“Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.” Yohanes 15:13
Amsal 17:17: “Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran.” Yesus telah membuktikan kasih-Nya yang besar bagi kita melalui kematian-Nya di kayu salib. Dia rela mengorbankan nyawa-Nya menebus dosa-dosa kita. Kalau nyawa-Nya saja rela. Dia serahkan, kita pun percaya apapun yang kita butuhkan dan perlukan pasti Tuhan sediakan bagi kita. “Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus.” (Filipi 4:19).
Karena Yesus telah menunjukkan kasih-Nya sedemikian rupa, kita pun harus mengasihi Dia dengan sepenuh hati. Apabila kita mengasihi Tuhan selayaknya kasih seorang sahabat, maka kita akan berusaha untuk menjaga perasaan sahabat kita, serta berpikir seribu kali bila hendak menyakiti atau melukai perasaan-Nya. Namun justru kita sering menyakiti hati Tuhan dan mengecewakan Dia melalui tindakan dan perbuatan kita. Jangankan taat melakukan perintah-Nya, menyediakan waktu untuk bersekutu dan mendekat kepada-Nya saja jarang sekali kita lakukan. Kita berkutat dengan kesibukan diri sendiri dan mengabaikan kehadiran-Nya. Jika demikian layakkah kita disebut sahabat Tuhan? Padahal Tuhan sudah mengulurkan tangan-Nya untuk menjalin persahabatan dengan kita. Yakobus menasihati, “Mendekatlah kepada Allah, dan Ia akan mendekat kepadamu.” (Yakobus 4:8a).
Tuhan Yesus adalah sahabat sejati orang percaya. Sahabat yang sejati rela berkorban, dan Yesus sudah membuktikannya dengan memberikan nyawa-Nya untuk kita. Bukan hanya itu, Dia juga berjanji tidak akan meninggalkan kita dan akan terus menyertai kita sampai kesudahan zaman. Bahkan, di setiap perjalanan hidup yang kita tempuh Tuhan berjanji, “Sampai masa tuamu Aku tetap Dia dan sampai masa putih rambutmu Aku menggendong kamu. Aku telah melakukannya dan mau menanggung kamu terus; Aku mau memikul kamu dan menyelamatkan kamu.” (Yesaya 46:4).
Tuhan Yesus adalah sahabat sejati kita: Dia rela mati untuk kita, menyertai, mengasihi dan menyediakan pertolongan tepat pada waktuNya!
Baca: Yohanes 15:9-17