PENDAHULUAN
Kristus datang ke dunia untuk melepaskan kita dari perbudakan iblis dengan menyerahkan nyawaNya untuk menjadi tebusan dosa serta memberikan hidup kekal di dalam karya keselamatan. Walaupun karya keselamatan diberikan dalam kasih karunia Allah tanpa usaha kita, namun untuk hidup dalam jalan keselamatan melalui pengenalan akan Tuhan adalah bagian yang perlu kita kerjakan. Amos 5:4 mengatakan “Sebab beginilah firman TUHAN kepada kaum Israel: “Carilah Aku, maka kamu akan hidup!”.
ISI
Seperti menemukan harta terpendam dan mutiara yang berharga, orang tersebut rela menjual seluruh miliknya demi mencari sesuatu yang jauh lebih berharga dan mulia (baca Matius 13:44-46). Sebagai orang yang sudah diangkat sebagai anak-anak Allah, seharusnya menyadari bahwa harta termulia dan berharga dalam hidup adalah pengenalan yang benar akan Bapa kita. Hal ini perlu dicari dengan kesungguhan dan ketulusan hati melalui keintiman dengan Tuhan. Firman Tuhan bukan hanya dibaca dan direnungkan, tapi juga di lakukan dan dialami.
Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya Tuhan itu. Alamilah firmanNya maka kita akan dibawa untuk melihat bahwa apapun yang Dia buat akan mendatangkan kebaikan, karena Tuhan itu baik, dan rancanganNya adalah yang terbaik bagi kita. Kita akan rela melepaskan hak kepada Tuhan dan menyukai jalan-jalanNya jika kita percaya sepenuhnya dan menyerahkan segenap hati kepada Dia.
Hai anakku, berikanlah hatimu kepadaku, biarlah matamu senang dengan jalan-jalanku. (Amsal 23:26).
Saat kita dengan tekun mencari Tuhan dan mendengarkan suaraNya, maka Ia akan menjadi Allah kita dan kita menjadi milikNya. Dengarkanlah suara-Ku, maka Aku akan menjadi Allahmu dan kamu akan menjadi umat-Ku, dan ikutilah seluruh jalan yang Kuperintahkan kepadamu, supaya kamu berbahagia! (Yeremia 7:23b).
Hidup kita adalah kepunyaan Allah, tetapi yang menjadi permasalahannya adalah seberapa banyak orang yang menyadari bahwa hidupnya milik Allah, dan seberapa banyak orang yang rela hidupnya dimiliki Allah. Kebanyakan orang salah menilai tentang ‘memiliki’ Allah dan ‘dimiliki’ Allah.
1. Memiliki Allah
Saat kita memiliki Allah, maka hidup kita tidak lagi sama dengan orang dunia hidup. Walaupun dunia memandang orang yang percaya kepada Kristus sebagai suatu kebodohan dan tidak relevan dengan jaman now, namun kita adalah orang-orang yang telah diberi kuasa untuk hidup sebagai anak-anak Allah. Kuasa untuk hidup kudus dan berbuah, untuk melakukan kehendak Allah dan untuk mengusir kuasa gelap di dalam Nama Yesus.
Akan tetapi anak-anak Allah harus bertumbuh menjadi dewasa rohani semakin hari semakin kuat imannya. Orang yang tidak mau bertumbuh, tetap seperti anak bayi secara rohani, cenderung suka menuntut, menjadi selfish dan mengasihani diri sendiri. It’s all about ‘me’. Bila Allah tidak memenuhi keinginannya, maka reaksinya marah, berontak dan menghakimi Allah karena merasa berhak untuk keinginannya dijawab Allah. Ia lupa bahwa dirinya hanyalah ciptaan dan Allah adalah ‘sang Pencipta’. Hal ini yang menyebabkan orang sulit menundukan diri dan menghormati Allah. Allah hanya diperlakukan seperti ‘kantong ajaib Doraemon’ yang wajib memenuhi keinginannya.
Seiring dengan proses pertumbuhan rohani, kita akan dibawa kepada tahap ‘rela melepaskan hak’ kepada Tuhan. Karena iman kita percaya, bahwa Allah telah merancangkan yang terbaik bagi masa depan kita (Yeremia 29:11; Yesaya 55:8). Pertumbuhan rohani membawa kita lanjut ke tahap ‘dimiliki’ Allah.
2. Dimiliki Allah
Orang yang menyadari bahwa Allah adalah Pencipta-nya, akan rela untuk dimiliki Allah. Hidupnya diberikan kepada sang ‘Tuan’ dan ia merendahkan diri sebagai ‘hamba’. Ia mau menyerahkan haknya dengan suka rela karena mengerti bahwa kalau ia mempertahankan nyawanya, ia justru akan kehilangan hidup yang sebenarnya. Tapi jika ia menyerahkan nyawanya bagi sang ‘Tuan’, ia akan memperolehnya.
Dia akan rela mengerjakan perintah ‘Tuan’nya dengan segenap hati untuk menyenangkanNya. Seluruh hidupnya merupakan pengabdian dan tanggung jawab untuk melayani Allah. Tidak heran bila orang yang dimiliki Allah juga dikenal, dikasihi dan diangkatNya menjadi kepala (baca Yesaya 55:3-5).
3. Tanggung jawab sebagai orang yang memiliki dan dimiliki Allah
Setelah memiliki Allah dan dimiliki Allah, kita mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk memberitakan perbuatan perbuatan Allah yang Ajaib (1 Petrus 2:9). Bila tidak, kita akan kehilangan arah dan fungsi dalam rencana Allah bagi keselamatan seisi dunia.
PENUTUP
Seperti bangsa Israel yang dibawa Allah keluar dari Mesir, tapi tidak mensyukuri identitasnya sebagai bangsa pilihan/milik kepunyaan Allah. Mereka ingin kembali pada kehidupan lama seperti di Mesir, tidak tunduk pada kedaulatan Allah karena merasa sudah merdeka sehingga bebas melakukan sesuka hatinya. Perlu diwaspadai jangan karena dosa, kelalaian dan kesombongan, akhirnya kita berbalik kembali kepada roh-roh dunia yang lemah dan miskin serta memperhambakan diri lagi kepadanya (baca Galatia 4:9).
Mencari Tuhan bukanlah aktifitas sesekali atau kalau lagi butuh, melainkan suatu kebiasaan yang dibentuk secara terus menerus karena hubungan kasih. Bertekunlah dalam iman supaya kita hidup dalam rancanganNya. Kita diselamatkan bukan untuk melakukan agenda pribadi tapi menghadirkan Tuhan bagi keselamatan dunia. Reach ONE to reach Every ONE.