JESUS IS MY PERSONAL SAVIOR

Home / Monthly Theme / JESUS IS MY PERSONAL SAVIOR
JESUS IS MY PERSONAL SAVIOR

Banyak orang yang begitu sibuk melakukan pekerjaan Tuhan (misalnya kegiatan pelayanan) namun mereka tidak melakukannya untuk Tuhan jika motivasi dalam hatinya untuk diri sendiri. Sebenarnya pekerjaan yang Allah kehendaki dari umat manusia adalah agar mereka percaya kepada Yesus Kristus (Yohanes 6:29)

ISI

Tuhan tidak membutuhkan apa pun dari umat-Nya. Dia yang menciptakan segalanya dan memiliki segalanya, dan Dia ingin memberikannya kepada anak-anak-Nya. Jika Allah memenuhi semua kebutuhan bangsa Israel waktu di padang gurun, masakan Dia tidak memenuhi kebutuhan kita? Ingatlah bahwa di padang gurun tidak ada fasilitas/sarana yang menunjang kehidupan dasar manusia. Keadaan di padang gurun gersang, penuh tantangan serta bahaya.

Lalu pekerjaan apa yang dapat dilakukan oleh bangsa Israel untuk melangsungkan hidup selama di padang gurun? Mereka hanya percaya dan bergantung sepenuhnya kepada Allah yang sanggup memenuhi kebutuhan mereka.

1. Pekerjaan yang dikehendaki Allah.

Pekerjaan yang Allah kehendaki dari kita adalah agar kita percaya kepada Yesus Kristus.

Yesus menjawab dan berkata kepada mereka, ”Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah.” (Yoh. 6:29)

Manusia bekerja untuk makanan (perkara materi), bisa karena didorong oleh kebutuhan, keserakahan dan hawa nafsu. Dorongan ini mengakibatkan hati manusia menjauh dari Tuhan yang adalah sumber segala sesuatu dan menjadi takut, kuatir serta mengandalkan kekuatan sendiri.

“Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai?” (Matius 6:25 dan 31).

Yesus menegur mereka karena motivasi mereka mencari DIA keliru. Hati mereka tidak terbuka untuk menerima hal yang rohani. Yesus Kristus yang adalah utusan Allah tidak ditangkap dalam pikiran mereka. Mereka  perlu Yesus hanya demi mengejar perkara-perkara jasmani yang menyenangkan hati mereka saja. Mereka berniat menjadikan Yesus raja supaya dapat memenuhi keinginan-keinginan mereka.

Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu; sebab Dialah yang disahkan oleh Bapa, Allah, dengan meterai-Nya (Yohanes 6:27).

2. Roti Hidup

Tuhan Yesus datang ke dunia untuk memberikan makanan yang memelihara kehidupan rohani dan memberi hidup yang kekal. Makanan tersebut adalah Roti Hidup, yaitu IA sendiri.

Kata Yesus kepada mereka: ”Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi (Yohanes 6:35).

Adam pertama harus bekerja keras, berkeringat dan makan dari tanah sepanjang hidupnya (Kejadian 2:17), tapi Adam Kedua (Yesus) menjadi manna dan Roti Hidup bagi umat manusia bahkan untuk Adam pertama.

Sama seperti Bapa yang hidup mengutus Aku dan Aku hidup oleh Bapa, demikian juga barangsiapa yang memakan Aku, akan hidup oleh Aku (Yohanes 6:57).

Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi…

Orang yang datang kepada Yesus, Sang Roti Hidup, jiwanya akan dipuaskan dan utuh (whole). Orang tersebut tidak tertarik mengejar/lapar akan hal-hal yang dunia tawarkan (keinginan mata, keinginan daging dan keangkuhan hidup).

Keinginan daging adalah hawa nafsu kedagingan. Keinginan mata menyangkut hasrat ingin memiliki apa yang orang lain miliki. Sedangkan keangkuhan hidup menunjuk pada kenikmatan dipuji, dihormati dan butuh akan pengakuan. Keinginan daging, keinginan mata dan keangkuhan hidup adalah kepuasan jiwa yang keliru dan harus digantikan dengan kepuasan jiwa yang benar yaitu melakukan kehendak Allah (1Yohanes 2:15-17).

3. Air Hidup

..barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi..

Barang siapa percaya kepada Yesus, maka Roh Kudus yang dicurahkan ke dalam hatinya akan menjadi mata air yang terus menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal.

tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal (Yohanes 4:14).

Hati yang dipenuhi oleh Roh Kudus akan mengalirkan urapan yang menimbulkan iman, pengharapan, kasih, hikmat ilahi, pewahyuan, karunia, damai sejahtera, kekuatan jiwa, ketekunan, dan buah-buah kebenaran. Barangsiapa yang datang dan percaya kepada Kristus akan ‘hidup’. Hidup yang dimaksud di sini bukanlah sekedar eksis secara fisik tapi hidup yang terhubung dengan Yesus (‘Zoe’ life) dalam terjemahan bahasa Yunani (Zoe is a Greek word) memiliki arti : the God-kind of life; kehidupan yang bersumber pada keilahian Allah (the rich, abundant divine nature of God) yang penuh dengan kasih, sukacita, kekuatan.

Tuhan menghendaki agar IA menjadi satu-satunya sumber segalanya dalam kehidupan kita, bukan yang lain. Christ-centered life membuat jiwa kita utuh, dipuaskan, merdeka dan menghasilkan buah kehidupan yang berkelimpahan. Makanan/perkara materi akan membuat kita haus lagi. Self-centered life membuat jiwa kita makin terikat dengan keinginan mata, keinginan daging dan keangkuhan hidup. Camkanlah bahwa hal yang bersifat materi/fisik tidak akan pernah bisa memuaskan kekosongan jiwa.

Lalu apakah kita tidak boleh/perlu bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup fisik sehari-hari? Alkitab tidak menentang orang untuk bekerja, bahkan rasul Paulus menulis dalam 2 Tes 3:10, “…jika seorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan”. Bekerja sebagai bentuk dari tanggung jawab kita tentunya boleh/perlu, tapi di mana hati kita berada itu menentukan apakah kita tetap kuat menghadapi badai atau ujian atau takut, kuatir, iri hati, tamak, serakah serta mencintai pekerjaan lebih dari Tuhan. Uang memang diperlukan, tapi cinta akan uang mencelakakan diri.

Sebab kita tidak membawa sesuatu apa ke dalam dunia dan kita pun tidak dapat membawa apa-apa ke luar. Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah. Tetapi mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat dan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan. Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka (1 Timotius 6:7-10).

Hal yang materi digunakan secukupnya sesuai kebutuhan, jangan ijinkan itu jadi ‘tuan’ yang mendikte dan mengikat hidup kita. Makanlah secukupnya, tapi jangan jadi rakus. Memelihara tubuh agar tetap sehat itu perlu,  tapi merawat tubuh untuk memuaskan hawa nafsu adalah keliru.

Untuk memperoleh makanan jasmani, kita harus bekerja. Tapi untuk mendapatkan makanan rohani yang bisa memuaskan jiwa dan bertahan sampai hidup kekal, kita harus percaya. Percaya kepada Tuhan Yesus artinya memegang dan taat melakukan perintah-Nya.

Yohanes 3:36 Barangsiapa percaya kepada Anak, ia beroleh hidup yang kekal, tetapi barangsiapa tidak taat kepada Anak, ia tidak akan melihat hidup, melainkan murka Allah tetap ada di atasnya.”

Barang siapa yang percaya/taat kepada Yesus, akan beroleh hidup yang kekal; tetapi siapa yang tidak taat akan mengalami murka Allah

Refleksi :

Di mana hati kita? Apa motivasi kita mengikut Yesus? Siapa Yesus bagi kita – apakah kita sudah benar-benar menjadikan IA sebagai Tuhan, tuan dan Juruselamat kita secara pribadi?

Siapa Yesus bagi kita jauh lebih penting dari pada apa yang bisa DIA berikan bagi kita. Allah dengan mudah dapat memberkati kita dengan materi/hal-hal fisik, tapi yang terutama Dia tawarkan adalah keselamatan, hubungan/pengenalan akan DIA, hidup yang berkelimpahan dan yang kekal.

Jikalau kita hanya dalam hidup ini saja menaruh pengharapan pada Kristus, maka kita adalah orang-orang yang paling malang dari segala manusia. Tetapi yang benar ialah, bahwa Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal. Sebab sama seperti maut datang karena satu orang manusia, demikian juga kebangkitan orang mati datang karena satu orang manusia. Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus (1 Kor. 15: 19-22).

Segala sesuatu yang difirmankan Tuhan Allah kepada Adam pertama, telah digenapi dan diambil oleh Adam Kedua yaitu Yesus Kristus. Dia menggenapi seluruh hukum Tuhan dan Dia akan datang untuk menyelesaikan penggenapan hukum Taurat dan para nabi.

PENUTUP

Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal. Jangan sampai kita hanya sibuk melakukan pekerjaan Tuhan namun tidak percaya (tidak taat) kepadaNya. Kita lebih mengikuti hawa nafsu, mengandalkan kekuatan sendiri, lebih percaya kepada ilah-ilah jaman  daripada taat kepada Tuhan.

Mengikut Yesus harus dengan motivasi yang benar agar pekerjaan iman kita bertahan sampai kepada hidup yang kekal. Mari kita kembali kepada komitmen semula yaitu menjadikan Yesus sebagai Juruselamat dan tuan atas hidup kita.

Latest posts: