JANGAN SESAT (bagian 2)

Home / Weekly Message / JANGAN SESAT (bagian 2)
JANGAN SESAT (bagian 2)

Yesus telah mengingatkan bahwa penyesatan memang harus ada, tetapi sebagai orang percaya jangan kita menjadi bagian dari pada penyesatan tersebut. Pengenalan yang benar akan Allah melalui proses didikan mencegah kita untuk tersesat dan menyesatkan orang lain yang mau datang kepada Yesus.

Sambungan minggu ini :

Ada beberapa penyebab yang bisa membuat kita tersesat dan berpotensi menyesatkan orang lain:

  1. Tidak tinggal dalam kasih mula-mula.

 Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah kita saling mengasihi ,  sebab kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah.  Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih (1 Yohanes 4:7-8)

Kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah. Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih. Kehilangan kasih membuat seseorang tidak bisa mendengar suara/teguran Roh Kudus akibatnya ia tersesat dalam pikiran, perasaan dan cara pandangnya sendiri.

  1. Menjauhkan diri dari kasih karunia Allah.

 Jagalah supaya jangan ada seorangpun menjauhkan diri dari kasih karunia Allah,  agar jangan tumbuh akar yang pahit yang menimbulkan kerusuhan dan yang mencemarkan banyak orang (Ibrani 12:15).

Menjauhkan diri dari kasih karunia Allah dapat menimbulkan akar pahit dan kerusuhan serta bisa mencemarkan banyak orang.

Akibatnya jiwanya dalam keadaan gelap, tidak bisa berpikir jernih, timbul kekuatiran, ketakutan, mengambil keputusan yang keliru, tidak ada damai sejahtera, kecewa, menyalahkan Tuhan, orang lain dan keadaan. Banyak orang bisa turut tercemar karena perilaku dan perkataannya yang cenderung negatif, tidak mengandung iman, penuh kepahitan dan kemarahan serta mengasihani diri sendiri.

  1. Menjauhkan diri dari ibadah/pesekutuan orang percaya.

Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita,  seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati,  dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat (Ibrani 10:25).

Menjauhkan diri dari ibadah/pesekutuan orang percaya juga bisa menyebabkan seseorang tersesat. Tidak mau ditegur, menghindari proses Tuhan, menjadi tinggi hati mengikuti perasaan dan keinginan sendiri. Padahal Tuhan menciptakan manusia sebagai makhluk sosial yang perlu komunitas (dimana kebenaran dan accountability itu di praktekkan) .

  1. Tidak menjaga hati dengan segala kewaspadaan.

 Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan (Amsal 4:23).

Hati yang tidak melekat kepada Tuhan, mencari yang spectacular dan menjadi malas dengan hal-hal rutin, membiarkan kerajinannya menjadi kendor, mulai malas melayani hal yang dianggap kecil/biasa, dan merasa lebih hebat, lebih trending, lebih maju, lebih rohani (keangkuhan rohani).

PENUTUP

Tuhan Yesus memberikan teguran keras dan hukuman bagi mereka yang menyesatkan orang lain. Kata ‘menyesatkan’ dalam terjemahan NKJV ialah ‘causes one to sin’ yaitu menyebabkan orang lain jatuh dalam dosa, apakah itu anak-anak, orang yang baru bertobat atau orang yang lemah imannya.

Selain itu Tuhan juga mengingatkan agar kita sendiri jangan tersesat/menjadi bagian dari penyesatan tersebut. Segala hal yang bisa menjerat kita untuk tersesat dan menyesatkan orang lain hendaknya dibuang karena celakalah orang yang mengadakannya, kata Tuhan Yesus. Jangan sampai yang terdahulu menjadi yang terbelakang.