MENGATASI BADAI DENGAN HIDUP OLEH IMAN

Home / Weekly Message / MENGATASI BADAI DENGAN HIDUP OLEH IMAN
MENGATASI BADAI DENGAN HIDUP OLEH IMAN

PENDAHULUAN

Orang benar harus hidup oleh iman. Dengan iman orang Kristen dapat mengatasi badai kehidupan/segala keadaan. Iman adalah karunia Allah yang memampukan kita percaya bahwa IA mengasihi kita. Iman memampukan kita percaya kepada perkataanNya sekalipun belum pernah melihat DIA, dan belum mengerti jalanNya (1 Petrus 1:8).

ISI

Iman harus disertai dengan perbuatan dan diuji agar menjadi murni, kuat dan dewasa. Iman yang murni bekerja oleh kasih, bisa meresponi segala sesuatu dengan cara pandang Allah yang adalah KASIH. Iman didahului dengan pembaruan dalam roh dan pikiran : selaraskan cara pandang kita dengan cara pandang Tuhan dengan merenungkan firman. Minta pertolongan Roh Kudus untuk melakukannya walau belum mengerti atau tampaknya tidak enak/sukar dilakukan.

Contoh : belajar mengucap syukur dan tetap percaya janji Tuhan walau kenyataan yang terjadi bertolak belakang dengan yang kita harapkan/doakan. Belajar merendahkan hati dan tidak membalas ketika dihina/difitnah orang. Belajar melayani kepentingan orang lain dan berkorban, dlsb.

Untuk hidup oleh iman memang diperlukan penyerahan dan penyangkalan diri, tapi di situlah letak kekuatan dan kemenangan kita. Manusia (daging) hanya menilai berdasarkan apa yang dilihat atau dirasakan. Padahal sebagai manusia roh, kita  diberi anugerah iman untuk percaya akan perkara-perkara kekal/hal yang tidak kelihatan di alam roh tapi nyata.

Karena iman kita mengerti, bahwa alam semesta telah dijadikan oleh firman Allah, sehingga apa yang kita lihat telah terjadi dari apa yang tidak dapat kita lihat (Ibrani 11:3). Firman Allah yang tidak dapat kita ‘lihat’ secara kasat mata akan menjadi sesuatu yang nyata dalam dunia fisik.

Jadi iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus (Roma 10:17).

Manusia roh harus belajar mendengar suara/perkataan Tuhan Yesus yang adalah roh (Yoh. 6:63). Dalam kehidupan sehari-hari kita banyak mendengar suara yaitu  suara diri sendiri, social media, orang lain, hikmat dunia, dusta Iblis dan suara Tuhan. Kalau tidak penuh firman dan menyangkal diri, kita tertipu dengan lebih percaya kepada suara-suara lain dari pada suara Tuhan.

Fakta yang terlihat, logika, hikmat dunia, perasaan sendiri serta dusta Iblis akan membentuk kubu dan benteng yang dibangun di atas keangkuhan kita untuk menentang pengenalan akan Allah. Kubu + benteng + kesombongan akan membentuk belief-system yang keliru namun kita memercayainya sebagai suatu kebenaran. Banyak orang tidak sadar bahwa dirinya diperbudak oleh belief-system yang sesat (ikatan seperti ini dinamakan ‘mind-control’).

Ini yang menyebabkan seseorang walau sudah bertahun-tahun mengikut Tuhan, tapi tidak bisa bertumbuh dalam iman, hidupnya tidak berbuah dan berjalan dalam tujuan Allah. Mind-control à menghasilkan perasaan negative, yang berubah-ubah, terombang-ambing  à menghasilkan tindakan /perkataan yang bertentangan dengan kebenaran dan akhirnya membuahkan dosa.

Tanah hati orang seperti ini cenderung berbatu dan bersemak duri, tidak suka diberikan pengertian tentang kebenaran; ia hanya suka membeberkan isi hatinya (Amsal 18:2), berpendapat yang negatif, bersungut-sungut, menyalahkan, menuntut, punya kebenaran sendiri (self-righteous) dan mengasihani diri sendiri.

Dia tidak mau membuka hatinya untuk menerima firman dengan lemah lembut. Akibatnya tidak dapat dibawa naik oleh Roh Kudus untuk mengatasi badai.

Semua orang punya pergumulan hidup baik dari dalam dirinya (berupa kelemahan) atau dari luar (berupa tantangan). Yang membuat perbedaan adalah bagaimana kita meresponinya. Kalau kita hidup oleh iman (yaitu mendengar dan melakukan perkataan Tuhan), maka badai masalah tidak akan membuat hidup kita rubuh karena pondasinya kuat yaitu firman Tuhan.

”Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu.

Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, sehingga rubuhlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya.” (Matius 7:24-27).

PENUTUP

Ternyata seorang pemenang bukanlah mereka yang pandai, kuat, cepat, kaya dan berkarunia. Seorang pemenang adalah mereka yang membangun hidupnya di atas pondasi yang tak terguncangkan, yaitu firman Tuhan. Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu (Matius 24: 35).

Oleh sebab itu hiduplah oleh iman diikuti ketaatan, tanggalkan semua beban dan dosa yang merintangi kita untuk naik ke next level, jangan mengasihani diri sendiri tapi rendahkanlah hati dan sangkal diri agar Roh Kudus dapat membawa kita terbang tinggi mengatasi badai kehidupan dalam kekuatan kuasaNya.

Sebab Roh yang ada di dalam kamu, lebih besar dari pada roh yang ada di dalam dunia (1 Yoh. 4:4b)

Latest posts: