BERKAT DARI KETAATAN MENGIKUTI SUARA TUHAN

Home / Weekly Message / BERKAT DARI KETAATAN MENGIKUTI SUARA TUHAN
BERKAT DARI KETAATAN  MENGIKUTI SUARA TUHAN

PENDAHULUAN

Orang benar akan hidup oleh iman (Roma 1:17). Tanpa iman tidak mungkin kita berkenan kepada Allah. Pada kenyataannya kita sering tidak hidup oleh iman dan memilih bertindak menurut pikiran/cara sendiri daripada mengikuti suara Tuhan. Alkitab mencatat ada berkat yang akan kita terima jika kita mengikuti suara Roh Kudus. Segala berkat ini akan datang kepadamu dan menjadi bagianmu, jika engkau mendengarkan suara TUHAN, Allahmu.” (Ulangan 28:2)

ISI

Iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus (Roma 10:17). Jika kita berpaling kepada Allah, kita harus percaya bahwa Allah itu ada dan IA akan memberi upah jika kita sungguh-sungguh mencariNya (Ibr. 11:6). Pengetahuan akan firman belum tentu menjadikan kita hidup oleh iman dan mau mendengar suara Tuhan.   Sering kita bertindak berdasarkan pikiran dan pengertian sendiri (mengandalkan kekuatan sendiri). Kita memilih menyenangkan perasaan/mengasihani diri daripada berkenan di hadapan Tuhan.

”Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN! Ia akan seperti semak bulus di padang belantara, ia tidak akan mengalami datangnya keadaan baik; ia akan tinggal di tanah angus di padang gurun, di negeri padang asin yang tidak berpenduduk..” (Yer. 17:5-6).

Kalau tidak hidup oleh iman, maka kita sukar menerima hal-hal rohani yang berasal dari Allah karena menganggap itu hanya sebuah ilusi/kebodohan. Itu sebabnya kita kecewa karena mengira berkat sebagai sesuatu yang materi atau fisik. Ketika berkat rohani tidak dapat dilihat dengan mata fisik, kita menarik diri dan menolak TUHAN.

Kita tidak menerima roh dunia, tetapi roh yang berasal dari Allah, supaya kita tahu, apa yang dikaruniakan Allah kepada kita. Dan karena kami menafsirkan hal-hal rohani kepada mereka yang mempunyai Roh, kami berkata-kata tentang karunia-karunia Allah dengan perkataan yang bukan diajarkan kepada kami oleh hikmat manusia, tetapi oleh Roh. Tetapi manusia duniawi tidak menerima apa yang berasal dari Roh Allah, karena hal itu baginya adalah suatu kebodohan; dan ia tidak dapat memahaminya, sebab hal itu hanya dapat dinilai secara rohani (1 Korintus 2:12-14).

Segala sesuatu yang bersifat fisik tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah. Semua yang bersifat fisik tidak akan bisa memuaskan jiwa.

Jawab Yesus kepadanya: “Barangsiapa minum air ini, ia akan haus lagi, tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal (Yoh. 4:13-14).

Air Hidup yang Tuhan berikan adalah Roh Kudus yang akan ‘menghidupkan’ firman (firman RHEMA, firman Allah yang ‘hidup’) tepat sesuai kondisi dan kebutuhan kita. Roh Kudus  akan menjadi ‘mata air’ dalam diri kita yang terus memancar dan memuaskan jiwa kita sampai kepada hidup yang kekal. Ini bukan sebuah ilusi, melainkan berkat rohani yang akan diterima oleh mereka yang sungguh-sungguh hidup oleh iman.

“Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN! Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah.” (Yer. 17:7-8).

“Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku” (Yohanes 10:27).

Diberkatilah orang yang hidup oleh iman dan mengikuti suara Tuhan. Hidupnya penuh dengan berkat dan terus menghasilkan buah. Dalam keadaan apapun (suka maupun duka) hidupnya tidak akan goyah karena dibangun di atas dasar yang teguh yaitu firman Allah yang ‘hidup’.

PENUTUP

Pemahaman kita cenderung berpusat pada hal-hal fisik, tetapi Tuhan berorientasi kepada kekekalan demi keselamatan jiwa kita. Allah merancangkan yang terbaik, oleh sebab itu jangan kecewa mengikut Tuhan sebab ada pengharapan sebagai sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita.

Iman, pengharapan dan kasih, dan paling besar di antaranya adalah kasih (1 Kor. 13:13). Kasih akan menyempurnakan iman dan pengharapan untuk rela mengikuti suara Tuhan sekalipun belum mengerti, belum melihat hasil atau bertentangan dengan keinginan kita. Sesungguhnya orang yang menyangkal diri dan pikul salib akan menerima berkat, baik di dunia ini maupun di dunia yang akan datang (Mat. 6:33; Mat. 19:29).

Latest posts: