TERBANG TINGGI MELINTASI BADAI

Home / Weekly Message / TERBANG TINGGI MELINTASI BADAI
TERBANG TINGGI MELINTASI BADAI

tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah. (Yesaya 40:31)

PENDAHULUAN

Rajawali merupakan jenis burung yang memiliki keunikan, antara lain berdiam di puncak bukit batu yang tinggi, memiliki penglihatan yang sangat tajam,  memiliki ketahanan untuk terbang sejauh 75 – 125 mil, bahkan ada yang 1100 mil. Allah mau kita menjadi Kristen rajawali yang terbang tinggi melintasi badai kehidupan dalam kekuatanNya.

ISI

Apa yang menyebabkan rajawali dapat terbang tinggi dan lama namun tidak menjadi lelah? Karena dia hanya mengandalkan arus angin yang kuat, sehingga tidak perlu mengepakkan sayapnya. Rajawali menunggu waktu yang tepat untuk terbang lebih tinggi dengan kekuatan angin. Roh Kudus (yang dilambangkan seperti angin) akan membawa orang yang menantikan Tuhan untuk terbang tinggi melintasi badai kehidupan.

Mengatasi badai dengan kekuatan sendiri tentu sangat melelahkan. Kita bisa tawar hati, kecewa, jiwa jadi kacau dan lemah, dlsb. Jika engkau tawar hati pada masa kesesakan, kecillah kekuatanmu (Amsal 24:10). Tetapi bila mengandalkan Roh Kudus, kita dimampukan melewati masalah tanpa perlu menjadi lesu dan lelah. Mengapa bisa demikian? Karena perkataan Tuhan (firman rhema) pasti digenapi, pengharapan kita dalam Kristus adalah sauh yang kuat dan aman bagi jiwa (Ibrani 6:19), sukacita dan damai sejahtera membuat kita kuat dan tenang.

Kuncinya aalah berdiam di tempat yang tinggi yaitu dalam hadirat Tuhan, dan menanti-nantikan DIA (menantikan firmanNya). Dalam hadiratNya kita menerima kekuatan jiwa yang baru. Dia memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah semangat kepada yang tiada berdaya” (Yesaya 40:29).

Sikap yang perlu kita miliki dalam menanti-nantikan Tuhan :

1. Percaya kepada waktu Tuhan.

Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun di bawah langit ada waktunya. Allah membuat segala sesuatu indah pada waktunya (Pengkhotbah 3: 1, 11a). Seperti rajawali yang sabar menunggu kekuatan angin dalam badai untuk terbang,  demikian juga kita belajar sabar menantikan Tuhan yang pasti bertindak tepat waktu.

2. Berdiam diri dan rendahkan hati.

“Berdiam dirilah di hadapan TUHAN dan nantikanlah Dia; jangan marah karena orang yang berhasil dalam hidupnya, karena orang yang melakukan tipu daya.” (Maz. 37:7). Berdiam dirilah dihadapan Tuhan, jangan banding-bandingkan keadaan kita dengan orang lain karena itu akan menimbulkan iri hati dan kemarahan. Berdiam diri bukan berarti pasif atau bersikap masa bodoh. Berdiam diri maksudnya tidak mendahului Tuhan dengan bertindak menurut pikiran, cara dan hawa nafsu kita sendiri. Nantikanlah instruksi/firmanNya. Minta Roh Kudus menolong kita untuk mengerti (memperhatikan dengan hati) saat Tuhan sedang berbicara kepada kita. Pertolongan serta pembelaan Tuhan akan terjadi jika kita mau merendahkan hati.

3. Bertekun dan taat.

Roma 8:25 “Tetapi jika kita mengharapkan apa yang tidak kita lihat, kita menantikannya dengan tekun.” Sekalipun belum mengerti, melihat dan mengalami, namun tetap percaya dan tekun menantikan. Itu yang namanya hidup oleh iman, bukan karena melihat. Tetaplah lakukan bagian kita dalam ketaatan.

4. Kuatkan dan teguhkan hati.

Mazmur 27:14 “Nantikanlah TUHAN! Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Ya, nantikanlah TUHAN!” Allah akan menguatkan dan meneguhkan kita oleh Roh-Nya, sehingga oleh iman Kristus diam di dalam hati kita, dan kita berakar serta berdasar dalam kasih. Dalam kasih yang sempurna tidak ada ketakutan dan keraguan.

Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban. (2 Tim. 1:7)

 

Kadang burung gagak hinggap di punggung rajawali yang sedang terbang dan menggigit lehernya, Rajawali tidak akan menanggapinya malah ia akan terbang lebih tinggi. Semakin tinggi rajawali terbang, semakin sulit bagi gagak untuk bernafas sampai akhirnya ia jatuh sendiri karena kekurangan oksigen. Burung gagak itu melambangkan kedagingan dan dosa yang akan rontok saat kita berada di ketinggian yaitu di hadirat Tuhan. Tidak ada apapun yang bisa meninggikan di hadapan Allah. Self-pity, self-righteous, self-centered, kesombongan, kepahitan, dslb adalah hal-hal yang menghalangi kita untuk dapat dibawa naik oleh Roh Kudus.

Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus (Filipi 3:13-14).

Move on dari semua yang menghalangi kita naik ke next level. Bertobat dari itu semua dan bereskan di hadapan Tuhan agar kita menerima kesembuhan dan pemulihan. Rendahkan diri kita di hadapan Tuhan.   Belajarlah meresponi segala sesuatu dengan iman, jangan bereaksi menurut pikiran yang keliru dan perasaan yang bisa berubah-ubah. Semua yang ada di bawah kolong langit tidak ada yang tetap. Hanya satu yang tetap, tidak pernah berubah dan kekal yaitu Allah dan firmanNya.

Oleh sebab itu, nantikanlah Allah dan firmanNya supaya kita menerima kekuatan supranatural untuk  terbang tinggi melintasi badai kehidupan.

Jiwa kita menanti-nantikan TUHAN. Dialah penolong kita dan perisai kita! Ya, karena Dia hati kita bersukacita, sebab kepada nama-Nya yang kudus kita percaya. (Mazmur 33:20-21)

Latest posts: