dan meluputkan aku, ya Allahku, janganlah berlambat!” Mazmur 40:18b

Dunia sudah sangat jelas tidak semakin baik. Hampir setiap hari kita dihadapkan pada peristiwa-peristiwa mengejutkan. Beberapa waktu lalu cuaca panas ekstrem melanda beberapa tempat di India yang mengakibatkan ribuan orang meninggal. Belum lagi wabah MERS (Middle East Respiratory Sindrome) atau sindrom pernafasan Timur Tengah yang melanda Korea Selatan, yang bermula hanya dari satu orang sakit sesudah kembali dari kawasan Timur Tengah. Karena penyebaran virus MERS ini masyarakat dilanda kekuatiran yang berlebihan sehingga hal ini berdampak pada sejumlah bidang kehidupan, seperti pariwisata dan retail, karena warga Korea berusaha menghindar dari tempat-tempat umum, terutama pasar swalayan, karena takut tertular virus ini.

Download renungan harian minggu ini selengkapnya di sini.

KARYA ROH KUDUS DALAM PERJALANAN IMAN KITA

KARYA ROH KUDUS DALAM PERJALANAN IMAN KITA

pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus (Titus 3:5)

PENDAHULUAN

Permulaan kehidupan kita bersama Allah dikerjakan oleh Roh Kudus. Ketika kita bertobat dan menyerahkan diri kepada belas kasihan Allah, Roh Kudus memberikan kita kelahiran baru, hidup yang baru. Selanjutnya perjalanan iman kita merupakan kelanjutan dari karya Roh Kudus, yaitu kasih karunia Allah yang membarui, mempertahankan dan meneguhkan kita untuk setia sampai garis akhir.

ISI

Pembaruan yang dikerjakan oleh Roh Kudus terus berlangsung seumur hidup kita melalui sebuah proses yang disebut pemuridan. Setiap kita wajib bertumbuh dan jangan pernah berhenti menjadi murid Kristus supaya kasih karunia Allah tidak menjadi sia-sia.

Kasih karunia diberikan agar kita dapat hidup berkenan bagi Allah dan membagikan kasih karunia-Nya kepada dunia yang terhilang. Kasih karunia Allah menopang serta memampukan kita untuk hidup oleh iman dan dalam kekudusan di tengah angkatan yang jahat dan bengkok hatinya.

Tuhan Yesus sudah mengingatkan bahwa di dalam dunia, orang percaya akan mengalami penderitaan dan tantangan iman (Yohanes 16:33b). Orang percaya bukan saja dikaruniai iman untuk percaya kepada Yesus Kristus, tapi juga iman untuk bertahan di tengah penderitaan karena nama Yesus dan karena firman-Nya (Filipi 1:29). Kita akan mengalami penderitaan karena menyuarakan kebenaran, karena hidup saleh, karena berbuat baik, karena nama Kristus, karena memberitakan Injil keselamatan, dlsb.

Peran kasih karunia Allah dalam pertumbuhan dan tantangan iman

Tetapi bertumbuhlah dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus (1 Petrus 3:18).

Sebagai ciptaan baru dalam Kristus, kita adalah manusia roh karena Roh Allah berdiam di dalam kita. Kita sudah diberikan hati yang baru, yaitu hati yang taat kepada Allah. Sebagai manusia roh, kita hidup dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah. Manusia roh memerlukan makanan rohani yaitu firman Allah untuk tetap hidup, bertumbuh dan berbuah.

Seperti halnya manusia fisik, manusia roh kita juga harus bertumbuh menjadi dewasa. Kalau pertumbuhan manusia fisik terjadi dengan sendirinya, maka pertumbuhan rohani tidak demikian. Untuk menjadi manusia roh yang dewasa diperlukan keputusan kita secara pribadi. Kita yang harus ‘dengan sengaja’ berkomitmen untuk bertumbuh dalam kasih karunia. Hanya mereka yang dewasa yang hidupnya terus mengalami pembaruan; yang kuat bertahan di tengah penderitaan; dan yang berbuah-buah lebat serta matang.

Aku berdoa supaya Ia, menurut kekayaan kemuliaan-Nya, menguatkan dan meneguhkan kamu oleh Roh-Nya di dalam batinmu, sehingga oleh imanmu Kristus diam di dalam hatimu dan kamu berakar serta berdasar di dalam kasih (Efesus 3:16-17).

Dalam terjemahan NKJV ditulis :

that He would grant you, according to the riches of His glory, to be strengthened with might through His Spirit in the inner man, that Christ may dwell in your hearts through faith; that you, being rooted and grounded in love

Kasih karunia Allah melalui Roh Kudus akan menguatkan dan meneguhkan manusia roh kita untuk taat kepada Allah. Ketaatan kepada Allah menghasilkan transformasi hidup. Manusia roh kita terus mengalami pembaruan yaitu menjadi dewasa serta perkasa, karena iman kita berakar dan berdasar dalam kasih. Kasih Allah yang tidak pernah gagal itu telah dicurahkan ke dalam hati kita oleh Roh Kudus-Nya (Roma 5:5). Di dalam kasih, kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Kristus.

Kita ditolong untuk dapat menyangkal diri dan pikul salib. Kita ditolong untuk hidup oleh iman meski mengalami berbagai ujian dan tantangan; kita ditolong untuk bertahan di tengah penderitaan karena kebenaran/nama Yesus; dan kita ditolong untuk setia sampai garis akhir.

Dan Allah, sumber segala kasih karunia, yang telah memanggil kamu dalam Kristus kepada kemuliaan-Nya yang kekal, akan melengkapi, meneguhkan, menguatkan dan mengokohkan kamu, sesudah kamu menderita seketika lamanya (1 Petrus 5:10).

PENUTUP

Seluruh perjalanan iman kita merupakan karya Roh Kudus. Kasih karunia Allah yang kita peroleh dibayar dengan sangat mahal melalui pengorbanan Tuhan Yesus di atas kayu salib. Oleh sebab itu hargai kasih karunia Allah; jangan anggap remeh dan menyia-nyiakannya. Berjalanlah dalam kasih karunia supaya kita tetap hidup (bukan sekedar eksis), bertumbuh, berbuah, bertahan di tengah penderitaan dan setia sampai garis akhir, Amen!

KARUNIA ROHANI: Harus Terus Dikobarkan

KARUNIA ROHANI: Harus Terus Dikobarkan

“Demikian pula dengan kamu: Kamu memang berusaha untuk memperoleh karunia-karunia Roh, tetapi lebih dari pada itu hen-daklah kamu berusaha mempergunakannya untuk membangun Jemaat.” 1 Korintus 14:12

Ada berbagai karunia rohani yang diberikan Tuhan kepada setiap orang percaya. “Jika karunia itu adalah untuk bernubuat baiklah kita melakukannya sesuai dengan iman kita. Jika karunia untuk melayani, baiklah kita melayani; jika karunia untuk mengajar, baiklah kita mengajar; jika karunia untuk menasihati, baiklah kita menasihati. Siapa yang membagi-bagikan sesuatu, hendaklah ia melakukannya dengan hati yang ikhlas; siapa yang memberi pimpinan, hendaklah ia melakukannya dengan rajin; siapa yang menunjukkan kemurahan, hendaklah ia melakukannya dengan sukacita.” (Roma 12:6-8). Karunia-karunia ini harus dikembangkan dan dikobarkan selalu di dalam kasih, karena tanpa kasih semuanya akan menjadi sia-sia.

Download renungan harian minggu ini selengkapnya di sini.

TAHUN 5785, TAHUN KASIH KARUNIA YANG BERLIMPAH-LIMPAH (bagian 3)

TAHUN 5785, TAHUN KASIH KARUNIA YANG BERLIMPAH-LIMPAH (bagian 3)

Sambungan dari minggu lalu :
Hal-hal yang kasih karunia Allah lakukan dalam hidup kita :
1.Kasih karunia yang menyelamatkan; 2. Kasih karunia yang menopang di dalam kelemahan diri, ujian iman dan masalah; 3. Kasih karunia yang memperbarui hidup kita.

Lanjutan minggu ini :
4. Kasih karunia yang memampukan kita berjalan dalam panggilan Allah (1 Kor. 15:10).

Transformasi hidup adalah bukti bahwa orang tersebut berjalan dalam kasih karunia Allah dan tidak menyia-nyiakannya. Transformasi disertai hidup yang berbuah matang serta tetap; yaitu buah kehidupan yang dapat dinikmati oleh orang lain dan berguna untuk membangun Kerajaan Allah.
Salah satunya adalah buah pelayanan yaitu melakukan kehendak Allah dan berjalan dalam rencana-Nya, membangun tubuh Kristus serta menjangkau jiwa-jiwa yang terhilang. Roh Kudus memberikan rupa-rupa karunia dan kuasa untuk melakukan hal-hal yang melampaui kemampuan natural kita.

Perlu diperhatikan bahwa kasih karunia memang diberikan secara cuma-cuma, namun bukan berarti kita jadi pasif dan tidak melakukan bagian kita. Allah tidak menginginkan kita menghambat, menyia-nyiakan ataupun menyalahgunakan kasih karunia-Nya yang besar.

Berikut merupakan sikap-sikap yang menghambat, menyalahgunakan dan menyia-nyiakan kasih karunia :

a. Hidup ditentukan oleh hal-hal yang terlihat (bukan oleh iman)
Orang yang hidup karena melihat cenderung sukar untuk taat kepada firman/kehendak Tuhan. Orang yang memiliki pengetahuan firman belum tentu hidup oleh iman dan mau menyerahkan dirinya untuk dipimpin oleh Roh Kudus. Pikiran, logika dan cara pandangnya terbentuk berdasarkan apa yang terlihat, dan itu semua sangat mempengaruhi respon serta keputusan yang diambil.

Karena tidak hidup oleh iman, mata hatinya mudah dibutakan oleh ilah-ilah jaman yang membangkitkan rupa-rupa keinginan. Orang yang hidup karena melihat tidak memahami perkara-perkara rohani, akibatnya jadi kompromi dengan dunia, hidup dalam kekuatiran dan tipu daya kekayaan, sibuk mengejar dan menimbun hal yang sia-sia, serta kehilangan arah & tujuan Tuhan dalam hidupnya.

b. Terjebak dalam ‘hyper grace’
Allah itu kasih dan murah hati tapi bukan berarti kasih karunia-Nya jadi murahan (cheap/hyper grace). Allah adalah kasih, tapi juga maha kudus serta adil. Allah menghakimi dosa dan menjunjung kebenaran, namun Ia bersikap adil kepada mereka yang mau merendahkan hati, mengakui kesalahan dan bertobat.
Sebab itu perhatikanlah kemurahan Allah dan juga kekerasan-Nya, yaitu kekerasan atas orang-orang yang telah jatuh, tetapi atas kamu kemurahan-Nya, yaitu jika kamu tetap dalam kemurahan-Nya; jika tidak, kamupun akan dipotong juga (Roma 11:22).

c. Malas
Kemalasan dapat diartikan sebagai kondisi tidak peduli terhadap hal-hal penting yang seharusnya menjadi prioritas. Contoh kemalasan : malas berdoa, malas baca firman; malas beribadah; tidak mau mengambil bagian dalam menyokong pekerjaan Tuhan, tidak mau dimuridkan, malas untuk menemukan/mengembangkan karunia/talenta, malas membangun hubungan dengan orang lain terutama dengan saudara seiman, menyia-nyiakan waktu, malas menjaga kesehatan, dll.

Kemalasan dapat membuat kita gagal memaksimalkan potensi dan menjalankan talenta yang diberikan Tuhan. Kemalasan membuat kita jadi pasif dan tidak melakukan tugas/tanggung jawab sebagai orang percaya. Kemalasan dapat membawa seseorang mengalami kehilangan kasih karunia Allah dalam hidupnya.

d. Hidup dalam ikatan.
Contoh hal-hal yang mengikat hidup seseorang : hidup dalam kepahitan, kekecewaan; insecurity (rasa tidak aman/merasa terancam); self-pity (mengasihani diri sendiri) ketergantungan drugs, alcohol, sex, rokok, games, perjudian, workaholic; mammon; pikiran yang keliru/belum diperbarui oleh firman Tuhan, kesuksesan masa lalu, kehilangan orang yg dikasihi, frustrasi dll. Hidup dalam ikatan dan luka batin merusak jiwa (mental dan emosional), merusak tubuh fisik, menyia-nyiakan kasih karunia dan gagal menjalani kehendak Tuhan dalam hidup.

Bagaimana supaya bisa tetap berjalan dan melayani dalam kasih karunia ?

a. Mata tertuju kepada Yesus, minta Roh Kudus meluruskan motivasi hati kita.
b. Hidup oleh iman dan ketaatan; bertumbuhlah dalam kasih karunia.
c. Biasakan diri untuk selalu berkonsultasi dengan Roh Kudus dalam segala perkara, termasuk dalam hal-hal yang sudah biasa kita kerjakan. Jangan bersandar pada pengertian sendiri tapi kepada Roh Kudus; Ia akan memimpin kita ke dalam seluruh kebenaran dan akan memberitakan hal-hal yang akan datang.
d. Mau merendahkan hati, memiliki hati yang mau diajar dan belajar, mau dikoreksi dan hidup dalam pertobatan.
e. Setia kepada Tuhan dan visi-Nya; setia kepada gereja lokal dan kepada panggilan Tuhan dalam hidup kita. Minta pertolongan Roh Kudus untuk meneguhkan hati kita agar setia sampai garis akhir.
f. Unity dengan sesama anggota tubuh Kristus.

PENUTUP

Orang yang menghargai/berjalan dalam kasih karunia akan hidup oleh iman dan melakukan bagiannya. Kasih karunia Allah yang berlimpah-limpah menolongnya untuk mengerjakan keselamatannya, memperbarui hidupnya, menopangnya dalam kelemahan serta memampukannya berjalan dalam panggilan Allah. Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya! (Roma 11:36).

HATI YANG TERBEBAN UNTUK PELAYANAN (1)

HATI YANG TERBEBAN UNTUK PELAYANAN (1)

“Sebab Allah bukan tidak adil, sehingga Ia lupa akan pekerjaanmu dan kasihmu yang kamu tunjukkan terhadap nama-Nya oleh pelayanan kamu kepada orang-orang kudus, yang masih kamu lakukan sampai sekarang.” Ibrani 6:10

Kehidupan orang Kristen yang normal adalah ketika ia menyadari panggilan Tuhan dalam hidupnya. Salah satu tujuan Tuhan memanggil kita adalah untuk melayani Dia. Jika sampai saat ini kita masih bersikap acuh tak acuh, apatis dan sama sekali tidak terbeban untuk terlibat dalam pelayanan atau mendukung peker-jaan Tuhan, itu artinya kehidupan kekristenan kita ‘tidak normal’. Mengapa? Karena bagi orang percaya pelayanan seharusnya menjadi gaya hidup, bukan sekedar pilihan atau alternatif.

Download renungan harian minggu ini selengkapnya di sini.

TAHUN 5785, TAHUN KASIH KARUNIA YANG BERLIMPAH-LIMPAH (bagian 2)

TAHUN 5785, TAHUN KASIH KARUNIA YANG BERLIMPAH-LIMPAH (bagian 2)

Sambungan dari minggu lalu :
hal-hal yang kasih karunia Allah lakukan dalam hidup kita :
1. Kasih karunia yang menyelamatkan.

Lanjutan minggu ini :

2. Kasih karunia yang menopang di dalam kelemahan diri, ujian iman dan masalah.

Tetapi jawab Tuhan kepadaku: “Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna.” (2 Korintus 12:9).

Hidup di dalam kasih karunia bukan berarti hidup tanpa kesulitan/tantangan. Justru dalam kelemahan, ujian iman dan masalah, Allah hendak menunjukkan kasih karunia-Nya yang sempurna atas kita. Ketangguhan dan ketekunan dalam melewati lembah kekelaman merupakan bukti bahwa seseorang ditopang oleh kekuatan kasih karunia Allah.

Semakin besar masalah, kesulitan ataupun kelemahan kita, di situ kasih karunia Allah semakin berlimpah-limpah pula. Allah ingin manusia menyadari kelemahan, ketidakmampuan, dan ketidakberdayaannya sehingga dapat mengenal Dia yang penuh kasih setia dan rahmat. Ketika kita tidak berdaya dan lemah, di situ kasih karunia Allah menolong, menguatkan dan memampukan kita untuk tetap hidup oleh iman, untuk melawan dosa, untuk menyangkal diri pikul salib dan taat kepada pimpinan Roh Allah.

Sesungguhnya kasih karunia bukan hanya menopang dalam kelemahan saja tapi juga dalam ‘kelebihan’ yang kita miliki. Kelebihan tersebut misalnya karunia, kekayaan, kepintaran, kesuksesan, pemakaian Tuhan atas dirinya, dsb. Jika tidak waspada, kelebihan yang kita miliki justru bisa membawa kepada kejatuhan (menjadi tinggi hati, mencuri kemuliaan Allah, menghakimi dan memandang rendah orang lain).

Baca 2 Korintus 12:7-10

‘Duri dalam daging’ yang diijinkan terjadi pada Paulus sebenarnya adalah bentuk kasih karunia yang mencegah dia jatuh dalam dosa kesombongan karena memiliki karunia yang luar biasa.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan; dalam menyikapi kelemahan dan kesulitan kita tidak perlu berkecil hati dan mengasihani diri sendiri. Sebaliknya jika kita memiliki kelebihan dari orang lain tidak perlu menjadi sombong dan tinggi hati (boastful). Ingatlah bahwa semua itu hanya karena kasih karunia, bukan karena kemampuan kita.

Beginilah firman TUHAN: “Janganlah orang bijaksana bermegah karena kebijaksanaannya, janganlah orang kuat bermegah karena kekuatannya, janganlah orang kaya bermegah karena kekayaannya, tetapi siapa yang mau bermegah, baiklah bermegah karena yang berikut : bahwa ia memahami dan mengenal Aku, bahwa Akulah TUHAN yang menunjukkan kasih setia, keadilan dan kebenaran di bumi; sungguh, semuanya itu Kusukai, demikianlah firman TUHAN.” (Yeremia 9:23-24).

3. Kasih karunia yang memperbarui hidup kita.

Karena kasih karunia Allah yang menyelamatkan semua manusia sudah nyata. Ia mendidik kita supaya kita meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi dan supaya kita hidup bijaksana, adil dan beribadah di dalam dunia sekarang ini (Titus 2:11-12).

Kasih karunia Allah memperbarui kita untuk semakin menyerupai Kristus dan memimpin kita kepada kehidupan yang dikehendaki Allah. Kasih karunia memiliki kekuatan untuk mengubah kita dari dalam ke luar. Ini merupakan pembaruan secara mendalam yang mengubah karakter kita. Kasih karunia memiliki kekuatan untuk mengubah kehidupan seseorang dengan cara yang tidak pernah diduga.

Roh Kudus menyadarkan kita akan dosa, kelemahan dan hal-hal yang perlu diubah, ditingkatkan serta dibuang dari hidup kita. Berikutnya adalah pertobatan, di mana kita meninggalkan dosa dan berbalik kepada Tuhan. Pertobatan bukan hanya peristiwa satu kali, tetapi proses berkelanjutan untuk berpaling dari manusia lama serta kebiasaannya untuk hidup sesuai dengan kehendak dan rencana Tuhan. Selanjutnya adalah proses pengudusan, suatu proses berkelanjutan yang membawa kita menjadi semakin serupa dengan gambar Kristus. Dalam proses pengudusan terjadi pembaruan akal budi yang terus-menerus, pemurnian hati, penyangkalan diri dan pikul salib.

Perlu diketahui bahwa Tuhan bekerja mengubah setiap kita dengan cara yang unik. Ia mendidik kita sedemikian rupa supaya kita meninggalkan kefasikan serta keinginan-keinginan duniawi. Didikan Tuhan bagi tiap orang tidaklah sama, oleh sebab itu kita tidak membanding-bandingkan diri dengan orang lain ataupun menghakimi kelemahan orang lain, melainkan terus memperbaiki diri dan membantu kelemahan/kekurangan orang lain serta mendoakannya.

2 Korintus 5:17 mengatakan “Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru : yang lama sudah berlalu, sesunguhnya yang baru sudah datang”. Ayat ini menunjukkan bahwa transformasi dalam kasih karunia bukan sekadar perubahan di level permukaan, tetapi perombakan total yang terjadi dari dalam. Yang tadinya manusia lama/manusia duniawi menjadi manusia baru/manusia roh yang terus diperbarui oleh firman Tuhan dan kuasa Roh Kudus.

“Sebab kamu tidak akan dikuasai lagi oleh dosa, karena kamu tidak berada di bawah hukum Taurat, tetapi di bawah kasih karunia.” (Roma 6:14).Kita telah dimerdekakan dari dosa dan menjadi hamba kebenaran. Kasih karunia Allah menolong kita untuk menolak dosa supaya kita beroleh buah yang membawa kepada pengudusan (Roma 6:22).

Bersambung minggu depan…