Author: EM

Home / Articles posted by EM
SENIN, MENGASIHI TUHAN: Merindukan Hadirat-Nya (2)

SENIN, MENGASIHI TUHAN: Merindukan Hadirat-Nya (2)

“Kasihilah TUHAN, hai semua orang yang dikasihi-Nya!” Mazmur 31:24

Orang yang mengasihi Tuhan pasti rindu selalu dekat dengan Dia melalui doa, atau jam-jam peribadatan. Demikian pula Daud: “Betapa disenangi tempat kediaman-Mu, ya TUHAN semesta alam! Jiwaku hancur karena merindukan pelataran-pelataran TUHAN;…Sebab lebih baik satu hari di pelataran-Mu dari pada seribu hari di tempat lain; lebih baik berdiri di ambang pintu rumah Allahku dari pada diam di kemah-kemah orang fasik.” (Mazmur 84:2, 3, 11). Doa adalah nafas hidup orang percaya, karena itu keintiman yang kita jalin dengan Tuhan haruslah menjadi prioritas utama dalam keseharian kita. Ingat, kekristenan bukanlah sekedar ritual agamawi, melainkan kasih yang dinyatakan ke dalam sebuah tindakan hidup karib dengan Tuhan.

Download renungan harian minggu ini selengkapnya di sini.

BERDUKACITA MELIHAT DOSA

BERDUKACITA MELIHAT DOSA

“Celakalah kamu, yang sekarang ini tertawa, karena kamu akan berdukacita dan menangis.” Lukas 6:25b

Jika memperhatikan keadaan dunia ini semua orang bisa langsung menyimpulkan bahwa keadaannya semakin hari tidak bertambah baik. Alkitab sudah mencatat bahwa di masa-masa akhir “Kamu akan mendengar deru perang atau kabar-kabar tentang perang. Namun berawas-awaslah jangan kamu gelisah; sebab semuanya itu harus terjadi, tetapi itu belum kesudahannya. Sebab bangsa akan bangkit melawan bangsa, dan kerajaan melawan kerajaan. Akan ada kelaparan dan gempa bumi di berbagai tempat.” (Matius 24:6-7).

Dari tahun ke tahun dan dari generasi ke generasi tingkat kejahatan bukan semakin menurun, tetapi menunjukkan grafik yang
terus meningkat dan menjadi-jadi. Berita tentang tindak kejahatan: pembunuhan, perampokan, pemerkosaan, penindasan dan sebagainya sudah menjadi hal yang biasa kita lihat dan dengar setiap hari.

Download renungan harian minggu ini selengkapnya di sini.

BEBERAPA JENIS TUAIAN (bagian 1)

BEBERAPA JENIS TUAIAN (bagian 1)

BEBERAPA JENIS TUAIAN (bagian 1)

PENDAHULUAN

Kita akan melihat penuaian terjadi di tahun 2025 jika kita taat mengikuti kehendak dan tuntunan Tuhan. Ia akan memberikan ketajaman untuk melihat sebuah peluang menjangkau jiwa-jiwa serta memuridkan mereka. Saat kita berjalan dalam visi/rencana-Nya, maka Tuhan akan memampukan serta menyediakan segala sesuatu yang diperlukan. Bagian kita selanjutnya adalah memaksimalkan semua sumber daya/talenta dalam hikmat dan pimpinan Roh Kudus. Ketekunan dan iman percaya kepada Tuhan akan membawa kita mengalami penuaian. Berikut ini kita akan membahas beberapa jenis tuaian.

ISI

1. TUAIAN JIWA-JIWA

a. Orang yang belum menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat; yang hidup dalam dosa, hawa nafsu dunia, yang sakit, letih lesu, berbeban berat; keadaan mereka terlantar seperti domba yang tidak bergembala.

Demikianlah Yesus berkeliling ke semua kota dan desa; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Sorga serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan. Melihat orang banyak itu, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala. Maka kata-Nya kepada murid-murid-Nya: “Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu.” (Matius 9:35-38).

b. Orang Kristen yang sudah jauh meninggalkan Tuhan dan ibadah, kecewa dengan Tuhan atau dengan saudara seiman, yang belum sungguh-sungguh (masih hidup secara duniawi); mereka yang sedang hancur kehidupannya dan butuh dipulihkan; orang Kristen yang disesatkan oleh doktrin palsu (misalnya hypergrace, Saksi Jehova, dsb).

c. Orang Kristen yang kehidupan rohaninya suam (tidak panas dan tidak dingin dalam hubungannya dengan Tuhan). Kelompok ini memiliki beberapa ciri, antara lain memilih hidup dalam zona nyaman, hanya mau jadi pengunjung gereja, tidak mau dimuridkan, kehidupan rohaninya tidak mengalami pertumbuhan, perlahan-lahan berkompromi dengan dunia, tidak ada/menurunnya antusiasme rohani, tidak memiliki roh yang menyala-nyala untuk melayani Kristus, tidak mau berkontribusi dalam gereja lokal. Kelompok ini merasa diri mereka kaya, mapan dan tidak kekurangan apapun tetapi Tuhan mengatakan bahwa mereka malang, miskin, buta dan telanjang. Mereka diperhamba oleh harta, sehingga hatinya tidak lagi tertuju kepada Tuhan.

Memasuki tahun 2025 kita diingatkan kembali untuk lebih intens dalam melakukan Amanat Agung, yaitu memuridkan orang-orang terdekat yang terjangkau oleh kita. Apapun profesi atau pekerjaan yang dilakukan, setiap anggota Cool wajib melakukan bagiannya, baik dalam gereja lokal maupun kehidupan pribadi.

Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman (Matius 28:19-20).

Marilah kita menjadi murid Kristus yang semakin berakar serta bertumbuh dalam kasih karunia dan tekun menghasilkan buah, supaya bisa memuridkan orang lain (anggota keluarga, rekan sekerja, rekan usaha, housemate, tetangga, dlsb). Ini bukan lagi waktunya untuk bersantai-santai, berada di comfort zone, sibuk mengerjakan hal yang sia-sia, mengejar kekayaan, masih menyimpan kepahitan, menjauhkan diri dari pertemuan ibadah, ataupun duduk dalam kumpulan pencemooh (suka menggosip; hanya jago menilai, berpendapat atau menghakimi orang lain; mengeluh/bersungut-sungut; merasa tidak puas dengan ini dan itu), dlsb.

Hiduplah dengan bijaksana, gunakan waktu untuk hal-hal yang berguna membangun diri sendiri dan orang lain, kembangkan talenta/karunia, saling melayani dan tetap kerjakan keselamatan kita. Jangan biarkan pekerjaan, kesibukan bahkan pelayanan membuat kita jadi kehilangan fokus kepada Tuhan dan visi-Nya. Akuilah Dia dalam segala lakumu (pikiran, perencanaan, perkataan, perbuatan/keputusan), maka Ia akan meluruskan jalanmu (Amsal 3:6).

Berikut adalah beberapa langkah untuk memenangkan jiwa:

1. Doakan Orang yang hendak anda menangkan seperti petani menyiapkan lahan.
– Doakan agar Roh Kudus bekerja di hati mereka (Yohanes 16:8-9).
– Mohon hikmat Tuhan untuk berbicara dengan kata-kata yang tepat (Yakobus 1:5).
– Berdoa agar hati mereka terbuka menerima Injil (2 Korintus 4:4).

2. Gaya Hidup anda sesuai dengan Firman.
– Tunjukkan kasih Kristus melalui sikap, tindakan, dan perkataan Anda (Matius 5:16).
– Hidup yang penuh integritas, kasih, dan pengampunan akan menarik orang untuk mengenal Yesus.

3. Bangun Hubungan yang tulus.
– Jadilah teman /anggota keluarga yang perduli
– Jangan langsung menghakimi atau memaksakan pandangan Anda.

4. Sampaikan Kabar Baik dengan sederhana.
– Gunakan bahasa yang mudah dimengerti.
– Fokus pada kasih Tuhan, pengorbanan Yesus, dan janji kehidupan kekal (Yohanes 3:16). – Bagikan kesaksian pribadi tentang bagaimana Kristus mengubahkan hidup Anda.

5. Gunakan Alkitab sebagai Dasar.
– Sampaikan ayat-ayat kunci seperti Roma 3:23, Roma 6:23, Roma 10:9-10.
– Jelaskan bahwa keselamatan adalah anugerah, bukan hasil usaha manusia (Efesus 2:8-9). – Jangan menyerah jika mereka menolak pada awalnya (Galatia 6:9).

6. Ajak Mereka untuk bertindak.
– Tawarkan mereka kesempatan untuk berdoa menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat.
– Bantu mereka memahami langkah iman berikutnya, seperti membaca Alkitab, berdoa, dan beribadah serta terhubung dengan komunitas Cool.

7. Bimbing dalam Pemuridan
– Setelah mereka percaya, teruslah mendampingi mereka untuk bertumbuh dalam iman (Matius 28:20).

Note: Memenangkan jiwa adalah pekerjaan Roh Kudus, kita hanya menjadi alat yang dipakai Tuhan. Tetaplah rendah hati dan andalkan kekuatan Tuhan dalam setiap Langkah.

Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan. Dan janganlah kamu mabuk oleh anggur, karena anggur menimbulkan hawa nafsu, tetapi hendaklah kamu penuh dengan Roh (Efesus 5:17-18).

Bersambung minggu depan…

CITRA DIRI POSITIF

CITRA DIRI POSITIF

“…Aku telah memanggil engkau dengan namamu, engkau ini kepunyaan-Ku.” Yesaya 43:1

Citra diri (self-image) adalah sebuah keadaan dalam pikiran kita, cara kita berpikir dan merasa tentang diri kita. Ketika seseorang memiliki citra diri positif dampaknya pun akan positif: rasa percaya diri meningkat, memacu semangat dan memberi energi lebih untuk menjalani hidup sehingga segala potensi yang ada di dalam diri pun dapat di-explore secara maksimal. Bagaimana supaya kita memiliki citra diri positif? Belajarlah menerima diri sendiri apa adanya dengan segala kelemahan, kekuatan, kekurangan dan kelebihan yang kita miliki. Jika menyadari siapa diri kita di hadapan Tuhan seharusnya semua orang percaya memiliki citra diri positif tentang dirinya. Mengapa? “Oleh karena engkau berharga di mata-Ku dan mulia, dan Aku ini mengasihi engkau,” (Yesaya 43:4).

Download renungan harian minggu ini selengkapnya di sini.

MEYIAPKAN LAHAN UNTUK PENUAIAN

MEYIAPKAN LAHAN UNTUK PENUAIAN

Tahun 2025 merupakan Tahun Penuaian/The Year of Harvest. Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk menjadi bagian dari suatu kegerakan Allah yang besar di akhir jaman ini. Tuhan menghendaki agar gereja-Nya menyiapkan segala sesuatu untuk menuai jiwa-jiwa dengan memberitakan Injil Kerajaan, menyaksikan perbuatan-perbuatan Allah yang besar kepada dunia serta menjadikan segala bangsa murid Kristus.

Bukankah kamu mengatakan: Empat bulan lagi tibalah musim menuai? Tetapi Aku berkata kepadamu: Lihatlah sekelilingmu dan pandanglah ladang-ladang yang sudah menguning dan matang untuk dituai (Yohanes 4:35)

Tuhan Yesus tidak sedang berbicara tentang penuaian secara fisik, tapi secara rohani yaitu penuaian jiwa-jiwa. Ia mengajak kita untuk melihat dari dimensi rohani/perspektif kekekalan. Pada masa-masa ke depan yang akan penuh dengan guncangan ini, akan ada banyak orang yang mencari Tuhan dan yang lahan hatinya siap menerima Injil keselamatan.

Kata Yesus kepada mereka : “Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya” (Yohanes 4:34). Tuhan menghendaki kita untuk menangkap hati Bapa tentang jiwa-jiwa yang terhilang. Perkataan Tuhan ini menyiratkan bahwa ada sebuah kepentingan mendesak untuk menyelesaikan pekerjaan yang diberikan Bapa yaitu Amanat Agung. Hal ini mengajarkan kita bahwa sekaranglah waktunya untuk bertindak. Penuaian jiwa jiwa-jiwa bukan hanya tugas hamba Tuhan, penginjil atau sekelompok orang saja, tapi tugas setiap kita yang telah diselamatkan oleh pengorbanan Yesus Kristus.

“Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu, mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu. (Matius 9:37-38).

Ladang berarti tempat yang dekat dan terjangkau oleh kita. Ladang yang bisa kita jangkau misalnya rumah/keluarga inti, keluarga besar, tempat kita bekerja/usaha, sekolah, dan lingkungan tempat tinggal kita. Tuhan mengatakan bahwa ladang-ladang di sekitar kita sudah menguning dan siap untuk dituai. Guna menyiapkan ladang untuk penuaian, kita harus dengan
sengaja/pro pro-aktif mengambil langkah langkah-langkah secara rohani dan
menerapkannya dalam kehidupan kita. Bagaimana caranya?

1. Membangun hati yang mau bertekun dalam doa.
Doa adalah pondasi dari setiap kegerakan Tuhan, dalam hal ini penuaian. Kita sungguh tidak bisa mengandalkan kekuatan manusia dalam melakukan Amanat Agung. Sebagai langkah awal dalam menyiapkan lahan untuk penuaian, kita perlu mencari kehendak dan menantikan tuntunan Tuhan, serta berdoa bagi ladang yang Dia perintahkan untuk kita tuai. Mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja pekerja-pekerja untuk tuaian itu (Matius 9:38).

Kita berdoa kepada Tuhan supaya supaya jiwa-jiwa tersebut memiliki hati yang haus dan lapar akan kebenaran serta tanah hati yang terbuka untuk menerima berita Injil keselamatan. Minta agar Allah untuk membangkitkan dan mengirimkan para pekerja yang rela dipakai-Nya untuk menuai jiwa-jiwa.

Doakan juga supaya Roh Kudus memberikan suatu ketajaman untuk menilai, mengetahui di mana dan bagaimana caranya menabur benih kepada jiwa jiwa-jiwa yang terhilang. Benih yang dimaksud adalah benih kebenaran yaitu firman Tuhan (Lukas 8:11).

2. Menabur benih Firman Tuhan.
Firman Tuhan adalah benih yang harus ditanam dalam hati seseorang. Menyiapkan lahan untuk penuaian berarti dengan sengaja membagikan pesan Injil secara konsisten. Minta Roh Kudus untuk memberikan keberanian serta memimpin langkah dan perkataan kita dalam menyampaikan kebenaran firman Tuhan.

Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang Kudus, juga untuk aku, supaya kepadaku, jika aku membuka mulutku, dikaruniakan perkataan yang benar, agar dengan keberanian aku memberitakan rahasia Injil, yang kulayani sebagai utusan yang dipenjarakan. Berdoalah supaya dengan keberanian aku menyatakannya, sebagaimana seharusnya aku berbicara (Efesus 6:18b-20).

Belajarlah untuk membagikan kasih Tuhan dengan cara mengajarkan dan memberitakan firman. Daoakan supaya Roh Kudus memberikan roh pegertian bagi yang mendengar untuk mengerti firman yang disampaikan. Demonstrasikan perbuatan kasih yang sejalan dengan firman, jadi bukan hanya pandai menyampaikan tapi juga menjadi pelaku firman agar pemberitaan ataupun kesaksian kita jadi efektif dan tidak menjadi batu sandungan. Layanilah kebutuhan orang lain, dan bagikan pengalaman pribadi kita tentang kasih Tuhan kepada mereka.

3. Tertanam dalam komunitas orang percaya.
Membangun hubungan dengan orang lain merupakan hal yang tak kalah penting. Hal ini dimaksudkan untuk membangun kepercayaan yang membuka pintu bagi percakapan tentang hal hal-hal rohani. Bangunlah suatu hubungan yang didasari oleh kasih yang tulus, bermakna, berkualitas agar bisa berdampak kepada hidup orang lain. Tunjukkanlah kasih Kristus melalui belas
kasihan, kesabaran, dan pengertian. Selalu ingat dan renungkan kerendahan hati Yesus saat kita melayani orang lain… dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri; dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga. (Filipi 2:3-4).

4. Singkirkan hal-hal yang menghambat iman.
Seperti halnya seorang petani membersihkan lahan dari bebatuan dan rumput liar sebelum menanam, demikian pula kita membantu orang lain untuk menyingkirkan hal hal-hal yang menjadi penghambat taburan benih firman. Kita tolong mereka untuk meluruskan kesalahpahaman, salah pengertian atau keraguan tentang Tuhan. Bawa mereka untuk melepaskan pengampunan sekaligus fasilitasi terjadinya rekonsiliasi jika ada luka hati.

Belajarlah menciptakan lingkungan di mana orang tersebut merasa aman dan diterima (jangan menghakimi atau merendahkan). Selanjutnya pelihara dan ayomi mereka yang datang dan telah menjadi bagian dari warga Kerajaan Allah.

PENUTUP
Dalam menyiapkan lahan untuk penuaian diperlukan doa, unsur kesengajaan, dan urgensi (yaitu keharusan yang mendesak atau kepentingan yang memerlukan tindakan segera). Tuhan Yesus yang memberi pertumbuhan sampai ladang tersebut menjadi matang dan siap dituai. Tugas kita adalah berdoa mencari dan menantikan tuntunan Tuhan, menabur Firman Firman-Nya, membina hubungan, serta memercayai Dia untuk pertambahan jumlah dan pertumbuhannya.

SEKARANG WAKTUNYA BERTINDAK

SEKARANG WAKTUNYA BERTINDAK

“Karena manusia tidak mengetahui waktunya. Seperti ikan yang tertangkap dalam jala yang mencelakakan, dan seperti burung yang tertangkap dalam jerat, begitulah anak-anak manusia terjerat pada waktu yang malang, kalau hal itu menimpa mereka secara tiba-tiba.” Pengkhotbah 9:12

Menunda-nunda pekerjaan adalah hal yang seringkali dilakukan banyak orang. Contohnya: ketika mendapatkan tugas dari sekolah atau kantor yang dapat dikerjakan hari itu, tidak langsung kita kerjakan, karena kita berpikir esok masih ada. Kita membiarkan waktu berlalu dengan percuma. Akibatnya tugas-tugas semakin menumpuk dan membuat kita kewalahan sendiri.

Download renungan harian minggu ini selengkapnya:

01 – Renungan harian JANUARI 5, 2025.

MATERI BUKAN SUMBER KEBAHAGIAAN

MATERI BUKAN SUMBER KEBAHAGIAAN

“Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang memeliharanya.” Lukas 11:28

Semua orang tanpa terkecuali pasti mendambakan kebahagiaan dalam hidupnya. Tetapi berbicara tentang kebahagiaan, sebagian besar orang akan menilai dan mengukurnya dari sisi materi atau apa yang terlihat secara kasat mata. Kita berpikir jika seseorang bergelimang harta benda, memiliki rumah dan mobil mewah, terkenal seperti selebriti atau berpangkat tinggi, hari-hari yang dijalani pasti dipenuhi oleh gelak tawa dan kebahagiaan. Benarkah demikian? Faktanya tidaklah demikian. Banyak orang kaya dan terkenal hidupnya merana dan tidak bahagia. Ternyata kekayaan, harta benda, uang dan segala hal yang ada di dunia ini tidak mampu memberikan jaminan kebahagiaan yang sejati. Semuanya hanya bersifat semu belaka!

Download renungan harian minggu ini selengkapnya di link ini.

BERBAGI TERANG KRISTUS DI DUNIA YANG GELAP –  bagian 3 (Bangkit dan menjadi terang)

BERBAGI TERANG KRISTUS DI DUNIA YANG GELAP – bagian 3 (Bangkit dan menjadi terang)

Sekilas review minggu lalu:
1. Yesus adalah sumber terang orang percaya.
2. Orang percaya memancarkan terang Kristus.

Sambungan minggu ini:

3. Bersinar terang di tengah masalah, tantangan , tekanan dan penderitaan.

Di akhir jaman ini kita hidup di tengah masa sukar (2 Timotius 3: 1-4). Kebobrokan moral manusia, kejahatan, penyesatan, bencana alam dan perang telah menyebabkan berbagai krisis global. Banyak orang sudah kehilangan harapan, arah dan tujuan karena berjalan dalam kegelapan. Kegelapan sudah dianggap sebagai hal yang biasa dan wajar. Orang dunia menyebut kejahatan itu baik dan kebaikan itu jahat; mereka membenci/menjauhi terang dan menyukai kegelapan dan tipuan.

Saat berada di tengah kegelapan, kita tidak hidup seperti dunia yang berjalan di dalam kegelapan karena sumber terang yaitu Kristus, ada di dalam hati kita. Justru di tengah kegelapan ini terang yang ada di dalam kita semakin nyata bersinar. Ini saatnya untuk bangkit dan membagikan terang Tuhan yang ajaib kepada dunia.

Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib (1 Petrus 2:9).

Kalaupun sedang berada dalam lembah kekelaman (mengalami masalah, kesulitan, kelemahan dan penderitaan), orang percaya seharusnya tetap bersinar karena terang Tuhan yang ada dalam kita bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan tidak dapat menguasainya.

“Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup.” (Yohanes 8:12).

Jika kita taat mengikuti pimpinan Roh Kudus, kita tidak akan berjalan dalam kegelapan melainkan hidup oleh iman, memiliki pengharapan pasti serta melangkah ke arah dan tujuan yang benar. Dalam keadaan yang paling gelap di musim hidup kita sekalipun, kita tetap bersinar terang karena kita berjalan dalam kebenaran. Dalam kebenaran tidak ada kebingungan, keraguan dan kompromi dengan dosa.

Terang firman Tuhan memberikan kejelasan, jaminan kepastian, jawaban, dan jalan keluar/solusi yang kita butuhkan. Selain itu firman Tuhan juga merupakan sumber hikmat yang dapat diandalkan. Firman Tuhan adalah pelita yang menuntun kita ke arah tujuan yang benar/lurus sehingga kita tidak tersesat atau salah jalan.

Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku (Mazmur 119:105).

Alkitab memberikan panduan tentang bagaimana hidup sebagai anak-anak terang supaya tetap bersinar di tengah kegelapan :

a. Hidup dalam kasih dan ketaatan kepada Allah (1 Yohanes 2:10; Efesus 5:1).
Kasih kepada Allah didemonstrasikan dengan ketaatan kepada perintah dan kehendak-Nya. Allah memerintahkan kita untuk mengasihi orang lain dan mengampuni mereka yang bersalah kepada kita. Tidak membalas kejahatan dengan kejahatan melainkan dengan kasih dan kebaikan. Kasih mendorong kita untuk tetap berbuat kebaikan sekalipun tidak dihargai atau dilihat orang.

b. Menanggalkan perbuatan kegelapan dan mengenakan Tuhan Yesus Kristus sebagai perlengkapan senjata terang (Roma 13:12-14).
Hidup dengan sopan, bukan dalam pesta pora, kemabukan, percabulan, hawa nafsu, perselisihan, iri hati dan kompromi dengan dosa/dunia.

c. Hidup secara arif (Efesus 5: 15-17).
Pergunakan waktu yang ada dengan bijaksana, berusahalah untuk mengerti kehendak Allah dan belajar melakukan apa yang berkenan kepada-Nya.

d. Lakukan pekerjaan, pelayanan, tugas dan tanggung jawab dengan sebaik-baiknya, miliki motivasi yang benar dan tulus, berintegritas, tidak bersungut-sungut serta rela melakukan hal yang extra-miles bagi kepentingan orang lain.

Lakukanlah segala sesuatu dengan tidak bersungut-sungut dan berbantah-bantahan, supaya kamu tiada beraib dan tiada bernoda, sebagai anak-anak Allah yang tidak bercela di tengah-tengah angkatan yang bengkok hatinya dan yang sesat ini, sehingga kamu bercahaya di antara mereka seperti bintang-bintang di dunia (Filipi 2:14-15).

e. Mengucap syukur senantiasa atas segala sesuatu (Efesus 5:20).
Dengan mengucap syukur, hati kita dipenuhi dengan sukacita dan damai sejahtera yang menjadi kekuatan untuk tetap hidup oleh iman, sehingga dalam keadaan apapun terang Kristus terpancar dari hidup kita.

PENUTUP

Sebagai murid Kristus, kita dipanggil untuk hidup dalam terang-Nya dan membagikan terang itu kepada dunia yang gelap. Mereka yang mengikut Yesus (taat kepada pimpinan Roh Kudus) akan berjalan dalam terang dan menampilkan Kristus di tengah kegelapan. Terang Tuhan yang terpancar dari hidupnya akan membuahkan kebaikan, keadilan, dan kebenaran. Orang dunia butuh melihat cahaya kasih Allah yang bersinar terang melalui hidup orang percaya supaya mereka bisa dibawa kepada Kristus dan diselamatkan. JESUS FOR EVERYONE !

BERBAGI TERANG KRISTUS DI DUNIA YANG GELAP –  bagian 2 (Bangkit dan menjadi terang)

BERBAGI TERANG KRISTUS DI DUNIA YANG GELAP – bagian 2 (Bangkit dan menjadi terang)

Sekilas review minggu lalu:
Manusia jatuh ke dalam dosa dan hidup dalam kegelapan / kehilangan kebenaran dan terhilang. Yesus datang ke dunia sebagai terang kebenaran, agar setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak tinggal dalam kegelapan (Yohanes 12:46), melainkan memiliki terang hidup.
1. Yesus adalah sumber terang orang percaya.

Sambungan minggu ini :

2. Orang percaya memancarkan terang Kristus.

Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu.
Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga. (Matius 5:14-16).

Pengikut Kristus dipanggil keluar dari kegelapan untuk hidup dalam persekutuan dengan Allah agar dapat memancarkan terang Kristus. 1 Yohanes 1:5 mengatakan “Allah adalah terang dan di dalam Dia sama sekali tidak ada kegelapan.” Pada-Nya tidak ada perubahan atau bayangan karena pertukaran. Ini mengacu kepada kebenaran, integritas, kemurnian moral, hikmat, kemuliaan, kasih serta kekudusan Allah yang mutlak dan sempurna. Tidak ada kecacatan moral, dosa dan ketidakbenaran di dalam Allah.

Orang yang hidup dalam persekutuan dengan Allah akan turut mengambil bagian dalam kodrat ilahi dan luput dari hawa nafsu duniawi yang membinasakan dunia (2 Petrus 1:4). Akan tetapi jika kita katakan bahwa kita beroleh persekutuan dengan Dia, namun kita hidup di dalam kegelapan, maka sebenarnya kita berdusta dan tidak melakukan kebenaran (1 Yohanes 1:6).

Demikian pula siapa yang berkata bahwa ia berada di dalam terang, tetapi membenci saudaranya, ia berada di dalam kegelapan sampai sekarang. Barangsiapa mengasihi saudaranya, ia tetap berada di dalam terang, dan di dalam dia tidak ada penyesatan. Tetapi barangsiapa membenci saudaranya, ia berada di dalam kegelapan dan hidup di dalam kegelapan. Ia tidak tahu ke mana ia pergi, karena kegelapan itu telah membutakan matanya (1 Yohanes 2:9-11).

Cahaya akan mengekspos apa yang tersembunyi dalam kegelapan. Cahaya juga menolong kita untuk melangkah ke arah yang benar agar kita tidak tersandung dan jatuh atau salah jalan/tersesat. Firman Tuhan yang adalah terang akan menyingkapkan kegelapan di dalam hati dan jiwa kita. Mata hati kita diterangi sehingga bisa melihat dan menyadari dosa, kelemahan, ikatan, dan hawa nafsu kedagingan yang bercokol dalam diri kita.

Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita. Dan tidak ada suatu makhlukpun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab (Ibrani 4:12-13).

Tetapi segala sesuatu yang sudah ditelanjangi oleh terang itu menjadi nampak, sebab semua yang nampak adalah terang (Efesus 5:13).

Jika kita tinggal dalam persekutuan dengan Allah, maka terang firman-Nya pasti membawa kita hidup dalam pertobatan. Saat kita konsisten hidup dalam pertobatan, berjalan dalam pimpinan Roh Kudus dan menjadi pelaku firman, maka di situlah terang kita bercahaya di depan orang. Terang yang kita pancarkan disebabkan karena kehadiran Kristus di hati dan ketaatan kepada kehendak-Nya.

Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga. (Matius 5:16).

Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang, karena terang hanya berbuahkan kebaikan dan keadilan dan kebenaran. (Efesus 5:8-9).

Meskipun kita tinggal di dunia yang diliputi kegelapan, tapi Allah menghendaki supaya orang percaya memancarkan terang kemuliaan-Nya. Oleh sebab itu singkirkan hal-hal yang menghalangi terang Kristus terpancar dari hidup kita dan berjalanlah mengikuti pimpinan Roh Kudus.

Itulah sebabnya dikatakan : “Bangunlah, hai kamu yang tidur dan bangkitlah dari antara orang mati dan Kristus akan bercahaya atas kamu.” Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat.
Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan. Dan janganlah kamu mabuk oleh anggur , karena anggur menimbulkan hawa nafsu, tetapi hendaklah kamu penuh dengan Roh. (Efesus 5:14-18).

Bersambung minggu depan..

BERBAGI TERANG KRISTUS DI DUNIA YANG GELAP –  bagian 1 (Bangkit dan Menjadi Terang)

BERBAGI TERANG KRISTUS DI DUNIA YANG GELAP – bagian 1 (Bangkit dan Menjadi Terang)

PENDAHULUAN

Kutuk akibat dosa membuat bumi diliputi oleh awan kegelapan dan bangsa-bangsa ditutupi oleh kekelaman. Manusia jatuh ke dalam dosa dan hidup dalam kegelapan / kehilangan kebenaran dan terhilang. Karena kasih-Nya yang besar, Allah Bapa berfirman pada perawan Maria dan Yesus lahir ke dunia sebagai manusia. Yesus datang ke dunia sebagai terang kebenaran, agar setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak tinggal dalam kegelapan (Yohanes 12:46), melainkan memiliki terang hidup sehingga dapat membagikannya kepada dunia yang gelap.

ISI

Yesus adalah terang hidup artinya:

1. Kebenaran/Truth.

Di dalam Kebenaran Allah tidak ada kebingungan atau keraguan, atau kegelapan sedikitpun (there is no shadow of turning-Yakobus 1:17) Kebenaran Tuhan tidak berubah.

2. Kejelasan/Clarity.

Firman Tuhan adalah terang/pelita yang memberikan kejelasan, jawaban, jalan keluar/solusi yang kita butuhkan. Firman Tuhan juga merupakan sumber hikmat yang dapat diandalkan.

3. Arah yang lurus.

Terang firman Tuhan membimbing dan memberi arah tujuan yang benar/lurus, kita tidak akan tersesat atau salah jalan.

 

Sementara ‘kegelapan’ memiliki beberapa makna:

1. Kebingungan/Confusion.

Disebabkan dusta bercampur dengan kebenaran. Kegelapan ini di ssbabkan karena seorang menolak kebenaran dan membiarkan ke tidak benaran masuk menyebabkan kekacauan, gangguan pikiran, kesia-siaan, kekosongan, dan kecemaran.

2. Ketidakjelasan/Unclarity.

Sinonim katanya adalah ambiguitas, pandangan yang kabur/tidak jelas, keragu-raguan; dapat dihubungkan dengan ketidakmurnian, double-minded, hati bercabang, dolak-dalik.

3. Tersesat

Kata tersesat menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti tidak melalui jalan yang benar atau salah jalan. Kata sesat sendiri memiliki arti yang sama, yaitu tidak melalui jalan yang benar, salah jalan, keliru, berbuat yang tidak senonoh, atau menyimpang dari kebenaran.

 

1. Yesus adalah sumber terang orang percaya.

Maka Yesus berkata pula kepada orang banyak, kata-Nya: “Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup.” (Yohanes 8:12).

Yesus adalah terang bagi dunia/manusia yang berada dalam kegelapan. Misi Yesus bagi dunia tidak hanya menjadi terang bagi bangsa Israel atau sekelompok kaum/golongan, melainkan bagi segenap umat manusia yang telah jatuh ke dalam dosa. Yesus adalah satu-satunya utusan Allah yang datang ke dunia untuk menyelamatkan manusia dari kegelapan yang berujung kebinasaan. Ia mengundang orang-orang berdosa untuk keluar dari kegelapan dan mengikuti Dia.

Allah adalah Roh yang tak terlihat secara kasat mata, namun ekspresi kasih-Nya kepada manusia diwujudkan melalui Yesus Kristus. Kehidupan dan perkataan Yesus Kristus adalah ekspresi nyata dari Pribadi Allah Bapa. Ketika Firman Yang Kekal mengambil wujud manusia Yesus Kristus, Allah hendak menyatakan kerinduan-Nya untuk menyelamatkan manusia.

Yesus dikatakan sebagai gambar Allah yang tidak kelihatan, pancaran kemuliaan dan representasi yang tepat dari sifat-sifat Allah; Dialah yang sulung (terunggul) di antara seluruh ciptaan. Yesus adalah perwujudan kebenaran Allah yang paling tepat dalam kehidupan manusia. Hal ini menolong kita untuk lebih memahami maksud Allah atas kita dan bagaimana mengikuti tuntunan-Nya.

Yesus adalah sumber terang bagi orang yang mau percaya kepada-Nya. …Barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup.

Ini menunjukkan perbedaan arah dan cara hidup yang signifikan antara orang percaya dan dunia yang gelap.  Orang percaya menerima identitas baru sebagai anak-anak Allah dan Ia menghendaki supaya kita hidup sebagai anak-anak terang. Memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan. Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang (Efesus 5:8).

Yesus adalah Firman Allah Yang Hidup. Di dalam Dia (Firman Allah) ada hidup, dan hidup itu adalah terang manusia. Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya (Yohanes 1:4-5).

Terang adalah pernyataan kasih Allah di dalam Yesus Kristus yang menembus ke dalam hati manusia berdosa. Allah membuat terang-Nya bercahaya di dalam hati kita, supaya kita beroleh terang dari pengetahuan tentang kemuliaan Allah yang nampak pada wajah Kristus (2 Korintus 4:6). Yesus Kristus adalah sumber terang yang memberikan pengetahuan/pewahyuan/pengenalan akan Pribadi Allah serta kehendak dan rencana-Nya atas kita. Melalui pewahyuan akan Allah di dalam Yesus Kristus, Firman itu membawa terang ke dalam hati manusia.

Mereka yang mengikuti Yesus tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan mempunyai terang hidup. Orang yang memiliki terang hidup tidak akan dikuasai oleh kegelapan. Orang yang berada dalam terang berarti memiliki ‘hidup’, baik yang kekal maupun yang sementara saat ini (jadi bukan sekedar eksis). Menjadi pengikut Kristus bukanlah sekedar ‘label’ tapi sungguh-sungguh hidup oleh iman, yaitu orang yang tinggal di dalam Kristus dan firman-Nya tinggal di dalam dia. Bukan cuma tahu firman tapi juga melakukannya, bukan hanya menguasai firman tapi hidup dikuasai oleh firman Tuhan.

Bersambung minggu depan..