MENDENGAR DAN MENGIKUTI SUARA TUHAN

Home / Weekly Message / MENDENGAR DAN MENGIKUTI SUARA TUHAN
MENDENGAR  DAN  MENGIKUTI  SUARA  TUHAN

Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku (Yohanes 10:27)

 

PENDAHULUAN

Tuhan yang adalah Panglima tertinggi akan memimpin kita untuk melakukan Amanat Agung. Kenyataannya seringkali kita berusaha melakukan banyak hal termasuk pelayanan dengan pikiran dan pengertian kita sendiri dan tidak melibatkan Tuhan. Untuk itu kita perlu mendengar suara Tuhan dan mengikuti arahan-Nya.

 

ISI

“Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku..”yang disebut ‘domba’ adalah mereka yang hidupnya dimiliki oleh Tuhan; orang yang menjadikan Tuhan Yesus sebagai ‘tuan’ atas hidupnya. Mengapa Tuhan mengumpamakan kita   seperti domba? Domba adalah makhluk yang lemah, tidak berdaya, mudah tersesat, tidak mampu melindungi diri dalam keadaan bahaya. Itu sebabnya domba membutuhkan gembala untuk memelihara dan melindunginya dari pemangsa. Demikian juga kita adalah manusia yang sangat lemah, tidak berdaya dan tidak bisa berbuat apa-apa di luar Kristus. Kita sangat memerlukan Gembala Agung yaitu Yesus Kristus untuk menuntun dan melindungi kita dari semua yang jahat.

Kata “mendengarkan” dan“mengikut” dalam Yoh. 10:27 memakai bentuk kata kerja yang continuous/tindakan yang berkelanjutan. Domba-domba milik Tuhan akan terus mendengarkan suara-NYA dan konsisten mengikut Dia. Bukan hanya ‘mendengar’ apa yang dikatakan Roh Kudus, tapi juga ‘menaati’ perkataan/perintah-NYA walaupun tidak/belum sepenuhnya mengerti.

TUHAN dapat berbicara melalui berbagai macam cara antara lain melalui firman yang dihidupkan/diingatkan oleh Roh Kudus, suara dalam hati, suara yang dapat didengar secara audible, nubuatan, mimpi, penglihatan, melalui peristiwa dan orang lain. Pesannya dapat berupa tuntunan, teguran atau nasehat.

Bagaimana kita belajar mendengarkan dan mengikuti suara Tuhan?

1.  Membangun keintiman dengan Tuhan.

“TUHAN bergaul karib dengan orang yang takut akan Dia, dan perjanjian-Nya diberitahukan-Nya kepada mereka.” (Mazmur 25:14).

Kita tidak dapat mendengarkan suara Tuhan jika tidak membangun keintiman denganNya dalam doa pujian penyembahan. Firman Tuhan perlu direnungkan, dihapalkan, di-download di hati dan jiwa agar saat Roh Kudus mengingatkan firman, kita tahu kalau itu suaraNya. Jaga hati dengan segala kewaspadaan, disiplinkan pikiran dan ucapkan syukur senantiasa. Semakin kita intim dengan Tuhan, semakin mudah kita mendengar suaraNya.

2. Mempertajam kepekaan rohani.

Setiap pagi Ia mempertajam pendengaranku untuk mendengar seperti seorang murid. (Yesaya 50:4b).

Terkadang kita menjadikan pekerjaan/tugas sebagai alasan untuk tidak meluangkan waktu bersama Tuhan. Tidak ada waktu untuk Tuhan karena terburu-buru pergi kerja atau karena sudah lelah pulang dari bekerja. Kalaupun bersaat teduh, kita jadi tidak fokus dan sekadarnya. Sebenarnya bukan tidak ada waktu, tapi harus bijaksana mengelola waktu dan prioritas. Mari mendisiplinkan diri menghadap hadirat Tuhan terutama di pagi hari, agar telinga rohani kita semakin dipertajam.

Dalam saat teduh, belajar mengarahkan hati dan pikiran untuk fokus kepada Tuhan Yesus, agar telinga rohani kita mendengar saat Roh Kudus berbicara. Mendengar suara Tuhan artinya ‘memperhatikan’ perkataanNya (Yes. 28:23). Iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus (firman rhema). Orang yang ‘memperhatikan’ firman rhema, hidupnya pasti dituntun, diubahkan/dipulihkan dan dilindungi dari yang jahat.

3. Menyangkal diri, pikul salib dan mengikut Tuhan.

Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak layak bagi-Ku. (Matius 10:38).

Menyangkal diri merupakan keputusan untuk berkata ‘tidak’ pada keinginan diri sendiri. Memikul salib adalah sikap yang rela taat kepada perintah/kehendak Tuhan. Barangsiapa menjadi milik Kristus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya (Gal. 5:24). Untuk itu diperlukan pengendalian diri yang merupakan karya Roh Kudus (buah Roh). Ketaatan akan membawa berkat karena Tuhan membalas setiap orang sesuai dengan perbuatannya (Mazmur 62:12b).

 

PENUTUP

Hanya dengan pimpinan Roh Kudus kita bisa melakukan Amanat Agung dan menjalani hidup yang berkemenangan di masa sukar ini. Orang yang hidup oleh iman adalah mereka yang menyerahkan diri untuk dipimpin Roh Kudus. Tanpa iman tidak mungkin kita berkenan kepada Allah. Latih diri kita untuk mendengar dan mengikuti suara Tuhan, jangan bersandar kepada pikiran/pengertian sendiri.

Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku” (Yohanes 10:27).

 

Latest posts: