Ada istilah yang mengatakan ‘someone’s head in the clouds’ (seseorang yang pikirannya lagi di awan). Artinya orang tersebut tidak pijak tanah atau tidak menyadari akan kenyataan/situasi/persoalan yang sedang di hadapinya. Hal itu membuatnya tidak dapat mengambil keputusan dengan benar. Pada renungan kali ini kita mau mengenali awan yang di Alkitab yang sangat berpengaruh dalam kehidupan rohani kita.
1. Tiang awan dan tiang api (Pillars of fire and cloud).
Allah memanggil bangsa Israel keluar dari perbudakan Mesir untuk beribadah kepadaNya. Allah memerintahkan Musa untuk membawa mereka melewati padang gurun masuk ke Tanah Perjanjian. Karena kedegilan bangsa Israel yang telah menyakiti hati Allah dengan menyembah anak lembu emas, maka IA tidak akan berjalan di tengah-tengah mereka melainkan mengutus malaikatNya berjalan di depan bangsa itu supaya mereka tidak binasa dalam perjalanan. Namun demikian Musa memohon kepada Allah agar IA sendiri yang membimbing bangsa Israel menuju tanah Perjanjian (Kel. 33:15-16).
Musa pun membuat Kemah Pertemuan dan membentangkannya di luar perkemahan orang Israel. Kemah Pertemuan adalah tempat ia berbicara dengan Allah dan menerima tuntunan bagi orang Israel. Bila Musa masuk ke dalam kemah tersebut, turunlah tiang awan dan berhenti di pintu kemah, lalu berbicaralah Tuhan dengan dia di sana. Kemah Pertemuan itu selanjutnya disebut sebagai Kemah Suci/Tabernakel (Keluaran 40:29). Tiang awan dan tiang api melambangkan hadirat Allah yang menuntun bangsa Israel selama di padang gurun menuju Tanah Perjanjian (Keluaran 13:21).
2. Awan Kemuliaan (Glory cloud).
Musa memohon agar Allah menunjukkan kemuliaanNya kepadanya. Karena Musa mendapat kasih karunia di hadapan Allah, maka IA berkenan memenuhi permintaan tersebut. Allah memperlihatkan segenap kemuliaanNya kepada Musa walaupun beresiko fatal sebab manusia yang hanya debu tanah tidak dapat tetap hidup jika melihat Allah yang maha kudus (Keluaran 33:20). Namun demikian, Allah memiliki solusi untuk mengatasi keadaan tersebut, inilah yang dinamakan kasih karunia.
Berfirmanlah TUHAN: “Ada suatu tempat dekat-Ku, di mana engkau dapat berdiri di atas gunung batu; apabila kemuliaan-Ku lewat, maka Aku akan menempatkan engkau dalam lekuk gunung itu dan Aku akan menudungi engkau dengan tangan-Ku, sampai Aku berjalan lewat. Kemudian Aku akan menarik tangan-Ku dan engkau akan melihat belakang-Ku, tetapi wajah-Ku tidak akan kelihatan”. (Keluaran 33:21-23).
Ada suatu ‘tempat’ dekat Allah yaitu di ‘gunung batu’; di mana kita dapat berdiri di atasnya dan tetap selamat walau telah melihat kemuliaan Allah. Gunung batu itu bernama Yesus Kristus yang adalah Firman Allah. Kematian Kristus di kayu salib telah melenyapkan perseteruan antara manusia dengan Allah (Efesus 2:16).
Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.
Sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus. Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakanNya (Yohanes 1:14,17-18).
Rahasia besar ini dinyatakan Allah kepada mereka yang percaya kepada Yesus Kristus.
Yaitu rahasia yang tersembunyi dari abad ke abad, dan dari keturunan ke keturunan, tetapi yang sekarang dinyatakan kepada orang-orang kudusNya. Kepada mereka Allah mau memberitahukan, betapa kaya dan mulianya rahasia itu di antara bangsa-bangsa lain, yaitu : Kristus ada di tengah-tengah kamu, Kristus yang adalah pengharapan akan kemuliaan (Kolose 1:26-27).
Kristus di dalam kita adalah pengharapan akan kemuliaan Allah. Dalam Kristus kita dilayakkan menerima kemuliaan Allah yang melampaui segala yang kita bisa bayangkan dan pikirkan. Rahasia besar ini adalah harta yang kita miliki dalam bejana tanah liat (2 Kor. 4:7).
Kalau jaman hukum Taurat, Musa yang jadi mediator antara Allah dan bangsa Israel; maka jaman kasih karunia mediator kita adalah Tuhan Yesus sendiri. Kalau dulu Roh Kudus hanya menghinggapi imam, raja dan nabi, maka sekarang Roh kemuliaan yaitu Roh Allah telah dicurahkan ke dalam hati kita.
Sewaktu kita memuji menyembah Allah dengan segenap hati dan unity, maka awan kemuliaan Tuhan turun memenuhi Bait Suci-Nya yaitu hati kita. Roh, jiwa dan tubuh kita persembahkan sebagai persembahan yang hidup, kudus dan berkenan kepada Allah. Penyembahan bukan hanya tentang menyanyikan lagu pujian saja, tapi juga tentang ketaatan kepada Allah. Orang yang taat mengikuti tuntunan tiang awan dan tiang api (Firman dan Roh Kudus) akan melihat kemuliaan Allah dinyatakan atasnya. Orang tersebut akan mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak berselubung; diubah menjadi serupa dengan gambarNya dengan kemuliaan yang semakin besar.
3. Awan ilah jaman ini.
Ilah jaman ini membutakan pikiran manusia akibatnya ia tidak bisa melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus (2 Korintus 4:4) dan tidak bisa menerima kebenaran karena kedegilan hati serta pikiran yang sia-sia. Ada ‘selubung’ yang menutupi mata hatinya sehingga kebenaran dianggap suatu kebodohan/kejahatan, dan kejahatan dianggap sebagai kebenaran. Pengertiannya gelap dan hatinya jadi keras karena dibutakan oleh materialism, humanism, self-centered, kesombongan, roh agamawi, filsafat/hikmat dunia, ilmu pengetahuan, dlsb. Mereka mengikuti jalan dunia dengan menaati penguasa kerajaan angkasa yang bekerja di antara orang-orang durhaka (Efesus 2:2).
Sebagai orang percaya kita pun harus waspada dan berjaga-jaga karena tidak seorangpun yang kebal terhadap tipu daya iblis. Perjuangan kita adalah melawan penguasa kerajaan angkasa (roh-roh jahat di udara, penghulu, penguasa dan pemerintah) yang sangat mempengaruhi manusia untuk berbuat dosa. Si jahat memanfaatkan kelemahan, kelengahan, keinginan daging, perkataan yang teledor, dosa yang belum dibereskan, kesombongan dan ketidaktahuan kita (ignorance) untuk menyeret dan menjatuhkan. Tanpa penyertaan tiang awan dan tiang api, kita tidak mampu melawan kuasa gelap karena kita semua adalah manusia yang penuh dengan kelemahan (Roma 7:18,21-24). Sebab itu siapa yang menyangka, bahwa ia teguh berdiri, hati-hatilah supaya ia jangan jatuh! (1 Korintus 10:12).
Syukur kepada Allah, yang di dalam Kristus Yesus selalu membawa kita di jalan kemenanganNya. Kita telah dilayakkan menghampiri tahta kasih karunia untuk menerima rahmat dan pertolongan kita pada waktunya, oleh iman kepada Tuhan Yesus Kristus, Gunung Batu Keselamatan kita.Salah satu senjata rohani yang harus kita kenakan adalah ketopong keselamatan. Ketopong dipakai untuk melindungi kepala dari benturan atau serangan. Keselamatan dalam Kristus adalah sebagai ketopong yang melindungi pikiran kita dari serangan tipu daya iblis. Dengan iman kita lawan serangan iblis dengan mendeklarasikan Firman Tuhan.
”Firman itu dekat kepadamu, yakni di dalam mulutmu dan di dalam hatimu.” Itulah firman iman, yang kami beritakan. Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan. Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan (Roma 10:8-10).
Penting untuk diwaspadai : jangan letakkan iman kita kepada pelayanan, kesalehan, jasa/perbuatan baik, berkat, pengetahuan firman ataupun karunia yang Tuhan berikan. Kalau tidak berhati-hati, hal tersebut bisa menjadi ‘selubung’ atau ‘blind spot’ yang tanpa sadar membuat kita jadi sombong, tidak bisa melihat kelemahan diri sendiri dan menghakimi/merendahkan orang lain. Contohnya dalam Alkitab adalah ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi. Di satu sisi mereka sangat mahir dalam pengetahuan firman, namun dalam penilaian Tuhan mereka adalah orang-orang ‘buta’ yang tidak bisa melihat keadaan dirinya, menghakimi dan memandang rendah orang lain yang tidak memiliki pengetahuan Taurat seperti mereka. Mereka sendiri tidak bisa percaya bahwa Yesus Kristus adalah Mesias yang telah dinubuatkan oleh para nabi.
Bagi orang yang tidak percaya, ‘selubung’ membuat mereka tidak bisa melihat kemuliaan Kristus. Tetapi bila hati seseorang berbalik kepada Tuhan, maka ‘selubung’ itu diambil dari padanya (2 Kor. 3:16).
Bagi kita yang percaya dan menerima kasih karunia, ‘selubung’ atau ‘blind spot’ itu disingkapkan agar kita bisa hidup dalam pertobatan, dalam kebenaran dan memancarkan kemuliaan Kristus. Kerendahan hati akan menolong seseorang untuk menanggung bobot kemuliaan Allah (to handle His glory ) agar tidak jatuh ke dalam kesombongan dan mencuri kemuliaan Tuhan. Tujukan iman kita hanya kepada Kristus, yang melalui RohNya akan menuntun, mengingatkan, melindungi, menolong, memberi jalan keluar dan menjadikan kita pemenang dengan cara yang sering tidak terduga akal pikiran.
4. Awan kegelapan yang menutupi bangsa-bangsa.
“Sebab sesungguhnya, kegelapan menutupi bumi, dan kekelaman menutupi bangsa-bangsa” (Yes. 60:2a). Kegelapan yang dimaksud adalah kematian rohani akibat dosa yang menyebabkan hubungan manusia dengan Allah terputus. Kegelapan (kematian rohani) membuat manusia tersesat; kehilangan identitas, arah, tujuan dan damai sejahtera; hidup dalam ketakutan, kebingungan, kekacauan dan kejahatan.
Awan kegelapan menjadikan manusia percaya kepada dusta Iblis. Sesuatu yang salah/jahat, yang sedang trending dilakukan oleh banyak orang dianggap sebagai hal yang wajar/normal. Banyak orang yang hidup menuruti hawa nafsu kefasikan dan hidup tanpa Roh Kudus. Yang fasik semakin berlaku fasik karena hatinya menjadi keras hingga sukar bertobat.
Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat , tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya. Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng (2 Tim. 4:3-4).
Awan kegelapan membuat manusia menolak pemberitaan Injil. Mereka lebih menyukai kegelapan dari pada terang, sebab perbuatan-perbuatan mereka jahat. Manusia membenci terang dan tidak mau perbuatannya yang jahat di ekspos oleh terang kebenaran. Banyak orang percaya yang mengalami penganiayaan karena menyuarakan dan melakukan kebenaran. Walaupun demikian tidak perlu takut dan berkecil hati karena kita memang hidup di akhir jaman untuk saat yang seperti ini. Tiang awan dan tiang api menyertai kita untuk melakukan Amanat Agung sekalipun banyak penentang.
Kita yang sedang berjalan di padang gurun dunia sangat memerlukan kasih karunia Allah melalui Kristus Yesus yang menuntun kita dengan tiang awan dan tiang api. HadiratNya menuntun langkah kita di jalan kebenaran sehingga kita tidak dibutakan oleh awan kegelapan dunia melainkan bangkit menjadi terang. Firman Tuhan adalah pelita bagi kaki dan terang bagi jalan kita. HadiratNya memberikan pertolongan, pembelaan, perlindungan dan pemeliharaan/menyediakan semua yang kita perlukan