Author: EM

Home / Articles posted by EM (Page 18)
PERSEMBAHAN YANG BERKENAN (1)

PERSEMBAHAN YANG BERKENAN (1)

“Habel juga mempersembahkan korban persembahan dari anak sulung kambing dombanya, yakni lemak-lemaknya; maka TUHAN mengindahkan Habel dan korban persembahannya itu,” Kejadian 4:4

Setiap kita pasti punya kerinduan yang sama yaitu apa pun yang kita kerjakan (ibadah, pelayanan) dan juga persembahan yang kita bawa
kepada Tuhan itu sesuai dengan kemauan Tuhan, diterima oleh-Nya. Kita pasti tidak berharap bahwa persembahan kita (waktu, tenaga, pikiran, bahkan materi) yang kita berikan kepada Tuhan menjadi sia-sia, ditolak dan diabaikan Tuhan. Kain dan Habel sama-sama memberikan korban persembahan kepada Tuhan. “…Kain mempersembahkan sebagian dari hasil tanah itu kepada TUHAN sebagai korban persembahan; Habel juga mempersembahkan korban persembahan dari anak sulung kambing dombanya,” (Kejadian 4:3-4).

Alkitab menyatakan bahwa Tuhan mengindahkan persembahan Habel, namun tidak persembahan Kain. Mengapa? Kalau kita teliti lebih dalam, Tuhan terlebih dahulu memperhatikan pribadi, setelah itu baru persembahannya. Dikatakan, “…TUHAN mengindahkan Habel dan korban persembahannya itu, tetapi Kain dan korban persembahannya tidak diindahkan-Nya.” (Kejadian 4:4-5). Artinya, siapa yang memberikan persembahan itu menjadi perhatian utama Tuhan dan jauh lebih penting dari persembahan itu sendiri, “…sebab TUHAN menyelidiki segala hati dan mengerti segala niat dan cita-cita. Jika engkau mencari Dia, maka Ia berkenan ditemui olehmu, tetapi jika engkau meninggalkan Dia maka Ia akan membuang engkau untuk selamanya.” (1 Tawarikh 28:9). Dalam memberikan persembahan kepada Tuhan, kita harus terlebih dahulu dalam kondisi benar dan memiliki kehidupan yang layak di hadapan Tuhan. Jangan pernah berpikir bahwa Tuhan bisa kita sogok atau suap dengan persembahan kita, sementara kita sendiri hidup dalam ketidaktaatan.

Jangan bangga dahulu jika kita merasa telah memberikan persembahan bagi pekerjaan Tuhan atau bahkan menjadi donatur gereja bila hal itu semata-mata untuk menutupi dosa-dosa kita. Ketaatan seseorang adalah hal utama yang akan menentukan apakah persembahan itu berkenan kepada Tuhan atau tidak!

Baca: Kejadian 4:1-16

Latest posts:

IBADAH: Sesuai Standar Tuhan

IBADAH: Sesuai Standar Tuhan

“…selain dari takut akan TUHAN, Allahmu, hidup menurut segala jalan yang ditunjukkan-Nya, mengasihi Dia, beribadah kepada TUHAN,
Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu,” Ulangan 10:12

Pernahkah kita bertanya pada diri sendiri apakah ibadah dan pelayanan kita pasti berkenan dan menyenangkan hati Tuhan? Ataukah kita ersikap
masa bodoh? Ketahuilah, Tuhan memiliki standar kualitas yang menjadi ketetapan-Nya untuk mengukur kelayakan ibadah dan pelayanan seseorang. “Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah:itu adalah ibadahmu yang sejati.” Kata ibadah berasal dari kata Yunani latreia, artinya pelayanan; kata sejati berasal dari kata Yunani logika, yang bisa diartikan sesuatu yang pantas dan masuk akal.Secara harfiah ibadah sejati berarti pelayanan yang pantas atau memenuhi syarat.

Adapun pelayanan yang pantas dan memenuhi syarat yang dikehendaki Tuhan adalah dengan mempersembahkan tubuh kita sebagai korban. Tanpa itu, ibadah atau pelayanan yang kita kerjakan tidak akan berkenan kepada Tuhan. Mempersembahkan tubuh sebagai korban berarti memberi, yaitu mengalihkan atau memindahkan hak milik dari si pemberi kepada si penerima. Sudahkah kita menyerahkan hidup kita secara penuh kepada Tuhan sebagai persembahan sejati? Inilah yang diperbuat Paulus: “namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku.” (Galatia 2:20a). Inilah hakikat ibadah dan pelayanan yang berkenan kepada Tuhan! Jangan sampai ibadah dan pelayanan kita sebatas rutinitas dan liturgi belaka, tapi harus ada penyerahan diri total kepada kehendak Tuhan dan ada penyaliban daging. “Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya.” (Galatia 5:24). Jadi, ibadah yang sejati adalah persembahan ‘tubuh’ yang sudah dibaharui dan kesediaan untuk hidup dalam pimpinan Roh Kudus. Selama kita masih mencemarkan diri dengan dunia, ibadah dan pelayanan kita belum sesuai standar Tuhan!

Baca: Ulangan 10:12-22

Latest posts:

PUJIAN: Menghancurkan Musuh (2)

PUJIAN: Menghancurkan Musuh (2)

“sebab musuhku mundur, tersandung jatuh dan binasa di hadapan-Mu.” Mazmur 9:4

Memuji Tuhan bisa diartikan kita berbicara kepada Tuhan dengan kata-kata yang dibalut dengan iman, serta memandang wajah-Nya dengan penuh rasa hormat dan pengagungan. Tidakkah Tuhan tersentuh hati ketika melihat umat-Nya berbuat demikian? Pasti yang terjadi adalah Tuhan akan semakin mengarahkan mata-Nya dan juga menyendengkan telinga-Nya ke arah kita. Inilah mujizat dari puji-pujian! Saat kita memuji-muji Tuhan berarti kita sedang mengundang hadirat Tuhan, di mana kehadiran hadirat-Nya selalu disertai dengan mujizat dan karya-karya-Nya yang heran dan dahsyat.

Di sisi lain, puji-pujian kepada Tuhan adalah hal yang menakutkan bagi musuh. Siapakah musuh yang dimaksudkan di sini? Bukankah
sebagai orang percaya kita harus mengasihi semua orang, termasuk musuh kita? Musuh yang dimaksudkan bukanlah sesama kita, melainkan pemerintah-pemerintah, penguasa-penguasa, penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, seperti roh-roh jahat di udara (baca Efesus 6:12). Jadi, musuh utama kita adalah Iblis. Iblis akan bertekuk lutut dan tak berkutik saat mendengar puji-pujian. Saat kita memuji-muji  Tuhan kita sedang menyerahkan segala pergumulan kita kepada Tuhan dan mempercayai Dia berperang ganti kita. Tuhan akan bertindak untuk menghancurkan Iblis dengan segala pekerjaan dan rencana jahatnya sehingga jarahan-jarahan yang sudah dicuri Iblis dapat direbut kembali.

Jadikan pujian kepada Tuhan sebagai gaya hidup kita sehari-hari, bukan hanya saat keadaan sedang baik, sehat, keberkatan atau berhasil, tapi di segala keadaan. “Marilah kita bersorak-sorai untuk TUHAN, bersorak-sorak bagi gunung batu keselamatan kita.” (Mazmur 95:1), karena sorak-sorai untuk Tuhan itu mengundang perhatian-Nya. Sorak-sorai itu memperlihatkan semangat, rasa percaya diri dan tekad, serta bersifat nubuatan dan membangun iman. Firman-Nya serta bersifat nubuatan dan membangun iman. Firman-Nya memerintahkan kita untuk bersorak-sorai, “…elu-elukanlah Allah dengan sorak-sorai!” (Mazmur47:2), karena ada kuasa yang besar dalam sebuah sorak-sorai. Saat kita menyerukan nama Yesus dengan sorak-sorai segala belenggu dan tembok-tembok persoalan akan runtuh!

Saat kita memuji-muji Tuhan, “TUHAN akan berperang untuk kamu, dan kamu akan diam saja.” Keluaran 14:14

Baca: Mazmur 9:1-21

Latest posts:

PUJIAN: Menghancurkan Musuh (1)

PUJIAN: Menghancurkan Musuh (1)

“Dari mulut bayi-bayi dan anak-anak yang menyusu telah Kauletakkan dasar kekuatan karena lawan-Mu, untuk membungkamkan musuh dan
pendendam.” Mazmur 8:3

Tidak ada pribadi yang lebih layak dipuji dan disembah selain daripada Tuhan kita Yesus Kristus. Hanya Dia yang layak menerima pujian dan
pengagungan kita. Saat kita memuji-Nya hati Tuhan disenangkan, sebaliknya Iblis benci. Iblis tidak sanggup bertahan mendengar puji-pujian
kita, ia akan lari tunggang langgang sebab puji-pujian itu ibarat senjata tajam, siap menghujam, menghancurkan dan memporak-porandakan pertahanan Iblis. Karena itu jangan sekali-kali meremehkan kuasa puji-pujian kepada Tuhan. Tuhan sudah meletakkan kekuatan di mulut bayi-bayi dan anak-anak untuk membungkam musuh dengan puji-pujian (ayat nas), artinya ada kekuatan dahsyat di balik pujian.

Daud adalah manusia biasa sama seperti kita yang tak luput dari masalah, kesesakan, tekanan, dan ujian. Namun hal itu tidak membuatnya larut dalam keputusasaan, justru ia semakin menguatkan hati, bahkan memaksa jiwanya untuk tetap memuji Tuhan, “Inilah yang hendak kuingat, sementara jiwaku gundah-gulana; bagaimana aku berjalan maju dalam kepadatan manusia, mendahului mereka melangkah ke rumah Allah dengan suara sorak-sorai dan nyanyian syukur, dalam keramaian orang-orang yang mengadakan perayaan. Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku akan bersyukur lagi kepada-Nya, penolongku dan Allahku!” (Mazmur 42:5-6). Daud
percaya ketika ia secara intensif memuji Tuhan pintu-pintu kesempatan semakin terbuka untuk mengubah yang mustahil menjadi mungkin, mengubah kekalahan menjadi kemenangan, serta mengubah kepedihan menjadi sukacita besar, oleh karena Tuhan hadir di setiap pujiannya.

Dalam situasi buruk sekali pun tetaplah perkatakan iman melalui puji-pujian bagi Tuhan

Baca: Mazmur 8:1-10

Latest posts:

BERSEMAYAM DI ATAS PUJIAN

BERSEMAYAM DI ATAS PUJIAN

“Padahal Engkaulah Yang Kudus yang bersemayam di atas puji-pujian orang Israel.” Mazmur 22:4

Tak bisa dibayangkan Tuhan dengan segala kemahaan-Nya melawat dan tinggal di setiap pujian dan penyembahan yang sedang kita naikkan. Hal itu membuktikan bahwa Tuhan selalu ada dan akan menyatakan kuasa-Nya saat puji-pujian yang diperuntukkan bagi-Nya berkumandang. Kehadiran-Nya itu pun pasti disertai dengan perbuatan-Nya yang heran dan ajaib: kesembuhan, pengampunan, kemurahan, kebaikan dan segala perkara yang baik. “Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa” (Yakobus 1:17)

Apa yang Saudara pergumulkan saat ini? Jangan diam saja dan membisu, angkat suaramu dan naikkan pujian bagi Tuhan, sembahlah
Dia. Semua kerinduan kita pasti Tuhan sediakan saat kita memuji-muji Dia, sebab Dia bersemayam di atas puji-pujian kita bukan hanya saat
kita beribadah, namun kapan pun waktunya dan di manapun tempatnya. Tuhan hadir saat kita memuji Tuhan di rumah, di kamar, saat memasak,
saat mengendarai mobil, di tempat kerja, di sekolah atau di dapur saat memasak sekalipun. Jadi pujian dan penyembahan itu tidak
dibatasi oleh ruang dan waktu, artinya setiap kali kita memuji, meninggikan, mengagungkan dan menyembah Tuhan Ia selalu hadir untuk memenuhi kerinduan kita, karena Dia tak dapat menolak pujian dan penyembahan kita. Kata bersemayam bisa diartikan bahwa Tuhan hadir dengan segala kuasa dan otoritas-Nya; bukan hanya itu, Dia juga akan tinggal diam dan bergaul karib dengan kita. Pemazmur mengatakan, “TUHAN bergaul karib dengan orang yang takut akan Dia, dan perjanjian-Nya diberitahukan-Nya kepada mereka.” (Mazmur 25:14). Perjanjian-Nya
saja Ia beritahukan, terlebih lagi apa pun yang kita minta dan perlukan pasti juga diberikan-Nya bagi kita. “…jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta
kepada-Nya.” (Matius 7:11).

Memuji dan menyembah Tuhan itu membawa keuntungan besar bagi yang melakukannya. Selagi kita masih bernafas jangan pernah berhenti untuk memuji dan menyembah Tuhan!

Baca: Mazmur 22:1-32

Latest posts:

ATMOSFER KERAJAAN SORGA

ATMOSFER KERAJAAN SORGA

“Sungguh, bermazmur bagi Allah kita itu baik, bahkan indah, dan layaklah memuji-muji itu.” Mazmur 147:1

Ayat nas menyatakan bahwa bermazmur bagi Tuhan itu baik dan indah di pemandangan mata Tuhan, maka sudah selayaknya setiap orang percaya memiliki kehidupan yang dipenuhi oleh puji-pujian.

Jangan sekali-kali kita terintimidasi oleh keadaan atau situasi yang ada, yang seringkali menghalangi kita untuk memuji dan menyembah Tuhan, sebab ada banyak orang Kristen yang sukar sekali diajak memuji dan menyembah Tuhan karena hatinya masih terbelenggu oleh beban dan permasalahan hidup.

Tuhan menghendaki setiap anak-Nya memiliki gaya hidup suka memuji dan menyembah Tuhan, apa pun keadaannya. Memuji dan menyembah Tuhan yang bukan sekedar formalitas berdasarkan liturgi belaka, atau hanya sebatas lips service, tapi pujian dan penyembahan yang ke luar dari sikap hati yang tulus, yang didasari kerinduan untuk berjumpa dengan Tuhan dan menyenangkan Dia. Jangan sampai Tuhan menilai kita demikian: “…bangsa ini datang mendekat dengan mulutnya dan memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya menjauh dari pada-Ku, dan ibadahnya kepada-Ku hanyalah perintah manusia yang dihafalkan,” (Yesaya 29:13).
Memuji dan menyembah Tuhan haruslah menjadi gaya hidup kita sehari-hari tanpa harus dibuat-buat dengan harapan beroleh pujian dari orang lain yang melihatnya. Atmosfer Kerajaan Sorga itu dipenuhi oleh pujian dan penyembahan. Nah, oleh karena kewargaan kita adalah warga Kerajaan Sorga (baca Filipi 3:20), maka kita pun harus membiasakan diri akan atmosfer ini dengan suka memuji serta menyembah Tuhan.
Rindu menjadi bagian orang-orang yang turut memerintah dalam Kerajaan Sorga? Jadilah pemuji-pemuji Tuhan. Inilah atmosfer yang disukai Tuhan, suatu pujian dan penyembahan yang ke luar dari hati yang tulus dan mengasihi Dia.

Saat kita memuji dan menyembah Tuhan Dia bergerak bebas dan berkarya.

Baca: Mazmur 147:1-20

PENYEMBAHAN YANG TERBAIK (2)

PENYEMBAHAN YANG TERBAIK (2)

“Dosanya yang banyak itu telah diampuni, sebab ia telah banyak berbuat kasih. Tetapi orang yang sedikit diampuni, sedikit juga ia berbuat kasih.” Lukas 7:47

Perempuan berdosa itu datang kepada Yesus dengan menangis sebagai ungkapan syukur karena telah mengalami jamahan kasih Tuhan. Ketika semua orang menolak dan mengucilkannya Yesus mau menerima dirinya yang hina dina. Bahkan dosa-dosanya yang tak terbilang jumlahnya juga telah diampuni Tuhan. “Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba.” (Yesaya 1:18).

Karena itu ia membasahi kaki Yesus dengan linangan air matanya, menyeka dengan rambutnya, mencium kaki-Nya, serta meminyakinya dengan minyak wangi yang sangat mahal. Secara tradisi, minyak wangi dalam buli-buli biasanya dituang di atas kepala seseorang dan hanya dipergunakan untuk mengurapi orang yang dihormati saja. Tapi perempuan itu memakainya untuk meminyaki kaki Yesus. Ini menimbulkan reaksi negatif karena dianggap sebagai suatu pemborosan. Mereka menghitung bahwa nilai minyak wangi itu sangat mahal, sebesar upah pekerja satu tahun. Inilah yang acapkali dilakukan banyak orang Kristen: hitung-hitungan dengan Tuhan dan mengukur pelayanannya dengan uang atau materi.
Apa yang diperbuat perempuan itu terhadap Yesus adalah wujud kerendahan hatinya dan bentuk penyembahan yang terbaik kepada Tuhan. Ia sangat menghargai nilai pengampunan dosa yang diberikan Tuhan kepadanya, karena itu ia pun melakukan perbuatan yang lebih dari batas kewajaran; membuatnya mengasihi Tuhan Yesus lebih daripada yang orang lain perbuat dengan memberikan penyembahan yang melampaui batas akal sehat, semaksimal mungkin yang dapat dilakukannya. Sesungguhnya keberadaan kita sebelum diampuni Tuhan adalah sama dengan perempuan itu, hutang dosa kita tak terbilang jumlahnya. Kini hutang dosa kita telah dibayar lunas oleh Yesus melalui pengorban-Nnya di kayu salib (baca 1 Korintus 6:20).

Kristus telah memberikan hidup-Nya bagi kita, sudah seharusnya kita pun memberikan penyembahan yang luar biasa kepada-Nya melampaui batas dan yang sangat berharga, bukan penyembahan ala kadarnya dan sisa-sisa hidup kita.

Baca: Lukas 7:41-50

Image source: https://archive.org/details/ofimitationofch00np

Latest posts:

GOD’S VOICE, VISION AND VICTORY

GOD’S VOICE, VISION AND VICTORY

PENDAHULUAN

Kita adalah ciptaan baru dalam Kristus Yesus (2 Kor. 5:17). Sebagai ciptaan baru kita hidup oleh iman yang timbul dari pendengaran akan suara Tuhan. Hidup oleh iman adalah hidup yang dipimpin oleh Roh Kudus. Iman memampukan kita  mengikuti suara Tuhan, iman membuat kita berbuah-buah Roh dan berkemenangan.

ISI

Ciptaan baru telah memiliki benih ilahi di dalam rohnya, yang akan tumbuh menghasilkan buah-buah kebenaran (yaitu buah-buah Roh yang merupakan karakter Kristus).

Karena kamu telah dilahirkan kembali bukan dari benih yang fana, tetapi dari benih yang tidak fana, oleh firman Allah, yang hidup dan yang kekal. (1 Petrus 1:23).

Agar benih tersebut tumbuh dan menghasilkan buah kebenaran, diperlukan proses yang disebut pemuridan. Barang siapa mengatakan bahwa ia ada di dalam Kristus, ia wajib dimuridkan agar dapat hidup sama seperti IA telah hidup. Pemuridan adalah proses menanggalkan manusia lama, dan mengenakan manusia baru yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya.

“Sebab itu kukatakan dan kutegaskan ini kepadamu di dalam Tuhan: Jangan hidup lagi sama seperti orang-orang yang tidak mengenal Allah dengan pikirannya yang sia-sia dan pengertiannya yang gelap, jauh dari hidup persekutuan dengan Allah, karena kebodohan yang ada di dalam mereka dan karena kedegilan hati mereka. Perasaan mereka telah tumpul, sehingga mereka menyerahkan diri kepada hawa nafsu dan mengerjakan dengan serakah segala macam kecemaran.

Tetapi kamu bukan demikian. Kamu telah belajar mengenal Kristus. Karena kamu telah mendengar tentang Dia dan menerima pengajaran di dalam Dia menurut kebenaran yang nyata dalam Yesus, yaitu bahwa kamu, berhubung dengan kehidupan kamu yang dahulu, harus menanggalkan manusia lama, yang menemui kebinasaannya oleh nafsunya yang menyesatkan, supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu, dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya.” (Ef. 4: 17-24).

Orang yang mempertahankan manusia lamanya tidak akan bisa berbuah dan berkemenangan. Orang yang mempertahankan manusia lamanya, justru  akan kehilangan hidup yang berkelimpahan seperti janji Tuhan dalam Yoh. 10:10.

Dalam proses pemuridan, ada 3 V yang mau kita pelajari :

  1. HIS VOICE

 Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku (Yohanes 10:27).

Mendengar suara Tuhan adalah kunci kebangkitan rohani seorang murid yang akan menghasilkan terobosan dalam hidupnya, pelayanan, pekerjaan, komunitas, bahkan kota dan bangsanya. Orang yang mendengarkan suara Tuhan, lidahnya akan dikuasai oleh Roh Kudus. Perkataannya akan menggembalakan dan memuridkan orang lain.

Kenyataannya banyak dari kita punya keinginan untuk bisa mendengar suara Tuhan, namun tidak mau meluangkan waktu bersama Roh Kudus tiap pagi (Yes. 50:4). Atau sebenarnya mendengar suara Tuhan, tapi tidak mau taat mengikutinya dengan kerendahan hati. Sering kita hanya mau mendengar apa yang ingin kita dengar, bukan apa yang perlu kita dengar. Firman Allah kita tafsirkan menurut pengertian, kemauan dan perasaan kita sendiri. Akibatnya telinga rohani tidak bisa mendengar suara Tuhan lagi atau lebih mementingkan suara diri sendiri. Telinga rohani yang tumpul dapat membuat rohani kita tertidur.

“Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.” (Matius 4:4).

Agar kita hidup dalam rancanganNya (His Vision), singkirkan hal-hal yang menghalangi kita mendengar dan mengikuti suara Tuhan. Misalnya kesombongan, kedegilan hati, asumsi, kekuatiran, akal budi yang tidak sesuai firman, luka hati, victim mentality, kekecewaan, bersungut-sungut, keinginan/hawa nafsu, dslb.

  1. HIS VISION

 Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan (Jeremiah 29:11).

Seringkali fakta yang kelihatan menyeret kita untuk berjalan dengan pikiran dan pengertian sendiri. Kita mau mendapatkan solusi yang cepat dengan cara sendiri. Akibatnya persoalan malah tambah runyam, timbul masalah baru, tidak menemukan solusi dan bisa kecewa dengan Tuhan. Mengapa kita sering terjebak dalam hal-hal seperti ini? Karena sebenarnya kita dicobai oleh keinginan sendiri yang membuat kita tidak berpikir panjang akan akibat/konsekuensi dari tindakan kita. Kita lebih senang menuruti hawa nafsu dari pada menuruti Allah.

Apabila seorang dicobai, janganlah ia berkata: ”Pencobaan ini datang dari Allah!” Sebab Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat, dan Ia sendiri tidak mencobai siapa pun. Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya. (Yak. 1:13-14).

Kalau saja kita mau mengikuti suara Tuhan, maka IA akan membawa kita melihat dengan cara pandang-Nya yang bersifat long term, bukan hanya berlaku di dunia fisik, tapi sampai kepada kekekalan. Ketika kita taat berjalan dalam rancangan Allah, maka IA akan menyertai dan membawa kita selalu berkemenangan (His Victory). “Tetapi syukur kepada Allah, yang telah memberikan kepada kita kemenangan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita.” (1 Kor. 15:57)

Bersambung minggu depan…

PENYEMBAHAN YANG TERBAIK (1)

PENYEMBAHAN YANG TERBAIK (1)

“Sambil menangis ia pergi berdiri di belakang Yesus dekat kaki-Nya, lalu membasahi kaki-Nya itu dengan air matanya dan menyekanya dengan rambutnya, kemudian ia mencium kaki-Nya dan meminyakinya dengan minyak wangi itu.” Lukas 7:38

Bila kita teliti, tema utama dari Injil Lukas adalah berbicara tentang keselamatan. Dalam Injil ini kita menemukan catatan-catatan unik yang tidak kita temukan di ketiga Injil lainnya, yaitu mengenai sisi lain dari keselamatan, salah satunya adalah perihal Yesus diurapi oleh perempuan yang berdosa. Lukas mencatat secara detil ungkapan syukur yang tiada tara dari seorang perempuan berdosa yang telah beroleh anugerah keselamatan. Kedatangan Yesus memenuhi undangan orang Farisi dalam perjamuan makan pun menunjukkan bahwa Dia dekat dengan semua orang dari kalangan manapun, tanpa mengenal status sosial seseorang. Sama seperti Injil yang berisikan tentang kabar keselamatan, kabar keselamatan juga diperuntukkan bagi setiap orang tanpa terkecuali.

Di sini ada tiga tokoh utama yaitu Tuhan Yesus, orang Farisi yang bernama Simon dan seorang perempuan berdosa. Lukas tidak menyebutkan siapa nama perempuan tersebut, dia hanya menyebutkan bahwa perempuan itu adalah orang berdosa yang sangat ‘terkenal’, artinya memiliki reputasi yang sangat buruk, semua orang di kota itu mengenalnya. Mendengar bahwa Yesus sedang berada di rumah orang Farisi itu perempuan berdosa itu pun tidak menyia-nyiakan kesempatan yang ada, segeralah ia datang kepada Yesus dengan membawa sebuah buli-buli pualam yang berisikan minyak wangi yang harganya sangat mahal; artinya ia datang kepada Yesus tidak dengan tangan hampa, melainkan membawa yang terbaik yang ia miliki untuk dipersembahkan kepada Yesus tanpa mempedulikan cibiran atau cemoohan orang lain terhadap dirinya yang memiliki kehidupan sangat kelam. Tekadnya hanya satu: bertemu dengan Yesus.

Ayat nas menggambarkan wujud penghormatan yang luar bisa yang ditunjukkan oleh perempuan berdosa itu terhadap Tuhan Yesus, suatu tindakan yang tidak lazim di budaya Yahudi pada jaman itu: membasuh kaki dengan air mata, menyekanya dengan rambut, mencium kaki Yesus dan meminyaki dengan minyak wangi. Perempuan itu datang kepada Yesus dengan totalitas dan penuh kerendahan hati.

Sudahkah kita datang kepada Tuhan Yesus dengan totalitas hidup kita?

Baca: Lukas 7:36-40

Image source: https://archive.org/details/ofimitationofch00np

Latest posts:

PENYEMBAHAN: Penyerahan Diri

PENYEMBAHAN: Penyerahan Diri

“Sebab itu hendaklah dosa jangan berkuasa lagi di dalam tubuhmu yang fana, supaya kamu jangan lagi menuruti keinginannya.” Roma 6:12

Bukanlah perkara mudah memiliki penyerahan diri penuh kepada Tuhan. Secara naluriah manusia lebih suka hidup bebas, tinggal dalam comfort zone, dan tidak berada di bawah kendali atau tekanan pihak luar mana pun. Ketika mendengar kata ‘menyerahkan diri’ kita pun memaknainya dengan konotasi negatif. Terbayang dalam pikiran kita penjahat yang tertangkap aparat dan kemudian diserahkan kepada pihak yang berwajib untuk diadili. Menyerahkan diri kita anggap kekalahan yang mamalukan alias seperti pecundang.

‘Menyerahkan diri’ yang dimaksud adalah wujud respons seseorang yang telah mengalami dan merasakan kasih Tuhan yang besar dalam hidupnya. Ketika kita menyerahkan diri kepada Tuhan bukan berarti kita dalam kondisi pasrah secara pasif (karena sedang mengalami jalan buntu), tetapi berbicara tentang kerelaan kita mengorbankan seluruh hidup untuk dibentuk Tuhan dan mempercayai-Nya sebagai pemegang kendali hidup kita. Jadi, percaya adalah unsur yang sangat diperlukan seseorang untuk berserah diri. Hal ini akan semakin mudah apabila kita menyadari akan kasih Tuhan yang unconditional (tanpa syarat) itu, di mana “…Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa.” (Roma 5:8). Menyerahkan diri kepada Tuhan berbicara tentang harga yang harus kita bayar, yaitu bersedia menaati perintah-perintah-Nya, tunduk kepada kehendak-Nya dengan menyalibkan keinginan-keinginan tubuh alias menolak menyerahkan anggota-anggota tubuh kita kepada dosa, melainkan mempersembahkannya kepada Tuhan untuk dipakai sebagai senjata kebenaran.

Tuhan Yesus adalah teladan terbesar dan terutama dari penyerahan diri. Dia menyerahkan diri secara penuh kepada Bapa dengan berkata, “Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki.” (Matius 26:39). Inilah penyembahan yang menyenangkan hati Bapa!

Harga sebuah penyembahan yang berkenan kepada Tuhan adalah sebuah penyerahan diri!

Baca: Roma 6:12-14

Latest posts: