JANGAN SESAT (bagian 1)

Home / Weekly Message / JANGAN SESAT (bagian 1)
JANGAN SESAT  (bagian 1)

Dan barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku.”
”Tetapi barangsiapa menyesatkan salah satu dari anak-anak kecil ini yang percaya kepada-Ku, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya lalu ia ditenggelamkan ke dalam laut. Celakalah dunia dengan segala penyesatannya: memang penyesatan harus ada, tetapi celakalah orang yang mengadakannya (Matius 18:5-7)

PENDAHULUAN

Salah satu tanda kedatangan Tuhan ke dua kali dan tanda kesudahan dunia adalah penyesatan (Matius 24:3-4). Yesus telah mengingatkan bahwa penyesatan memang harus ada, tetapi sebagai orang percaya jangan kita menjadi bagian dari pada penyesatan tersebut. Pengenalan yang benar akan Allah melalui proses didikan mencegah kita untuk tersesat dan menyesatkan orang lain yang mau datang kepada Yesus.

ISI

Kita wajib sungguh-sungguh mengerjakan keselamatan dengan takut dan gentar serta memelihara kasih yang mula-mula agar tidak terseret arus dunia dan keluar dari keselamatan. Iman yang murni seperti anak kecil akan tahan uji dalam guncangan, tantangan, penyesatan dan penderitaan.

Setiap hari kita berhadapan dengan pilihan. Bila tidak menjaga kemurnian iman seperti seorang anak kecil, kita bisa membuat pilihan yang keliru karena tidak ada prinsip hidup yang benar untuk mengukur/ menimbang pilihan tersebut. Pilihan yang keliru mengarahkan kita kepada kesesatan; dan bila yang tersesat itu seorang pemimpin maka ia akan menyesatkan banyak orang.

Mari kita memahami bahayanya ketamakan dan memiliki hati yang mendua.

“Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu; jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu. Jadi jika terang yang ada padamu gelap, betapa gelapnya kegelapan itu (Matius 6:22-23)

Ketamakan bisa menggelapkan mata hati seseorang sehingga pilihan, keputusan dan perbuatannya jadi gelap (tidak berjalan dalam terang kebenaran) dan tersesatlah dia. Ketamakan adalah seperti virus yang merusak iman dan mengancam keselamatan jiwa manusia. Ketamakan membawa seseorang jatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat dan ke dalam berbagai-bagai hawa nafsu yang mencelakakan dan membinasakan.

Tak seorang pun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.” (Matius 6:24)

Banyak orang Kristen rajin beribadah, terlibat dalam pelayanan, suka bicara tentang Yesus namun hatinya mendua. Ia tidak sepenuhnya percaya dan mengandalkan Tuhan. Hatinya tidak melekat kepada Allah tapi kepada berkat; tahu firman tapi tidak hidup dikuasai firman, hidup karena melihat bukan karena percaya, tidak menolak tawaran dunia/kompromi, menukar kebenaran dengan sesuatu yang memuaskan keinginannya, suka membanding-bandingkan keadaan dirinya dengan orang lain, dslb.

Orang yang mendua hati tidak akan tenang dalam hidupnya. Ia mudah diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran yang menyesatkan atau trend yang sedang melanda dunia. Orang seperti ini tidak akan tahan menghadapi tantangan dan guncangan; ia mudah menyerah bahkan menyalahkan/kecewa dengan Tuhan.

Apa yang menyebabkan orang Kristen bisa tersesat dan menyesatkan orang lain ? salah satunya karena dasar kehidupan yang keliru. Hidup kita adalah sebuah bangunan (bait Allah) dan Yesus (Jalan, Kebenaran dan Hidup) sebagai :
1) Batu Penjuru yang menentukan arah bangunan miring atau tegak lurus
2) Dasar/Pondasi yang menentukan kekuatan/kestabilan bangunan tersebut.
Membangun hidup di atas dasar/pondasi yang rapuh (misalnya pikiran, cara pandang dan keinginan diri sendiri; perasaan, hikmat dunia, uang/harta milik, jabatan/pekerjaan, masa lalu, karunia, dlsb) menyebabkan bangunan hidup roboh dan sia-sialah semua yang kita lakukan. Satu-satunya dasar yang teguh dan tidak tergocangkan dalam keadaan apapun hanya Yesus Kristus dan perkataanNya.

Langit bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu (Matius 24:35).

Hal lain yang penting diperhatikan adalah bagaimana kita membangun hidup di atas dasar yang telah diletakkan, yaitu Yesus Kristus. Iman dengan kualitas seperti apa yang kita bangun : kayu, rumput kering atau jerami yang mudah terbakar dalam api ujian; atau kualitas murni seperti emas, perak dan batu permata yang akan semakin murni ketika diuji dalam api.

Karena kami adalah kawan sekerja Allah; kamu adalah ladang Allah, bangunan Allah. Sesuai dengan kasih karunia Allah, yang dianugerahkan kepadaku, aku sebagai seorang ahli bangunan yang cakap telah meletakkan dasar, dan orang lain membangun terus di atasnya. Tetapi tiap-tiap orang harus memperhatikan, bagaimana ia harus membangun di atasnya. Karena tidak ada seorang pun yang dapat meletakkan dasar lain dari pada dasar yang telah diletakkan, yaitu Yesus Kristus (1 Korintus 3: 9-11).

Yesus adalah batu penjuru dan kita adalah pembangun-pembangunnya. Bila ingin bangunan rumah rohani kita bertahan sampai garis akhir, bangunlah dengan iman yang berkualitas seperti emas, perak dan batu permata. Jangan asal-asalan membangun dengan bahan murahan seperti kayu, jerami dan rumput kering yang mudah terbakar saat menghadapi guncangan, kesukaran dan aniaya. Ada harga yang harus dibayar untuk menghasilkan bangunan dengan iman yang berkualitas yaitu dengan sangkal diri dan pikul salib setiap hari.

Bersambung minggu depan…

Image source: https://biblehub.com/acts/4-11.htm