Di luar Kristus sesungguhnya manusia tidak memiliki pengharapan. Dunia yang telah jatuh ke dalam dosa ini penuh dengan masalah, kejahatan, kemiskinan, sakit-penyakit, ketidak-adilan, bencana, peperangan, dlsb.
Kematian menjadi sesuatu yang sangat menakutkan karena berujung pada kebinasaan kekal. Semua jerih lelah dan pencapaian manusia selama hidupnya hanyalah kesia-siaan. Manusia berusaha dengan kekuatan sendiri, tanpa penyertaan, perlindungan dan kasih karunia Allah. Tanpa Kristus, manusia tidak mendapat bagian dalam janji-janji Allah, tanpa pengharapan, dan tanpa Allah di dalam dunia (Efesus 2:12).
“Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang karena rahmat-Nya yang besar telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, kepada suatu hidup yang penuh pengharapan.” (1 Petrus 1:3)
Hidup yang penuh pengharapan ini berasal dari kelahiran kembali dalam Kristus. Kita telah diperanakkan oleh Allah (Yohanes 1:13) melalui kebangkitan Yesus dari kematian. Tanpa kebangkitan Kristus, manusia tidak memiliki hubungan dengan Allah Bapa. Kita tetap hidup dalam dosa, kutuk, menuju kebinasaan dan tanpa harapan.
1 Korintus 15:14,17-18 mengatakan :
14) “Tetapi andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka siasialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga kepercayaan kamu.
17) Dan jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaan kamu dan kamu masih hidup dalam dosamu.
18) Demikianlah binasa juga orang-orang yang mati dalam Kristus”.
Apa arti pengharapan dalam iman Kristen? Menurut kamus, arti pengharapan adalah menginginkan sesuatu terjadi; digunakan ketika kita tidak tahu sesuatu akan terjadi atau tidak, tetapi kita berdoa agar hal itu terjadi. Sedangkan ekspektasi digunakan untuk mengatakan apa yang kita yakini akan terjadi, ekspektasi juga berarti berpikir atau mengira.
Menurut Alkitab, harapan (hope) itu bukan hanya sekedar ‘wish’ atau ‘expect’. Harapan adalah bukti yang solid dan nyata terhadap janji yang didasarkan pada firman Allah.
Pengharapan kita adalah ‘jangkar’ atau ‘sauh’ yang kuat dan aman bagi jiwa karena TUHAN tidak pernah berdusta. Harapan dalam Kristus memberikan jaminan kepastian bahwa apa yang telah dijanjikan Allah dalam firmanNya itu benar, pasti akan terjadi sesuai dengan kehendak Bapa.
Ibrani 6:19-20a mengatakan “Pengharapan itu adalah sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita, yang telah dilabuhkan sampai ke belakang tabir, di mana Yesus telah masuk sebagai Perintis bagi kita”.
Hidup yang berasal dari kelahiran baru ini memberikan harapan bagi orang percaya : bahwa kita menerima suatu bagian yang tidak dapat binasa, tidak dapat cemar, tidak dapat layu, dan yang tersimpan di sorga (1 Petrus 1:4).
Kita memiliki warisan yang tidak dapat digapai oleh kematian, dinodai oleh kejahatan, atau usang termakan waktu. Warisan ini juga pasti karena Allah menjaga dan melindunginya bagi kita. Warisan ini aman terjamin, tidak ada seorangpun/apapun yang dapat merebut atau menggagalkannya.
Masa depan kita terjamin akibat kebangkitan Yesus Kristus. Pengharapan kita ada pada kemenangan-Nya atas kematian serta kebangkitan- Nya. Kebenaran ini mengubah cara pandang orang percaya dalam menghadapi berbagai pergumulan dalam hidupnya. Apapun masalah, ujian dan penderitaan yang kita hadapi tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita.
Hidup yang penuh pengharapan ini memampukan orang percaya untuk tidak tawar hati dan putus asa dalam menghadapi segala musim terutama penderitaan dalam hidupnya.
“Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari. Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami. Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal” (2 Korintus 4:16-18).
Kekristenan bukan soal kenyamanan dan menghindari/lari dari masalah, tapi berbicara tentang kehidupan yang berkemenangan atas persoalan, pergumulan dan penderitaan. “Sebab kepada kamu dikaruniakan bukan saja untuk percaya kepada Kristus, melainkan juga untuk menderita untuk Dia.” (Filipi 1:29).
“Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya kamu beroleh damai sejahtera dalam Aku. Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia” (Yohanes 16:33).
Hidup yang penuh pengharapan dan kasih karuniaNya menjadi unsur penting yang membedakan orang percaya dengan orang yang tidak percaya kepada Kristus. “Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita.” (Roma 5:5)
Inilah kehidupan yang berkualitas, tangguh, tahan uji dan membawa kemuliaan bagi Allah.
Selamat Paskah!