BERTUMBUH MENJADI SEORANG MURID KRISTUS SEJATI

Home / Weekly Message / BERTUMBUH MENJADI SEORANG MURID KRISTUS SEJATI
BERTUMBUH MENJADI SEORANG MURID KRISTUS SEJATI

Tuhan Yesus telah memilih dan menetapkan kita untuk menghasilkan hidup dengan buah yang tetap (Yoh. 15:16). Kehidupan rohani orang percaya diibaratkan seperti sebuah pohon yang berbuah pada musimnya (Maz. 1:2-3). Tuhan Yesus telah memilih dan menetapkan kita untuk menghasilkan hidup dengan buah yang tetap (Yoh. 15:16). Saat seorang percaya kepada Yesus sebagai Tuhan & Juruselamat, ia mengalami kelahiran baru. Orang yang telah lahir baru akan bertumbuh dan berbuah bila terus terhubung dengan Yesus sebagai pokok anggur.

Pertumbuhan rohani hanya terjadi jika kita memutuskan untuk bertekun dalam firman dan berkomitmen untuk dimuridkan. Murid bukan sekedar tahu firman tapi hidup dalam firman (melakukan firman). Dengan tetap tinggal dalam firman, kerohanian kita akan bertumbuh sehingga menghasilkan hidup yang berbuah.

Hal-hal mendasar yang perlu dipelajari dalam kehidupan rohani orang percaya :

1. BERAKAR DALAM FIRMAN TUHAN

Alkitab adalah firman Tuhan yang ditulis dengan ilham dan dorongan Roh Kudus (2 Pet. 1:20-21). Setiap perkataan dalam Alkitab adalah benar dan penuh kuasa. Bagi orang percaya, Alkitab adalah firman/perkataan Allah kepada manusia (1 Tes. 2:13), makanan rohani yang membuat kita bertumbuh dalam iman dan menjadi dewasa (Mat. 4:4), petunjuk untuk mendidik orang dalam kebenaran (2 Tim. 3:16), cara Allah menyatakan diri kepada kita (1 Sam. 3:21), serta pedang Roh untuk melawan musuh (Ef. 6:17; Ibr. 4:12).

2. BERTUMBUH DALAM FIRMAN TUHAN

Sebagai murid, kita belajar menerapkan gaya hidup 5 M yaitu Membaca-merenungkan, Menerima, Memperkatakan, Melakukan, dan Memberitakan firman Tuhan.
Mendengarkan firman yaitu membaca dan merenungkannya agar iman timbul (Rom. 10:17). Terima firman yang kita dengar itu dengan hati yang lemah lembut, artinya mau dikoreksi dan dibentuk oleh firman (Yak. 1:21). Kemudian untuk mengaktifkan roh iman, firman tersebut kita perkatakan (2 Kor. 4:13). Iman tanpa perbuatan adalah mati, firman harus dilakukan sebagai tanda iman yang aktif (Yak. 2:26). Pelihara firman dalam hidup kita dengan berusaha untuk melakukannya, bukan hanya sebagai pengetahuan di kepala saja (Ams. 7:2). Dan sebagai bentuk ketaatan terhadap Amanat Agung, firman juga harus diberitakan (Mat. 28:19-30; 1 Kor. 1:17)

3. BERBUAH

Keintiman bersama Roh Kudus dalam menerapkan 5 M akan menghasilkan buah dalam hidup kita.
Buah dimaksudkan untuk dinikmati orang lain, bukan diri sendiri. Seseorang dikenal dari buahnya, bukan dari karunia atau jabatan/posisinya. Buah yang dihasilkan adalah pertama, buah pertobatan yaitu menanggalkan manusia lama dan mengenakan manusia baru. Kedua, buah-buah Roh Kudus (Gal. 5:22). Ketiga buah pelayanan. Sejalan dengan pertumbuhan rohani, kita akan mulai menemukan fungsi dalam tubuh Kristus (pelayanan dan panggilan). Yang terakhir adalah buah jiwa-jiwa, di mana kita menerima hati Bapa untuk membawa jiwa-jiwa yang terhilang kepada keselamatan dalam Kristus.

Perlu diperhatikan bahwa pertumbuhan adalah proses seumur hidup yang memerlukan ketekunan agar kita menghasilkan kualitas buah yang matang. Ketekunan sangat diperlukan untuk seseorang mencapai garis akhir yang berkemenangan. Tanpa ketekunan, kita dapat mengalami kemunduran rohani yaitu kembali kepada cara hidup yang lama, berhenti bertumbuh dan mati secara rohani. Bertekun maksudnya walau mengalami tantangan, tetap berusaha melakukan firman. Jangan menyerah, lakukan berulang-ulang agar dapat belajar dari kesalahan dan tidak mengulangnya lagi (to overcome mistakes). Tuhan bisa memakai masalah, tantangan, pelayanan, gesekan dengan orang lain dan penderitaan untuk membuat kita bertumbuh menjadi dewasa dalam iman.

Pada perumpamaan tentang seorang penabur, perhatikan keadaan benih yang jatuh pada tanah berbatu : seseorang menerima firman dengan sukacita, bertumbuh tapi hanya bertahan sebentar saja (Mat. 13:20-21). Kenapa hanya bertahan sebentar? karena tidak berakar sehingga cepat menyerah, tidak setia dan tidak ada ketekunan. Tapi benih yang tumbuh pada tanah yang baik : seseorang menerima firman dengan hati lemah lembut, tidak menyerah walau alami tantangan/aniaya, tetap bertekun sehingga menghasilkan buah yang matang dan tetap (Luk. 8:15).

Orang percaya harus tertanam dalam sebuah gereja lokal supaya dapat perlindungan rohani dari ajaran sesat dan pemikiran dunia yang membawa kepada kebinasaan. Gereja lokal bertanggung jawab memberikan dukungan, bimbingan, pengajaran yang sangat berguna bagi pertumbuhan rohani dan membawa kepada kedewasaan. Tanda kedewasaan rohani adalah hidup yang berbuah.

“Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-Ku” (Yoh. 15:8).

MURID KRISTUS SEJATI MEMILIKI PENGENALAN AKAN KRISTUS

Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya, supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan dari antara orang mati (Filipi 3:10-11)

Kerinduan Paulus adalah mengenal Kristus, mengenal kuasa kebangkitanNya, turut mengambil bagian dalam penderitaanNya, menjadi serupa dengan Kristus dalam kematianNya, serta beroleh kebangkitan dari antara orang mati. Pengenalan yang benar akan Tuhan telah mentransformasi cara pandang, kebiasaan, tujuan dan nilai hidup Paulus dengan luar biasa. Begitu jugalah kehendak Bapa bagi kita semua yang telah dipanggil dan dipilih untuk menjadi murid Kristus.

Murid yang terus mengalami transformasi akan memiliki kerinduan yang mengarah kepada keserupaan dengan Kristus. Ini bukan karena kemampuannya tapi karena Allah sendirilah yang mengerjakan di dalam dia baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya (Fil. 2:13). Murid sejati bukanlah anak-anak gampang yang hanya mencari kemudahan tapi rela keluar dari comfort zone untuk didewasakan agar hidupnya menghasilkan buah yang tetap dan matang. Kerinduan seorang murid sejati adalah :

A. Mengenal Kristus.

Pengenalan akan Kristus bukan bersifat teori, tapi mengalami Dia secara pribadi. Seseorang yang mengalami mukjizat atau menerima jawaban doa belum tentu membuat dirinya mengenal Tuhan. Ada harga yang harus dibayar untuk memiliki pengenalan yang benar akan Kristus. Hal itu bisa melalui ujian iman, masalah, penderitaan/penganiayaan, kemustahilan, dlsb.
Semakin mengenal Tuhan, semakin kita menyadari betapa panjang, dalam dan lebarnya kasihNya. Kita hanyalah bejana tanah liat yang penuh kelemahan sehingga sangat bergantung kepadaNya. Kesadaran ini membuat kita selalu merindukan kuasa kebangkitanNya dinyatakan dalam hidup kita.

B. Mengenal kuasa kebangkitanNya.

Yesus Kristus telah mengalahkan dosa, kutuk dan maut bagi kita. Jika kita menyadari bahwa kuasa kebangkitan Kristus (yaitu kuasa Roh Kudus) ada di dalam kita, maka kita tidak perlu mengasihani diri sendiri serta takut dan khawatir akan apapun juga. Kuasa kebangkitanNya memampukan kita mengalahkan keinginan untuk berbuat dosa. Kuasa kebangkitan Kristus memberi kita kuasa otoritas untuk menjadi saksi (KPR 1:8), memerdekakan kita dari dosa, kutuk, ikatan dan roh ketakutan (2 Kor. 3:17) dan menjadikan kita lebih dari pemenang dalam segala perkara karena Roh yang di dalam kita lebih besar daripada roh yang ada di dalam dunia (1 Yoh. 4:4).

C. Persekutuan dalam penderitaanNya.

Tuhan Yesus memberikan teladan untuk tekun memikul salib, menanggung penderitaan dan bantahan yang hebat terhadap diriNya dari pihak orang-orang berdosa (Ibr. 12:3). Jika kita menderita akibat dosa dan kesalahan diri sendiri, maka hendaklah kita bertobat. Tapi jika kita menderita bersama Kristus dan menderita karena kebenaran, maka itu adalah kasih karunia (1 Pet. 2;19-21; Fil 1:29).

Mengapa dikatakan kasih karunia ? Penderitaan yang kita alami tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita yaitu akan dipermuliakan bersama-sama dengan Dia (Roma 8:17), memerintah bersama Kristus (2 Tim. 2:11-12) dan menerima upah yang besar di sorga (Mat 5:10-12). Allah tidak akan mengijinkan kita dicobai melebihi kekuatan kita. Mata kita harus selalu tertuju kepada Kristus agar tidak menjadi lemah dan putus asa.

D. Menjadi serupa dalam kematianNya supaya beroleh kebangkitan dari antara orang mati.

Jika kita menjadi serupa dalam kematianNya (kematian ‘self’, pikul salib, sangkal diri), maka kita akan berjalan dalam kuasa kebangkitan yang membawa pemulihan bagi tubuh Kristus di akhir jaman. Tidak ada kebangkitan tanpa kematian, tidak ada kemuliaan tanpa salib. Di balik kematian Kristus ada kuasa kebangkitanNya yang juga turut membangkitkan kita dari antara orang mati.
Kita yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematianNya. Keinginan kita untuk berbuat dosa telah mati bersama dengan kematian Kristus. Jika kita telah menjadi serupa dalam kematianNya, kita juga akan menjadi serupa dengan kebangkitanNya (Roma 6:5).

Penerapan
Roh, jiwa (pikiran, perasaan, kehendak) dan anggota-anggota tubuh kita diserahkan kepada Allah untuk menjadi senjata-senjata kebenaran. Murid sejati yang mengenal Tuhan dan hidup dalam kuasa kebangkitanNya akan terlihat dari buahnya, salah satunya buah perkataan. “Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya, akan memakan buahnya” (Amsal 18:21).

Di tahun 5783, Pey melambangkan “Mulut”, Gimel adalah insight/wisdom/discernment of law.

Dengan lidah kita memuji Tuhan, Bapa kita; dan dengan lidah kita mengutuk manusia yang diciptakan menurut rupa Allah, dari mulut yang satu keluar berkat dan kutuk. Hal ini, saudara-saudaraku, tidak boleh demikian terjadi. Adakah sumber memancarkan air tawar dan air pahit dari mata air yang sama? Saudara-saudaraku, adakah pohon ara dapat menghasilkan buah zaitun dan adakah pokok anggur dapat menghasilkan buah ara? Demikian juga mata air asin tidak dapat mengeluarkan air tawar. (Yak. 39-12)

Pengenalan yang dalam akan Kristus diperoleh dengan turut mengambil bagian dalam penderitaanNya, dengan demikian kita menjadi serupa dalam kematianNya. Setiap kita harus bertumbuh untuk menjadi murid Kristus sejati yang memiliki pengenalan akan Dia dan berjalan dalam kuasa kebangkitanNya agar dapat menjadi terang di tengah kegelapan, memberitakan Injil dan menyelesaikan Amanat Agung.

image source: https://www.pinterest.com/pin/179088522661925861/