KITA DIPANGGIL UNTUK MERAWAT BAIT SUCI-NYA DAN MENUAI JIWA (bagian 2)

Home / Weekly Message / KITA DIPANGGIL UNTUK MERAWAT BAIT SUCI-NYA DAN MENUAI JIWA (bagian 2)
KITA DIPANGGIL UNTUK MERAWAT BAIT SUCI-NYA DAN MENUAI JIWA (bagian 2)

“dan umat-Ku, yang atasnya nama-Ku disebut, merendahkan diri, berdoa dan mencari wajah-Ku, lalu berbalik dari jalan-jalannya yang jahat, maka Aku akan mendengar dari sorga dan mengampuni dosa mereka, serta memulihkan negeri mereka.” (2 Tawarikh 7:14)

Setiap orang memiliki kebutuhan untuk hidup secara fisik (seperti makan, minum); secara jiwa musik, membaca, bergaul) dan secara rohani. Bila kebutuhan tersebut tidak dipenuhi maka timbul kekosongan yang membawa orang tersebut pada kematian. Tetapi Yesus menjawab: ”Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.” (Matius 4:4)

2. HUNGER

Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan (Matius 5:6). Tuhan menciptakan kita sebagai manusia roh untuk memiliki persekutuan yang intim dengan Tuhan terlebih dahulu dan dengan sesama. Namun iblis menipu umat manusia dengan menawarkan hubungan yang semu sebagai ganti luka, penolakan, kesulitan bergaul melalui media digital. Setiap orang yang memiliki smart phone menggantikan interaksi yang sehat dengan Tuhan dan sesama dengan yang palsu. Iblis telah menggunakan technology smart phone (artificial inteligence) untuk mengikat pikiran orang seperti berhala yang diandalkan lebih dari Tuhan.

Ada keinginan untuk memeriksa ponsel kita ketika kita bangun, ketika kita menunggu online, ketika kita berjalan, ketika kita mengemudi. Itu telah mengikat pikiran kita untuk fokus padanya, untuk melihat apa yang dilakukan orang lain via postingan atau main games; surfing internet dlsb.
Dan itu membuat suatu zona nyaman sehingga kita tidak lagi lapar dan haus akan Tuhan.

Kita tidak lagi tertarik untuk membaca Alkitab karena terasa membosankan tanpa video atau grafik, dan semakin sulit untuk berdoa dan fokus kepada Tuhan karena pikiran kita dipenuhi dengan banyak gambar, peristiwa, keinginan untuk tahu lebih banyak tentang orang lain, kekuatiran atau kekayaan yang bisa diberikan dunia. Kita prihatin ketika baterai ponsel kita hampir kosong, tetapi kita tidak menyadarinya ketika sumur rohani kita kering.“Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.” (Matius 6:33)

Rasa lapar dan haus akan kebenaran dipuaskan dengan merenungkan dan menerima firman Tuhan masuk ke dalam hati, hingga menjadi rhema yang mengubah hidup kita. Yesus adalah Roti Hidup, dan Ia berkata “..barangsiapa yang memakan Aku, akan hidup oleh Aku.” (Yohanes 6:57b).
Dengan berada di hadirat Allah melalui doa pujian penyembahan, Roh Kudus/Roh Kebenaran dan Sumber Air Hidup akan memuaskan jiwa yang dahaga (Yohanes 4:14).

Orang yang memiliki gaya hidup lapar dan haus akan kebenaran akan puas dengan Tuhan, Ia tidak perlu mencari kepuasan dari dunia yang bersifat sementara, entah itu kekayaan materi, pengetahuan, filosofi, selera/hobby, kehormatan, jabatan, kekuasaan, dlsb.

3. HOLINESS

“tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu, sebab ada tertulis: Kuduslah kamu , sebab Aku kudus.” (1 Petrus 1:15-16).

Hidup kudus adalah hidup yang dikhususkan bagi Tuhan (1 Pet. 2:9). Walau masih di dunia tapi kita tidak hidup seperti orang dunia hidup. Kita tidak hidup dibawah kendali penguasa dunia tapi menyerahkan diri untuk dipimpin Roh Allah. Hidup dalam kekudusan adalah hidup benar di hadapan Allah. Darah Anak Domba dan firman kebenaran akan menguduskan hidup kita. Orang yang hidup dalam kekudusan tidak akan menunda pertobatan dan pemberesan jika melakukan kesalahan.

Jaga kekudusan pikiran, perasaan, perkataan, perbuatan, pelayanan, hubungan, keuangan dan seluruh aspek hidup kita. Contoh : saat pikiran tidak benar, negatif, asumsi, dlsb segera tolak dengan memperkatakan firman Tuhan, misalnya Filipi 4:8; Kolose 3:2, 2 Korintus 10:5b. Keuangan kita harus kudus, kembalikan apa yang jadi milik Tuhan yaitu persepuluhan. Kudus dalam pelayanan: kita jaga pikiran, buang emosi-emosi negatif, jaga hati, perkataan dan sikap agar seluruh pelayanan kita berkenan dan berdampak bagi orang lain.

Salah satu hal yang membuat kita tidak hidup dalam kekudusan adalah hati yang sulit mengampuni orang lain. Banyak anak-anak Tuhan yang hidup dalam kepahitan, hatinya jadi keras dan kasih menjadi dingin. Orang yang tidak mau mengampuni orang lain akan melampiaskan emosi negatifnya dengan hal-hal tidak baik sehingga menjadi racun bagi diri sendiri dan orang lain.
Be kind and compassionate to one another, forgiving each other, just as in Christ God forgave you. (Ephesians 4:2, NIV).

Tidak ada manusia sempurna dan tidak pernah melakukan kesalahan, termasuk kita. Tuhan Yesus mengajarkan dalam doa Bapa kami,“dan ampunilah kesalahan kami seperti kami mengampuni orang yang bersalah kepada kami”. Seperti Kristus telah lebih dulu mengampuni kita, maka kitapun wajib mengampuni satu dengan yang lain, termasuk mengampuni diri sendiri.

Pengampunan lahir dari hati yang dipenuhi kasih Allah. Minta selalu haus dan lapar akan Tuhan supaya lubang-lubang di jiwa kita diisi dengan hadiratNya.“Jagalah supaya jangan ada seorangpun menjauhkan diri dari kasih karunia Allah, agar jangan tumbuh akar yang pahit yang menimbulkan kerusuhan dan yang mencemarkan banyak orang.” (Ibrani 12:15).

Memiliki gaya hidup haus dan lapar akan kebenaran adalah salah satu cara kita bertumbuh, merawat dan memperkuat manusia roh kita sebagai murid Kristus. Orang yang haus dan lapar akan Tuhan selalu berusaha hidup dalam kekudusan karena sadar bahwa tubuhnya adalah bait Roh Kudus. Ia akan jaga pikiran, perasaan, perkataan, perbuatan, pelayanan, hubungan, keuangan dan seluruh aspek hidupnya untuk berkenan di hadapan Allah. Minta agar kita selalu diberi rasa haus dan lapar akan kebenaran, maka sesuatu yang ilahi akan muncul dari/melalui hidup kita yang berdampak bagi orang lain.
Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita. (1 Tesalonika 5:23)

4. HARMONY

Allah menciptakan kita dengan beragam latar belakang budaya, panggilan, karunia, talenta, karakter/kepribadian dan pendidikan. Perbedaan justru diperlukan untuk saling melengkapi demi terwujudnya kesatuan yang harmonis agar rencana dan kehendak Allah digenapi.

Orang percaya dipanggil sebagai satu tubuh Kristus untuk mengemban tugas Amanat Agung. Gereja adalah sebagai tubuh Kristus dan kita masing-masing adalah anggotanya. Sebuah tubuh tidak akan utuh tanpa memiliki anggota, demikian juga anggota tidak dapat menjadi sebuah tubuh jika tidak mau bersatu dan berfungsi dengan tepat, sebagaimana yang dikehendaki oleh sang pemilik tubuh. Sebagai sesama anggota kita diperintahkan untuk seia sekata, sehati sepikir : saling mengasihi, merendahkan hati, menghargai perbedaan, saling melayani, membangun dan menasehati.

Pada kenyataannya dalam kehidupan berjemaat bisa saja kita saling berbeda pendapat, tapi harusnya itu tidak jadi penghalang untuk mewujudkan unity. Unity bukanlah sekedar keseragaman atau kegiatan yang dilakukan bersama-sama. Ada orang yang bekerja atau melayani bersama-sama bahkan tinggal dalam satu rumah tapi hatinya menentang satu dengan yang lain (antagonis). Hal yang demikian bukanlah unity yang Allah kehendaki.

Unity dimulai dari sikap hati yang mengasihi Tuhan dan sesama. Tiap anggota berusaha memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera: satu tubuh, satu Roh, satu Tuhan, satu iman, satu baptisan, satu Allah dan Bapa dari semua (Efesus 4: 3-6). Unity menciptakan keharmonisan dalam tubuh Kristus.

Definisi Harmony yang diinginkan Tuhan adalah searah dan senada, bukan berlawanan/bertentangan. Dalam sebuah orchestra, berbagai alat musik yang berbeda dipadukan sehingga tercipta sebuah harmoni di bawah pimpinan seorang conductor. Hasilnya adalah alunan musik yang indah dan dapat dinikmati. Demikian pula tubuh Kristus dengan fungsi, karunia/talenta, kelebihan dan keunikan masing-masing. Semua perbedaan yang ada dipersatukan oleh tali kasih sehingga tercipta keharmonisan dalam tubuh Kristus.

Hiduplah dalam harmoni dengan Tuhan dan sesama. Jika kita tidak setuju, merasa tidak puas atau kurang paham akan sesuatu, bawa segala perkara kepada Tuhan dalam doa. Latih diri kita dengan cara berkomunikasi yang sehat (skill) tanpa berasumsi, saling mencela, menghakimi dan menganggap diri paling benar.

Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hati. Jangan bersandar pada pengertian sendiri supaya kita diberikan roh pengertian oleh Roh Kudus untuk mengerti kehendak dan rencana Bapa yang besar yaitu menuntaskan Amanat Agung. Kalau hubungan kita dengan Tuhan beres, maka hubungan dengan orang lain juga akan beres karena hati kita dipenuhi kasih Kristus.

Bila anggota semua jemaat mengasihi Tuhan dan sesama, maka unity dan harmoni akan terwujud. Di situlah Tuhan memerintahkan berkat serta membuat berhasil apa saja yang kita kerjakan.

Nyanyian ziarah Daud. Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun ! Seperti minyak yang baik di atas kepala meleleh ke janggut, yang meleleh ke janggut Harun dan ke leher jubahnya. Seperti embun gunung Hermon yang turun ke atas gunung-gunung Sion. Sebab ke sanalah TUHAN memerintahkan berkat, kehidupan untuk selama-lamanya. (Mazmur 133).

5. HARVEST

Dengan menerapkan gaya hidup 4H (Humility, Hunger, Holiness dan Harmony) kita siap menjadi wadah yang dipercaya untuk menuai jiwa-jiwa (Harvest). Gereja yang unity dalam kasih akan menarik banyak orang kepada Kristus. Jiwa-jiwa yang dituai harus dibawa ke gereja untuk dimuridkan. Allah memperlengkapi gereja dengan 5 jawatan untuk kepentingan pelayanan dan membangun tubuh Kristus (Efesus 4:11-16). Melakukan Amanat Agung bukan hanya tugas serta tanggung jawab Gembala Pemimpin dan orang-orang tertentu saja, tapi setiap orang percaya yang adalah anggota tubuh Kristus untuk menjalankan fungsinya sesuai panggilan, karunia dan talenta masing-masing.

“dan umat-Ku, yang atasnya nama-Ku disebut, merendahkan diri, berdoa dan mencari wajah-Ku, lalu berbalik dari jalan-jalannya yang jahat, maka Aku akan mendengar dari sorga dan mengampuni dosa mereka, serta memulihkan negeri mereka.” (2 Taw. 7:14)

Bagian Gereja adalah merendahkan diri, berdoa mencari kehendak Allah dan hidup dalam pertobatan. Bagian Allah adalah memulihkan diri kita, keluarga dan gereja sehingga ada kesejahteraan kota/bangsa di mana kita tinggal.

Mari bangun, rawat dan perkuat manusia roh kita dengan menerapkan gaya hidup 4H untuk menuai jiwa-jiwa (Harvest) dan menjadikan mereka murid Kristus. Roh Kudus akan memberi pengertian, mengarahkan dan memampukan kita untuk menghidupi pesan Tuhan yang sudah disampaikan selama bulan Agustus, Amen.

image source: https://wiirocku.tumblr.com/post/614108753375133696/leviticus-1144-nkjv-for-i-am-the-lord-your