Devotional Blog

Home / Archive by category "Devotional Blog"
BERHEMAT BUKAN BERARTI KIKIR (2)

BERHEMAT BUKAN BERARTI KIKIR (2)

“Siapa memberi kepada orang miskin tak akan berkekurangan, tetapi orang yang menutup matanya akan sangat dikutuki.” Amsal 28:27
Orang yang kikir atau pelit pikirannya hanya terfokus kepada uang atau hartanya. “…di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada.” (Matius 6:21), sampai-sampai mereka tidak bisa nyenyak tidur dan selalu gelisah karena terus memikirkan bagaimana cara mengumpulkan uang atau harta sebanyak-banyaknya. “…kekenyangan orang kaya sekali-kali tidak membiarkan dia tidur.” (Pengkotbah 5:11), tetapi susah sekali kalau harus mengeluarkan uang. Mengeluarkan uang untuk kepentingan diri sendiri saja serasa berat, apalagi mengeluarkan uang untuk berbagi dengan sesama atau membantu pekerjaan Tuhan, baginya adalah kerugian besar. Itulah ciri orang yang kikir atau pelit!

Kepada jemaat di Kolose rasul Paulus memperingatkan dengan keras, “Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala,” (Kolose 3:5). Orang kikir sama seperti orang serakah. Berhati-hatilah, Alkitab menyatakan bahwa kikir termasuk dosa penyembahan berhala, karena orang kikir menempatkan uang, materi atau harta lebih dari segala-galanya. Dengan kata lain ia memberhalakan uang atau kekayaan. “Janganlah sesat! Orang cabul, penyembah berhala, orang berzinah, banci, orang pemburit, pencuri, orang kikir, pemabuk, pemfitnah dan penipu tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.” (1 Korintus 6:9b-10).

Download Renungan Harian minggu ini selengkapnya di sini.

TUHAN TIDAK PERNAH INGKAR

TUHAN TIDAK PERNAH INGKAR

“tetapi karena TUHAN mengasihi kamu dan memegang sumpah-Nya yang telah diikrarkan-Nya kepada nenek moyangmu, maka TUHAN telah membawa kamu keluar dengan tangan yang kuat dan menebus engkau dari rumah perbudakan,…” Ulangan 7:8

Bangsa Israel adalah bangsa Allah. Ini dinyatakan dalam Alkitab, “Sebab engkaulah umat yang kudus bagi TUHAN, Allahmu; engkaulah yang dipilih oleh TUHAN, Allahmu, dari segala bangsa di atas muka bumi untuk menjadi umat kesayangan-Nya.” (Ulangan 7:6).

Download renungan harian minggu ini selengkapnya di link ini.

ROH MANUSIA

ROH MANUSIA

“Tetapi roh yang di dalam manusia, dan nafas Yang Mahakuasa, itulah yang memberi kepadanya pengertian.” Ayub 32:8

Keindahan seorang Kristen harus keluar dari bagian yang terdalam. Maka tak seharusnya kita bermegah dengan apa yang dilihat lebih dari apa yang di dalam hati. Yesus berkata pada kita, “Janganlah mengha-kimi menurut apa yang nampak, tetapi hakimilah dengan adil.” (Yohanes 7:24).

Download Renungan Harian minggu ini selengkapnya di sini.

MENGIKUT KRISTUS SEPENUHNYA

MENGIKUT KRISTUS SEPENUHNYA

“Jadilah pengikutku, sama seperti aku juga menjadi pengikut Kristus.” 1 Korintus 11:1

Paulus adalah teladan yang luar biasa dalam mengikut Tuhan secara total. Oleh karena itu dia bisa berkata pada orang percaya yang lain untuk mengikuti teladannya. Paulus tahu siapa dia dalam Kristus dan dia menjalani gaya hidup yang kudus, sehingga orang-orang dapat mengikuti teladannya untuk hidup sepenuhnya bagi Kristus sebagai Juruselamat mereka.

Paulus memiliki kualitas hidup yang menjamin keberhasilannya bersama Tuhan. Kita menemukan kunci-kunci kesuksesannya dalam Filipi 3:13-14: “Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, …

Download Renungan Harian minggu ini selengkapnya di sini.

DIBERKATI DENGAN DAMAI SEJAHTERA

DIBERKATI DENGAN DAMAI SEJAHTERA

“TUHAN kiranya memberikan kekuatan kepada umat-Nya, TUHAN kiranya memberkati umat-Nya dengan sejahtera!” (Mazmur 29:11)

Banyak dari kita bertanya apakah mungkin senantiasa hidup dalam damai sejahtera? Bagi dunia hal itu seakan mustahil. Tetapi sebenarnya hati manusia ingin merasakan damai. Orang di seluruh dunia ingin hidup dalam damai, bukan dalam pergolakan. Namun ada satu kebenaran yaitu orang tidak bisa mengalami damai yang dirindukannya tanpa menerima Raja Damai, Yesus Kristus sebagai Juruselamat mereka (baca Yesaya 9:5). Damai sejati hanya ditemukan oleh mereka yang telah dipulihkan hubungannya dengan Tuhan lewat kelahiran baru dan telah menerima “Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.” (Filipi 4:7)

Download renungan harian minggu ini selengkapnya di link ini.

 

KELUARGA TAKUT AKAN TUHAN: Banyak Berkatnya (2)

KELUARGA TAKUT AKAN TUHAN: Banyak Berkatnya (2)

“sebab Ia memberikannya kepada yang dicintai-Nya pada waktu tidur.” Mazmur 127:2b

Meski sebagai sel terkecil dari masyarakat, keberadaan keluarga justru memiliki peranan yang sangat vital. Jika sebuah keluarga dalam keadaan baik, harmonis dan diberkati, hal ini akan berdampak positif kepada masyarakat secara luas. Sebaliknya bila dari sel terkecil ini (keluarga) sudah punya banyak sekali masalah, hal itu juga akan berdampak buruk bagi masyarakat luar. Contoh: ada banyak kasus kenakalan remaja berawal dari keadaan keluarga yang broken home. Karena itu kita harus mendasari keluarga kita dengan iman yang kuat dengan menanamkan hati yang takut akan Tuhan.

Takut akan Tuhan itu keputusan dan pilihan hidup karena kita memiliki kehendak bebas (free will). Bila kita rindu keluarga kita diberkati dan dipelihara Tuhan, tidak ada pilihan lain selain harus takut akan Tuhan. Inilah berkat keluarga yang takut akan Tuhan: “Isterimu akan menjadi seperti pohon anggur yang subur di dalam rumahmu;” (Mazmur 128:3a). Pohon anggur adalah tanaman yang banyak ditanam di Israel karena air buah anggur merupakan minuman yang sangat menyegarkan. Bila isteri seperti pohon anggur yang subur berarti tidak hanya berdaun lebat, tapi juga menghasilkan buah yang dapat dinikmati oleh seisi keluarga; inilah isteri yang cakap, yang “…adalah mahkota suaminya,” (Amsal 12:4) dan “…Ia lebih berharga dari pada permata.” (Amsal 31:10). Keberadaan isteri yang demikian tentunya sebagai dam-pak dari suami yang mampu menjadi imam bagi keluarganya. Berkat berikutnya adalah “anak-anakmu seperti tunas pohon zaitun sekeliling mejamu!” (Mazmur 128:3b). Pohon zaitun adalah pohon yang sangat kuat dan tidak mudah roboh. Dari pohon itu juga dihasilkan minyak yang sangat harum. Melalui keteladanan yang ditunjukkan oleh orangtua yang takut akan Tuhan, anak-anak pun akan tumbuh menjadi pribadi-pribadi yang mengasihi Tuhan dan memiliki iman yang kuat sehingga mereka tidak mudah terbawa oleh arus dunia ini.

Ibarat peribahasa “buah jatuh tidak jauh dari pohonnya”, maka “Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanyapun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu.” (Amsal 22:6).

Kita akan menjadi keluarga yang diberkati Tuhan dan berbahagia bila seisi rumah (suami, isteri dan anak-anak) memiliki hati yang takut akan Tuhan!

Catatan:

“Hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, sebagaimana seharusnya di dalam Tuhan. Hai suami-suami, kasihilah isterimu dan janganlah berlaku kasar terhadap dia. Hai anak-anak, taatilah orang tuamu dalam segala hal, karena itulah yang indah di dalam Tuhan. Hai bapa-bapa, janganlah sakiti hati anakmu, supaya jangan tawar hatinya.” Kolose 3:18-21

Baca: Mazmur 127:1-5

KELUARGA TAKUT AKAN TUHAN: Banyak Berkatnya (1)

KELUARGA TAKUT AKAN TUHAN: Banyak Berkatnya (1)

“Jikalau bukan TUHAN yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya;” Mazmur 127:1

Orang dunia berprinsip bahwa sebuah keluarga akan berbahagia bila mereka memiliki uang dan harta kekayaan yang berlimpah. Benarkah? Sesungguhnya, apalah artinya berlimpah materi jika kita sendiri tidak menikmatinya. Bukankah ada banyak orang kaya di dunia ini yang hidupnya justru tidak bahagia? Hari-hari mereka dipenuhi kekuatiran, kecemasan, was-was, sakit-sakitan, konflik dan sebagainya. Namun keluarga yang senantiasa mengandalkan Tuhan dan punya rasa takut akan Tuhan selain akan mengalami berkat-berkat Tuhan secara jasmani, juga akan menikmati berkat-berkat rohani yaitu kebahagiaan, ketenteraman, ketenangan, sukacita, perlindungan, dan damai sejahtera.

Tempatkan Tuhan Yesus sebagai yang terutama dalam keluarga, maka Dia akan memimpin dan memberkati apa saja yang kita kerjakan. Berkat-berkat yang disediakan Tuhan bagi keluarga yang takut akan Tuhan di antaranya: “Apabila engkau memakan hasil jerih payah tanganmu, berbahagialah engkau dan baiklah keadaanmu!” (Mazmur 128:2). Kita akan menikmati hasil dari setiap jerih payah kita. Jerih payah tangan berbicara tentang pekerjaan, studi, usaha, bisnis dan sebagainya. Banyak orang membanting tulang siang malam tanpa kenal lelah tidak dapat menikmati hasil jerih payahnya karena tidak melibatkan Tuhan. “Sia-sialah kamu bangun pagi-pagi dan duduk-duduk sampai jauh malam, dan makan roti yang diperoleh dengan susah payah-sebab Ia mem-berikannya kepada yang dicintai-Nya pada waktu tidur.” (Mazmur 127:2).

Orang yang takut akan Tuhan tidak hidup bergantung dari apa yang diberikan dunia, namun dari apa yang disediakan Tuhan, sebab “Berkat Tuhanlah yang menjadikan kaya, susah payah tidak akan menambahinya.” (Amsal 10:22). Orang yang takut akan Tuhan pasti mengerjakan segala sesuatu dengan segenap hati seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia, dari situlah Tuhan akan menyediakan berkat-Nya sebagai upah (baca Kolose 3:23).

“Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia.” 1 Korintus 2:9

Baca: Mazmur 127:1-5

TAKUT AKAN TUHAN: Dasar Keluarga Kristen

TAKUT AKAN TUHAN: Dasar Keluarga Kristen

“Kiranya TUHAN memberkati engkau dari Sion, supaya engkau melihat kebahagiaan Yerusalem seumur hidupmu,” Mazmur 128:5

Dalam membangun mahligai perkawinan setiap pasangan pasti memiliki impian-impian yang hendak diwujudkan bersama pasangannya. Impian itu adalah sebuah keluarga yang harmonis, diberkati dan dipenuhi oleh kebahagiaan. Memang untuk mewujudkan impian tersebut tidak semudah membalikkan telapak tangan, namun hal itu juga bukanlah perkara yang mustahil asalkan kita mau menapaki hari-hari bersama dengan Tuhan.

Dalam Mazmur 128 ini pemazmur memberikan dasar utama untuk memiliki keluarga yang diberkati dan berbahagia. Dasar itu adalah takut akan Tuhan dan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya (ayat 1), sebab “Dalam takut akan TUHAN ada ketenteraman yang besar, bahkan ada perlindungan bagi anak-anak-Nya.” (Amsal 14:26). Takut akan Tuhan merupakan unsur penting dalam kehidupan orang percaya. Tanpa rasa takut akan Tuhan seseorang akan cenderung berpikir, berbicara dan berbuat menurut kehendak diri sendiri. Alkitab memperingatkan, “Janganlah engkau menganggap dirimu sendiri bijak, takutlah akan TUHAN dan jauhilah kejahatan;” (Amsal 3:7). Rasa takut akan Tuhan itu tumbuh ketika seseorang menyadari akan kekudusan, keadilan, dan kebenaran Tuhan, sehingga ia akan memandang Tuhan dengan penuh rasa hormat dan kagum. Dari situ akhirnya seseorang memiliki ketetapan hati untuk tidak mengecewakan Tuhan melalui pikiran, perkataan dan perbuatannya; dan dengan kerelaan hatinya sendiri, bukan karena terpaksa atau takut mengalami hukuman, serta berkomitmen untuk hidup menurut kehendak Tuhan dan menjauhi segala kejahatan.

Rasa takut akan Tuhan ini harus menjadi landasan utama bagi setiap keluarga Kristen. Dengan demikian suami dan isteri akan mampu menjalankan perannya sesuai dengan firman Tuhan, saling mendukung dan menguatkan sehingga mampu membawa anak-anak semakin mengasihi Tuhan melalui teladan hidup yang ditunjukkannya. Dengan kata lain, keluarga yang takut akan Tuhan adalah keluarga yang senantiasa menerapkan prinsip-prinsip firman Tuhan dalam kehidupan sehari-hari.

Rindu keluarga Saudara diberkati Tuhan dan berbahagia? Milikilah hati yang takut akan Tuhan!

Baca: Mazmur 128:1-6

Latest posts:

TAKUT AKAN TUHAN: Memiliki Penguasaan Diri

TAKUT AKAN TUHAN: Memiliki Penguasaan Diri

“Sebab jika kami tidak menguasai diri, hal itu adalah dalam pelayanan Allah, dan jika kami menguasai diri, hal itu adalah untuk kepentingan
kamu.” 2 Korintus 5:13

Perwujudan lain dari orang yang takut akan Tuhan adalah memiliki penguasaan diri. Sebuah kapal besar yang berada di laut lepas pasti dikendalikan oleh kemudi. Kemudi adalah bagian yang kecil dari sebuah kapal, namun bila kemudi tersebut dikendalikan dengan semestinya maka
kemudi dapat mengarahkan kapal kepada suatu tujuan dengan selamat. Demikian juga penguasaan diri sangat penting dalam perjalanan iman orang percaya. Penguasaan diri bisa diartikan kemampuan untuk menahan dan menguasai diri sendiri dari segala keinginan yang berlawanan dengan kehendak Tuhan.

Sebagai manusia kita memiliki kecenderungan lost control. Lalu bagaimana kita bisa menguasai diri kita? Kita bisa menguasai diri jika mau tunduk kepada pimpinan Roh Kudus. Kita bisa menguasai diri jika ada Roh Kudus di dalam hati kita karena penguasaan diri adalah salah satu dari sembilan buah roh (baca Galatia 5:22-23). Roh Kudus akan memberi kita kekuatan dan kemampuan untuk bisa menguasai diri: menguasai emosi, mengendalikan pikiran, perasaan dan tindakan kita. Dalam 1 Petrus 4:7b dikatakan, “Karena itu kuasailah dirimu dan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa.” Artinya kalau kita tidak bisa menguasai diri, kita takkan bisa tenang dan kalau tidak bisa tenang, kita pun tidak akan bisa berdoa. Hanya orang yang bisa menguasai dirilah yang dapat bersikap tegas untuk tidak berkompromi dengan dosa dan terus mengenakan ‘manusia baru’.

Seseorang yang lain memiliki penguasaan diri tidak akan mudah menilai orang lain dengan kacamata manusia. “Sebab kasih Kristus yang menguasai kami,” (2 Korintus 5:14), sehingga kita pun tidak akan mudah menghakimi dan mencari-cari kesalahan orang lain. Karena itu “Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi.” (Matius 7:1), dan mulai dari sekarang “Baiklah tiap-tiap orang menguji pekerjaannya sendiri; maka ia boleh bermegah melihat keadaannya sendiri dan bukan melihat keadaan orang lain.” (Galatia 6:4). Maka dari itu kuasailah dirimu di segala keadaan!

“Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota.” Amsal 16:32

Baca: 2 Korintus 5:11-21

Latest posts:

TAKUT AKAN TUHAN: Selalu Menjaga Hati

TAKUT AKAN TUHAN: Selalu Menjaga Hati

“Kami tahu apa artinya takut akan Tuhan, karena itu kami berusaha meyakinkan orang.” 2 Korintus 5:11

Hingga sekarang masih banyak orang Kristen kurang memahami arti ‘takut akan Tuhan’. Mereka seringkali menyamakan seperti ekspresi ketakutan ketika melihat film horor atau hal-hal yang menakutkan lainnya. Benarkah demikian?

Takut akan Tuhan adalah sikap respek kita kepada Tuhan, sehingga kita memandang Dia dengan penuh kekaguman, penghormatan dan menghormati-Nya sebagai Tuhan karena kekudusan, keagungan, kemuliaan dan kuasa-Nya yang besar. Takut akan Tuhan berarti kalau kita membuat pelanggaran kita akan segera minta ampun kepada Tuhan, karena Dia adalah Tuhan yang tidak berkompromi dengan dosa. Takut akan Tuhan adalah jalan yang mengantarkan kita melihat kemuliaan Tuhan, sebab “Sesungguhnya, mata TUHAN tertuju kepada mereka yang takut akan Dia,” (Mazmur 33:18).

Wujud nyata dari orang yang takut akan Tuhan adalah selalu menjaga hati. “Bagi Allah hati kami nyata dengan terang dan aku harap hati kami nyata juga demikian bagi pertimbangan kamu.” (2 Korintus 5:11b). Tuhan sama sekali tidak tertarik dengan kecantikan atau ketampanan seseorang; Dia tidak butuh kemampuan dan kecakapan kita; Dia tidak berminat dengan seberapa fasih lidah kita berbicara tentang isi Alkitab; kita boleh saja tampak sibuk dengan pelayanan atau banyak memberi sumbangan untuk gereja dan hamba Tuhan, tapi hal itu tidak secara otomatis membuat-Nya tertarik dan berminat pada kita. Yang Tuhan hendak lihat dan perhatikan adalah apakah kita memiliki hati yang bersih dan murni, karena segala perbuatan jahat yang terjadi di muka bumi ini dimulai dan bersumber dari hati (baca Matius 15:18-19). Bahkan Yeremia pun mengakuinya, “Betapa liciknya hati, lebih licik dari pada segala sesuatu,” (Yeremia 17:9). Bukankah ada banyak orang Kristen yang melayani Tuhan atau melakukan perbuatanperbuatan baiknya bukan bertujuan untuk menyenangkan hati Tuhan, tapi hanya sekedar ingin dipuji dan dihormati manusia?

“Aku, TUHAN, yang menyelidiki hati, yang menguji batin, untuk memberi balasan kepada setiap orang setimpal dengan tingkah langkahnya, setimpal dengan hasil perbuatannya.” Yeremia 17:10

Baca: 2 Korintus 5:11-21