Author: FJ

Home / Articles posted by FJ (Page 4)
BERTUMBUH DENGAN SENGAJA

BERTUMBUH DENGAN SENGAJA

“Tuhan tidak pernah berkata bahwa perjalanan hidup kita akan mudah,
tapi Dia berjanji pada saat kita tiba kita akan merasa bahwa semuanya jadi layak.”
“God never said that the journey would be easy,
but He did say that the arrival would be worthwhile”
-Max Lucado-
Kutipan kata-kata Max Lucado diatas mengingatkan kita bahwa Tuhan tidak pernah berjanji bahwa perjalanan iman kita akan mudah. Tapi Ia berjanji bahwa pada akhirnya semuanya akan sepadan dengan perjuangan dalam perjalanan hidup kita. Seolah ingin mengatakan bahwa akan ada halangan dalam perjalanan iman kita, akan ada tantangan dalam pertumbuhan kita. Bila untuk mencapai ujung jalan kehidupan atau mendapatkan pertumbuhan itu, kita harus berjuang, timbul pertanyaan: Bagaimana peran Tuhan dalam pertumbuhan kita?
TUHAN BERPERAN
“Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara. Dan mereka yang ditentukan-Nya dari semula, mereka itu juga dipanggil-Nya. Dan mereka yang dipanggil-Nya, mereka itu juga dibenarkan-Nya. Dan mereka yang dibenarkan-Nya, mereka itu juga dimuliakan-Nya.” (Roma 8:28-30)
Tidak ada seorangpun manusia Kristen yang kebetulan menjadi Kristen. Sejak awal Allah turut bekerja dalam kemahakuasaan-Nya. Walaupun respon seorang Kristen nantinya akan mempengaruhi perjalanannya, tetapi peran TUHAN jelas ada.
Dalam kemahatahuan-Nya:
· TUHAN Memilih
Kita adalah orang-orang pilihan-Nya. Kita harus meresponi Dia dengan datang kepada-Nya.
· TUHAN Menentukan
Ada tujuan, arah, sasaran yang dipercayakan kepada kita. Kita bukan manusia yang hidup asal hidup. Tuhan menentukan kita seharusnya menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya.
· TUHAN Memanggil (Yun. Kaleo)
Ia mengundang kita untuk mendekat. Dalam tradisi kerajaan, tidak sembarang orang dapat mendekati raja. Manusia Kristen menerima undangan untuk mendekati Sang Raja. Pemahaman lain, Ia memanggil nama kita. Kita dikenal oleh-Nya, dan bukan orang asing bagi Allah, Raja segala Raja.
· TUHAN Membenarkan
Seperti Ester menerima uluran tongkat raja Ahasyweros, saat menghadap raja tanpa undangan. Uluran tongkat itu, membenarkan Ester untuk lolos dari hukuman yang
seharusnya ia terima. Saat kita mendekati Tuhan, kita butuh dibenarkan. Justifikasi diberikan dalam iman akan korban salib Kristus. Keselamatan itu hasil pemberian dalam iman.
· TUHAN Memuliakan
Tuhan menganugerahkan kemuliaan kepada siapa Ia berkenan. Ia memiliki pre-kondisi ilahi kepada manusia seperti apa kemuliaan diberikan. Bila perkenanan ada, maka kemuliaan diberikan. Di bagian inilah, perjuangan kita menjadi penting.
“Ukuran tertinggi dari seseorang bukanlah ketika ia berdiri di dalam kenyamanan dan kemudahan melainkan ketika ia berdiri dalam masa penuh pergumulan dan pertentangan.”
“The ultimate measure of a man (or woman) is not where he (she) stands in moments of comfort and convenience, but where he (she) stands at times of challenge and controversy.” – Martin Luther King Jr –
KITA BERJUANG
“Berbahagialah kamu, jika kamu dinista karena nama Kristus, sebab Roh kemuliaan, yaitu Roh Allah ada padamu. Janganlah ada di antara kamu yang harus menderita sebagai pembunuh atau pencuri atau penjahat, atau pengacau. Tetapi, jika ia menderita sebagai orang Kristen, maka janganlah ia malu, melainkan hendaklah ia memuliakan Allah dalam nama Kristus itu.
Karena sekarang telah tiba saatnya penghakiman dimulai, dan pada rumah Allah sendiri yang harus pertama-tama dihakimi. Dan jika penghakiman itu dimulai pada kita, bagaimanakah kesudahannya dengan mereka yang tidak percaya pada Injil Allah?
Dan jika orang benar hampir-hampir tidak diselamatkan, apakah yang akan terjadi dengan orang fasik dan orang berdosa? Karena itu baiklah juga mereka yang harus menderita karena kehendak Allah, menyerahkan jiwanya, dengan selalu berbuat baik, kepada Pencipta yang setia.” (1 Petrus 4:14-19)
Manusia pada dasarnya telah kehilangan kemuliaan Allah (Roma 3:23) dan hanya yang percaya kepada Kristus lah yang menerima justifikasi atau pembenaran; menerima keselamatan. Sebuah kesempatan baru untuk kembali kepada rencana Allah, kepada keserupaan dengan Kristus, kepada kemuliaan Allah.
Roh Kudus yang adalah Roh Kemuliaan yang diberikan kepada orang percaya (Efesus 1:13), bukan hanya untuk memberikan kuasa menjadi saksi (Kisah Para Rasul 1:8), tetapi juga memampukan kita untuk mematikan perbuatan-perbuatan daging orang percaya. (Roma 8:13)
Roh Kudus menuntun kita pada segala kebenaran. Jalan ini tidak mudah!
1 Petrus 4: 14-19 diatas mengatakan bahwa akan munculnya penderitaan karena kehendak Allah. (Kisah Para Rasul 14:22; 1 Tesalonika 3:3-4; 1 Petrus 2:20-21; Filipi 1:29; 2 Timotius 3:12).
Manusia Kristen harus berjuang dengan menyerahkan jiwanya pada Pencipta yang setia, dengan selalu berbuat baik. Ya, berbuat baik itu perlu perjuangan dan penyerahan jiwa.
Ada beberapa perjuangan dan penderitaan yang pasti dialami orang percaya:
· Perjuangan Melawan Dosa (Ibrani 12:4) Contoh: Penipu yang tidak menipu lagi, pembohong yang berjuang untuk jujur, dll.
· Perjuangan Melawan Kerajaan Kegelapan (Efesus 6:12) Contoh: Lepas dari jimat, ramalan, sihir, okultisme, dll.
· Perjuangan Melawan Keinginan Daging (1 Petrus 2:11) Contoh: Tidak membeli barang ‘Sale’ yang tidak perlu, melawan godaan gengsi, dll.
· Perjuangan Melawan Keinginan Dunia (1 Yohanes 2: 16-17) Contoh: Tidak menggunakan cara-cara dunia untuk mencapai tujuan, tidak harus kaya untuk sukses, dll.
· Penderitaan sebagai orang Kristen (1 Petrus 4: 16) Contoh: Siap dijauhi oleh orang lain karena hidup dalam kebenaran, siap menderita karena nama Kristus, dll.
· Ujian Api yang Menempa (1 Petrus 1:7) Contoh: Dibentuk makin sabar, makin rendah hati, makin seperti Yesus.
“Jika Anda menginginkan sebuah agama yang membuat Anda merasa nyaman,
maka saya sangat tidak menganjurkan kekristenan.”
“If you want a religion to make you feel really comfortable,
I certainly don’t recommend Christianity.”
– C.S Lewis –
BERTUMBUH DENGAN SENGAJA
Jelas bahwa Tuhan berperan, dan kita juga berperan dalam pertumbuhan kita menuju kemuliaan yang Tuhan rencanakan, yaitu seperti gambaran Anak-Nya. Kesadaran, penilaian, keputusan dan tindakan orang percaya akan mendorong pertumbuhan, kedewasaan, dalam menjadi serupa dengan Kristus.
Paulus berkata: “Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.” ( Efesus 2:10)
Dunia psikologi dan pendidikan mengenal istilah ‘Rekayasa Pertumbuhan’. Untuk sebuah kredibilitas sumber daya manusia dengan kriteria tertentu, dibuat pelatihan dan pendidikan tertentu dalam kurun waktu tertentu, dan dengan sadar manusia yang disebut siswa atau mahasiswa itu dibentuk dan diuji dalam kurun waktu tertentu. Kekristenan sebenarnya memiliki pola yang serupa dengan itu. Kriterianya sudah ditentukan oleh Tuhan, Pencipta kita. Pelatihan dan pendidikannya oleh Roh Kudus dan Firman Tuhan. Buku acuannya adalah Alkitab. Dari waktu ke waktu kemajuan dan pertumbuhan kita diuji; Dari kemuliaan kepada kemuliaan yang lebih besar. (2 Korintus 3:18)
Kepada Timotius, Paulus juga mengajarkan bahwa diperlukan latihan untuk semua itu dari waktu ke waktu. “… Latihlah dirimu beribadah. Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang.” (1 Timotius 4:7b-8)
Paulus menyadari bahwa dengan penuh kesadaran (kesengajaan) pentingnya untuk mencapai standar keserupaan dengan Yesus Kristus. Perlu latihan untuk sabar seperti
Yesus, perlu latihan untuk murah hati seperti Yesus, perlu latihan untuk rendah hati, kuasai diri, punya damai sejahtera ilahi, punya sukacita ilahi dan keserupaan lainnya seperti Yesus.
Peran Tuhan, pasti Ia lakukan. Bagian kita juga jangan dilupakan. Bertumbuhlah dengan sadar dan berlatihlah dalam Tuhan, karena semua itu tidak akan pernah sia-sia.
“Dan kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak berselubung. Dan karena kemuliaan itu datangnya dari Tuhan yang adalah Roh,
maka kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya,
dalam kemuliaan yang semakin besar.” 2 Korintus 3:18

“Mere change is not growth. Growth is the synthesis of change and continuity,
and where there is no continuity there is no growth”
– C.S. Lewis –
Sekedar berubah bukanlah sebuah pertumbuhan. Pertumbuhan adalah gabungan antara perubahan dan kesinambungan (CONTINUITY), dimana tidak ada kesinambungan maka tidak ada pertumbuhan.

image source: https://www.pinterest.com/pin/748512400555613063/

JANGAN PERMAINKAN TUHAN

JANGAN PERMAINKAN TUHAN

“Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya.” (Galatia 6:7)

Tidak ada seorangpun manusia yang mau atau suka dipermainkan oleh orang lain. Rasa yang timbul akibat dipermainkan adalah amarah, kesedihan, sakit hati, terasingkan dan gangguan. Hal ini dapat merusak, menyakiti hidup orang lain bahkan juga dapat menimbulkan kecelakaan, kesusahan, kekacauan dan bencana. Oleh sebab itu tidak ada seorangpun manusia yang bersedia untuk dipermainkan, apalagi Allah, Sang Pencipta, yang maha mengetahui segala-galanya.

Jangan sesat artinya jangan memiliki pengertian yang keliru atau gelap. Adalah benar bahwa Allah itu penyayang, pengasih, panjang sabar dan berlimpah kasih setia, tetapi bukan berarti kita bisa mempermainkan Allah dengan berlaku seenaknya. Allah itu penuh kasih setia, akan mengampuni setiap pelanggaran orang yang sungguh-sungguh bertobat tapi tidak sekali-kali membebaskan orang yang bersalah dari hukuman (Keluaran 34:6-7).

Allah tidak akan membiarkan diriNya dipermainkan, mengapa ?

1. Allah itu suci dan kudus (Yesaya 6:3; Imamat 20:26; 1 Petrus 1:15-16).

Suci dan kudus merupakan karakter dan sifat Allah. Allah sangat menuntut kesucian dan kekudusan kita. Segala rupa dan bentuk kecemaran sangat ditentang serta dibenci Allah. Setiap dosa dan pelanggaran manusia terjadi karena manusia tidak memiliki perasaan takut akan Allah dan menghormati keberadaanNya.

Jangan pandang remeh hukum-hukum Allah dan menyerahkan anggota-anggota tubuh kita kepada dosa untuk dipakai sebagai senjata kelaliman. Sikap mempermainkan Allah akan mencemarkan hati nurani; akibatnya tidak bisa lagi membedakan mana yang benar dan tidak, karena dosa semakin kuat menjerat. Hati menjadi degil akibatnya sukar untuk bertobat.

2. Allah itu hakim yang adil dan benar (Mazmur 7:8-12; Mazmur 75:8; Pengkhotbah 12:14).

Allah menghakimi setiap perkara dengan adil dan benar serta tidak memihak kepada siapapun juga. Kita semua sama di hadapanNya. Nantinya setiap kita akan menghadap takhta pengadilan Allah dan hakimnya adalah Tuhan Yesus. Jika kita menabur dalam daging (hidup dalam kedagingan/tidak mematikan perbuatan daging) akan menuai kebinasaan. Jika menabur dalam Roh (mematikan perbuatan daging/hidup dipimpin Roh Kudus, hidup dalam pertobatan) akan menuai hidup yang kekal.

Salah satu sikap yang menghormati Tuhan adalah menjaga perkataan kita agar berkenan kepadaNya. Bagi kita yang tinggal di Amerika, kita tahu bahwa hukum konstitusi di negara ini menjamin hak kebebasan berpendapat/berbicara (freedom of speech). Bisa dibayangkan jika kebebasan berbicara ini tidak disertai roh takut akan Tuhan, tentu dapat menimbulkan kekacauan, penyesatan dan kutuk bagi bangsa ini. Pada kenyataannya, kita hidup dalam budaya dunia Amerika yang tidak memperhatikan bagaimana kata-kata dapat merusak hubungan, kebahagiaan dan masa depan. Jika tidak waspada, budaya ini menjalar ke gereja sehingga kita jadi terbiasa menggunakan mulut untuk berkata yang sia-sia. Cara menggunakan mulut kita pandang sebagai hal yang sepele padahal Alkitab mengatakan hidup dan mati dikuasai lidah. Siapa suka menggemakannya akan memakan buahnya (Amsal 18:21).

Sebagai murid Kristus kita harus melatih diri untuk disiplin dalam berkata-kata. Tahun 5783, di mana 80 (Pey) berarti mulut dan kuasa perkataan/berbicara. Ucapan memiliki kekuatan atau kuasa yang dapat menyebabkan kebaikan atau kejahatan, mendatangkan berkat atau kutuk, tergantung bagaimana kita menggunakannya.

Kita semua bersalah dalam banyak hal terutama dalam perkataan. Yakobus 3 :7-8 menuliskan bahwa tidak ada seorangpun yang berkuasa untuk menjinakkan lidah yang buas. Perkataan dapat mendeteksi kondisi hati dan rohani seseorang. Apa yang keluar dari mulut berasal dari hati (Matius 15:18). Jika hatinya penuh dengan pikiran jahat, kepahitan, ketidakpuasan, kekecewaan, amarah, iri, kecongkakan, self-pity, dlsb, maka perkataan yang keluar akan menajiskan dirinya. Perkataan juga dapat menggenapkan atau membatalkan janji-janji Tuhan dalam hidup kita.

“Karena menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan, dan menurut ucapanmu pula engkau akan dihukum.” (Matius 12:37)

Tidak hanya kata-kata yang kita ucapkan secara lisan, tapi juga tulisan (lewat chat, social media, dlsb) itu sama nilainya. Jangan sembrono dalam mengeluarkan perkataan karena kita semua harus mempertanggungjawabkannya pada hari penghakiman (Matius 12:36). Setiap kita perlu belajar menguasai diri dan “disiplin” menjaga perkataan karena “dulu” tidak ada dari kita yang sempurna dan tidak berbuat kesalahan.Terutama bagi yang sudah membawa sharing firman, guru/pengajar akan dihakimi menurut ukuran yang lebih berat (Yakobus 3:1) karena perkataannya memiliki dampak/pengaruh yang besar.

Hal-hal yang harus diperhatikan agar perkataan kita berkenan di hadapan Tuhan :

1. Miliki roh yang takut akan Tuhan, minta Roh Kudus memberi hikmat, memimpin dan menguasai lidah bibir kita. Berdoa agar Tuhan mengurapi setiap perkataan kita agar iblis tidak memutarbalikkannya sehingga membuat orang jadi salah mengerti atau tidak mengerti apa yang disampaikan kepadanya.

2. Jaga hati dengan segala kewaspadaan agar perkataan/pengajaran kita murni berasal dari hati Tuhan melalui Roh Kudus, dan bukan dari jiwa kita yang terluka atau insecure. Hati yang dijaga akan mengalirkan kasih dan kebenaran, tapi jiwa yang terluka dapat meracuni orang lain. Jika kita sedang dalam masalah atau hati gundah gulana, bawa ke hadapan Tuhan, jujur terbuka di hadapanNya, bertobat dan bereskan hati. Minta anugerahNya memulihkan kita terlebih dahulu.

3. Pikirkan bagaimana dampak dari perkataan yang kita ucapkan : apakah akan membawa berkat atau kutuk; menghormati atau merendahkan orang lain; memulihkan atau menyakiti hati; menegur dengan kasih atau menghakimi; menuntun orang kepada pertobatan atau menyesatkan; memenangkan hati orang atau malah membuat orang jadi keras hati dan menjauh dari Tuhan. Perlu diingat bahwa perkataan kita walaupun tampaknya baik, belum tentu dapat diterima oleh orang lain, tergantung dari pengetahuan serta pemahaman akan kebenaran, kondisi hati dan kedewasaan rohaninya.

4. Jika pada kenyataannya perkataan kita menghakimi, merendahkan, memfitnah, gosip, mengkritik/mengecam, dlsb mari segera bertobat, minta maaf dan jangan bersikap membenarkan diri. Mari saling merendahkan hati satu dengan yang lain. Kebenaran tidak memerlukan pembenaran diri, karena Tuhan sendiri yang akan memunculkan kebenaran itu (Mazmur 37:6). Belajarlah dari kesalahan supaya tidak mengulang hal yang sama. Hal ini perlu terus dilatih dengan pertolongan Roh Kudus yang memampukan kita menghormati hadirat Tuhan dengan perkataan-perkataan yang berkenan kepadaNya.

Tidak semua orang yang mengaku Kristen adalah gandum. Kadang gandum diijinkan Tuhan bertumbuh ditengah lalang. Keduanya akan tumbuh bersama sampai pada waktu menuai. Lalang akan dikumpulkan dan dibakar. Tuhan akan menyuruh malaikat-malaikatNya untuk mengumpulkan segala sesuatu yang menyesatkan dan semua orang yang melakukan kejahatan dari dalam KerajaanNya. Semuanya akan dicampakkan ke dalam dapur api (Matius 13:37-42).
Jagalah langkahmu, kalau engkau berjalan ke rumah Allah! (Pengkhotbah 5:1).

Semakin banyak kita berdiam dalam hadirat Tuhan dan belajar kebenaran, semakin kita menyadari betapa rusaknya kehidupan manusia. Namun kita patut bersyukur untuk segala kesabaranNya. Tuhan mengasihi orang berdosa, tapi sangat membeci dosa karena Ia Allah yang Maha Kudus.

Allah selalu menantikan pertobatan dan perubahan kita. Selama waktu dan kasih karunia masih ada, marilah kita semua mengoreksi diri dan bertobat. Jangan pernah menunda pertobatan. Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, akan mengampuni segala dosa dan menyucikan kita dari segala kejahatan (1 Yohanes 1:9).

Untuk melawan dosa dibutuhkan ketetapan hati yang dilakukan secara maksimal dengan seluruh kekuatan dan kesungguhan. Dalam pergumulan melawan dosa kita belum sampai mencucurkan darah (Ibrani 12:4). Jangan sia-siakan kesempatan dan mengulur waktu untuk bertobat. Benahi diri secara all out. Roh Kudus pasti menolong, memampukan, menuntun pada kebenaran dan kekudusan Allah untuk menjadi serupa dengan Yesus.

Sudah waktunya bagi umat Tuhan untuk membiarkan bara api dari surga membersihkan bibir kita sekali lagi (Yesaya 6: 5-7). Biarlah mulut kita diurapi dan dikuduskan untuk mengatakan kebenaran, bernubuat, mengucap syukur, mengalirkan kasih Bapa, memberitakan Injil Kerajaan Surga yang membawa keselamatan bagi banyak orang.

Kejarlah kekudusan dan jadilah ‘pemburu Allah’ untuk selalu menemukan DIA disepanjang kehidupan kita. Miliki kerinduan untuk selalu berkenan kepada Allah serta hidup dalam persekutuan dengan Yesus Kristus baik dalam kematianNya dan kebangkitanNya.

Menemukan Tuhan bukan sekedar menemukan pengetahuan tentang Allah ataupun agama, melainkan belajar mengembangkan diri untuk hidup dalam kekudusan dan tak bercacat cela. Jauhkan diri dari setiap kesesatan, yang membuat kita jauh dari Tuhan bahkan tanpa sadar menukar iman percaya dengan hal yang tak berguna. Hindari pikiran yang sesat dan sia-sia agar kita bisa tetap setia kepada Tuhan.

Akhir kata dari segala yang didengar ialah: takutlah akan Allah dan berpeganglah pada perintah-perintah-Nya, karena ini adalah kewajiban setiap orang.
Karena Allah akan membawa setiap perbuatan ke pengadilan yang berlaku atas segala sesuatu yang tersembunyi, entah itu baik, entah itu jahat. (Pengkhotbah 12:13-14)

image source: https://www.pinterest.com/pin/52565520637408288/

10 HARI PERTOBATAN

10 HARI PERTOBATAN

Peristiwa tahun baru pada umumnya, dilewati dengan Perayaan seperti berpesta, berbelanja di tempat-tempat yang menawarkan diskon akhir tahun atau beberapa orang menikmatinya dengan berlibur di luar kota atau luar negeri.
Dibulan September setiap tahunnya, orang Yahudi memperingati pergantian tahun dalam penanggalan mereka yang disebut Rosh Hasanah. Mari kita simak kebiasaan khusus yang dilakukan bangsa Yahudi, dalam masa peringatan Rosh Hasanah, terhadap pergantian tahun; kebiasaan apa saja yang mereka lakukan dalam menyambut Rosh Hasanah, yang dapat memperbarui paradigma kita dalam menyambut tahun baru.

Sepuluh hari pertama dari Rosh Hasanah menuju perayaan Yom Kippur (hari Penebusan Dosa, memperingati keluputan bangsa Israel atas murka Allah karena membuat patung lembu emas di saat eksodus dari Tanah Mesir (Keluaran 32)), dilewati bangsa Yahudi sebagai 10 Hari Pertobatan.
Menurut tradisi mereka, pada saat Rosh Hasanah terbukalah tiga kitab, yaitu Kitab Kehidupan yang tertulis nama-nama orang yang sepenuhnya benar/kudus, Kitab Kematian yang tertulis nama-nama orang yang sepenuhnya jahat/fasik dan bagi mereka yang hidup di antara kebenaran dan kejahatan, nasib mereka ditangguhkan hingga Yom Kippur tiba . Sepuluh hari masa antara Rosh Hasanah dan Yom Kippur tersebut dipakai sebagai kesempatan bagi orang Yahudi untuk bertobat dan berharap agar nama mereka dapat tertulis dalam Kitab Kehidupan.
Terdapat tiga hal yang dapat dilakukan dalam 10 Hari Pertobatan ini oleh orang Yahudi, yang akan kita pelajari, dan meninjaunya dari sudut pandang Insan Pentakosta.

1. PERTOBATAN
Pertobatan meliputi perubahan paradigma, penyesalan dan keputusan untuk berubah, yang diwujudkan dengan usaha untuk memperbaiki diri dari kesalahan yang telah dilakukan. Hal ini sejalan dengan pengajaran dalam iman Kristen, di mana kita diminta untuk berubah sesuai pembaruan budi kita, agar mengerti kehendak Allah, yang baik dan yang sempurna, agar hidup kita menjadi persembahan yang hidup, kudus dan berkenan. (Roma 12:1-2)
Tahun baru merupakan momen yang tepat untuk melakukan introspeksi diri, terhadap segala kelalaian dan kesalahan, baik terhadap Allah maupun kepada sesama. Tujuannya bukanlah untuk menimbulkan intimidasi dalam diri, tetapi pengakuan dosa kepada Tuhan, agar Ia mengampuni dan menyucikan kita dari segala kejahatan. (1 Yohanes 1:9)
Komitmen untuk hidup benar pun selaras dengan semangat kekudusan Insan Pentakosta, di mana kita dipanggil untuk hidup dalam Roh, dan meninggalkan kedagingan. (Galatia 5:24-25)
Pertobatan di tahun ini akan menimbulkan dampak kepada hidup kita di tahun yang akan datang.

2. BERDOA
Berdoa merupakan kegiatan yang mewarnai masa 10 Hari Pertobatan. Berdoa menurut pandangan rabi Yahudi, dianggap dapat membatalkan segala hukuman. Pertobatan yang benar diutarakan melalui doa, sebagai wujud penyerahan diri kepada Allah dan kesadaran bahwa manusia tidak dapat bertobat tanpa kekuatan dari Allah. Orang Yahudi mengingat bahwa seruan kepada Tuhan adalah penting selagi Ia mau ditemui. (Yesaya 56:6)
Doa dalam pertobatan muncul juga di dalam Alkitab seperti misalnya:
• Seruan pertobatan Bangsa Israel yang dipimpin Elia di Gunung Karmel (1 Raja-raja 18:20-37)
• Pertobatan pada masa Yosia (2 Raja-raja 22)
• Dan juga Nehemia (Nehemia 9)
Pengakuan dosa dan doa pun sangat berhubungan erat dalam kekristenan. Rasul Yakobus mengajarkan bahwa kita perlu saling mengaku dosa kita dan saling mendoakan agar kita dapat sembuh dan pulih dari akibat dosa tersebut. (Yakobus 5:16)
Bahkan dalam ayat itu, Yakobus menekankan bahwa doa orang benar (di dalam Kristus), bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya, termasuk dalam membatalkan hukuman akibat dosa (misal: sakit penyakit).
Bagi orang Kristen, doa lebih sebagai bentuk komunikasi antara manusia dengan Allah, termasuk dalam hal pertobatan. Pertobatan yang sejati diawali dengan membangun kembali hubungan dengan Allah, yang mampu memberikan kekuatan dalam melewati masa pertobatan, melalui doa yang dipimpin oleh Roh Kudus.

3. BERBAGI
Hal ketiga yang perlu dilakukan Bangsa Yahudi dalam 10 Hari Pertobatan adalah berbagi kepada orang yang memerlukan, atau dalam bahasa Ibrani disebut sebagai tzedakah atau dalam bahasa Indonesia lebih dikenal sebagai bersedekah. Mereka mengumpulkan uang melalui nampan persembahan yang ada di sinagoga-sinagoga yang kemudian disalurkan kepada mereka yang membutuhkan.
Semangat berbagi ini pun juga diajarkan Tuhan Yesus dalam Matius 25:31-46, di mana Yesus menyamakan antara melayani orang-orang yang dianggap hina sebagai bentuk pelayanan kepada-Nya. Jika kita memperhatikan mereka yang kelaparan, yang sakit, yang dalam penjara, dan tidak memiliki tempat tinggal, maka itu sama dengan kita sedang melayani Yesus.
Penjelasan seperti ini dipaparkan Yesus sebagai salah satu bagian dalam pengajaran-Nya tentang penghakiman terakhir. Oleh karena itu, hal bersedekah dan berbagi kepada orang yang membutuhkan, merupakan hal yang penting dalam kekristenan. Melakukan sedekah dalam masa pertobatan, dapat meningkatkan belas kasihan dan rasa syukur atas pengampunan yang telah Tuhan beri.

Secara garis besar, ketiga hal yang dapat dilakukan dalam masa peringatan Rosh Hasanah tersebut adalah baik. Namun, perlu diingat bahwa motivasi kita sebagai orang Kristen melakukan hal tersebut bukanlah untuk mendapatkan keselamatan, sehingga nama kita tertulis di dalam Kitab Kehidupan. Alkitab mengajarkan bahwa keselamatan merupakan anugerah Tuhan melalui pengorbanan Yesus di kayu salib, dan bukan hasil usaha manusia. (Efesus 2:8-9)
Sikap pertobatan yang dilakukan di masa pergantian tahun, dapat dimaknai sebagai respon atas kasih karunia Allah yang telah diberikan kepada kita sebagai orang percaya. Kita memiliki panggilan untuk mengerjakan keselamatan tersebut dengan takut dan gentar (Filipi 2:12), salah satunya dengan hidup dalam pertobatan yang dapat dirasakan melalui buah yang dihasilkan. (Matius 3:8; Lukas 3:8)
Melalui uraian di atas, kita diajak untuk memiliki kebiasaan dan paradigma baru dalam menyambut pergantian tahun. Alih-alih berfokus pada pesta pora dan kemeriahan tahun baru, semangat instropeksi dan refleksi diri di penghujung tahun dapat mendorong kehidupan orang percaya yang lebih baik dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Hal ini sejalan dengan kasih dan rahmat Tuhan yang selalu baru setiap hari, setiap bulan dan setiap tahun bagi kita orang percaya. (Ratapan 3:22-23) Amin.

image source: https://www.alittleperspective.com/romans-12-2016/

BERTUMBUH MENJADI SEORANG MURID KRISTUS SEJATI

BERTUMBUH MENJADI SEORANG MURID KRISTUS SEJATI

Tuhan Yesus telah memilih dan menetapkan kita untuk menghasilkan hidup dengan buah yang tetap (Yoh. 15:16). Kehidupan rohani orang percaya diibaratkan seperti sebuah pohon yang berbuah pada musimnya (Maz. 1:2-3). Tuhan Yesus telah memilih dan menetapkan kita untuk menghasilkan hidup dengan buah yang tetap (Yoh. 15:16). Saat seorang percaya kepada Yesus sebagai Tuhan & Juruselamat, ia mengalami kelahiran baru. Orang yang telah lahir baru akan bertumbuh dan berbuah bila terus terhubung dengan Yesus sebagai pokok anggur.

Pertumbuhan rohani hanya terjadi jika kita memutuskan untuk bertekun dalam firman dan berkomitmen untuk dimuridkan. Murid bukan sekedar tahu firman tapi hidup dalam firman (melakukan firman). Dengan tetap tinggal dalam firman, kerohanian kita akan bertumbuh sehingga menghasilkan hidup yang berbuah.

Hal-hal mendasar yang perlu dipelajari dalam kehidupan rohani orang percaya :

1. BERAKAR DALAM FIRMAN TUHAN

Alkitab adalah firman Tuhan yang ditulis dengan ilham dan dorongan Roh Kudus (2 Pet. 1:20-21). Setiap perkataan dalam Alkitab adalah benar dan penuh kuasa. Bagi orang percaya, Alkitab adalah firman/perkataan Allah kepada manusia (1 Tes. 2:13), makanan rohani yang membuat kita bertumbuh dalam iman dan menjadi dewasa (Mat. 4:4), petunjuk untuk mendidik orang dalam kebenaran (2 Tim. 3:16), cara Allah menyatakan diri kepada kita (1 Sam. 3:21), serta pedang Roh untuk melawan musuh (Ef. 6:17; Ibr. 4:12).

2. BERTUMBUH DALAM FIRMAN TUHAN

Sebagai murid, kita belajar menerapkan gaya hidup 5 M yaitu Membaca-merenungkan, Menerima, Memperkatakan, Melakukan, dan Memberitakan firman Tuhan.
Mendengarkan firman yaitu membaca dan merenungkannya agar iman timbul (Rom. 10:17). Terima firman yang kita dengar itu dengan hati yang lemah lembut, artinya mau dikoreksi dan dibentuk oleh firman (Yak. 1:21). Kemudian untuk mengaktifkan roh iman, firman tersebut kita perkatakan (2 Kor. 4:13). Iman tanpa perbuatan adalah mati, firman harus dilakukan sebagai tanda iman yang aktif (Yak. 2:26). Pelihara firman dalam hidup kita dengan berusaha untuk melakukannya, bukan hanya sebagai pengetahuan di kepala saja (Ams. 7:2). Dan sebagai bentuk ketaatan terhadap Amanat Agung, firman juga harus diberitakan (Mat. 28:19-30; 1 Kor. 1:17)

3. BERBUAH

Keintiman bersama Roh Kudus dalam menerapkan 5 M akan menghasilkan buah dalam hidup kita.
Buah dimaksudkan untuk dinikmati orang lain, bukan diri sendiri. Seseorang dikenal dari buahnya, bukan dari karunia atau jabatan/posisinya. Buah yang dihasilkan adalah pertama, buah pertobatan yaitu menanggalkan manusia lama dan mengenakan manusia baru. Kedua, buah-buah Roh Kudus (Gal. 5:22). Ketiga buah pelayanan. Sejalan dengan pertumbuhan rohani, kita akan mulai menemukan fungsi dalam tubuh Kristus (pelayanan dan panggilan). Yang terakhir adalah buah jiwa-jiwa, di mana kita menerima hati Bapa untuk membawa jiwa-jiwa yang terhilang kepada keselamatan dalam Kristus.

Perlu diperhatikan bahwa pertumbuhan adalah proses seumur hidup yang memerlukan ketekunan agar kita menghasilkan kualitas buah yang matang. Ketekunan sangat diperlukan untuk seseorang mencapai garis akhir yang berkemenangan. Tanpa ketekunan, kita dapat mengalami kemunduran rohani yaitu kembali kepada cara hidup yang lama, berhenti bertumbuh dan mati secara rohani. Bertekun maksudnya walau mengalami tantangan, tetap berusaha melakukan firman. Jangan menyerah, lakukan berulang-ulang agar dapat belajar dari kesalahan dan tidak mengulangnya lagi (to overcome mistakes). Tuhan bisa memakai masalah, tantangan, pelayanan, gesekan dengan orang lain dan penderitaan untuk membuat kita bertumbuh menjadi dewasa dalam iman.

Pada perumpamaan tentang seorang penabur, perhatikan keadaan benih yang jatuh pada tanah berbatu : seseorang menerima firman dengan sukacita, bertumbuh tapi hanya bertahan sebentar saja (Mat. 13:20-21). Kenapa hanya bertahan sebentar? karena tidak berakar sehingga cepat menyerah, tidak setia dan tidak ada ketekunan. Tapi benih yang tumbuh pada tanah yang baik : seseorang menerima firman dengan hati lemah lembut, tidak menyerah walau alami tantangan/aniaya, tetap bertekun sehingga menghasilkan buah yang matang dan tetap (Luk. 8:15).

Orang percaya harus tertanam dalam sebuah gereja lokal supaya dapat perlindungan rohani dari ajaran sesat dan pemikiran dunia yang membawa kepada kebinasaan. Gereja lokal bertanggung jawab memberikan dukungan, bimbingan, pengajaran yang sangat berguna bagi pertumbuhan rohani dan membawa kepada kedewasaan. Tanda kedewasaan rohani adalah hidup yang berbuah.

“Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-Ku” (Yoh. 15:8).

MURID KRISTUS SEJATI MEMILIKI PENGENALAN AKAN KRISTUS

Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya, supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan dari antara orang mati (Filipi 3:10-11)

Kerinduan Paulus adalah mengenal Kristus, mengenal kuasa kebangkitanNya, turut mengambil bagian dalam penderitaanNya, menjadi serupa dengan Kristus dalam kematianNya, serta beroleh kebangkitan dari antara orang mati. Pengenalan yang benar akan Tuhan telah mentransformasi cara pandang, kebiasaan, tujuan dan nilai hidup Paulus dengan luar biasa. Begitu jugalah kehendak Bapa bagi kita semua yang telah dipanggil dan dipilih untuk menjadi murid Kristus.

Murid yang terus mengalami transformasi akan memiliki kerinduan yang mengarah kepada keserupaan dengan Kristus. Ini bukan karena kemampuannya tapi karena Allah sendirilah yang mengerjakan di dalam dia baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya (Fil. 2:13). Murid sejati bukanlah anak-anak gampang yang hanya mencari kemudahan tapi rela keluar dari comfort zone untuk didewasakan agar hidupnya menghasilkan buah yang tetap dan matang. Kerinduan seorang murid sejati adalah :

A. Mengenal Kristus.

Pengenalan akan Kristus bukan bersifat teori, tapi mengalami Dia secara pribadi. Seseorang yang mengalami mukjizat atau menerima jawaban doa belum tentu membuat dirinya mengenal Tuhan. Ada harga yang harus dibayar untuk memiliki pengenalan yang benar akan Kristus. Hal itu bisa melalui ujian iman, masalah, penderitaan/penganiayaan, kemustahilan, dlsb.
Semakin mengenal Tuhan, semakin kita menyadari betapa panjang, dalam dan lebarnya kasihNya. Kita hanyalah bejana tanah liat yang penuh kelemahan sehingga sangat bergantung kepadaNya. Kesadaran ini membuat kita selalu merindukan kuasa kebangkitanNya dinyatakan dalam hidup kita.

B. Mengenal kuasa kebangkitanNya.

Yesus Kristus telah mengalahkan dosa, kutuk dan maut bagi kita. Jika kita menyadari bahwa kuasa kebangkitan Kristus (yaitu kuasa Roh Kudus) ada di dalam kita, maka kita tidak perlu mengasihani diri sendiri serta takut dan khawatir akan apapun juga. Kuasa kebangkitanNya memampukan kita mengalahkan keinginan untuk berbuat dosa. Kuasa kebangkitan Kristus memberi kita kuasa otoritas untuk menjadi saksi (KPR 1:8), memerdekakan kita dari dosa, kutuk, ikatan dan roh ketakutan (2 Kor. 3:17) dan menjadikan kita lebih dari pemenang dalam segala perkara karena Roh yang di dalam kita lebih besar daripada roh yang ada di dalam dunia (1 Yoh. 4:4).

C. Persekutuan dalam penderitaanNya.

Tuhan Yesus memberikan teladan untuk tekun memikul salib, menanggung penderitaan dan bantahan yang hebat terhadap diriNya dari pihak orang-orang berdosa (Ibr. 12:3). Jika kita menderita akibat dosa dan kesalahan diri sendiri, maka hendaklah kita bertobat. Tapi jika kita menderita bersama Kristus dan menderita karena kebenaran, maka itu adalah kasih karunia (1 Pet. 2;19-21; Fil 1:29).

Mengapa dikatakan kasih karunia ? Penderitaan yang kita alami tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita yaitu akan dipermuliakan bersama-sama dengan Dia (Roma 8:17), memerintah bersama Kristus (2 Tim. 2:11-12) dan menerima upah yang besar di sorga (Mat 5:10-12). Allah tidak akan mengijinkan kita dicobai melebihi kekuatan kita. Mata kita harus selalu tertuju kepada Kristus agar tidak menjadi lemah dan putus asa.

D. Menjadi serupa dalam kematianNya supaya beroleh kebangkitan dari antara orang mati.

Jika kita menjadi serupa dalam kematianNya (kematian ‘self’, pikul salib, sangkal diri), maka kita akan berjalan dalam kuasa kebangkitan yang membawa pemulihan bagi tubuh Kristus di akhir jaman. Tidak ada kebangkitan tanpa kematian, tidak ada kemuliaan tanpa salib. Di balik kematian Kristus ada kuasa kebangkitanNya yang juga turut membangkitkan kita dari antara orang mati.
Kita yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematianNya. Keinginan kita untuk berbuat dosa telah mati bersama dengan kematian Kristus. Jika kita telah menjadi serupa dalam kematianNya, kita juga akan menjadi serupa dengan kebangkitanNya (Roma 6:5).

Penerapan
Roh, jiwa (pikiran, perasaan, kehendak) dan anggota-anggota tubuh kita diserahkan kepada Allah untuk menjadi senjata-senjata kebenaran. Murid sejati yang mengenal Tuhan dan hidup dalam kuasa kebangkitanNya akan terlihat dari buahnya, salah satunya buah perkataan. “Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya, akan memakan buahnya” (Amsal 18:21).

Di tahun 5783, Pey melambangkan “Mulut”, Gimel adalah insight/wisdom/discernment of law.

Dengan lidah kita memuji Tuhan, Bapa kita; dan dengan lidah kita mengutuk manusia yang diciptakan menurut rupa Allah, dari mulut yang satu keluar berkat dan kutuk. Hal ini, saudara-saudaraku, tidak boleh demikian terjadi. Adakah sumber memancarkan air tawar dan air pahit dari mata air yang sama? Saudara-saudaraku, adakah pohon ara dapat menghasilkan buah zaitun dan adakah pokok anggur dapat menghasilkan buah ara? Demikian juga mata air asin tidak dapat mengeluarkan air tawar. (Yak. 39-12)

Pengenalan yang dalam akan Kristus diperoleh dengan turut mengambil bagian dalam penderitaanNya, dengan demikian kita menjadi serupa dalam kematianNya. Setiap kita harus bertumbuh untuk menjadi murid Kristus sejati yang memiliki pengenalan akan Dia dan berjalan dalam kuasa kebangkitanNya agar dapat menjadi terang di tengah kegelapan, memberitakan Injil dan menyelesaikan Amanat Agung.

image source: https://www.pinterest.com/pin/179088522661925861/

TAHUN 5783 – PEY GIMEL

TAHUN 5783 – PEY GIMEL

Dari tanggal 26 September 2022 sampai dengan 15 September 2023, menurut kalender Ibrani kita memasuki Tahun 5783 yang disebut dengan ‘Pey Gimel’ atau 83.
‘Pey’ adalah angka 80 yang menggambarkan mulut. Jadi memasuki tahun Pey Bet 5782 dan Pey Gimel 5783, kita diingatkan kembali tentang mulut. Mulut kita harus dipakai untuk memperkatakan hal-hal sorgawi, bukan tentang hal-hal duniawi.
Tuhan Yesus berkata dalam Matius 12:36-37,
“Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap kata sia-sia yang diucapkan orang harus dipertanggung jawabkannya pada hari penghakiman. Karena menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan, dan menurut ucapanmu pula engkau akan dihukum.”
Saya ingatkan agar kita semua berhati-hati dengan mulut kita,, supaya kita jangan dihukum. Amsal 21:23 berkata, 
“Siapa memelihara mulut dan lidahnya, memelihara diri dari pada kesukaran.” 
Memasuki Tahun 5783, kita diingatkan bahwa peranan mulut kita adalah untuk mendeklarasikan Firman Tuhan dan bernubuat. Mulut kita harus penuh dengan ucapan syukur dan perkataan yang saling membangun. Kita harus berkata jujur, bukan kebohongan. Orang yang sekali berkata bohong, dia akan terus berbohong untuk membuat ceritanya sepertinya benar dan masuk akal. Orang yang seperti ini akan berurusan dengan Tuhan. Hati-hati!
Memasuki Tahun 5783, kita juga akan melihat kasih karunia Tuhan yang luar biasa yang akan dicurahkan kepada mereka yang sungguh-sungguh mencari Tuhan. Berkat dan upah akan dilepaskan bagi mereka yang hidupnya intim dengan Tuhan. Namun bersamaan dengan itu akan ada pembersihan di rumah Tuhan dan penghakiman terhadap dunia.
1 Petrus 4:17 berkata bahwa penghakiman dimulai dari rumah Tuhan sendiri. Keputusan dan pilihan-pilihan yang diambil serta tindakan pertobatan dan pengampunan pada tahun 5783 ini konsekuensinya akan dirasakan pada tahun 5784. Ingatlah bahwa tahun 5784 adalah tahun 2023 dan sebagian tahun 2024.
Jadi artinya: apa yang kita lakukan pada tahun 2022 ini konsekuensinya akan dirasakan pada tahun 2023-2024. Karena itu saya mau ingatkan kita semua agar jangan main-main dengan Tuhan.
Sesuai dengan Mazmur 18:21-27, Daud berkata bahwa Tuhan memperlakukan kita sesuai dengan kebenaran kita. Tuhan akan membalas sesuai dengan kesucian kita.

Terhadap orang yang setia, Tuhan berlaku setia.
Terhadap orang yang tidak bercela, Tuhan akan berlaku tidak bercela.
Terhadap orang yang suci Tuhan akan berlaku suci.
Tetapi terhadap orang yang bengkok Tuhan akan berlaku belat-belit.
Saya berpesan dengan sungguh-sungguh, agar jangan sampai kita dibelatbeliti oleh Tuhan. Kita sering memperkatakan sesuai dengan 1 Korintus 2:9 yang berkata: 
“Apa yang belum pernah kita lihat, apa yang belum pernah kita dengar, apa yang belum pernah timbul dalam hati, semua disediakan bagi orang yang mengasihi Dia.”
Tetapi jangan lupa Firman Tuhan di dalam Ibrani 10:30-31 berkata: 
Sebab kita mengenal Dia yang berkata: “Pembalasan adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan.” Dan lagi: “Tuhan akan menghakimi umat-Nya.” 
Ngeri benar, kalau jatuh ke dalam tangan Allah yang hidup. Dan ini juga akan terjadi kepada orang-orang yang bengkok, yang ber urusan dengan Tuhan. Sesuatu yang mengerikan akan terjadi, suatu kengerian yang Tuhan berikan kepada orang yang bengkok, yang dibelatbeliti Tuhan. Orang itu akan mengalami kengerian yang belum pernah dia pikirkan, yang belum pernah dia lihat, yang belum pernah timbul dalam hatinya. Dia akan mengalami kengerian yang seperti itu. Sekali lagi, saya mau katakan kepada Saudara: Jangan main-main dengan Tuhan! Hari-hari ini api pemurnian Tuhan sedang turun.
Tuhan juga mengingatkan saya dengan Markus 4:29 yang berkata, 
“…sebab musim menuai sudah tiba. Sebab musim menuai sudah tiba.”
Memasuki musim menuai ini, Tuhan memberikan pesan dari Lukas 12:1-5, di mana perikopnya menyatakan bahwa ini merupakan pelajaran khusus bagi murid-murid-Nya, yaitu Saudara dan saya.
Lukas 12:1-5 berkata, 

”Waspadalah terhadap ragi, yaitu kemunafikan orang Farisi. Tidak ada sesuatu pun yang tertutup yang tidak akan dibuka dan tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi yang tidak akan diketahui. Karena itu apa yang kamu katakan dalam gelap akan kedengaran dalam terang, dan apa yang kamu bisikkan ke telinga di dalam kamar akan diberitakan dari atas atap rumah. 
Aku berkata kepadamu, hai sahabat-sahabat-Ku, janganlah kamu takut terhadap mereka yang dapat membunuh tubuh dan kemudian tidak dapat berbuat apa-apa lagi. Aku akan menunjukkan kepada kamu siapakah yang harus kamu takuti. Takutilah Dia, yang setelah membunuh, mempunyai kuasa untuk melemparkan orang kedalam neraka. Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, takutilah Dia!”
Di sini Tuhan mengingatkan kita sebagai murid-murid-Nya:
Jangan berlaku munafik
Jadilah orang yang berintegritas.
Segala kemunafikan akan dibuka oleh Tuhan
Tidak ada sesuatu pun yang tertutup yang tidak akan dibuka dan tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi yang tidak diketahui. Karena itu apa yang kamu katakan dalam gelap akan kedengaran dalam terang dan apa yang kamu bisikkan ke telinga di dalam kamar akan diberitakan dari atas atap rumah.
Jangan takut kepada manusia yang hanya dapat membunuh tubuh, kemudian tidak dapat berbuat apa-apa lagi.
Kita harus takut kepada Tuhan, sebab Tuhan dapat membunuh dan setelah itu mempunyai kuasa untuk melemparkan orang kedalam neraka.
Sekali lagi saya mau berpesan kepada kita semua, jangan main-main dengan Tuhan!
MAKNA TAHUN 5783 – PEY GIMEL
Rabbi Felix Halpern adalah seorang nabi Yahudi Mesianik, yang akurat, yang pernah dinyatakan meninggal secara medis, pernah melihat sorga dan hidup kembali.
Rabbi Halpern membagikan penglihatannya tentang tahun 5783. Dia melihat selubung-selubung akan dirobek. Sang Singa akan merobek-robek selubung untuk menyingkapkan apa yang tersembunyi. Ini adalah tahun untuk memilih, maka kuasa Allah akan menyingkapkan apa yang dilakukan oleh pemerintah-pemerintah di udara yaitu kuasa-kuasa kegelapan. Tuhan berkata, bahwa umat-Nya akan melihat ilah-ilah di balik aborsi, ilah-ilah di balik LGBT, ilah-ilah di balik struktur politik dan ilah-ilah di balik perdagangan.
Tahun 5783 adalah tahun di mana umat-Ku menjadi lebih tajam memahami alam roh dan terbuka untuk memilih dan berdoa.
Selubung-selubung yang ada dari 7 gunung:
Arts and Entertainment (Seni dan Hiburan)
Business (Bisnis)
Church (Gereja)
Development of the Poor (Pelayanan kepada orang-orang miskin)
Education (Pendidikan)
Family (Keluarga)
Government (Pemerintahan)
akan disingkapkan oleh Tuhan.
Di tahun 5783 ini, keluarga, gereja dan pemerintah akan menertibkan rumah tangga mereka. Ini adalah tahun untuk bergerak maju. “Perhatikan dan pahami apa yang akan Aku tunjukkan sehingga kamu dapat memilih”, kata Tuhan. Tuhan berkata banyak yang telah keluar atau menyimpang dari posisi mereka dalam pelayanan mereka dalam kerajaan Allah. Tuhan berkata apa yang kita perbuat di tahun 5783 atau tahun 2022, konsekuensinya akan dialami di tahun 5784 atau tahun 2023. Karena itu, tahun 5783 atau tahun 2022 ini, ini adalah waktu untuk bertobat dari dosa yang tersembunyi.

Pesan Tuhan kepada kita memasuki Tahun 5783 agar kita hidup kudus. Ibrani 12:14 berkata,
“…. Sebab tanpa kekudusan tidak seorang pun akan melihat Tuhan.”

Nabi Yesaya dalam Yesaya 6:5 berkata,
“Lalu kataku: “Celakalah aku! Aku binasa! Sebab aku ini seorang yang najis bibir, dan aku tinggal di tengah-tengah bangsa yang najis bibir, namun mataku telah melihat Sang Raja, yakni TUHAN semesta alam.”
Ketika melihat Allah, di hadapan kekudusan Allah, nabi Yesaya langsung menyadari bahwa ia najis, khususnya dalam hal mulut. Mungkin selama ini mulutnya dipakai untuk memperkatakan hal-hal yang tidak berkenan kepada Tuhan. Berbohong dianggap sebagai hal yang biasa.
Apa yang dilakukan oleh nabi Yesaya? Dia bertobat dan minta ampun. Setelah nabi Yesaya bertobat dan minta ampun, maka Serafim mengambil bara api yang diambil dari atas mezbah dan menyentuhkannya kebibir Yesaya sehingga kesalahannya dihapus dan dosanya diampuni. Setelah itu nabi Yesaya dipakai Tuhan secara luar biasa.
Jika ada di antara kita, apalagi seorang hamba Tuhan, yang sedang berhadapan dengan api Tuhan yang turun, sedang berhadapan dengan kekudusan Tuhan, tetapi tidak merasakan dosa yang dilakukannya dan dengan bermacam-macam alasan membenarkan dirinya, sehingga tidak bertobat dan minta ampun, saya mau katakan: “Anda harus hati-hati! Ingat, bagi orang-orang yang bengkok Tuhan akan berlaku belatbelit. Jangan sampai dibelatbeliti Tuhan. Kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak ada seorang pun yang akan melihat Tuhan.”
Tuhan Yesus akan datang segera. Dan pengangkatan hanya bagi orang-orang yang hidupnya kudus, orang yang menjadi serupa dengan gambar Yesus dan menjadi murid Tuhan Yesus. Maranatha!

image source: https://www.hearthymn.com/1-peter-4-17-judgment-in-the-last-days.html

MENYELESAIKAN AMANAT AGUNG

MENYELESAIKAN AMANAT AGUNG

“Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” (Matius 28:19-20)

Tuhan Yesus memberikan mandat bagi semua orang percaya untuk pergi, jadikan segala bangsa murid Kristus, baptis dan ajarkan mereka untuk melakukan firman Tuhan. Setiap petobat baru harus tertanam dalam sebuah gereja lokal yang mengajari GAYA HIDUP ORANG KRISTEN/CHRISTIAN LIFE.

Pemuridan adalah sebuah proses pembinaan rohani supaya setiap orang percaya hidup sesuai dengan Firman Tuhan dan mengalami perubahan kebiasaan, tujuan, nilai. Melalui gaya hidup yang baru, kita mengalami pertumbuhan rohani sehingga menjadi murid Kristus yang dewasa/semakin serupa dengan gambar-Nya.

Seseorang yang telah bertobat/lahir baru harus belajar cara hidup yang baru yaitu hidup oleh iman yang berdasarkan firman Tuhan. Gaya hidup orang Kristen sejati memiliki ciri-ciri: membaca Alkitab secara teratur, memiliki kehidupan doa pujian penyembahan setiap hari, beribadah bersama saudara seiman setiap minggu dan hidup yang berbuah.

1. DOA

Doa adalah nafas hidup orang percaya. Melalui doa, hidup kita akan selalu terhubung dengan sumber kehidupan yaitu Tuhan sendiri. Doa harus menjadi gaya hidup, artinya kita berdoa bukan hanya waktu saat teduh saja tapi berdoa setiap waktu dalam Roh (Ef. 6:18). Doa merupakan komunikasi dua arah antara manusia dengan Allah, di mana roh manusia berkomunikasi, memohon, memuji, dan mengakui kebergantungannya kepada Allah.

Doa bukan hanya untuk meminta berkat, memenuhi kebutuhan atau jika ada masalah saja, tapi lebih dari itu, doa adalah panggilan Allah bagi manusia untuk mendatangkan KerajaanNya di muka bumi, seperti doa yang diajarkan Tuhan Yesus kepada para murid “datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di surga.” (Mat. 6:10)
Kita berdoa bukan hanya untuk kepentingan diri sendiri, tapi juga untuk kepentingan Kerajaan Allah. Doa orang benar akan mengubah atmosfir di manapun ia berada.

Ada beberapa bentuk doa :

a. Doa Pribadi :
Dalam doa pribadi kita mengakui dosa/kesalahan yang kita sadari atau yang disingkapkan oleh Roh Kudus. Melalui doa pribadi kita juga dapat menyatakan iman yang sesuai dengan firman Tuhan ataupun menyampaikan permohonan dan ucapan syukur kepada Tuhan (Fil. 4:6).

b. Doa Syafaat :
Merupakan tindakan kasih atas dorongan Roh Kudus untuk mendoakan jiwa-jiwa yang terhilang atau untuk penginjilan, untuk orang lain, orang yang menganiaya kita, Gereja/orang-orang kudus, pemerintah, kota, bangsa, bangsa-bangsa, dlsb.

c. Doa Nubuatan/Profetik.
Merupakan pesan-pesan Tuhan yang diberikan secara khusus untuk didoakan oleh pendoa atau untuk disampaikan kepada umat Tuhan dengan tujuan menegur, memberi peringatan/warning, menasehati, membangun, menghibur, meneguhkan, melakukan peperangan rohani, berjaga-jaga dan memberi arahan.

DOA YANG PENUH DENGAN KUASA

Firman Tuhan mengajarkan tanpa iman, tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Doa harus lahir dari iman yang disertai kegigihan/kesungguhan. Doa orang benar bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya. Berdoalah dengan segenap hati dan jiwa (pikiran, perasaan, kehendak), fokus kepada Tuhan agar api doa kita dapat menembusi awan kegelapan dan sampai ke tahta Allah. Diperlukan ketekunan dalam berdoa. Tuhan Yesus sendiri memerintahkan untuk tidak jemu-jemu berdoa. Walaupun sepertinya belum ada jawaban, tetaplah berdoa. Orang benar akan hidup karena percaya dan bukan karena melihat. Doa kita pasti dijawab tepat pada waktunya, sesuai cara Tuhan dan bukan menurut pemikiran/ pengertian kita sendiri.

Doa yang penuh kuasa adalah doa yang sesuai dengan firman/kehendak Allah (Yoh. 15:7). Kita berdoa bukan menurut kehendak sendiri guna memuaskan hawa nafsu. Perlu diperhatikan bahwa doa yang bertele-tele/kata-kata yang panjang bukanlah jaminan doa yang dijawab (Mat. 6:7). Doa yang demikian malah membuat doa jadi tidak tepat sasaran. Untuk itu kita perlu memperbarui pikiran/cara pandang sesuai dengan firman agar semakin mengerti kehendak Allah dan berdoa dalam ketepatan.

Miliki motivasi dan sikap hati yang benar dalam berdoa. Kita berdoa bukan untuk pamer dan dipuji orang. Hati yang bersih membuat doa kita dijawab Tuhan. Dan yang terakhir, berdoalah di dalam Nama Tuhan Yesus, agar Bapa dipermuliakan di dalam Kristus.

2. PUASA

Kata puasa nesteia (Yunani) artinya berpantang makan secara sukarela karena manusia hidup bukan bergantung pada makanan namun pada Firman Tuhan (Matius 4:4). Biasanya puasa disertai dengan doa, sehingga disebut doa puasa. Perlu diketahui bahwa orang yang berpantang makan belum tentu berpuasa. Berpuasa yang benar ditandai dengan kesungguhan dalam merendahkan hati, menaikkan permohonan doa, berharap dan bergantung penuh kepada Tuhan.

Cara berpuasa yang benar agar layak dan berkenan di hati Tuhan ditulis dalam Yesaya 58: 3-7, di mana kita tidak sibuk dengan urusan sendiri. Hal ini bukan berarti tidak boleh bekerja dan beraktifitas, tetapi hati kita seharusnya senantiasa melekat, memuji dan menyembah Dia.
Dalam berpuasa, tunjukkanlah kasih kepada sesama dan bersikap saling mengasihi satu dengan yang lain.

Dalam keadaanNya sebagai manusia, Yesus memberi teladan bagi kita untuk berpuasa. Ia merendahkan diri untuk menyatakan kebergantunganNya secara penuh kepada kehendak Bapa.
Selain untuk mencari kehendak Tuhan, berpuasa juga bertujuan membentuk kedisiplinan rohani dan belajar mengendalikan hawa nafsu.

Dengan berpuasa, doa kita semakin dikuatkan karena ada masalah-masalah yang perlu digumuli dengan berdoa dan berpuasa sekaligus (Mark. 9:29). Dengan demikian kita menerima jawaban doa, tuntunan, kuasa otoritas dan berkat rohani sebagai upah dari Tuhan. Berpuasa juga berguna meningkatkan kepekaan rohani kita untuk mengerti pewahyuan dan kehendak Bapa.

3. PUJIAN DAN PENYEMBAHAN

Allah bertahta di atas puji-pujian umatNya, oleh sebab itu yang seharusnya keluar dari mulut kita adalah pujian dan pengagungan kepada Allah (Maz. 149:6). Kita memuji Tuhan bukan hanya dalam ibadah Minggu saja, tapi setiap hari setiap waktu, dalam kumpulan Jemaah, di tengah bangsa-bangsa dan di mana saja.

Pujian adalah ekspresi kekaguman akan kebesaran dan keajaiban Tuhan. Kita mengungkapkan rasa syukur atas segala yang telah Ia lakukan. Dalam segala keadaan kita mengucap syukur karena Allah layak menerima seluruh pujian dan penyembahan kita. Kita memuji Tuhan dengan suara (nyanyian, sorak-sorai, kata-kata pujian dan proklamasikan kebesaran kasih dan kuasaNya); dengan tangan (mengangkat tangan, bertepuk tangan, dan memainkan alat musik); dan dengan tubuh (berdiri, menari, dan bersujud).

Penyembahan adalah ekspresi kasih, pengagungan dan penghormatan akan seluruh keberadaan Allah. Bapa menghendaki penyembah yang benar, yaitu menyembah dalam roh dan kebenaran. Roh Kudus akan memimpin roh kita untuk hidup dalam jalan kebenaran.
Bentuk ekspresi penyembahan kita kepada Allah dapat berupa Shachah (sujud bertelut dengan dahi menempel di lantai, tiarap dengan sikap penuh hormat); Proskuneo (seperti sikap seekor anjing yang mencium dan menjilat tangan tuannya); dan Latreuo (artinya melayani Allah, segala bentuk sikap dan tindakan yang memuliakan Tuhan).

Pujian dan penyembahan akan memupuk rasa kasih yang dalam antara kita dengan Tuhan. Bentuk penyembahan kasih kita yang tertinggi kepada Allah adalah ketaatan. Pujian dan penyembahan juga memberkati kehidupan kita karena Tuhan tidak pernah menyuruh kita mencari Dia dengan sia-sia (Yes. 45:19b). Dampak pujian dan penyembahan antara lain mendorong pertumbuhan rohani; mengalirkan pengurapan Roh Kudus yang menyembuhkan, melepaskan dari ikatan, memulihkan, menghasilkan mukjizat dan memampukan kita melakukan kehendak Bapa.

Murid harus punya komitmen menjadi pelaku Firman dan rela bayar harga, bukan hanya jadi penonton. Mari terapkan gaya hidup orang Kristen dengan memiliki kehidupan doa, puasa, pujian dan penyembahan. Melalui gaya hidup yang baru, kita mengalami pertumbuhan rohani semakin serupa dengan Kristus dan memuridkan orang lain sehingga menuntaskan Amanat Agung.

image source: https://twitter.com/nivbible/status/1037309608421928960?lang=he

SIAP DI RAPTURE?

SIAP DI RAPTURE?

Iman orang percaya, khususnya Insan Pentakosta diakhiri dengan sebuah pengharapan bahwa Yesus yang datang sekitar 2000 tahun yang lalu, akan datang kembali menjemput gereja-Nya di awan-awan dengan segala kemuliaan-Nya. Pemahaman dan penantian akan janji kedatangan-Nya yang kedua kali menguatkan setiap kita bahwa ada akhir yang indah bagi setiap orang percaya: Yesus menjemput mempelai-Nya untuk masuk ke dalam perjamuan kawin Anak Domba dan memerintah bersama-Nya selama-lamanya.
Untuk itu, Gereja perlu mengerti betul bagaimana dan apa yang akan terjadi nanti menjelang kedatangan Tuhan Yesus kali yang kedua. Pengakuan iman Gereja Bethel Indonesia berbunyi demikian:

“Tuhan Yesus Kristus akan turun dari sorga untuk membangkitkan semua umat-Nya yang telah mati dan mengangkat semua umat-Nya yang masih hidup lalu bersama-sama bertemu dengan Dia di udara, kemudian Ia akan datang kembali bersama orang kudus-Nya untuk mendirikan kerajaan seribu tahun di bumi ini.”

Kita akan membahas pengakuan iman di atas secara sederhana, dan terakhir kita akan melihat bagaimana pengharapan ini bisa berdampak bagi iman kita.
Istilah ‘rapture’ atau pengangkatan orang percaya adalah peristiwa di mana Tuhan Yesus akan turun dan menjemput orang-orang percaya yang masih hidup atau yang sudah meninggal dan membawa mereka ke sorga. Doktrin pengangkatan ini begitu penting sampai menjadi bagian dari 5 Pilar Teologi Pentakosta atau yang biasa disebut Fivefold Gospel. Hal ini sesuai dengan apa yang difirmankan dalam 1 Tesalonika 4:16-17 yang berkata:

“maka Tuhan sendiri akan turun dari sorga dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit, sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa.”

Betapa berbahagianya kita yang masih hidup jika didapati oleh Tuhan Yesus setia memegang iman dan ikut diangkat ke awan-awan. Haleluya! Orang percaya perlu mempertahankan imannya sampai akhir, karena hanya mereka yang lebih dari pada pemenang dan kedapatan setialah yang akan diangkat. (Ibrani 10:36-38)
Memang Alkitab tidak memberikan waktu yang spesifik kapan pengangkatan ini akan terjadi. Yesus sendiri mengatakan bahwa tidak ada seorang pun yang tahu, hanya Bapa yang tahu, tetapi akan ada tanda-tanda yang mendahului kedatangan Kristus:

Kedurhakaan di antara orang Kristen akan semakin bertambah. Ini berarti dosa akan semakin banyak dan kasih kebanyakan orang akan semakin dingin. (Matius 24:10-12)
Tanda bangsa Israel, yaitu kebangkitan bangsa Israel secara fisik. (Yehezkiel 37:14)
Orang-orang yang tidak mengenal Tuhan akan hidup seperti zaman Nuh: kawin mengawinkan, hidup dalam pesta pora dan tidak takut akan Allah. (Matius 24:37-39)
Yesus dengan jelas berkata:
“Jika kamu melihat semuanya ini, ketahuilah, bahwa waktunya sudah dekat, sudah di ambang pintu.”
(Matius 24:33)

Kita hari ini sedang menghidupi waktu-waktu akhir…sudah di ambang pintu! Yesus kembali menegaskan untuk berjaga-jaga senantiasa, karena tidak ada seorangpun yang tahu kapan waktunya. Pengharapan akan kedatangan Tuhan akan membuat orang percaya untuk bertekun di dalam doa, membangun gaya hidup yang intim dengan Tuhan, dan selalu berjaga-jaga. (Matius 24:42)
Sinode GBI menganut pemahaman di mana Yesus akan datang 2 (dua) kali:

Pertama untuk mengangkat orang-orang percaya yang masih hidup dan yang sudah mati,
lalu Yesus akan datang kembali untuk memerintah selama seribu tahun di bumi ini.
Nah, apa yang terjadi di tengah-tengah antara kita diangkat dengan berdirinya kerajaan 1000 tahun di bumi ini? Kita menyebutnya sebagai masa kesusahan besar atau tribulasi. Memang ada perbedaan pandangan tentang waktu pengangkatan atau rapture dari gereja sehubungan dengan tribulasi ini, tetapi kita percaya bahwa gereja Tuhan akan diangkat sebelum masa kesusahan besar itu terjadi.
Masa kesusahan besar ini dipercaya sebagai periode di mana murka Allah seperti yang dilihat Daniel di dalam Daniel 9:20-27 dan hari pencobaan yang melanda seluruh bumi seperti tercatat di Wahyu 3:10. Apa yang terjadi pada masa kesusahan besar ini dijelaskan melalui penglihatan Yohanes lewat 7 Materai, 7 Sangkakala, dan 7 Cawan Murka Allah dalam Kitab Wahyu.
Apa yang dapat kita pelajari dari sini?
Tuhan Yesus akan mulai menghakimi pada hari-hari terakhir dimulai dari gereja-Nya—diawali dengan surat kepada 7 gereja—sampai kepada bangsa-bangsa di dunia. Maka pertobatan adalah respons yang diminta oleh Allah kepada kita semua.
Pada akhirnya, Allah yang adil akan menuntut pertanggungjawaban dari seluruh manusia. Kepada mereka yang masih tidak mau percaya, murka Allah akan dicurahkan secara penuh. Allah mendengarkan doa syafaat dari umat-Nya yang berseru-seru kepada-Nya. (Wahyu 6:10; 8:3-5)
Kepada mereka yang bertobat dan percaya kepada Tuhan, maka Dia berjanji akan menyelamatkan mereka dari murka Allah lewat pengangkatan orang-orang percaya atau rapture. Tentu kita tidak mau berada di bumi ketika cawan murka itu ditumpahkan bukan? Kalau kita perhatikan, ada sekelompok orang yang tidak mau bertobat sekalipun Cawan Murka Allah dan Materai sudah dilepas. Kiranya hal ini tidak terjadi pada kita! (Wahyu 9:20-21; 16:11)
Iman Insan Pentakosta bukanlah sebuah kepercayaan nihilisme di mana pada akhirnya adalah kehampaan dan kesia-siaan. Kita percaya bahwa ada konsekuensi atas setiap perbuatan dan tindakan yang kita ambil hari ini. Karena itu konsep mengerjakan keselamatan menemukan kekuatannya di dalam pengharapan bahwa Allah akan menyelamatkan umat-Nya yang setia dan hidup dalam kekudusan; dari murka-Nya.

1 Petrus 1:15-16 “tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu, sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus.”

image source: https://www.scripture-images.com/bible-verse/kjv/hebrews-10-36-kjv.php

KITA DIPANGGIL UNTUK MERAWAT BAIT SUCI-NYA DAN MENUAI JIWA (bagian 2)

KITA DIPANGGIL UNTUK MERAWAT BAIT SUCI-NYA DAN MENUAI JIWA (bagian 2)

“dan umat-Ku, yang atasnya nama-Ku disebut, merendahkan diri, berdoa dan mencari wajah-Ku, lalu berbalik dari jalan-jalannya yang jahat, maka Aku akan mendengar dari sorga dan mengampuni dosa mereka, serta memulihkan negeri mereka.” (2 Tawarikh 7:14)

Setiap orang memiliki kebutuhan untuk hidup secara fisik (seperti makan, minum); secara jiwa musik, membaca, bergaul) dan secara rohani. Bila kebutuhan tersebut tidak dipenuhi maka timbul kekosongan yang membawa orang tersebut pada kematian. Tetapi Yesus menjawab: ”Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.” (Matius 4:4)

2. HUNGER

Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan (Matius 5:6). Tuhan menciptakan kita sebagai manusia roh untuk memiliki persekutuan yang intim dengan Tuhan terlebih dahulu dan dengan sesama. Namun iblis menipu umat manusia dengan menawarkan hubungan yang semu sebagai ganti luka, penolakan, kesulitan bergaul melalui media digital. Setiap orang yang memiliki smart phone menggantikan interaksi yang sehat dengan Tuhan dan sesama dengan yang palsu. Iblis telah menggunakan technology smart phone (artificial inteligence) untuk mengikat pikiran orang seperti berhala yang diandalkan lebih dari Tuhan.

Ada keinginan untuk memeriksa ponsel kita ketika kita bangun, ketika kita menunggu online, ketika kita berjalan, ketika kita mengemudi. Itu telah mengikat pikiran kita untuk fokus padanya, untuk melihat apa yang dilakukan orang lain via postingan atau main games; surfing internet dlsb.
Dan itu membuat suatu zona nyaman sehingga kita tidak lagi lapar dan haus akan Tuhan.

Kita tidak lagi tertarik untuk membaca Alkitab karena terasa membosankan tanpa video atau grafik, dan semakin sulit untuk berdoa dan fokus kepada Tuhan karena pikiran kita dipenuhi dengan banyak gambar, peristiwa, keinginan untuk tahu lebih banyak tentang orang lain, kekuatiran atau kekayaan yang bisa diberikan dunia. Kita prihatin ketika baterai ponsel kita hampir kosong, tetapi kita tidak menyadarinya ketika sumur rohani kita kering.“Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.” (Matius 6:33)

Rasa lapar dan haus akan kebenaran dipuaskan dengan merenungkan dan menerima firman Tuhan masuk ke dalam hati, hingga menjadi rhema yang mengubah hidup kita. Yesus adalah Roti Hidup, dan Ia berkata “..barangsiapa yang memakan Aku, akan hidup oleh Aku.” (Yohanes 6:57b).
Dengan berada di hadirat Allah melalui doa pujian penyembahan, Roh Kudus/Roh Kebenaran dan Sumber Air Hidup akan memuaskan jiwa yang dahaga (Yohanes 4:14).

Orang yang memiliki gaya hidup lapar dan haus akan kebenaran akan puas dengan Tuhan, Ia tidak perlu mencari kepuasan dari dunia yang bersifat sementara, entah itu kekayaan materi, pengetahuan, filosofi, selera/hobby, kehormatan, jabatan, kekuasaan, dlsb.

3. HOLINESS

“tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu, sebab ada tertulis: Kuduslah kamu , sebab Aku kudus.” (1 Petrus 1:15-16).

Hidup kudus adalah hidup yang dikhususkan bagi Tuhan (1 Pet. 2:9). Walau masih di dunia tapi kita tidak hidup seperti orang dunia hidup. Kita tidak hidup dibawah kendali penguasa dunia tapi menyerahkan diri untuk dipimpin Roh Allah. Hidup dalam kekudusan adalah hidup benar di hadapan Allah. Darah Anak Domba dan firman kebenaran akan menguduskan hidup kita. Orang yang hidup dalam kekudusan tidak akan menunda pertobatan dan pemberesan jika melakukan kesalahan.

Jaga kekudusan pikiran, perasaan, perkataan, perbuatan, pelayanan, hubungan, keuangan dan seluruh aspek hidup kita. Contoh : saat pikiran tidak benar, negatif, asumsi, dlsb segera tolak dengan memperkatakan firman Tuhan, misalnya Filipi 4:8; Kolose 3:2, 2 Korintus 10:5b. Keuangan kita harus kudus, kembalikan apa yang jadi milik Tuhan yaitu persepuluhan. Kudus dalam pelayanan: kita jaga pikiran, buang emosi-emosi negatif, jaga hati, perkataan dan sikap agar seluruh pelayanan kita berkenan dan berdampak bagi orang lain.

Salah satu hal yang membuat kita tidak hidup dalam kekudusan adalah hati yang sulit mengampuni orang lain. Banyak anak-anak Tuhan yang hidup dalam kepahitan, hatinya jadi keras dan kasih menjadi dingin. Orang yang tidak mau mengampuni orang lain akan melampiaskan emosi negatifnya dengan hal-hal tidak baik sehingga menjadi racun bagi diri sendiri dan orang lain.
Be kind and compassionate to one another, forgiving each other, just as in Christ God forgave you. (Ephesians 4:2, NIV).

Tidak ada manusia sempurna dan tidak pernah melakukan kesalahan, termasuk kita. Tuhan Yesus mengajarkan dalam doa Bapa kami,“dan ampunilah kesalahan kami seperti kami mengampuni orang yang bersalah kepada kami”. Seperti Kristus telah lebih dulu mengampuni kita, maka kitapun wajib mengampuni satu dengan yang lain, termasuk mengampuni diri sendiri.

Pengampunan lahir dari hati yang dipenuhi kasih Allah. Minta selalu haus dan lapar akan Tuhan supaya lubang-lubang di jiwa kita diisi dengan hadiratNya.“Jagalah supaya jangan ada seorangpun menjauhkan diri dari kasih karunia Allah, agar jangan tumbuh akar yang pahit yang menimbulkan kerusuhan dan yang mencemarkan banyak orang.” (Ibrani 12:15).

Memiliki gaya hidup haus dan lapar akan kebenaran adalah salah satu cara kita bertumbuh, merawat dan memperkuat manusia roh kita sebagai murid Kristus. Orang yang haus dan lapar akan Tuhan selalu berusaha hidup dalam kekudusan karena sadar bahwa tubuhnya adalah bait Roh Kudus. Ia akan jaga pikiran, perasaan, perkataan, perbuatan, pelayanan, hubungan, keuangan dan seluruh aspek hidupnya untuk berkenan di hadapan Allah. Minta agar kita selalu diberi rasa haus dan lapar akan kebenaran, maka sesuatu yang ilahi akan muncul dari/melalui hidup kita yang berdampak bagi orang lain.
Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita. (1 Tesalonika 5:23)

4. HARMONY

Allah menciptakan kita dengan beragam latar belakang budaya, panggilan, karunia, talenta, karakter/kepribadian dan pendidikan. Perbedaan justru diperlukan untuk saling melengkapi demi terwujudnya kesatuan yang harmonis agar rencana dan kehendak Allah digenapi.

Orang percaya dipanggil sebagai satu tubuh Kristus untuk mengemban tugas Amanat Agung. Gereja adalah sebagai tubuh Kristus dan kita masing-masing adalah anggotanya. Sebuah tubuh tidak akan utuh tanpa memiliki anggota, demikian juga anggota tidak dapat menjadi sebuah tubuh jika tidak mau bersatu dan berfungsi dengan tepat, sebagaimana yang dikehendaki oleh sang pemilik tubuh. Sebagai sesama anggota kita diperintahkan untuk seia sekata, sehati sepikir : saling mengasihi, merendahkan hati, menghargai perbedaan, saling melayani, membangun dan menasehati.

Pada kenyataannya dalam kehidupan berjemaat bisa saja kita saling berbeda pendapat, tapi harusnya itu tidak jadi penghalang untuk mewujudkan unity. Unity bukanlah sekedar keseragaman atau kegiatan yang dilakukan bersama-sama. Ada orang yang bekerja atau melayani bersama-sama bahkan tinggal dalam satu rumah tapi hatinya menentang satu dengan yang lain (antagonis). Hal yang demikian bukanlah unity yang Allah kehendaki.

Unity dimulai dari sikap hati yang mengasihi Tuhan dan sesama. Tiap anggota berusaha memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera: satu tubuh, satu Roh, satu Tuhan, satu iman, satu baptisan, satu Allah dan Bapa dari semua (Efesus 4: 3-6). Unity menciptakan keharmonisan dalam tubuh Kristus.

Definisi Harmony yang diinginkan Tuhan adalah searah dan senada, bukan berlawanan/bertentangan. Dalam sebuah orchestra, berbagai alat musik yang berbeda dipadukan sehingga tercipta sebuah harmoni di bawah pimpinan seorang conductor. Hasilnya adalah alunan musik yang indah dan dapat dinikmati. Demikian pula tubuh Kristus dengan fungsi, karunia/talenta, kelebihan dan keunikan masing-masing. Semua perbedaan yang ada dipersatukan oleh tali kasih sehingga tercipta keharmonisan dalam tubuh Kristus.

Hiduplah dalam harmoni dengan Tuhan dan sesama. Jika kita tidak setuju, merasa tidak puas atau kurang paham akan sesuatu, bawa segala perkara kepada Tuhan dalam doa. Latih diri kita dengan cara berkomunikasi yang sehat (skill) tanpa berasumsi, saling mencela, menghakimi dan menganggap diri paling benar.

Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hati. Jangan bersandar pada pengertian sendiri supaya kita diberikan roh pengertian oleh Roh Kudus untuk mengerti kehendak dan rencana Bapa yang besar yaitu menuntaskan Amanat Agung. Kalau hubungan kita dengan Tuhan beres, maka hubungan dengan orang lain juga akan beres karena hati kita dipenuhi kasih Kristus.

Bila anggota semua jemaat mengasihi Tuhan dan sesama, maka unity dan harmoni akan terwujud. Di situlah Tuhan memerintahkan berkat serta membuat berhasil apa saja yang kita kerjakan.

Nyanyian ziarah Daud. Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun ! Seperti minyak yang baik di atas kepala meleleh ke janggut, yang meleleh ke janggut Harun dan ke leher jubahnya. Seperti embun gunung Hermon yang turun ke atas gunung-gunung Sion. Sebab ke sanalah TUHAN memerintahkan berkat, kehidupan untuk selama-lamanya. (Mazmur 133).

5. HARVEST

Dengan menerapkan gaya hidup 4H (Humility, Hunger, Holiness dan Harmony) kita siap menjadi wadah yang dipercaya untuk menuai jiwa-jiwa (Harvest). Gereja yang unity dalam kasih akan menarik banyak orang kepada Kristus. Jiwa-jiwa yang dituai harus dibawa ke gereja untuk dimuridkan. Allah memperlengkapi gereja dengan 5 jawatan untuk kepentingan pelayanan dan membangun tubuh Kristus (Efesus 4:11-16). Melakukan Amanat Agung bukan hanya tugas serta tanggung jawab Gembala Pemimpin dan orang-orang tertentu saja, tapi setiap orang percaya yang adalah anggota tubuh Kristus untuk menjalankan fungsinya sesuai panggilan, karunia dan talenta masing-masing.

“dan umat-Ku, yang atasnya nama-Ku disebut, merendahkan diri, berdoa dan mencari wajah-Ku, lalu berbalik dari jalan-jalannya yang jahat, maka Aku akan mendengar dari sorga dan mengampuni dosa mereka, serta memulihkan negeri mereka.” (2 Taw. 7:14)

Bagian Gereja adalah merendahkan diri, berdoa mencari kehendak Allah dan hidup dalam pertobatan. Bagian Allah adalah memulihkan diri kita, keluarga dan gereja sehingga ada kesejahteraan kota/bangsa di mana kita tinggal.

Mari bangun, rawat dan perkuat manusia roh kita dengan menerapkan gaya hidup 4H untuk menuai jiwa-jiwa (Harvest) dan menjadikan mereka murid Kristus. Roh Kudus akan memberi pengertian, mengarahkan dan memampukan kita untuk menghidupi pesan Tuhan yang sudah disampaikan selama bulan Agustus, Amen.

image source: https://wiirocku.tumblr.com/post/614108753375133696/leviticus-1144-nkjv-for-i-am-the-lord-your

API ROH KUDUS DARI PENTAKOSTA SEDANG TURUN

API ROH KUDUS DARI PENTAKOSTA SEDANG TURUN

Hari-hari ini kita sedang memasuki era Pencurahan api Roh Kudus dari Pentakosta Ketiga yang dahsyat sudah dimulai.
Apa yang harus kita lakukan untuk mempersiapkan penuaian jiwa yang terbesar dan yang terakhir?
Apa yang harus kita lakukan untuk membangkitkan Generasi Yeremia yaitu generasi anak-anak muda yang dipenuhi dengan Roh Kudus, cinta mati-matian kepada Tuhan Yesus, tidak kompromi terhadap dosa dan akan bergerak memenangkan jiwa?
Apa yang harus kita lakukan untuk menyelesaikan Amanat Agung?

Salah satu yang harus kita lakukan adalah berdoa, memuji dan menyembah Tuhan dalam unity siang dan malam.
Seperti yang terjadi pada waktu Pentakosta yang pertama di kamar loteng Yerusalem, maka sebelum Roh Kudus dicurahkan, mereka semua bertekun dengan sehati dalam doa bersama-sama. Artinya mereka berdoa, memuji dan menyembah Tuhan dalam unity siang dan malam. Ini adalah prinsip Restorasi Pondok Daud. Ini adalah prinsip Menara Doa.
Selama 10 hari mereka melakukan itu. Dan pada hari raya Pentakosta, terdengarlah seperti tiupan angin keras dan tampaklah lidah-lidah seperti nyala api yang hinggap kepada mereka masing-masing. Mereka dipenuhi dengan Roh Kudus dengan tanda awal mereka berbahasa roh. Setelah itu mereka dipakai Tuhan untuk menyelesaikan Amanat Agung. Haleluya!
Demikian pula pada waktu Pentakosta yang Kedua yang terjadi di Azusa Street pada tahun 1906. William Seymour dan teman-temannya mempersiapkan pencurahan Roh Kudus melalui doa, pujian dan penyembahan bersama-sama dalam unity siang dan malam.
Koran Apostolic Faith, Volume 1 No.1 tahun 1906 yang meliput tentang Azusa, mengatakan bahwa cikal bakal Azusa dimulai dengan Menara Doa (Prayer Tower) dan mempelajari Firman Tuhan.
Saya baru pulang dari Amerika Serikat untuk menghadiri acara Pentecost Again Celebration di Azusa Street Prayer Tower (APT) di Gedung Arani Theatre. Seperti kita ketahui APT adalah tempat berdoa atau menara doa dari Pentakosta yang Ketiga untuk Amerika dan dunia. Letaknya di sebuah gedung yang paling dekat dengan tempat yang digunakan oleh William Seymour tahun 1906, di mana terjadi Pentakosta yang kedua. Jaraknya hanya sekitar 15-20 meter.
Pentecost Again Celebration diadakan pada hari Sabtu, 16 Juli 2022. Sehari sebelumnya, yaitu pada hari Jumat, saya bersama rombongan kecil datang ke APT untuk berdoa. Ini pertama kalinya saya berdoa di tempat itu. Pagi hari nya sebelum berangkat, Tuhan menyuruh saya untuk membacakan 2 Tawarikh 7:12-16 di APT. Sebelum membacakan ayat itu, ketika kita masuk ke tempat itu, kami semua dilawat Tuhan secara luar biasa. Saya hampir tidak kuat berdiri dan berpegangan pada tembok. Saya belum pernah merasakan lawatan Tuhan seperti itu meskipun di Yerusalem. Setelah itu, saya mulai membaca 2 Tawarikh 7:12-16.
“Kemudian TUHAN menampakkan diri kepada Salomo pada malam hari dan berfirman kepadanya: “Telah Kudengar doamu dan telah Kupilih tempat ini bagi-Ku sebagai rumah persembahan. Bilamana Aku menutup langit, sehingga tidak ada hujan, dan bilamana Aku menyuruh belalang memakan habis hasil bumi, dan bilamana Aku melepaskan penyakit sampar di antara umat-Ku, dan umat-Ku, yang atasnya nama-Ku disebut, merendahkan diri, berdoa dan mencari wajah-Ku, lalu berbalik dari jalan-jalannya yang jahat, maka Aku akan mendengar dari sorga dan mengampuni dosa mereka, serta memulihkan negeri mereka. Sekarang mata-Ku terbuka dan telinga-Ku menaruh perhatian kepada doa dari tempat ini. Sekarang telah Kupilih dan Kukuduskan rumah ini, supaya nama-Ku tinggal di situ untuk selama-lamanya, maka mata-Ku dan hati-Ku akan ada di situ sepanjang masa.”
Saudara, inilah Third Pentecost Azusa Street Prayer Tower, Rumah Persembahan.
Saya ingat, hal seperti ini juga terjadi saat pentahbisan Menara Doa SICC Lantai 12, di mana pada waktu itu Pak Kim Seng, salah seorang pendoa syafaat di tempat kita, mendapat penglihatan tentang telinga yang besar dan ayat yang Tuhan berikan adalah 2 Tawarikh 7:15-16.
“Sekarang mata-Ku terbuka dan telinga-Ku menaruh perhatian kepada doa dari tempat ini. Sekarang telah Kupilih dan Kukuduskan rumah ini, supaya nama-Ku tinggal di situ untuk selama-lamanya, maka mata-Ku dan hati-Ku akan ada di situ sepanjang masa.”
Saudara, Tuhan sudah berikan untuk yang lebih besar lagi, yaitu Third Pentecost Azusa Street Prayer Tower, suatu Menara Doa untuk Amerika dan dunia.
Pada acara Pentecost Again Celebration, kami bertiga yaitu saya, Tim Hill sebagai Ketua Umum Church of God, dan Billy Wilson sebagai Co-chair Global Empowered21 sekaligus Presiden Oral Robert University dan Pentecostal World Fellowship; mengurapi APT. Tindakan profetik ini perlu dilakukan, karena APT ini harus berada dalam suatu naungan yaitu gereja; dalam hal ini Sinode Church of God. Karena itu ada Empowered21 di mana yang akan menemukan jaringan yang akan menyatukan seluruh denominasi yang ada dan itu penting kita lakukan. Dan ini sudah kita lakukan, Haleluya!
APA YANG HARUS DILAKUKAN SEBELUM API TUHAN TURUN?
Pada zaman Elia, orang Israel bertobat karena mereka melihat api Tuhan turun setelah Elia berdoa. Sebelum berdoa, ada 3 hal yang dilakukan oleh Elia:
Elia membuat mezbah yang disusun dari 12 batu yang melambangkan 12 suku Israel.
Ini berbicara tentang unity sesuai dengan Yohanes 17 yang merupakan doa Tuhan Yesus. Dikatakan unity adalah faktor utama untuk terjadinya penuaian jiwa.
Elia mempersembahkan lembu yang dipotong-potong yang diletakkan di atas kayu bakar, di atas mezbah itu. 
Ini berbicara tentang mempersembahkan korban. Sesuai Roma 12:1 dikatakan bahwa:
“persembahkanlah tubuhmu sebagai korban persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.”
Elia menyuruh mengambil 4 buyung yang diisi air sampai penuh. 
Kemudian disiramkan ke atas korban persembahan tadi dan diulangi sebanyak 3 kali. Jadi artinya sebanyak 12 buyung air. Air berbicara tentang sesuatu yang mahal harganya. Mungkin lebih mahal dari emas karena saat itu bangsa Israel sedang mengalami musim kering selama 3 ½ tahun. Ini berarti Tuhan mengajarkan kepada kita harus mempersembahkan sesuatu yang mahal harganya bagi kita. Itu bisa berupa uang, waktu, hobi, harga diri, pengampunan dan lain-lain.
Setelah melakukan 3 hal tadi, Elia berdoa dan berkata kepadaTuhan:
“Ya TUHAN, Allah Abraham, Ishak dan Israel, pada hari ini biarlah diketahui orang, bahwa Engkaulah Allah di tengah-tengah Israel dan bahwa aku ini hamba-Mu dan bahwa atas firman-Mulah aku melakukan segala perkara ini. Jawablah aku, ya TUHAN, jawablah aku, supaya bangsa ini mengetahui, bahwa Engkaulah Allah, ya TUHAN, dan Engkaulah yang membuat hati mereka tobat kembali.”
Apa yang terjadi setelah Elia berdoa? Lalu turunlah api TUHAN membakar habis korban bakaran, kayu api, batu dan tanah itu, bahkan air yang dalam parit habis dijilatnya. Setelah seluruh rakyat melihat hal itu, sujudlah mereka serta berkata: “TUHAN, Dialah Allah! TUHAN, Dialah Allah!”
Jadi kalau kita mau melihat api Roh Kudus dari Pentakosta Ketiga yang dahsyat dicurahkan, maka kita harus berdoa seperti Elia berdoa. Di mana kita harus berdoa dengan unity, gereja-gereja harus unity. Kita harus mempersembahkan tubuh ini sebagai korban persembahan yang hidup, kudus dan yang berkenan kepada Tuhan. Kita juga harus mempersembahkan persembahan yang mahal kepada Tuhan, apakah itu uang, waktu, hobi, harga diri, pengampunan dan lain-lain.
KEBANGUNAN ROHANI, PENUAIAN JIWA DIMULAI DENGAN PEMURNIAN
“Lihat, Aku menyuruh utusan-Ku, supaya ia mempersiapkan jalan di hadapan-Ku! Dengan mendadak Tuhan yang kamu cari itu akan masuk ke bait-Nya! Malaikat Perjanjian yang kamu kehendaki itu, sesungguhnya, Ia datang, firman TUHAN semesta alam. Siapakah yang dapat tahan akan hari kedatangan-Nya? Dan siapakah yang dapat tetap berdiri, apabila Ia menampakkan diri? Sebab Ia seperti api tukang pemurni logam dan seperti sabun tukang penatu. Ia akan duduk seperti orang yang memurnikan dan mentahirkan perak; dan Ia mentahirkan orang Lewi, menyucikan mereka seperti emas dan seperti perak, supaya mereka menjadi orang-orang yang mempersembahkan korban yang benar kepada TUHAN. Maka persembahan Yehuda dan Yerusalem akan menyenangkan hati TUHAN seperti pada hari-hari dahulu kala dan seperti tahun-tahun yang sudah-sudah.”
Maleakhi 3:1-4
Supaya terjadi kebangunan rohani, maka Tuhan sendiri, yang pada ayat ini disebut sebagai Malaikat Perjanjian akan datang. Siapakah yang dapat tahan akan hari kedatangan-Nya? Dan siapakah yang dapat tetap berdiri, apabila Ia menampakkan diri? Sebab Ia seperti api tukang pemurni logam dan seperti sabun tukang penatu. Tuhan akan duduk seperti orang yang memurnikan dan mentahirkan perak. Tuhan akan menyucikan orang-orang Lewi, yang dapat diartikan gereja Tuhan, supaya mereka menjadi orang-orang yang mempersembahkan korban yang benar kepada Tuhan. Persembahan mereka akan menyenangkan hati Tuhan seperti yang dulu pernah terjadi.
Kalau kita ingat, awal dari gereja kita GBI Jl. Jend Gatot Subroto ini pada awal tahun 90-an, pada saat itu terjadi kebangunan rohani yang dahsyat. Praise dan worship di Karsa Pemuda membuat banyak orang bertobat, mereka menjadi murid dan dipakai Tuhan secara luar biasa. Tetapi dengan berjalannya waktu, keadaan yang seperti itu mulai memudar. Hari-hari ini kita di era Pentakosta Ketiga, Tuhan mencurahkan api yang memurnikan gereja-Nya supaya hidup mereka benar di hadapan Tuhan. Doa, pujian dan penyembahan mereka akan menyenangkan hati Tuhan seperti yang terjadi pada waktu itu.
Kebangunan rohani, Penuaian jiwa; itu dimulai dengan pemurnian! Memang ini menyakitkan, tetapi hasilnya akan luar biasa. Api Roh Kudus Pentakosta Ketiga sedang turun untuk memurnikan kita, gereja-Nya.
Ketika Paulus dalam perjalanan ke Roma sebagai orang hukuman, kapal yang ia tumpangi dihantam badai yang menyebabkan kapal itu rusak, tetapi 276 penumpangnya selamat karena Paulus. Mereka semua berenang ke pantai dan ternyata itu pulau Malta. Penduduk pulau itu sangat ramah. Mereka menyalakan api besar dan mengajak semua orang ke situ karena mulai hujan dan hawanya dingin. Ketika Paulus memungut seberkas ranting-ranting dan meletakkannya ke atas api, maka keluarlah ular beludak karena panasnya api itu, lalu menggigit tangannya. Ketika orang melihat ular itu terpaut pada tangan Paulus, mereka berkata seorang kepada yang lain: “Orang ini pasti seorang pembunuh, karena meskipun dia luput dari laut, dia tidak dibiarkan hidup oleh Dewi Keadilan.” Tetapi Paulus mengibaskan ular itu ke dalam api, dan dia sama sekali tidak menderita sesuatu. Mereka menyangka, bahwa ia akan bengkak, mati rebah seketika itu juga. Tetapi sesudah lama menanti-nanti, mereka melihat bahwa tidak ada apa-apa yang terjadi padanya, maka sebaliknya mereka berpendapat bahwa Paulus seorang dewa. Setelah itu terjadi kebangunan rohani. Dimulai dengan ayah dari Gubernur (bernama Publisius) yang sakit demam dan disentri disembuhkan, kemudian orang-orang yang sakit di pulau itu (Kisah Para Rasul 28:1-9).
Apa yang hendak Tuhan katakan kepada kita melalui kisah ini? Bahwa dengan adanya api yang besar, ular keluar menampakkan diri. Ular mencoba menggigit tetapi justru dikebaskan oleh Paulus ke dalam api sehingga ularnya mati. Ular tadi mencoba menggigit Paulus supaya Paulus mati, tetapi yang terjadi sebaliknya justru Paulus hidup dan ular mati. Dan orang-orang justru menganggap Paulus adalah dewa.
Api yang besar ini berbicara tentang api Roh Kudus yang besar dari Pentakosta Ketiga sedang turun, ini akan membuat ular/Iblis akan menampakkan diri karena tidak tahan dengan panasnya api. Artinya pekerjaannya akan ditelanjangi dan iblis masih mencoba untuk menggigit atau merusak pekerjaan Tuhan, tetapi tidak akan berhasil selama gereja berkarakter seperti Tuhan Yesus. Bahkan pekerjaan Iblis yang merusak akan dihancurkan. Haleluya!
Selama ini mungkin kita bertanya-tanya apa sebenarnya yang menghambat perkembangan dari pekerjaan Tuhan? Tetapi setelah api Roh Kudus yang besar dari Pentakosta Ketiga sedang turun semuanya akan menjadi jelas. Pekerjaan Iblis akan ditelanjangi dan kita akan tahu dengan jelas apa sebenarnya penyebab dari penghambat pekerjaan Tuhan selama ini.
JANGAN MAIN-MAIN DENGAN TUHAN
Selain hal-hal di atas, Tuhan juga mengingatkan kita untuk melakukan seperti yang dituliskan oleh Daud dalam Mazmur 18:21-27,
“TUHAN memperlakukan aku sesuai dengan kebenaranku, Ia membalas kepadaku sesuai dengan kesucian tanganku, sebab aku tetap mengikuti jalan TUHAN dan tidak berlaku fasik terhadap Allahku. Sebab segala hukum-Nya kuperhatikan, dan ketetapan-Nya tidaklah kujauhkan dari padaku; aku berlaku tidak bercela di hadapan-Nya, dan menjaga diri terhadap kesalahan. Karena itu TUHAN membalas kepadaku sesuai dengan kebenaranku, sesuai dengan kesucian tanganku di depan mata-Nya. Terhadap orang yang setia Engkau berlaku setia, terhadap orang yang tidak bercela Engkau berlaku tidak bercela, terhadap orang yang suci Engkau berlaku suci, tetapi terhadap orang yang bengkok Engkau berlaku belat-belit.”
Saya mau berpesan kepada Saudara: Jangan main-main dengan Tuhan. Kalau sampai kita dibelat belit Tuhan karena kita berlaku bengkok, saya tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi. Karena itu, mari, saya akan mengajak Saudara berkata bersama saya: “Tuhan, aku mau berlaku setia! Tuhan, aku mau berlaku tidak bercela! Tuhan, aku mau berlaku suci kepada Tuhan!” Ingat Tuhan Yesus datang segera. Maranatha!

image source: https://mobile.twitter.com/randybriscoe

KITA DIPANGGIL UNTUK MERAWAT BAIT SUCI-NYA  DAN MENUAI JIWA (bagian 1)

KITA DIPANGGIL UNTUK MERAWAT BAIT SUCI-NYA DAN MENUAI JIWA (bagian 1)

“dan umat-Ku, yang atasnya nama-Ku disebut, merendahkan diri, berdoa dan mencari wajah-Ku, lalu berbalik dari jalan-jalannya yang jahat, maka Aku akan mendengar dari sorga dan mengampuni dosa mereka, serta memulihkan negeri mereka.” (2 Tawarikh 7:14)

Apa yang terjadi di dunia saat ini: Berita tentang perang, bencana alam, kekerasan, wabah penyakit, krisis, memang telah ditulis di Alkitab. Pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar karena kasih kebanyakan orang menjadi dingin, tetapi “Injil kerajaan Allah akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu barulah tiba kesudahannya.” (Matius 24:14)

Gereja dipanggil, dimurnikan dan dipulihkan untuk memberitakan Injil dan menuai jiwa-jiwa.
Untuk menuai jiwa orang percaya perlu memiliki gaya hidup yang rendah hati (Humility), lapar dan haus akan FirmanNya (Hunger), kudus (Holiness), hidup rukun (Harmony) dan kemudian penuaian jiwa terjadi (Harvest).

Tuhan memanggil Gereja untuk menjalankan fungsinya sebagai pemimpin, dalam arti menjadi garam dan terang yang memberi dampak bagi dunia. Walau masih hidup di dunia, kita diperintahkan untuk tidak menjadi sama dengan dunia. Gereja bertanggung jawab membangun tembok perlindungan bagi keluarga, orang-orang kudus, orang yang menjalankan pemerintahan di suatu kota dan bangsa melalui doa syafaat, deklarasi membalikkan keadaan, pujian-penyembahan, memberitakan Injil serta tindakan kasih.

“Aku mencari di tengah-tengah mereka seorang yang hendak mendirikan tembok atau yang mempertahankan negeri itu di hadapan-Ku, supaya jangan Kumusnahkan, tetapi Aku tidak menemuinya” (Yehezkiel 22:30).

Gereja telah diberi kuasa dan otoritas untuk mengubah atmosfir di komunitas, kota dan bangsa (Matius 16:19). Doa orang yang benar bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya (Yak. 5:16b).

“dan umat-Ku, yang atasnya nama-Ku disebut, merendahkan diri, berdoa dan mencari wajah-Ku, lalu berbalik dari jalan-jalannya yang jahat, maka Aku akan mendengar dari sorga dan mengampuni dosa mereka, serta memulihkan negeri mereka.” (2 Tawarikh 7:14).

Pesan Tuhan bulan ini menyatakan bahwa untuk memulihkan suatu kota dan bangsa serta menuai jiwa-jiwa, Gereja harus sungguh-sungguh merendahkan diri, bertobat dan berbalik kepada Tuhan. Gereja di sini mencakup setiap orang percaya, gereja lokal dan gereja global. Gereja bukanlah bangunan secara fisik. Gereja adalah roh, jiwa dan tubuh orang percaya, yang merupakan Bait Suci Allah. Kita telah dibeli oleh darah Yesus Kristus dan menjadi milik Dia seutuhnya.

“Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?” (1 Kor. 3:16)

“Allah itu Roh, dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembahNya dalam roh dan kebenaran” (Yoh. 4:24).

Cara kita menyembah Allah dalam roh dan kebenaran adalah dengan menjalani hidup sebagai pelaku Firman. Roh, jiwa (pikiran, perasaan, kehendak) dan tubuh fisik kita jujur (terbuka/transparan) di hadapan Tuhan. Jadi ibadah adalah total surrender (jujur/terbuka) di hadapan Tuhan, bukan hanya untuk mendengar Firman atau hanya sekedar kebiasaan beribadah.

“Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup , yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.” (Roma 12:1)

Orang yang menyembah Allah dalam roh dan kebenaran masih bisa berbuat kesalahan karena memang tidak ada manusia yang sempurna. Tetapi ia akan rela merendahkan diri, jujur tentang keadaan dirinya di hadapan Allah serta hidup dalam pertobatan karena hatinya tulus mengasihi Tuhan dan sesama.

Mari persiapkan diri untuk penuaian jiwa dengan merawat dan memperkuat bait Suci Roh Kudus (roh, jiwa dan tubuh), yaitu 5H : Humility, Hunger, Holiness, Harmony dan Harvest.

1. HUMILITY (Kerendahan hati)

Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya, kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran.
(Kolose 3:12)

Orang yang rendah hati akan mengakui kedaulatan Tuhan atas hidupnya. Merendahkan hati berarti menanggalkan kebenaran diri sendiri (self-righteous) dan mau bertobat serta mulai mengikuti tuntunan Tuhan. Sikap merendahkan hati bukan hanya di hadapan Allah saja, tapi juga di hadapan sesama karena itu adalah kebenaran. Firman Tuhan dalam Kolose 3:12 memerintahkan kita untuk merendahkan hati,
Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya, kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran.

Setiap orang percaya dipanggil sebagai satu tubuh Kristus untuk selalu memperlengkapi diri dengan :

Belas kasihan (compassion) yaitu sikap yang menunjukkan kasih dan belas kasihan, tidak menyimpan kesalahan orang lain melainkan melepaskan pengampunan (merciful), sikap peduli (bukan kepo atau ingin tahu urusan orang lain), hati yang lembut dan ramah terhadap orang lain.
Kemurahan (kindness), sikap yang menunjukkan kasih yang teguh/kuat serta tidak berubah, kesetiaan, loyalitas dan kebaikan.

Kerendahan hati (humility), sikap yang mau mengerti orang lain, bisa ditegur/dikoreksi atau diingatkan. Sikap rendah hati mau berjalan dalam kasih kepada Tuhan dan sesama, siap mengampuni kesalahan orang lain serta sadar bahwa dirinya bukan hal yang terpenting tetapi memperhatikan kepentingan orang lain juga.

Kelemahlembutan (gentleness), sikap yang berbelas kasihan terhadap orang yang lemah, kesabaran terhadap serangan atau perlakuan yang tidak nyaman, bebas dari kebencian dan keinginan untuk balas dendam dan sopan terhadap orang lain. Sifat lemah lembut memiliki hati yang mudah dibentuk (teachable) dan tidak membantah.
Kesabaran (patience), rela bertahan dalam menanggung penderitaan atau ketidakadilan dan tidak terpancing untuk melakukan pembalasan dengan perbuatan negatif.

Lawan dari kerendahan hati adalah kesombongan. Sifat tinggi hati sesungguhnya merugikan bahkan mencelakakan diri sendiri.
Kecongkakan mendahului kehancuran, dan tinggi hati mendahului kejatuhan (Amsal 16:18).
Kalau kita tidak bisa merendahkan hati di hadapan manusia yang terlihat secara fisik, bagaimana bisa kita merendahkan hati di hadapan Allah yang tidak terlihat.

Dalam suatu hubungan, sikap merendahkan hati bukan hanya sepihak. Firman Tuhan memerintahkan kita untuk saling merendahkan hati satu dengan yang lain. Dengan merendahkan hati di hadapan Tuhan dan sesama, kita sedang menjadi pelaku firman dan memenuhi hukum kasih Kristus yaitu saling mengasihi satu dengan yang lain.

Dan kamu semua, rendahkanlah dirimu seorang terhadap yang lain, sebab : “Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati.” (1 Pet. 5:5b)

Untuk dapat hidup dalam kerendahan hati, tinggallah dalam kasih Kristus. Jadikan Ia sebagai pusat seluruh kehidupan kita agar hati tidak jadi keras dan kasih tidak menjadi dingin. Hubungan dengan Roh Kudus yang selalu dipelihara akan membangun, merawat dan menguatkan manusia roh kita untuk hidup dalam kerendahan hati dan saling mengasihi. Lewat kehidupan doa pujian penyembahan, Roh Kudus mengubah hati yang keras menjadi lemah lembut, memiliki belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati dan kesabaran.

image source: https://www.pinterest.com/babenchrist777/2-chronicles-714/