Yesus berkata kepada mereka: ”Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia.” Lalu mereka pun segera meninggalkan jalanya dan mengikuti Dia (Matius 4:19)
Anak Manusia datang untuk memanggil orang berdosa supaya mereka bertobat dan diselamatkan. Yesus membenci perbuatan dosa namun mengasihi orang berdosa/jiwa-jiwa yang terhilang. IA bukan hanya menyelamatkan manusia dari hukuman api neraka tapi juga memulihkan hubungan kita dengan Bapa di surga dan memberikan hidup yang kekal. Tuhan mengajak kita untuk mengikut DIA sebagai murid dan menjadikan kita sebagai penjala manusia (Matius 4:19).
Untuk menjadi penjala manusia yang efektif, kita harus mengikut Yesus dan menjadi murid terlebih dulu. Seorang murid memiliki komitmen dan ketetapan hati untuk mau diproses agar bertumbuh dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan Allah.
Langkah/proses panggilan seorang untuk menjadi penjala manusia :
1. Memiliki pengenalan yang benar akan Allah.
Tetapi bertumbuhlah dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus. Bagi-Nya kemuliaan, sekarang dan sampai selama-lamanya (2 Petrus 3:18).
Pertumbuhan rohani menolong kita untuk mengenal Allah dengan benar. Semakin dalam kita mengenal Allah, semakin kita bertumbuh menjadi dewasa rohani. Pengajaran firman memang diperlukan sebagai pengetahuan akan kebenaran, tetapi mengalami Allah dan firmanNya secara pribadi akan membawa perubahan hidup yang signifikan. Orang yang mengalami firman, hidupnya akan menghasilkan buah.
Kita dapat mengenal Allah secara pribadi melalui firman dan persekutuan dengan Roh Kudus. Latih diri kita untuk disiplin berada di hadirat Tuhan, miliki waktu doa dan pujian penyembahan yang tetap, jangan berubah-ubah. Komitmen baca firman sekian pasal tiap hari secara teratur, makin lama tambah pasal firman yang dibaca. Minta pertolongan Roh Kudus untuk memberikan roh pengertian akan firman yang kita renungkan atau yang diajarkan melalui khotbah. Belajar juga untuk mendisiplinkan pikiran (Filipi 4:8) dan menjaga hati (Amsal 4:23).
Berikan diri kita untuk tertanam/ dimuridkan dalam gereja lokal dan terhubung dalam komunitas orang percaya/Cool. Pemuridan dalam Cool (terlebih disertai pelayanan) adalah media yang efektif untuk membawa kita kepada kedewasaan rohani, perubahan karakter serta pengenalan yang benar akan Allah. Pengenalan yang benar akan Allah menolong kita untuk berani percaya dan berserah penuh kepadaNya.
2. Memiliki iman percaya (faith and trust).
Untuk masuk dalam panggilan, tentu kita perlu diproses. Pengenalan akan Allah yang didapat karena mengalami DIA secara pribadi akan membuat kita rela bayar harga. Bayar harga yang bagaimana ? meninggalkan segala sesuatu lalu mengikut Yesus.
Seperti kisah Simon dan rekan-rekannya dalam Lukas 5:4-11; iman yang tumbuh dari pengalaman akan Tuhan membuat mereka berani percaya dan meninggalkan segala sesuatu lalu mengikut Yesus dan berjalan dalam panggilanNya sebagai penjala manusia.
4)Setelah selesai berbicara, Ia berkata kepada Simon: “Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan.” 5)Simon menjawab: “Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga.” 6)Dan setelah mereka melakukannya, mereka menangkap sejumlah besar ikan, sehingga jala mereka mulai koyak.
8)Ketika Simon Petrus melihat hal itu iapun tersungkur di depan Yesus dan berkata: “Tuhan, pergilah dari padaku, karena aku ini seorang berdosa.” 9)Sebab ia dan semua orang yang bersama-sama dengan dia takjub oleh karena banyaknya ikan yang mereka tangkap; 10) demikian juga Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus, yang menjadi teman Simon. Kata Yesus kepada Simon: “Jangan takut, mulai dari sekarang engkau akan menjala manusia.” 11) Dan sesudah mereka menghela perahu-perahunya ke darat, merekapun meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikut Yesus.
3. Mengikuti paradigma baru dari penjala ikan menjadi penjala manusia.
Dalam teks asli (Yunani), kata kerja yang dipakai untuk menerjemahkan istilah “menjala manusia” adalah “zōgrōn” , yang merupakan kombinasi dari kata zōos (alive) dan agrein (catch, hunt). Kata ini berarti bekerja menangkap jiwa manusia untuk membawa mereka kepada kehidupan yang berasal dari Allah.
Menjadi penjala manusia bukan hanya tentang memberitakan Injil/membawa orang menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat saja, tapi lebih dari itu membawa jiwa mengalami hidup yang sesungguhnya (Zoe life) dan menjadikan mereka pengikut Kerajaan Allah.
Pengalaman dengan Tuhan membuat Petrus mengalami perubahan paradigma. Dari seorang penjala ikan, menjadi penjala manusia. Seorang penjala ikan mengakibatkan ikan itu tak berdaya dan mati; sementara seorang “penjala manusia” menangkap manusia untuk dibawa kepada ‘kehidupan’.
Tuhan mau menjadikan kita sebagai penjala manusia di manapun kita ditempatkan, apapun profesi dan pekerjaan kita. Kita bukan bekerja untuk makanan yang akan dapat binasa (sekedar untuk mendapatkan gaji), tapi bekerja untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal yaitu menjadi agen Kerajaan Allah yang membawa dampak. Makanan yang bertahan sampai hidup yang kekal adalah melakukan kehendak Allah.
Kata Yesus kepada mereka : “Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya (Yohanes 4:34).
Tuhan Yesus menghendaki orang percaya bukan tetap menjadi bayi rohani tapi menjadi muridNya. Kita perlu bertumbuh dalam segala hal ke arah DIA supaya menghasilkan hidup yang berbuah.
Untuk dapat mengikut Yesus dan menjadi muridNya, seseorang harus rela meninggalkan segalanya. Mengikut Yesus adalah sebuah penyerahan hidup secara total kepada Allah, bukan luapan emosi sesaat karena telah mengalami mukjizat atau menikmati berkat.
“Demikian pulalah tiap-tiap orang di antara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi murid-Ku.” (Lukas 14:33)
Ini memang bukan hal yang mudah untuk dilakukan. Tanpa pertolongan Roh Kudus, tidak seorang pun mampu melepaskan diri dari segala miliknya dan mengikut Tuhan. .. kamu akan Kujadikan penjala manusia..kata ‘Ku jadikan’ ini menggambarkan proses didikan Tuhan yang panjang sampai seumur hidup kita dunia.
Mengikut Yesus juga berarti berpegang teguh kepada firman Tuhan. “Jikalau kamu tetap dalam firman- Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku.” (Yoh. 8:31). Seorang murid Kristus akan tinggal dalam firman Tuhan (firman logos) dan melakukan perintahNya (firman rhema).
Secara garis besar ada tiga syarat mengikut Tuhan Yesus:
A. Berani melepaskan diri dari gaya hidup manusia lama.
Mengikut Kristus harus berani menanggalkan manusia lama dan mengenakan manusia baru melalui pembaruan di dalam roh dan pikiran oleh firman Tuhan. Pikiran, cara pandang, nilai kehidupan, system kepercayaan, kebiasaan, tindakan/keputusan dan karakter yang lama ditanggalkan, lalu kenakan yang baru yaitu yang sesuai dengan firman Tuhan dan kebenarannya.
Manusia baru menggunakan Firman Tuhan sebagai panduan dan pondasi kehidupan dalam berpikir, berdoa, berkata-kata, mengambil keputusan/bertindak, perenungan batin, beriman, berpengharapan, mengasihi Allah dan sesama serta dalam melawan serangan tipu daya iblis.
B. Rela menderita bersama Kristus dengan menyangkal diri dan memikul salib.
Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: ”Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku. Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya. Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya? (Matius 16:24-26).
Sangkal diri artinya mati kepada kehendak pribadi dan menyerahkan hak kita kepada Yesus. Kita memilih menanggalkan ke‘aku’ an/kebenaran sendiri; menanggalkan pikiran, pengertian, perasaan dan keinginan sendiri; menanggalkan gengsi, harga diri, kenyamanan dan kepentingan diri sendiri demi taat kepada perintah/kehendak Allah. Kalau memilih mempertahankan ‘self’ , maka kita akan kehilangan nyawa dan hidup yang sesungguhnya.
Pikul salib artinya rela bayar harga, menerima tanggung jawab dan konsekuensi dari mengikut Yesus.
Sama seperti Kristus, kita juga harus siap ditolak, dibenci dan dianiaya oleh karena kebenaran. Oleh sebab itu, kenakan cara pandang yang benar sesuai firman agar kita tidak menjadi kecewa dan menolak Yesus :
Kita disebut berbahagia dan patut bersukacita serta bergembira karena upah kita besar di sorga (Matius 5:10-12)
Kita tidak usah takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa. Takutlah akan ALLAH yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka (Matius 10:28).
C. Berani melepaskan diri dari ikatan hal duniawi.
Kita tidak dapat menjadi murid Yesus jika mengasihi dunia. Dunia dan semua yang ada di dalamnya (keinginan untuk mengejar harta, tahta dan hawa nafsu) bukanlah berasal dari Allah. Bukan berarti kita tidak boleh memiliki dan menikmati berkat materi selagi masih hidup di dunia, tapi di mana hati kita berada akan menentukan respon kita. Jika hati kita mengasihi Tuhan lebih dari segalanya, maka kita tidak mengijinkan uang/berkat materi jadi tuan dan mengikat hidup kita. Talenta yang kita miliki misalnya jabatan, karunia, potensi, usaha, uang, harta benda dll adalah kepunyaan Tuhan. Kita hanya dipercayakan untuk mengelola dan mengembangkannya untuk kepentingan Kerajaan Allah dan untuk kemuliaan Tuhan.
Tidak seorang pun bisa mengatasi kelemahan dan melepaskan diri dari ikatan dengan kekuatan dan pengertiannya sendiri. Bagian kita adalah ‘percaya’ yang diikuti tindakan iman, maksudnya saat Roh Kudus menyingkapkan kelemahan dan keadaan kita yang terikat hal-hal tertentu, responi dengan hati yang bersyukur, jujur mengakui di hadapan Tuhan; minta pertolongan Roh Kudus dan lakukan instruksiNya dalam ketaatan. Hanya Tuhan yang paling tahu cara terbaik untuk mengatasi kelemahan dan melepaskan kita dari ikatan.
Tuhan Yesus mengajak kita untuk mengikut DIA serta menjadi murid agar kita menghidupi hidup yang dikehendaki Allah. Serahkan diri kita untuk diproses Tuhan; teruslah bertumbuh dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan DIA, maka kita akan dijadikan sebagai ‘penjala manusia’/soul-winner/pemenang jiwa, yaitu menangkap manusia lain untuk dibawa kepada ‘kehidupan’ Kerajaan Allah.