Salam damai sejahtera,
Setiap bulan November ini, Amerika merayakan kebaikan Tuhan di hari Thanksgiving. Dimana satu hari seluruh rakyat menyediakan waktu untuk mengucap syukur pada Tuhan dan berkumpul dengan keluarga. Namun akhir-akhir ini nilai kekeluargaan mulai pudar karena lebih banyak orang tertarik untuk menghabiskan waktu shopping.
Orang-orang yang libur dari pekerjaan untuk berkumpul dengan keluarga ditarik oleh dunia. Karena mencari-cari kegiatan dan juga mungkin merasa bosan dengan tradisi berkumpul dengan keluarga akhirnya lebih senang menghabiskan waktu mencari barang-barang “sale.” Ditambah dengan sosial media dan kemudahan online shopping, hari Thanksgiving lebih di nanti-nantikan sebagai hari “black Friday”. Apakah shopping itu dilarang oleh Alkitab? Jawabannya tidak selama kita mendahulukan Tuhan dan mengerti pentingnya bersyukur. Thanksgiving ini biar kita mengutamakan Tuhan lebih dari pada mencari barang belanjaan.
Pesan Tuhan bulan ini mengingatkan kita untuk Mengucap syukur dalam segala hal. Di tengah dinamika kehidupan, Tuhan memanggil kita untuk memiliki hati yang selalu bersyukur, bukan hanya di saat terima berkat, tetapi juga di dalam kesulitan, tantangan dan masalah. Allah menghendaki agar orang percaya hidup bukan karena melihat dan memiliki respon yang benar dalam menghadapi segala hal.
1 Tesalonika 5:18 mengatakan, “Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.” Ayat ini mengajarkan kita untuk melihat lebih jauh dari keadaan yang ada di depan mata. Saat kita mengucap syukur, kita sedang membuka hati untuk mengalami damai sejahtera dan sukacita dari Tuhan, sekalipun situasi mungkin tampak belum sesuai dengan harapan kita.
Mengucap syukur dalam segala hal tidak berarti kita mengabaikan kesedihan atau tantangan yang ada. Sebaliknya, ini adalah sikap hati yang percaya bahwa Tuhan selalu hadir dan turut bekerja di setiap momen kehidupan kita, sehingga kita dapat menerima kenyataan dengan kekuatan dari Tuhan. Ketika kita bersyukur, kita merendahkan diri di hadapan Tuhan dan mengakui bahwa kehendak-Nya adalah yang terbaik untuk kita.
Mari kita belajar untuk melihat segala sesuatu sebagai kesempatan untuk bersyukur:
1)Saat kita bersyukur kita mengakui kehendak dan kedaulatan Tuhan atas hidup kita maka kita akan menerima kekuatan dan hikmat yang berasal dari Tuhan untuk meresponi dengan benar.
2) Saat kita mensyukuri hubungan yang Tuhan berikan – di saat bersama keluarga, rekan kerja, atau komunitas gereja, dan jadikan momen bersama sebagai kesempatan untuk mengasihi dan mendukung satu sama lain.
Doa syukur berikut:
“Tuhan, ajar kami untuk selalu bersyukur dalam segala hal. Bantu kami melihat kebaikan-Mu di setiap situasi, dan jadikan hati kami penuh dengan damai sejahtera-Mu. Kiranya syukur kami membawa kami semakin dekat kepada-Mu dan menjadikan kami saksi kasih-Mu bagi dunia. Amin.”
Alasan utama mengapa kita mengucap syukur dalam segala keadaan : Mengucap syukur merupakan perintah dan kehendak Allah di dalam Kristus Yesus bagi kita.
“Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu” (1 Tesalonika 5:18) Mengucap syukur merupakan perintah dan kehendak Allah di dalam Kristus Yesus bagi orang percaya. Ucapan syukur kita bukan sekedar kata – kata di mulut, tetapi merupakan luapan hati yang tulus kepada Allah. Bila suasana hati kacau, sedih atau gelisah agak sulit mensyukuri keadaan dan orang-orang di sekitar.
“Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan karena dari situlah terpancar kehidupan.” (Amsal 4:23) “Karena apa yang diucapkan mulut meluap dari hati. Orang yang baik mengeluarkan hal hal yang baik dari perbendaharaannya yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan hal hal yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat.” Matius 12:34b-35
Berarti suasana hati kita perlu di jaga selalu dalam keadaan berkenan. Apa yang diucapkan mulut meluap dari hati, jadi bila hati kita kotor dipenuhi oleh kebencian, dendam, kenajisan, maka yang keluar dari mulut kita adalah kata-kata penuh kebencian, amarah, dendam, kenajisan dsb. Mari kita menjaga hati kita supaya dipimpin dan dikendalikan oleh Roh Kudus dan Firman Tuhan, bukan oleh hawa nafsu atau oleh kuasa iblis. Sehingga kita “Cepat untuk mendengar, lambat untuk berkata kata dan juga lambat untuk marah.” Yakobus 1:19 Bila hati kita terkendali, maka yang keluar dari mulut kita adalah puji pujian yang mendatangkan kemuliaan Dan kebesaran bagi nama Tuhan serta menjadi berkat bagi banyak orang. Amsal 10:19, “Di dalam banyak bicara pasti ada pelanggaran, tetapi siapa yang menahan bibirnya berakal budi.”
Jangan mengeluarkan perkataan negatif seperti bersungut-sungut, marah, memaki, mengutuki orang lain atau diri sendiri, perkataan yang menyalahkan dan meragukan Tuhan, perkataan yang sembrono, dsb. Sebaliknya Allah menghendaki kita untuk mengucapkan perkataan syukur dan terima kasih, memuji, mengagungkan, menghormati Tuhan serta memperkatakan janji-janji/ firman-Nya.
Sebenarnya dengan mengucapkan perkataan syukur dan pujian kepada Allah, kita sedang memberkati hidup kita sendiri, mengapa? Karena kita menghargai/menghormati hadirat Allah atas hidup kita. Ucapan syukur dan pujian kepada Allah memberi jalan keluar /breakthrough (terobosan), mukjizat, jawaban doa, pertolongan, kesembuhan, pemulihan, dlsb atas hidup kita. Oleh sebab itu jagalah hati dan pikiran kita, supaya perkataan yang keluar adalah perkataan yang berkenan di hadapan Allah.
Mengucap syukur merupakan hal yang berkenan di hadapan Allah sebab itu adalah sikap yang memuliakan Tuhan. “Siapa yang mempersembahkan syukur sebagai korban, ia memuliakan Aku” (Mazmur 50:23a). Orang yang bersyukur dapat menghargai semua yang baik di hidupnya. Dengan mengucap syukur, kita sedang mengakui kedaulatan Tuhan atas segala sesuatu termasuk atas hidup kita. Sekalipun dunia atau hidup kita ada dalam situasi yang tidak baik, tapi Allah tetap berdaulat dan memegang kendali atas segala sesuatu. DIA tetap mengasihi kita dan ada di pihak kita.
Allah menginginkan kita untuk selalu mengingat dan menyadari semua kebaikan yang telah kita terima dan nikmati. Rasa syukur merupakan respon kita atas kasih karunia Allah yang kita terima melalui Kristus Yesus. “Karena dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia” (Yohanes 1:16)
Mengucap syukur akan memampukan kita untuk bisa melihat kebaikan Tuhan di tengah keadaan yang tidak diinginkan sekalipun. Dalam keadaan baik atau buruk, keberhasilan atau kegagalan, keadaan sakit atau sehat, kelimpahan atau kekurangan, suka atau duka, semuanya merupakan warna-warni kehidupan yang membuat kita mgerti dan mengalami kasih karunia Allah yang berlimpah-limpah.
Dengan iman kita percaya bahwa segala sesuatu terjadi dalam rencana Tuhan yang baik bagi kita yang mengasihi Dia dan yang terpanggil sesuai dengan rencana-Nya. Walaupun saat ini kita belum mengerti mengapa Allah mengijinkan hal yang sepertinya kurang baik terjadi di hidup kita, tapi kita memilih tetap percaya bahwa semua rencana-Nya pasti baik. Rancangan Tuhan atas hidup kita bukan rancangan kecelakan melainkan rancangan damai sejahtera.
Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah (Roma 8:28).
Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan (Yeremia 29:11).
Marilah kita menghidupi bulan ini dengan hati yang penuh syukur, mempercayakan segala sesuatu dalam penyertaan Tuhan. Semoga melalui sikap syukur kita, orang lain dapat melihat kasih Kristus yang nyata.
Tuhan memberkati!
Suara Gembala (Ps. Juliana Lolowang)