Devotional Blog

Home / Archive by category "Devotional Blog"
PESAN GEMBALA BULAN MEI

PESAN GEMBALA BULAN MEI

Hari ini kita merayakan Mother’s Day. Saudara yang memiliki ibu sampaikan Selamat Hari Ibu.

Tema untuk bulan ini adalah menerima berkat kekalan berdasarkan Perjanjian yang abadi.

Alkitab kita terdiri dari perjanjian Lama dan perjanjian baru. Perjanjian abadi yang pertama yang Allah berikan kepada umat manusia adalah kepada Nuh setelah banjir besar. dan ini adalah perjanjian yang kekal.

Janji yang pertama adalah kepada Nuh ketika Allah melihat kejahatan manusia. Tuhan memberikan banjir besar yang membinasakan semua makhluk hidup di bumi. Tuhan memilih Nuh. Saudara mungkin bertanya: “Tuhan macam apa yang menginginkan untuk menghancurkan ciptaan-Nya sendiri.” Ketika Tuhan menciptakan Adam dan Hawa, dia ingin menciptakan manusia dalam hubungan yang dekat dengannya. Dan karena ketidak taatan manusia. Pada waktu itu, hubungan itu rusak. Dan kemudian dari generasi ke generasi setelah Adam dan Hawa kejahatan manusia semakin berlipat ganda kecuali satu orang bernama Nuh yang bergaul karib dan menyenangkan Allah. Kejadian 6:9, “Nuh adalah seorang yang benar dan tidak bercela diantara orang-orang sezamannya dan Nuh itu hidup bergaul dengan Allah.”

Sebelum Tuhan melakukan sesuatu, Dia selalu memberitahukan kepada orang yang bergaul karib denganNya. Saya percaya itu adalah tanda kasih Tuhan. Dia tidak ingin menghancurkan Nuh dan keluarganya. karena dia mengasihi Nuh. Mengapa Dia mengasihi Nuh? Karena Nuh menyenangkan hati Tuhan. Karena dia orang yang adil. Ia sempurna dan hidup tidak bercela di generasinya. Karena Nuh bergaul karib dengan Tuhan, Nuh memiliki hubungan intim dengan Tuhan.

Saya percaya bahkan pada generasi ini. Tuhan mengenal pria dan wanita yang memiliki kualitas itu: yang berjalan bersamaNya dan hidup tidak bercela di hadapanNya. Dan padanya Tuhan akan memberitahukan rencanaNya. Inginkah saudara menjadi orang seperti itu?. jadi sebelum Tuhan melakukan sesuatu, Tuhan akan membagikannya dengan orang-orang yang hidup dekat dengannya. Sebelum Tuhan melakukan sesuatu, Tuhan akan memberi tahu hamba-Nya, nabi-Nya. Jadi kita hidup dalam tuntunanNya. Contoh bila saya punya teman yang baik sebelum saya melakukan sesuatu, saya akan memberitahukan kepada orang itu karena saya menghormati orang itu. Saya tidak memberitahukan rencana saya dengan seseorang yang tidak kenal. Demikian juga Tuhan. Dia adalah Tuhan yang setia, Dia tidak akan bertindak hanya karena kemarahan seperti banjir dan menghancurkan semua orang. Dia adalah Tuhan yang adil,
Jadi sebelum Tuhan mengizinkan sesuatu, dia akan memberi tahu kita.

Sama halnya dengan Abraham. sebelum Allah menghukum Sodom dan Gomora, Allah juga berbicara kepada Abraham. Hal yang sama di generasi ini sebelum akhir zaman, akan ada nabi dan guru sejati yang akan membimbing dan memimpin umat Tuhan karena Tuhan terus berbicara kepada orang-orang itu. Sekalipun banyak nabi palsu dan guru palsu akan muncul,

Nuh menerima perjanjian abadi dari Allah. Tuhan berjanji kepada Nuh melalui suatu tahapan seperti ini:
1. Panggilan dan pemisahan
2. Nuh taat melakukan perintah Tuhan
3. Tuhan lakukan apa yang Dia katakan
4. Nuh membangun mezbah memberikan korban syukur
5. Tuhan berkenan dan berjanji.

Allah memanggil Nuh dalam Kejadian pasal 6 dan ia di pisahkan untuk menaati perintah Tuhan untuk membangun bahtera. Bahtera ini sangat besar. Dan Nuh, harus memberi tahu semua orang di generasinya akan hujan selama 40 hari dan akan banjir. ia membangun bahtera ini di atas gunung. Tentu saja orang-orang di generasinya menganggap dia gila. Dan tidak ada yang mau mendengarkannya. Karena itu, hanya Nuh, istrinya, dan ketiga anaknya serta istri-istri mereka yang selamat. dan mereka masuk ke bahtera dan diselamatkan sementara yang di luar bahtera mati. Semua makhluk hidup binasa: Tanaman, pohon, binatang semua manusia, kecuali
Nuh dan keluarganya.

Ketika banjir berhenti mereka keluar dari bahtera. Hal pertama yang dilakukan Nuh adalah membangun mezbah dan mempersembahkan korban syukur kepada Tuhan. Jadi ketika Nuh meresponi panggilan, terjadi pemisahan ketika Tuhan menugaskan seseorang untuk melakukan sesuatu terjadi proses pemurnian. Saat apa yang Tuhan lakukan sudah selesai dan kita bersyukur maka Allah pasti memenuhi janji-Nya.

Perjanjian antara manusia biasanya ada jangka waktu dan disebut juga kontrak. Perjanjian antara Tuhan dengan manusia bersifat kekal, berlaku dari generasi ke generasi.
Nuh melakukan sesuai dengan semua yang diperintahkan Tuhan kepadanya, meskipun ia harus melalui penganiayaan selama generasinya. Mungkin dia kehilangan semua teman-temannya karena semua orang berpikir itu gila, tetapi dia terus menuruti Tuhan, dan dia menyelesaikan bahtera.

Tuhan berjanji, tidak akan melakukan ini lagi. Tidak akan ada banjir untuk menghancurkan bumi, dan memeteraikan dengan tanda di langit berupa suatu pelangi. Kejadian 8:22 Ini adalah perjanjian abadi, Sementara bumi tetap ada, Waktu menabur dan panen, Dingin dan panas, Musim dingin dan musim panas, Dan siang dan malam tidak akan berhenti. menabur dan menuai akan berlanjut bahkan sampai hari ini. Ini adalah perjanjian abadi Allah dengan ciptaanNya, dengan semua makhluk hidup di bumi ini.

Perjanjian abadi Allah yang kedua dibuat dengan Abram. Kejadian 12:1-3. Abram dipanggil dan dipisahkan untuk melalui suatu proses pemurnian. Abram taat dan Tuhan berjanji (Kejadian 15). Pada saat Abram taat Namanya di ganti menjadi Abraham dan Tuhan memeteraikan janjiNya yang abadi dengan darah. Sehingga dari generasi ke generasi turun temurun bangsa Israel melakukan hukum sunat (Kejadian 17) sebagai keturunan Abraham.

Dalam Perjanjian Baru setiap orang yang percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat menjadi keturunan Abraham yang berhak menerima janji Tuhan. Roma 4:16-17, “Karena itulah kebenaran berdasarkan iman supaya merupakan kasih karunia , sehingga janji itu berlaku bagi semua keturunan Abraham, bukan hanya bagi mereka yang hidup dari hukum Taurat, tetapi juga bagi mereka yang hidup dari iman Abraham. Sebab Abraham adalah bapa kita semua, seperti ada tertulis: “Engkau telah Kutetapkan menjadi bapa banyak bangsa ” –di hadapan Allah yang kepada-Nya ia percaya, yaitu Allah yang menghidupkan orang mati dan yang menjadikan dengan firman-Nya apa yang tidak ada menjadi ada.”

Dan Perjanjian Baru dimeteraikan dengan darah Yesus yang mati di kayu salib. Oleh iman kita berasal dari benih Abraham. Sekalipun kita tidak tahu dari suku mana kita berasal, tetapi karena iman kepada Tuhan Yesus Kristus kita berhak menerima perjanjian kekal ini. Terima kasih Tuhan. Ini bukan kontrak jangka pendek. Ini adalah perjanjian abadi antara Allah dan umat-Nya. Jadi terimalah berkat kekekalan berdasarkan perjanjian yang abadi bagi semua orang yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus.

Berkat Tuhan tercurah melalui ketaatan kita pada perintah-Nya. Ulangan 28 menuliskan orang yang taat mendatangkan berkat. Orang yang tidak taat mendatangkan kutuk atas hidupnya.
Mungkin orang yang baru mengikut Yesus, berkata, “oh, saya tidak suka menjadi orang Kristen karena Kekristenan mengajar ketaatan. Saya ingin melakukan apa yang saya mau, hidup sesukanya. Jika Tuhan benar-benar mencintai saya maka Tuhan akan melakukan apa yang saya inginkan. ”

Tahukah saudara bahwa manusia tidak mengetahui jalan hidupnya? Dan manusia tidak ada yang tahu bagaimana harus hidup terlepas dari penciptaNya. Yang dilakukannya adalah kebodohan, kejahatan dan hari-harinya dilalui dengan amarah, gundah gulana dan kepahitan. Namun saat kita percaya dan mentaati perintahNya, hidup kita senantiasa di perkaya dan di berkati berlimpah-limpah.

Yesus adalah kebenaran. jika kadang kita berpikir kita tahu sesuatu, tetapi apa yang kita tahu sebenarnya tidak ada dalam kekekalan, semuanya sia-sia. Apa yang kita pahami dan apa yang kita ketahui tidak ada artinya. Mungkin saat kita menerima banyak informasi, kita menyukainya. Namun informasi tidak ada artinya bila tidak ada hikmat dan pengetahuan. Sebagai contoh, pelajar menerima banyak pengetahuan di sekolah, tetapi dalam pengetahuan yang mereka peroleh, bukan berarti semua pengetahuan itu mengandung hikmat bagi kehidupannya kelak.

Seandainya kita menerima suatu hikmat dari suatu filosofi, bila berasal dari manusia maka tidak berguna untuk hidup karena tidak ada hidup dan kuasa didalamnya. Namun Alkitab mengandung hikmat dari atas yang memberi kehidupan dan kekuatan. Yesus adalah hidup. Yesus adalah kebenaran. Jadi firman Tuhan ketika Dia berbicara, Ibrani 4:12, “Firman Tuhan itu hidup dan penuh kuasa. Dan ketika saya berdoa untuk yang sakit, yang sakit sembuh. karena percaya firman Tuhan itu hidup dan penuh kuasa. Jadi sebelum saya berdoa untuk orang sakit, saya selalu membaca firman Tuhan. Ketika ada tubuh yang sakit atau orang yang sekarat saya menyampaikan firman Tuhan kepada orang itu, Firman Tuhan itu seperti pil, seperti obat yang membangkitkan tubuh dan mereka disembuhkan. Markus 16:18, dan “tanda-tanda ini akan mengikuti setiap orang yang percaya, yaitu menumpangkan tangan atas orang sakit, maka orang itu akan sembuh.”

Mari kita lihat dalam kitab Korintus. Ketika Paulus berkhotbah dan ada beberapa orang yang membantahnya. “Kamu pikir kamu siapa?” kenapa kita harus percaya dengan apa yang kamu katakan? dengan kerendahan hati Paulus berkata, Korintus 2: 4-5 kami berkata-kata bukan dengan kata-kata hikmat manusia yang meyakinkan, tetapi dalam demonstrasi kuat kuasa Tuhan, bahwa iman tidak berdasar pada hikmat manusia, tetapi pada kekuatan kuasa Allah.

Firman Tuhan itu hidup dan kuat. Percaya pada Firman Tuhan, bahwa Yesus menegakkan perjanjian kekal dan memeteraikan dengan darah-Nya di kayu salib. Dia juga menjanjikan Dia akan datang kembali dan Roh Kudus sebagai saksi kita. Dia pasti akan melakukannya.

Di Perjanjian Lama, nubuatan mengatakan bahwa akan datang seorang Mesias harus dilahirkan dari seorang perawan dan itu terjadi dan nubuatan dalam kitab Yesaya juga mengatakan bahwa Dia akan disalibkan, dan itu juga terjadi. Kemudian dalam kitab Yoel, bahwa pada hari terakhir Dia akan mencurahkan Roh Kudus-Nya, dan itu juga sedang terjadi. Semua kuasa di surga dan di bumi diberikan kepada-Ku, dan Yesus memberikannya kepada gerejaNya, orang-orang percaya. Untuk apa? Untuk pergi ke semua bangsa untuk memberitakan Injil, membaptis mereka dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus dan Dia berjanji menyertai kita sampai pada akhir jaman. (Matius 28:18-20).

Ringkasan Kotbah Ibu Juliana May 10, 2020

image source:https://www.alittleperspective.com/genesis-69-917-god-preserves-the-righteous-but-destroys-the-wicked/

PEKA MENDENGAR SUARA TUHAN

PEKA MENDENGAR SUARA TUHAN

Pandemi COVID-19 pada hari-hari ini mendampaki krisis ekonomi secara global, termasuk di Indonesia. Kita harus banyak berdoa agar krisis ini tidak berlarut-larut sehingga menimbulkan krisis sosial.
Pada tanggal 17 April 2020, SMRC (Saiful Mujani Research and Consulting di Indonesia) memberi hasil survey:
• 67% warga mengatakan kondisi ekonominya semakin memburuk sejak pandemi COVID-19.
• 24% warga mengatakan kondisi ekonominya tidak mengalami perubahan
• Hanya 5 % mengatakan kondisi ekonominya lebih baik.
• 77% warga menganggap COVID-19 mengancam pemasukan atau penghasilan mereka.
• 25% warga (atau 50 juta warga dewasa) sudah tidak bisa memenuhi kebutuhan pokok tanpa pinjaman.
• 15% warga mengatakan bahwa tabungan mereka hanya cukup untuk beberapa minggu.
• 15% lainnya mengatakan bahwa tabungan yang dimiliki hanya cukup untuk 1 minggu.
Dari hasil survei tersebut, kita bisa melihat, bahwa secara umum kondisi ekonomi rakyat Indonesia sedang dalam keadaan yang tidak baik. Kita harus banyak berdoa tentang hal ini.
Setelah Tuhan Yesus bangkit, dan sebelum kenaikan-Nya ke sorga, Tuhan Yesus mengunjungi murid-murid-Nya yang sedang mencari ikan di danau Galilea.
Tujuh murid Tuhan Yesus; termasuk Petrus, Yohanes dan Yakobus sedang berkumpul dalam keadaan tergoncang akibat kematian Tuhan Yesus. Mereka dalam keadaan ketakutan. Secara ekonomi mereka juga tergoncang karena biasanya mereka selalu bersama-sama Tuhan Yesus. Lalu mereka memutuskan untuk kembali ke Galilea dan mencari ikan untuk kehidupan mereka. Tetapi semalam-malaman mereka mencari ikan dan tidak mendapatkan seekor ikan pun. Mereka frustasi. Tiba-tiba dari darat ada suara yang berkata, “Hai anak-anak, adakah engkau mempunyai lauk pauk?” Dengan kesal mereka menjawab, “Tidak ada.” Mereka semua tidak tahu kalau yang bertanya itu adalah Tuhan Yesus. Tuhan Yesus melanjutkan dengan berkata, “Kalau begitu tebarkan jalamu di sebelah kanan perahu, maka engkau akan mendapat ikan.”
Perintah ini sebenarnya tidak masuk akal karena:
• Hari sudah siang
Mencari ikan di danau Galilea harusnya pada malam hari.
• Perahu sudah dekat di tepi danau
Jarak perahu mereka dari pantai hanya sekitar 200 hasta (sekitar 90 meter). Jadi tempat itu adalah tempat yang relatif dangkal. Padahal biasanya ikan ada di tempat yang relatif dalam.
Tetapi mereka taat kepada suara itu, meskipun mereka tidak tahu bahwa itu adalah suara Tuhan Yesus. Setelah mereka melemparkan jala di sebelah kanan perahu, apa yang terjadi? Mereka memperoleh 153 ekor ikan besar-besar. Baru setelah itu mereka sadar, bahwa yang menyuruh mereka adalah Tuhan Yesus.
Pertanyaannya: Mengapa mereka tetap taat, meskipun mereka tidak tahu bahwa itu Tuhan Yesus? Jawabannya adalah karena mereka hidup intim dengan Tuhan Yesus. Pada masa kesesakan, biasanya tidak mudah untuk mendengarkan suara Tuhan. Tetapi orang yang hidupnya intim dengan Tuhan, tetap bisa mengenali suara Tuhan. Suara ini adalah suara yang sering dia dengar…yang memberi tuntunan… memberi tahu apa yang harus dilakukan.
Pada saat kita memasuki krisis ekonomi sebagai dampak dari pandemi COVID-19, kita perlu peka mendengar suara Tuhan. Ada 3 macam (sumber) suara:
• Suara Tuhan.
• Suara hati kita.
• Suara iblis.
Bagaimana kita bisa mengenali suara Tuhan? kalau kita: hidup kita intim dengan Tuhan; hati kita melekat kepada Tuhan; dipenuhi dengan Roh Kudus, dan Firman Tuhan tinggal di dalam kita, Maka kita akan bisa mengenali suara Tuhan. Sesungguhnya Tuhan bisa berbicara kepada kita melalui bermacam-macam cara:
• secara audible
• melalui firman Tuhan
• melalui nubuatan
• melalui mimpi/ penglihatan
• melalui peristiwa-peritiwa yang terjadi; baik secara umum maupun yang ada di sekeliling kita
Tuhan Yesus sangat menekankan agar kehidupan orang percaya dipimpin oleh Roh Kudus. Ini merupakan kunci kemenangan dalam kehidupan orang percaya.
Sebelum Tuhan Yesus naik ke sorga, Dia memberikan pesan terakhir kepada murid-murid-Nya:
“Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.” Kisah Para Rasul 1:8
Setelah Roh Kudus dicurahkan, mereka dipenuhi Roh Kudus dan mulailah kehidupan mereka dipimpin oleh Roh Kudus. Roh kudus memberikan kepada mereka:
• perkataan untuk diucapkan, dan
• kemampuan untuk melakukan Firmannya.
Roh Kudus bukan hanya memimpin kehidupan pribadi orang percaya, tetapi juga memimpin Gereja-Nya. Dalam kehidupan bergereja, Dia menuntun melalui pemimpin rohani, seorang gembala jemaat. Kepada para pemimpin jemaat, Roh Kudus menuntun untuk melakukan pekerjaan pelayanan dan melakukan Amanat Agung Tuhan Yesus, sehingga gembala jemaat /pemimpin rohani akan berkata:
“Tuhan berbicara kepada saya…. Tuhan memerintahkan kepada saya…. “
Hal yang seperti inilah yang terus kita lakukan selama ini. Setiap bulan Tuhan memberikan tuntunan-Nya. Kebanyakan tuntunan yang Tuhan berikan, pada mulanya tidak saya mengerti, tetapi saya percaya! Karena saya percaya, saya perkatakan tuntunan itu. Saya melakukan seperti apa yang rasul Paulus lakukan:
“Karena aku percaya maka aku berkata-kata.” 2 Korintus 4:13
Kebanyakan tuntunan Tuhan sepertinya tidak masuk akal, tidak bisa dimengerti, seperti perintah Tuhan Yesus kepada murid-murid-Nya untuk mendapatkan ikan. Tetapi ini yang saya lakukan; meskipun tidak masuk akal, meskipun tidak mengerti, saya tetap melakukannya. Begitu saya melakukannya, pengertian itu dibukakan.
TAHUN DIMENSI YANG BARU
Tema yang Tuhan berikan untuk tahun 2020 adalah Tahun Dimensi Yang Baru.
Pada awal tahun, dengan tuntunan Tuhan ini saya berkata bahwa tahun ini untuk mencari nafkah tidak bisa dengan cara yang seperti biasanya tetapi harus dengan cara Tuhan. Tuhan banyak memberikan ayat-ayat untuk menuntun kita mengenai hal itu.
Di dalam Alkitab ada 2 hal yang harus kita lakukan supaya kita diberkati secara materi.
• Yang pertama memberi.
• Yang kedua menabur.
Di dalam Lukas 6:38 dikatakan,
“Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan,
yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu.
Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.”
Amsal 11:25 berkata, “Siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan…”
Dan Amsal 19:17 berkata, “Siapa menaruh belas kasihan kepada orang yang lemah,
memiutangi Tuhan yang akan membalas perbuatannya itu.”
Banyak yang mempunyai pengertian bahwa ayat-ayat tersebut hanya diperuntukkan bagi orang yang kelebihan uang, bukan untuk orang yang berkekurangan. Tetapi saya mau katakan bahwa ayat-ayat ini bukan hanya untuk orang yang kelebihan uang, tetapi juga orang yang kekurangan uang. Pada waktu Tuhan Yesus melihat janda miskin yang mempersembahkan 2 peser ke dalam peti persembahan, Dia berkata,
”Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak dari pada semua orang yang memasukkan uang ke dalam peti persembahan.
Sebab mereka semua memberi dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, semua yang ada padanya, yaitu seluruh nafkahnya.”
Markus 12:43-44
Saya percaya bahwa Tuhan Yesus akan memberkati janda miskin ini berlimpah…. limpah.… limpah… Amin! Pada waktu Tuhan menyuruh Elia datang kepada janda Sarfat untuk menghidupi Elia pada masa kekeringan, janda Sarfat ini hanya memiliki tepung dan minyak untuk membuat roti yang terakhir baginya dan anaknya.
Tetapi justru Elia berkata – dan ini saya percaya dari Tuhan – bahwa jika janda Sarfat memberikan sebagian roti itu kepadanya maka minyak dan tepung tidak akan berkurang sampai berakhirnya masa kekeringan.
Saya percaya tidak mudah bagi janda Sarfat untuk melakukan itu. Tetapi yang jelas janda Sarfat ini percaya kepada apa yang dikatakan oleh Elia. Dan ketika dia bertindak. terjadilah seperti yang dikatakan oleh Elia; tepung dan minyak janda itu tidak berkurang sampai masa kekeringan itu selesai.
KESAKSIAN PAK NIKO
Saya menjadi seorang hamba Tuhan karena dipaksa oleh Tuhan. Sudah berkali-kali saya mendapatkan panggilan itu, tetapi saya menolaknya karena mikir. Supaya saya mau menjadi hamba Tuhan sepenuh waktu, Tuhan mengijinkan saya menjadi bangkrut dan ditambahi hutang. Saya juga pernah mengalami kondisi di mana saya bingung; tidak tahu besok mau makan apa. Mungkin hal seperti ini banyak dialami oleh orang-orang dalam krisis ekonomi saat ini.
Lalu saya diijinkan Tuhan untuk mulai bisa menabung. Pada suatu hari, Pak Rahim (seorang pendoa syafaat yang sekarang sudah bersama Bapa di sorga) datang ke rumah saya.
Ketika saya sedang berbincang-bincang dengan Pak Rahim, istri saya (Ibu Hermien) memanggil saya untuk masuk menemuinya. Saya masuk dan dengan gemetar Ibu Hermien berkata bahwa dia mendapatkan penglihatan ini untuk pertama kali dalam hidupnya.
Dia melihat sebuah angka ‘30.000’ di pintu lemari. Tuhan berkata kepada Ibu Hermin, bahwa dia disuruh untuk memberikan uang sebesar Rp. 30.000.- kepada Pak Rahim. Saya berkata, “Kalau Tuhan yang suruh, ya berikan saja…” Ibu Hermien menjawab, “Berikan, berikan gimana… itu seluruh uang yang ada pada kita, yang kita punya..”
Saya sempat tertegun. Kemudian kami berdua menangis di hadapan Tuhan. Dan kami berkata, “Kami taat Tuhan, kami akan berikan uang ini kepada Pak Rahim.”
Ketika uang itu saya berikan kepada Pak Rahim, langsung dia buka amplopnya dan menghitung isinya. Ketika dia tahu bahwa jumlahnya Rp.30.000,-; langsung dia menangis dengan keras. Ternyata sudah beberapa malam dia sujud kepada Tuhan di pelataran rumahnya, meminta uang kepada Tuhan sebesar Rp. 30.000.- untuk membiayai 6 pendeta dari desa yang sedang menginap di rumahnya. Pada waktu itu saya sempat bertanya kepada Tuhan, “Tuhan, koq mintanya kepada saya; yang uangnya pas-pasan dan kadang-kadang masih kekurangan. Kenapa tidak minta kepada yang kaya?”. Tuhan hanya mengingatkan saya tentang kisah janda Sarfat tadi. Saya percaya, saya ada sebagaimana saya ada saat ini, salah satunya adalah karena saya taat saja melakukan itu.
BERSATU MEMERANGI COVID-19
Hari-hari ini kita harus bersatu melawan COVID-19, dan menabur untuk saudara-saudara kita yang terkena dampaknya. Saudara-saudara yang sekarang mengalami dampak yang buruk dalam ekonomi akibat pandemi COVID-19 ini, saya mau katakan kepada Saudara seperti yang tertulis dalam Amsal 10:22, “Berkat Tuhanlah yang menjadikan kaya, susah payah tidak akan menambahinya.”
Kalau Saudara hidup sesuai dengan firman Tuhan, maka Saudara pasti akan diberkati oleh Tuhan berlimpah…. limpah…. limpah! Tuhan Yesus berkata,
”Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai?
Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah.
Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu bawa kamu memerlukan semuanya itu.
Tetapi carilah dahulu kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.”
Matius 6:31-34
Seperti yang Tuhan katakan kepada saya untuk menghardik COVID-19 dengan segala dampaknya, saya mengajak Saudara untuk bersama-sama menghardik COVID-19 dan krisis ekonomi: “Dalam nama Tuhan Yesus
COVID-19, krisis ekonomi; diam, tenanglah!”
Kita sedang berada dalam peperangan rohani yang dahsyat melawan iblis. Dengan melakukan itu kita sedang mendeklarasikan kemenangan kita. Puji Tuhan, sejak tanggal 16 April 2020, angka kesembuhan pasien COVID-19 mulai melebihi angka kematian. Semakin hari perbedaan angka kesembuhan dengan angka kematian semakin besar. Ini merupakan penghiburan dan pengharapan bagi kita semua. Tuhan Yesus baik!

Saya mengajak Saudara untuk masuk dalam Puasa sampai hari Pentakosta 31 Mei 2020. Dengan iman kita menatap ke depan dengan berkata selaras dengan Roma 8:28,
“Aku tahu sekarang bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu; baik enak maupun tidak enak, untuk mendatangkan kebaikan bagi aku yang mengasihi Dia. Aku percaya melalui semua peristiwa ini, aku akan makin serupa dengan gambar Yesus, yang berarti aku menjadi murid Tuhan Yesus”
Ingat, goal kita sebagai orang Kristen adalah untuk menjadi serupa dengan gambar Yesus, yang artinya menjadi murid Tuhan Yesus. Tugas yang Tuhan berikan kepada kita adalah untuk melakukan Amanat Agung Tuhan Yesus, yaitu pergi memberitakan Injil dan menjadikan semua bangsa itu murid Tuhan Yesus.
Pentakosta Ketiga yang merupakan pencurahan Roh Kudus yang luar biasa di jaman now, akan memberikan kepada kita kuasa… kuasa… kuasa… untuk menyelesaikan Amanat Agung Tuhan Yesus. Amin.

image source:https://bibleversestogo.com/products/romans-8-28-all-things-work-together-for-good

BANGKIT, JADILAH PEMENANG!

BANGKIT, JADILAH PEMENANG!

Alkitab berkata Yesus mati karena dosa-dosa kita. Dia dikuburkan, tetapi pada hari yang ketiga Dia dibangkitkan. Baru saja kita merayakan Paskah, yang artinya kita merayakan kebangkitan Tuhan Yesus. Kita merayakan kemenangan Tuhan Yesus atas maut. Tuhan Yesus adalah pemenang. 1 Yohanes 2:6 berkata,
“Barangsiapa mengatakan bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup.”

Tuhan Yesus menghendaki agar kita menjadi pemenang. Menang terhadap dosa, menang terhadap iblis, menang terhadap daya tarik dunia, menang terhadap sifat kedagingan kita, supaya kita masuk sorga.
Karena Tuhan Yesus bangkit, maka kuasa kebangkitan-Nya akan memampukan kita menjadi pemenang.
Di dalam Wahyu pasal 2 dan 3, Tuhan Yesus memberikan pesan kepada tujuh sidang jemaat.
• Tujuh sidang jemaat ini menggambarkan Gereja sepanjang masa, termasuk Gereja pada jaman now. Jadi ini merupakan pesan Tuhan Yesus kepada kita semua.
• Pesan Tuhan Yesus itu selalu diakhiri dengan perkataan: “Barangsiapa bertelinga, hendaklah mendengarkan apa yang dikatakan oleh Roh kepada jemaat-jemaat.“
• Barangsiapa menang, Tuhan Yesus akan memberikan upah. Upahnya adalah masuk sorga. Jadi hanya para pemenang yang masuk sorga.
Jadi kunci untuk menjadi pemenang adalah mendengarkan dan menuruti firman Tuhan.

Hari-hari ini kita sedang berperang melawan COVID-19. Pemerintah mengingatkan agar kita ‘Bersatu Melawan COVID-19’ Yang harus kita mengerti adalah serangan COVID-19 ini merupakan serangan iblis.
Seperti yang Tuhan Yesus katakan, bahwa pencuri, yaitu iblis; datang hanya untuk mencuri, membunuh dan membinasakan. Karena itu ciri serangan dari COVID-19 ini adalah menimbulkan ketakutan, kekuatiran, dan kepanikan yang luar biasa. (Yohanes 10:10)
Ternyata sekarang banyak orang yang ketakutan kepada hal-hal lain yang tidak jelas, lebih dari pada takutnya akan COVID-19 itu sendiri.
Kalau hal ini berlarut-larut, maka orang yang meninggal karena ketakutan akan lebih banyak daripada karena COVID-19. Dan memang hal ini yang dikehendaki oleh iblis.

MENANG ATAS COVID-19
Tuhan akan menuntun kita agar kita menjadi pemenang dalam peperangan melawan Covid-19. Ada beberapa hal yang harus kita lakukan agar kita bisa keluar sebagai pemenang:

1. Bertobat Dan Tinggal Tenang
Yaitu dengan melakukan seperti yang terdapat dalam Yesaya 30:15,
“Dengan bertobat dan tinggal diam kamu akan diselamatkan, dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu.”

Jadi untuk menang melawan COVID-19, kita harus bertobat. Kita harus mengoreksi diri, dan jika di masa lalu kita melakukan hal-hal yang tidak berkenan kepada Tuhan, kita harus minta ampun kepada Tuhan dan berjanji untuk tidak akan melakukan hal-hal itu lagi. Selanjutnya kita juga harus tinggal tenang, dan percaya bahwa Tuhan Yesus mampu dan mau menolong kita.

2. Merendahkan Diri
Kita harus melakukan sesuai dengan apa yang tertulis dalam 2 Tawarikh 7:13-14;
• Saat ‘Tuhan menutup langit sehingga tidak ada hujan dan menyuruh belalang memakan habis hasil bumi’ di sini berarti krisis ekonomi.
• Saa ‘Tuhan melepaskan penyakit sampar di antara umat Tuhan’ di sini berarti pandemi COVID-19, Tuhan meminta kita merendahkan diri, berdoa, mencari wajah-Nya, dan berbalik dari jalan-jalan yang jahat. Kalau itu kita lakukan hal itu, Tuhan berjanji akan mendengar doa-doa kita dan akan mengampuni dosa kita, serta memulihkan negeri kita. Kita menjadi pemenang melawan COVID-19.

3. Menghardik COVID-19
Tuhan berkata kepada saya bahwa untuk melawan balik serangan COVID-19 yang membuat banyak orang mengalami ketakutan, kekuatiran dan kepanikan, kita harus menghardik COVID-19 seperti Tuhan ketika Yesus menghardik badai yang dahsyat, dengan berkata: “Diam, tenanglah!”
Kalau Tuhan berkata kepada saya untuk melakukan itu, maka ini berarti bukan hanya untuk saya saja tetapi kita semua; Saudara dan saya.
Karena itu saya akan mengajak Saudara sekarang untuk bersama-sama menghardik COVID-19 dengan berkata, “Dalam nama Tuhan Yesus: Diam, tenanglah!”

Dalam Yohanes 14:12 Tuhan Yesus berkata, “Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu. Sebab Aku pergi kepada Bapa.”

Kalau berbicara tentang ‘penyakit’, itu bukan penyakit secara fisik saja tetapi:
• juga secara mental atau kejiwaan; seperti ketakutan, kebingungan, tidak tahu apa yang harus diperbuat, depresi,
• juga penyakit yang menyerang hubungan suami istri, hubungan orangtua dan anak, hubungan antar keluarga,
• juga penyakit yang menyerang ekonomi
Markus 16:15-18; mujizat dan kesembuhan adalah tanda-tanda yang menyertai orang yang memberitakan Injil. Jadi kesembuhan yang terjadi itu merupakan bukti yang menyertai pemberitaan Injil.

4. Membangun Mezbah
Pada jaman Raja Daud, Tuhan pernah menghukum orang Israel dengan penyakit sampar. Ada 70.000 orang yang mati. Tulah sampar ini berhenti setelah Daud melakukan 2 hal:
 Bertobat
Daud bertobat, dan minta ampun sungguh-sungguh kepada Tuhan.
 Membuat mezbah dengan membayar harganya
Daud membuat mezbah di tanah Arauna, orang Yebus itu, Arauna berkata kepada Daud bahwa dia yang akan menanggung semua biaya pembuatan mezbah dan untuk korban bakaran. Tetapi Daud menolak dan dia berkata bahwa dia akan membuat mezbah dengan cara membayar harganya.
Saya percaya COVID-19 akan dikalahkan kalau gereja-gereja Tuhan membuat mezbah doa, pujian dan penyembahan, serta ‘membayar harga’, yaitu hidup dalam kesatuan hati, unity. Jadi:
• Gereja jangan saling menyerang.
• Gereja jangan saling menyalahkan.
• Gereja jangan saling menjelekkan.
• Gereja jangan saling menghakimi.
Marilah kita melakukan seperti yang pemerintah anjurkan yaitu:
‘Bersatu Melawan COVID-19’

5. Doa, Pujian Dan Penyembahan
Suatu kali Paulus dan Silas dijebloskan ke dalam penjara, karena menyembuhkan seorang anak perempuan yang mempunyai roh tenung.
Paulus dan Silas dicambuk. Tangannya dibelenggu, kakinya dipasung dan ditempatkan dalam penjara bagian tengah dengan penjagaan yang ketat.
Pada waktu tengah malam, mereka menyanyikan puji-pujian kepada Tuhan dengan suara keras, sehingga orang-orang hukuman lain mendengarkan mereka.
Tiba-tiba terjadi gempa bumi yang hebat, sendi-sendi penjara goyah, dan seketika itu juga terbukalah semua pintu dan terlepaslah belenggu mereka semua. Paulus dan Silas bebas.
Mungkin ada di antara Saudara yang terbelenggu, terpasung oleh ketakutan, kekuatiran, kepanikan karena pandemi COVID-19. Saudara harus banyak memuji dan menyembah Tuhan, seperti yang dilakukan oleh Paulus dan Silas.
Paulus dan Silas melakukan apa yang disebut korban pujian atau korban ucapan syukur.
Sesuai dengan yang tertulis di dalam 1 Tesalonika 5:18, kita harus mengucap syukur di dalam segala hal; yang berarti, baik ketika sedang dalam keadaan enak maupun tidak enak, karena itulah yang dikehendaki Allah dalam Kristus Yesus bagi kita.
Untuk melakukan korban pujian atau korban ucapan syukur ini, itu tidak mudah. Kita perlu belajar dari Daud seperti yang tertulis di dalam Mazmur 103:1, “Pujilah Tuhan, hai jiwaku! Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batinku!”

Itu artinya kita memerintahkan jiwa kita untuk memuji Tuhan. Terus perintahkan meskipun itu terasa berat; sampai kita bisa memuji Tuhan, dan Saudara akan menang melawan COVID-19. Saudara juga bisa menyanyikan lagu: ‘Hati yang gembira adalah obat yang manjur’ Ada banyak ayat dalam Alkitab yang mengatakan bahwa kita harus bersukacita. Paulus dalam 1 Tesalonika 5:16 berkata, “Bersukacitalah senantiasa.”
Hati yang bersukacita adalah obat yang manjur untuk melawan COVID-19.

6. Menabur
Pada waktu dalam masa kelaparan Tuhan berkata kepada Ishak, “Jangan pergi ke Mesir, diamlah di negeri yang kutunjukkan kepadamu.” Kejadian 26:2

Dan Ishak tinggal di Gerar. Mesir berbicara tentang cara-cara lama. Di dalam menghadapi kelaparan Tuhan berkata kepada Ishak untuk tidak memakai cara-cara lama, tetapi harus pakai caranya Tuhan. Pada tahun itu juga; yang berarti pada masa kelaparan; Ishak menabur. Ini suatu tindakan yang tidak mudah untuk dilakukan, karena benih yang ditabur adalah persediaan untuk mereka makan. Tetapi Ishak menjadikannya sebagai benih untuk ditabur.
Karena Ishak melakukan apa yang Tuhan kehendaki, maka Tuhan memberkati Ishak sehingga pada tahun itu juga Ishak mendapatkan hasil 100 kali lipat. Ishak menjadi kaya, bahkan kian lama kian kaya, sehingga ia menjadi sangat kaya.
Hari-hari ini kita berada dalam krisis ekonomi sebagai dampak dari pandemi COVID-19. Justru pada waktu krisis ekonomi ini, kita perlu bersama-sama bersatu, menabur untuk menjadi berkat bagi sesama, misalnya:
• mengadakan bakti sosial,
• menyediakan APD bagi tenaga medis

Seperti Tuhan memberkati Ishak, Saudara juga akan diberkati dalam krisis ekonomi ini. Berarti Saudara menang atas krisis ekonomi yang diakibatkan oleh COVID-19.

7. Stay@Home
Firman Tuhan dalam Yesaya 26:20 berkata,
“Mari bangsaku, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintumu sesudah engkau masuk, bersembunyilah barang sesaat lamanya, sampai amarah itu berlalu.”

Jadi ‘di rumah saja’ itu merupakan kunci kemenangan. Amsal 22:3 berkata, “Kalau orang bijak melihat malapetaka, bersembunyilah ia, tetapi orang yang tak berpengalaman berjalan terus, lalu kena celaka.” Biarlah kita menjadi orang yang bijaksana. Kita akan ‘di rumah saja’ sampai pandemi COVID-19 ini berlalu.

8. Berdoa
Kita berdoa agar nubuatan para nabi untuk COVID-19 ini digenapi.
• Tanggal 26 Januari 2020, Chuck Pierce kembali bernubuat bahwa ada wabah yang besar datang menyerbu untuk menguji kita; sampai Paskah.
• Banyak para nabi yang lain menafsirkan bahwa COVID-19 akan selesai pada waktu Paskah atau trendnya menurun mulai Paskah.
Mungkin tidak semua orang percaya terhadap nubuatan ini, tetapi kita tidak boleh menghakimi nubuatan yang disampaikan oleh nabi itu, sebab itu urusannya dengan Tuhan sendiri. Hampir semua kita menghendaki agar badai pandemi COVID-19 ini segera berakhir.
a. Denmark melonggarkan lockdown dan sebagian sekolah akan dibuka pada tanggal 15 April 2020. Penerbangan domestik di Vietnam akan mulai dioperasikan tanggal 16 April 2020.

9. Memperkatakan Mazmur 91
Paulus berkata, “Karena aku percaya maka aku berkata-kata.” 2 Korintus 4:13
Karena itu kita yang percaya akan janji Tuhan dalam Mazmur 91, kita akan memperkatakannya setiap hari. Janji Tuhan dalam Mazmur 91 ditujukan kepada orang-orang yang hatinya melekat kepada Tuhan. Terhadap orang yang hatinya melekat kepada Tuhan, Tuhan berkata,
“Jangan engkau takut terhadap kedahsyatan malam, terhadap panah yang terbang di waktu siang, tehadap penyakit sampar yang berjalan di dalam gelap, terhadap penyakit menular yang mengamuk di waktu petang. Walau seribu orang rebah di sisimu dan sepuluh ribu di sebelah kananmu tetapi itu tidak akan menimpamu.”
Amin!

Khotbah Bapak Pdt. DR. Ir. Niko Njotorahadjo Streaming, 19 April 2020

image source:https://www.bible.com/bible/111/1JN.2.6.NIV

WE ARE ENTERING A NEW SEASON OF GOD’S PRESENCE

WE ARE ENTERING A NEW SEASON OF GOD’S PRESENCE

Memasuki tahun 2020 ini, tahun Dimensi yang baru, kita semua tidak menyangka adanya angin topan badai Covid yang menerpa begitu cepat. Namun sejak akhir tahun lalu, tepatnya November 19, 2019, saya menerima suatu perintah Tuhan untuk membuka mulut dan Tuhan akan berbicara melalui mulut saya. Pada waktu itu saya mengetahui tentang panggilan dan urapan sebagai seorang nabi (yang sudah lama ada) akan Tuhan “release” sekarang. Dan di konfirmasi dengan memasuki tahun “Pey” ini yang berbicara tentang mulut.
Mengenal sifat Allah yang penuh kasih, saya menyadari ada sesuatu yang akan segera terjadi karena Tuhan tidak akan mengijinkan sesuatu terjadi sebelum memberitahu hamba/nabiNya. “Sungguh, Tuhan Allah tidak berbuat sesuatu tanpa menyatakan keputusan-Nya kepada hamba-hamba-Nya, para nabi” (Amos 3:7).
Dari awal tahun kita diingatkan untuk membangun hidup dengan fondasi yang benar seperti orang membangun rumah. Ada 2 tipe orang: orang bijak dan orang bodoh dilihat dari Dua macam dasar bangunannya.
Matius 7:24-27 “Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, i ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu. Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, sehingga rubuhlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya.”
Bulan Maret, kita terima: “We are entering the new season of God’s presence like never before.” Ada tiga hal penting yang harus kita tanggapi dengan sungguh-sungguh di dalam musim yang baru ini :
1. Waktu untuk waspada dan berjaga-jaga (Time to be vigilant). “Karena itu ingatlah, bagaimana engkau telah menerima dan mendengarnya; turutilah itu dan bertobatlah! Karena jikalau engkau tidak berjaga-jaga, Aku akan datang seperti pencuri dan engkau tidak tahu pada waktu manakah Aku tiba-tiba datang kepadamu.” (Wahyu 3:3).
– kita yang telah menerima Injil keselamatan diperintahkan Tuhan Yesus untuk menuruti firmanNya. Tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar. – minta pertolongan Roh Kudus untuk menyingkapkan segala dosa/hal yang tidak berkenan di hadapan Tuhan agar kita selalu hidup di dalam pertobatan. – selalu waspada dan berjaga-jaga. Jaga iman agar selalu murni tertuju kepada Kristus, jaga motivasi, jaga hati dengan segala kewaspadaan, jaga pikiran dan perkataan, jaga prioritas, jaga supaya hati tidak sarat oleh pesta pora dan kemabukan serta kepentingan-kepentingan duniawi (Lukas 21:34). Berjaga-jaga senantiasa sambil berdoa supaya kita beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang jahat.
Tuhan berjanji akan melindungi mereka yang taat dan tekun menantikan Dia.
“Karena engkau menuruti firman-Ku, untuk tekun menantikan Aku, maka Akupun akan melindungi engkau dari hari pencobaan yang akan datang atas seluruh dunia untuk mencobai mereka yang diam di bumi.” (Wahyu 3:10).
2. Waktu untuk mengalami ujian iman/pemurnian (Time of Purification).
“Aku datang segera. Peganglah apa yang ada padamu, supaya tidak seorangpun mengambil mahkotamu.” (Wahyu 3:11). Kita semua sedang mengalami ujian iman.
..”bahwa Akulah yang menguji batin dan hati orang, dan bahwa Aku akan membalaskan kepada kamu setiap orang menurut perbuatannya.” (Wahyu 2:23).
Bergembiralah akan hal itu, sekalipun sekarang ini kita harus berdukacita oleh berbagai-bagai pencobaan. Ujian terhadap iman kita akan menghasilkan ketekunan. Tetaplah bertekun dalam iman agar tidak seorangpun mengambil mahkota kehidupan kita.
3. Waktu untuk mengalami kemuliaan Tuhan dinyatakan atas hidup kita. (Time of Glorification)
“Ketika Ia mengambil gulungan kitab itu, tersungkurlah keempat makhluk dan kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Anak Domba itu, masing-masing memegang satu kecapi dan satu cawan emas, penuh dengan kemenyan: itulah doa orang-orang kudus. Dan mereka menyanyikan suatu nyanyian baru katanya: “Engkau layak menerima gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya; karena Engkau telah disembelih dan dengan darah-Mu Engkau telah membeli mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa. Dan Engkau telah membuat mereka menjadi suatu kerajaan, dan menjadi imam-imam bagi Allah kita, dan mereka akan memerintah sebagai raja di bumi.” (Wahyu 5:8-10).
– kecapi dan cawan emas penuh dengan kemenyan adalah doa orang-orang kudus. Hadirat Allah harus terus kita jaga melalui doa, pujian dan penyembahan yang naik ke tahta Allah siang dan malam sebab Dia layak untuk menerima kuasa, dan kekayaan, dan hikmat, dan kekuatan, dan hormat, dan kemuliaan, dan puji-pujian. Allah bertahta di atas pujian penyembahan umatNya. Hadirat Allah adalah segala-galanya bagi orang-orang kudus dan kemenangan kita sampai garis akhir hanya jika kita tetap di dalam hadiratNya.
“Tetapi apa yang ada padamu, peganglah itu sampai Aku datang. Dan barangsiapa menang dan melakukan pekerjaan-Ku sampai kesudahannya, kepadanya akan Kukaruniakan kuasa atas bangsa-bangsa” (Wahyu 2:25-26).
ALLAH TURUT BEKERJA DALAM SEGALA PERKARA UNTUK MENDATANGKAN KEBAIKAN BAGI SETIAP ORANG YANG MENGASIHI DIA
“Lihat, Aku hendak membuat sesuatu yang baru, yang sekarang sudah tumbuh, belumkah kamu mengetahuinya? Ya, Aku hendak membuat jalan di padang gurun dan sungai-sungai di padang belantara.” (Yesaya 43:19).
Tanpa pertolongan Tuhan, kita tidak akan peka untuk melihat sesuatu yang ilahi (yaitu sesuatu yang baru, luar biasa, supernatural serta mukjizat). Tuhan membawa kita untuk memiliki cara pandang yang benar dan cara hidup yang baru yang bergerak dalam dimensi roh. Semua yang Tuhan ijinkan terjadi saat ini sudah tertulis di Alkitab bahwa menjelang akhir jaman akan banyak guncangan, pencurahan Roh Kudus secara dahsyat serta terjadi penuaian jiwa-jiwa (Yoel 2:28-32).
Kalau mata dan hati kita tidak terarah kepada Tuhan, tidak mengindahkan pesanNya untuk membangun pondasi yang benar dan malah sibuk memenuhi pikiran kita dengan berita-berita dunia (apalagi hoax), tidak ada persekutuan dengan Roh Kudus dan persekutuan dengan orang percaya lainnya, maka iman kita akan mudah mejadi lemah. Akibatnya timbul khawatir, depresi, ketakutan, insecurity, pikiran-pikiran melenceng, dsb yang menyebabkan kita tidak dapat tenang dan berdoa. Si jahat akan dengan sangat mudah mengambil keuntungan dari guncangan yang terjadi jika kita tidak waspada. Cemas, ketakutan dan depresi akan menurunkan sistem kekebalan tubuh sehingga kita malah mudah terserang wabah dan penyakit.
Dalam tinggal tenang (dipenuhi damai sejahtera ALLAH) dan percaya di situlah letak kekuatan kita. Tuhan sudah mengingatkan : “Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu dan jangan bersandar kepada pengertianmu sendiri” (Amsal 3:5).
Justru di saat seperti ini, kita diperintahkanTuhan untuk bangkit dan menjadi terang bagi bangsa-bangsa (Yesaya 60) melalui doa, pujian penyembahan dan perkataan kita. Di tahun PEY ini pakai kesempatan untuk memperkatakan firman Tuhan sebagai senjata untuk membalikkan keadaan. Tinggalkan cara-cara lama (perkataan sia-sia, gossip, fitnah, dusta, suka menyebarkan berita yang belum tentu benar/hoax yang membuat kacau/bingung, kata-kata kotor, lelucon yang melukai orang lain, amarah, dsb).
Kalau kita memiliki pikiran Kristus dan semua sehati sepikir mau mengasihi Tuhan, pasti kita akan gunakan mulut kita untuk menggenapi firmanNya.
Tuhan membuat sesuatu yang supernatural/luar biasa, yang tidak pernah dilihat oleh mata, tidak pernah didengar oleh telinga serta tidak pernah timbul di dalam hati dan pikiran manusia (1 Kor. 2:9); membuat jalan raya di padang gurun yang memiliki kondisi sulit (seperti situasi saat ini), membuat air memancar dan sungai-sungai mengalir di padang belantara yang kering dan tandus untuk memberi minum umat pilihanNya. Tidak ada hal yang mustahil bagi Allah.
“Justru karena itu kamu harus dengan sungguh-sungguh berusaha untuk menambahkan kepada imanmu kebajikan, dan kepada kebajikan pengetahuan, dan kepada pengetahuan penguasaan diri, kepada penguasaan diri ketekunan, dan kepada ketekunan kesalehan, dan kepada kesalehan kasih akan saudara-saudara, dan kepada kasih akan saudara-saudara kasih akan semua orang.”
Janji Tuhan bagi kita yang mau membangun dan mengembangkan iman kita :
“Sebab apabila semuanya itu ada padamu dengan berlimpah-limpah, kamu akan dibuatnya menjadi giat dan berhasil dalam pengenalanmu akan Yesus Kristus, Tuhan kita.
Karena itu, saudara-saudaraku, berusahalah sungguh-sungguh, supaya panggilan dan pilihanmu makin teguh. Sebab jikalau kamu melakukannya, kamu tidak akan pernah tersandung.
Dengan demikian kepada kamu akan dikaruniakan hak penuh untuk memasuki Kerajaan kekal, yaitu Kerajaan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus.” (2 Petrus 1: 5-11).
Mari membangun hidup di atas dasar yang benar di dalam ketekunan. Dan mendoakan Gereja BIC dan cabang-cabangya agar peka dan taat akan tuntunan Roh Kudus; mendoakan para pemimpin kota dan bangsa diberi hikmat ilahi dalam membuat keputusan demi keadilan sosial dan keamanan rakyat terutama hal-hal yang berhubungan dengan penanganan pandemic Covid serta seluruh dampaknya. Doakan juga agar guncangan yang terjadi membawa pertobatan dan lawatan Tuhan atas bangsa-bangsa.
“Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.” (Filipi 4:6-7).

image source: https://iliveforjesus.in/tag/amos-37/

KEAGUNGAN JUMAT AGUNG

KEAGUNGAN JUMAT AGUNG

“Dan hampir segala sesuatu disucikan menurut hukum Taurat dengan darah,
dan tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan.”
Ibrani 9:22
Jumat Agung merupakan salah satu hari raya utama umat Kristiani. Jumat Agung memiliki posisi yang istimewa. Walau perayaan ini hanya terpisah 3 hari sebelum hari raya Paskah, Jumat Agung bukanlah sekedar pendahuluan atau pengantar menuju Paskah, melainkan memiliki nilai yang agung dan mulia. Sesungguhnya, dapat dikatakan bahwa Jumat Agunglah inti dari Paskah. Tanpa penderitaan dan kematian Tuhan Yesus di kayu salib, tidak akan pernah ada kebangkitan dan kemenangan di kubur itu. Tanpa kematian di hari Jumat yang Agung itu, tidak mungkin ada kebangkitan yang mulia berkemenangan di hari Paskah.
KEMATIAN YANG MENGHIDUPKAN
Sejak manusia jatuh dalam dosa, dan kehilangan kemuliaan Tuhan. Keabadian meninggalkan manusia. ‘Imago Dei’, gambar Allah yang awalnya diberikan pada manusia telah meninggalkan manusia, si penerima mandat atas bumi ini. Manusia menjadi fana dan di mata kekekalan, manusia yang usia nya terbatas ini dibatasi dengan kematian.
Bukan hanya usia, kemampuan-kemampuan yang dimilikinya menjadi cacat. Manusia seharusnya secara supranatural mampu membangun hubungan karib dan melekat dengan Allah, mampu melaksanakan perintah pencipta-Nya, termasuk juga seharusnya mampu mengelola bumi ini. Kemampuan-kemampuan itu telah mengalami degradasi, hingga hanya dapat mengandalkan kekuatan dirinya sendiri. Hanya beberapa pribadi yang masih dapat memelihara hubungan dengan Tuhan. Seiring dengan waktu dan dosa, usia manusiapun makin pendek dan tak ada harapan. Semua usaha manusia untuk kembali kepada Tuhan, untuk selamat dari kematian menjadi sia-sia. (Roma 3:20)
“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” (Yohanes 3:16)
Atas inisiatif Allah Bapa, maka Yesus Kristus, Anak Allah datang pertama kali ke dunia untuk menebus dosa manusia yang menjadi sumber permasalahan. Upah dosa seharusnya adalah maut, tetapi Ia datang untuk memberi hidup, bahkan hidup dalam segala kelimpahannya (Roma 6:23; Yohanes 10:10b)
Dan cara untuk memberikan hidup itu, hanya dengan jalan kematian. Ia harus mati di kayu salib untuk menebus semua dosa dunia dan mengadakan pertukaran, dengan sebuah Password atau kata kunci: “percaya.”
Semua manusia yang percaya kepada-Nya, menerima pertukaran dari apa yang seharusnya menimpanya. Kesakitan ditukar dengan kesembuhan, kutuk ditukar dengan berkat, hukuman ditukar dengan pengampunan, dosa ditukar dengan pembenaran, kemiskinan ditukar dengan kelimpahan, dipermalukan ditukar dengan kemuliaan, dan penolakan Bapa ditukar dengan penerimaan.
Semua orang percaya mendapat hak menjadi anak Allah. (status adopsi – Yohanes 1:12) Kematian ditukar dengan kehidupan kekal, bagi mereka yang percaya kepada-Nya. Kalimat terakhir ini memiliki arti, bahwa oleh Jumat Agung, manusia yang tadinya dipandang mati, sekarang memiliki peluang untuk dipandang hidup dalam perspektif kekekalan.
“Redemption is not just about the survival of our soul. Its about the revival of a soul that was once dead.” Rebekah Hallberg
JUSTIFICATION – KEHIDUPAN BARU DAN ROH YANG BARU
Bila orang Kristen berpikir bahwa penebusan di kayu salib itu, hanya untuk supaya orang percaya mendapatkan pembenaran yaitu tiket untuk masuk surga, maka itu sungguh mengecilkan apa yang dilakukan oleh Tuhan Yesus di kayu salib itu.
Penebusan atau pembenaran (Justification) adalah seperti fondasi untuk penggenapan suatu janji yang berabad-abad dinubuatkan Yehezkiel. (Yehezkiel 11:19; 36:26; 37:14)
Nubuatan ini sejalan dengan perintah, ajaran dan janji Tuhan Yesus sebelum Ia naik ke surga, yaitu akan datangnya Roh Kudus untuk tinggal di hati manusia. Darah yang menyucikan hati orang percaya itu akan mempersiapkan sebuah rumah kudus untuk Roh yang Kudus tinggal. Tanpa Jumat Agung, janji tentang Roh Allah yang akan tinggal dalam diri orang percaya tidak dapat digenapi.
Paulus mengatakan bahwa Roh yang telah memberi hidup itu memerdekakan orang percaya dari hukum dosa. (Roma 8:2)
Dalam ayat lain, Tuhan Yesus berkata bahwa Rohlah yang memberi hidup, daging sama sekali tak berguna. (Yohanes 6:63)
Ternyata kehidupan yang dimaksudkan bukan hanya karena penebusan, tetapi juga karena sejak itu, Roh yang menghidupkan itu sekarang berpeluang masuk dalam diri orang percaya.
Roh yang memberi hidup tinggal dalam orang percaya dan peristiwa Jumat Agunglah yang merobek tirai pemisah antara manusia dan Allahnya hingga peluang yang mustahil itu terjadi.
SANCTIFICATION – ROH KUDUS DAN MANUSIA BARU
Korban di kayu salib membuka jalan untuk justification, dan justification kemudian membuka jalan bagi Roh Kudus tinggal dalam diri orang percaya. Roh Kudus yang oleh pembenaran orang percaya mendapat jalan untuk dapat tinggal dalam diri orang percaya, ternyata tidak hanya memberi kehidupan. Roh Kudus juga yang kemudian memimpin orang percaya kepada segala kebenaran, dan bila diberi kesempatan memimpin hidup orang itu, Roh Kudus akan melakukan perubahan di dalam diri manusia sehingga dia menjadi manusia baru.
Roh Kudus dengan demikian melakukan perubahan dari dalam diri manusia baru, ini yang dikenal sebagai pengudusan (sanctification). (Yohanes 16:13; Galatia 5:18)
Manusia baru ini memberi diri dipimpin oleh Roh Kudus. Dan Roh Kudus ini akan memimpin dengan mengubah pola pikir, respon, tindakan, kebiasaan dan karakter manusia lama menjadi manusia baru. Roh Kudus yang memungkinkan buah Roh muncul menggantikan perbuatan daging. Proses pengudusan karakter ini akan berjalan terus hingga berujung pada pemulihan gambar Kristus (Imago Dei) kembali. (Galatia 5:16-25)
Manusia baru juga akan dipimpin untuk hidup dengan nilai dan cara hidup seperti Yesus hidup, diantaranya adalah hidup yang didedikasikan untuk melakukan kehendak Yesus dan rencana Bapa. Manusia baru yang dipimpin Roh Kudus untuk hidup bukan demi diri sendiri, tetapi demi orang lain disekitarnya, demi bangsanya, dan demi Kerajaan Allah (termasuk demi sang Raja sendiri). Ini akan berdampak pada berubahnya cita-cita, prioritas, visi, dan arah kehidupan. Mereka yang hidup dengan cara demikian, dipandang sebagai manusia baru yang bertumbuh, dan Alkitab menyebutnya sebagai Anak Allah yang dewasa; siap menerima warisan bersama dengan Yesus sebagai anak sulung Allah, dan memerintah bersama Dia. Semua ini dimungkinkan terjadi karena sebuah hari istimewa, yaitu: Jumat Agung. (υἱός – Huios; Roma 8:14)
GLORIFICATION
Bila Jumat Agung menjadi pembukanya, maka hari yang mulia akan tiba, bertemunya Tuhan Yesus yang Agung dengan mempelainya yang kudus, akan menjadi ujung perjalanan manusia baru dalam Kristus. Momen penting yang dinantikan seluruh alam semesta. Hari Tuhan yang tidak lama lagi itu akan tiba ada di depan mata semua orang percaya.
Peralihan dari sanctification menuju glorification, tentu saja tidak akan melepaskan peran darah Yesus, Roh Kudus dan firman sebagai saksi, namun juga peran manusia baru itu sendiri. Hanya satu kata yang diminta dari seorang percaya dalam proses ini, yaitu: Kesetiaan. (Why 17:14)
Hal terpenting bukanlah bagaimana kita memulai perjalanan iman kita, kapan memulainya, dengan siapa menjalaninya, apa karunia yang dimiliki, apa jabatan rohani kita, apa yang sudah kita lakukan. Hal-hal itu penting bila akhirnya dapat mendukung dan menentukan bagaimana orang percaya mengakhiri perjalanannya.
Itulah sebabnya, pertanyaan penutup ini menjadi pertanyaan bagi kita semua, “Apakah di mata Tuhan, saya termasuk yang setia?” Saya berdoa semua saudara menjawab: Ya Tuhan. Amin.

image source:https://www.pinterest.com/pin/496240452667815805/

COVID-19 MERUPAKAN WAKE UP

COVID-19 MERUPAKAN WAKE UP

“Setiap orang yang mendengarkan perkataan-Ku dan melaksanakannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu. Tetapi setiap orang yang mendengarkan perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang bodoh yang mendirikan rumahnya di atas pasir. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu dan hebatlah kerusakannya.”
Matius 7:24-27
Saat ini ada badai yang kita semua hadapi yakni Virus Corona yang disebut WHO COVID-19 , berasal dari “Co” singkatan dari Corona, “Vi” singkatan dari Virus, sedangkan “d” singkatan dari Disease. Sementara “19” adalah untuk tahun 2019 karena wabah pertama kali diidentifikasi pada tanggal 31 Desember 2019 oleh WHO (World Health Organization/Badan kesehatan dunia).
Hari-hari terakhir ini banyak orang mengalami kekuatiran dan ketakutan, media massa yang membesarkan masalah, keluarga dan kenalan tiba-tiba meninggal sehingga banyak orang terkejut dan tidak sedikit yang panik.
Bagaimanakah sikap kita terhadap wabah ini? Alkitab menggambarkan melalui pengajaran Yesus kisah membangun rumah di atas dua macam dasar yang berbeda, serta angin dan banjir yang melandanya. (Matius 7:24-27)
Mengapa Yesus melukiskan melalui rumah?
Rumah adalah sesuatu yang penting, bukan hanya menjadi tempat tinggal, tetapi juga tempat pembentukan, pembelajaran yang pertama bagi setiap pribadi yang lahir ke dalam dunia ini. Dan juga sebagai tempat yang pertama dalam menaburkan nilai-nilai kebenaran. Seseorang sebagaimana dia ada saat ini, tidak dapat dilepaskan dari bagaimana ia dibesarkan dan dididik di dalam rumahnya.
Rumah di samakan dengan hidup seseorang. Fondasi/dasar bangunan adalah juga dasar/prinsip hidup seseorang. Dalam nats di atas digambarkan dua orang yang sama-sama membangun rumah. Yang satu membangun di atas dasar batu, sedangkan yang lain membangun di atas pasir. Kemudian mereka mengalami hal yang sama, yakni datanglah hujan, banjir, lalu angin melanda rumah itu. Perbedaannya terlihat pada saat badai datang. Rumah yang dibangun di atas batu tetap tegar, tetapi yang dibangun di atas pasir rubuh dan hebatlah kerusakannya.
Semua manusia memiliki hidup yang sama yang terdiri dari waktu dan kesempatan. Bagaimana kita mengisi waktu kita dan apa yang kita lakukan dengan kesempatan yang membangunkan kita setiap hari. Ada yang mau hidup bijak dan ada yang masa bodoh. Ketika tidak ada badai kelihatan rumah nya sama tetapi ketika ada badai, nampaklah kualitas bangunannya. Demikian juga hidup manusia bagaimana Cara menjalani hidup menentukan kualitas kehidupan seseorang.
· Setiap orang yang mendengar Firman Allah dan melakukannya, digambarkan seperti orang yang membangun rumah di atas batu dan orang ini disebut sebagai orang yang bijaksana.
· Tetapi yang mendengar Firman Allah, tetapi tidak melakukannya, digambarkan dengan orang yang membangun rumah di atas pasir, mereka disebut sebagai orang bodoh.
Bagaimana dengan ‘rumah’ yang sedang kita bangun selama ini, apakah di atas batu atau pasir?
Prinsip penting dalam nats ini adalah melakukan Firman Allah. Bukan seberapa banyak mengetahui atau mempelajari Firman Allah. Seseorang yang mengetahui dan mempelajari banyak Firman Allah belum tentu melakukannya.
Kata ‘hujan’, ‘banjir’, dalam nats ini melukiskan tentang masalah, persoalan, kesulitan yang sedang terjadi. Virus Corona yang melanda dunia saat ini, merupakan badai masalah global yang telah menjadi pandemi.
Bagaimana dengan “rumah” yang kita bangun selama ini? Semoga kita membangunnya di atas Firman dengan melakukannya. Bila kita menghadapi hidup dengan ignorant (masa bodoh) arrogant (kesombongan), stubborn (keras kepala) atau fear (ketakutan) maka kita pasti tidak dapat bertahan pada saat goncangan datang seperti covid ini seperti hujan, badai, banjir, angina datang.
Setiap orang yang mendengar Firman Allah dan melakukannya, mereka jugalah yang disebut membangun rumah di atas batu. Bagaimana hal ini diterapkan dalam keluarga?
Selama ini kesibukan sering menyita waktu dalam keluarga, sehingga waktu bersama keluarga sangat minim. Tetapi saat “lockdown” ini, merupakan waktu yang penting, ada banyak waktu di rumah.
Apa artinya menjadi pelaku Firman?
· Seorang suami/bapa sebagai kepala keluarga hari-hari ini dituntut untuk melakukan perannya sebagai imam, nabi dan kepala bagi keluarganya, memimpin ibadah bersama istri dan anak. Mengasihi istri, seperti Kristus mengasihi jemaat, menjadi figur teladan, mentor bagi anak. Saat seorang ayah memimpin mezbah keluarga, saat itu ia sedang menegakkan otoritasnya sebagai seorang imam untuk keluarganya. (Efesus 5:25)
· Bagi seorang istri/ibu, hari-hari seperti ini merupakan waktu untuk merenungkan perannya selama ini, apakah telah dijalankan secara maksimal sebagai ibu bagi anak-anaknya dan penolong, pendamping, penghibur/penopang bagi suami nya.
· Bagi seorang seorang anak, ini adalah waktu untuk melakukan introspeksi; apakah sopan dan menghormati orang tua kita selama ini dengan berterima kasih atas pengorbanan dan kasih mereka.
Adanya banyak waktu untuk berada di rumah akan merupakan saat yang indah bila hubungan dalam keluarga selama ini baik. Tetapi justru merupakan pergumulan berat, apabila hubungan satu dengan yang lain tidak rukun atau sedang bermasalah.
Melakukan Firman merupakan cara untuk menyelesaikan masalah, merendahkan diri satu dengan yang lain dan meminta maaf dan saling mengampuni. (Matius 6:14-15).
Melalui kebersamaan saat ini, merupakan waktu yang indah untuk dapat menyelesaikan masalah-masalah dalam kelurga.
Saat ini merupakan ‘Wake Up Call’ bagi semua orang khususnya dalam mengatur prioritas dan hubungan keluarga. Lakukan lah yang benar selagi masih ada kesempatan untuk membangun kembali dan menjalankan fungsi agar rencana Allah dinyatakan. Melalui mezbah keluarga, beribadah bersama dengan keluarga dirumah, mengundang hadirat Allah hadir dalam keluarga.
“Kita tahu sekarang bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai demgam rencana Allah”, (Roma 8:28). Kita berdoa agar wabah ini cepat berakhir, namun terus bangun benteng pertahanan rohani dengan memperkuat ibadah bersama keluarga.
Mari kita satukan tekad berdoa puasa bersama, minta belas kasihan Tuhan supaya mujizat terjadi, masa wabah ini di perpendek dan melalui goncangan ini penuaian jiwa-jiwa akan terjadi.
Firman Tuhan mengingatkan kita:
“Dan lagi Aku berkata kepadamu: Jika dua orang dari padamu di dunia ini sepakat meminta apapun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di sorga. Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka. (Matius 18:19)

image source:https://www.bible.com/bible/1/MAT.7.24.KJV

MENGALAMI KASIH MULTI DIMENSI

MENGALAMI KASIH MULTI DIMENSI

“Aku berdoa, supaya kamu bersama-sama dengan segala orang kudus dapat memahami, betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus, dan dapat mengenal kasih itu, sekalipun ia melampaui segala pengetahuan. “Efesus 3:18-19a
Seberapa dalamnya seharusnya seseorang mengalami kasih Allah? Paulus menyebutkan bahwa kasih Allah itu “melampaui segala pengetahuan”, akan tetapi ia berdoa supaya orang “dapat mengenal kasih itu”. Perkataan Paulus yang sekilas tampak sebagai sebuah kontradiksi ini, menurut Klyne Snodgrass, menunjukkan sebuah ungkapan dari seseorang yang telah dikejutkan oleh dan tenggelam dalam kasih Kristus.
Ya. Tuhan berkehendak supaya “segala orang kudus”, artinya kita semua, dapat mengalami dan menghidupi kasih Tuhan secara intens, tidak hanya sebatas yang sudah biasa kita rasakan. Sedemikian hebatnya kasih itu sehingga orang tidak akan pernah berhenti untuk menjelajahinya. Tuhan mau semua orang kudus tidak hanya memahami hanya lebarnya, atau panjangnya kasih Kristus, melainkan keseluruhan dimensi dari kasih Kristus: lebar, panjang, tinggi dan dalam. Adalah kehendak-Nya supaya kita mengalami kasih Tuhan dalam dimensi yang baru.
Surat kepada jemaat di Efesus yang ditulis dua ribu tahun yang lalu, memperlihatkan kepada kita umat Tuhan zaman now, seperti apakah kasih Tuhan yang multi dimensi harus dialami.
1. Kasih Tuhan Membuat Kita Melakukan Pekerjaan yang Baik
Allah, “oleh karena kasih-Nya yang besar” (Ef 2:4), “telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus” (Ef 2:5), “karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan yang baik” (Ef 2:10)
Kasih yang sejati dari Tuhan di dalam hidup kita tidaklah pernah terbuang percuma. Pasti menghasilkan buah. Perbuatan yang baik bukanlah dasar atau alasan Tuhan mengasihi kita, melainkan buah atau dampak dari kasih Tuhan.
Karena itulah, dalam suratnya kepada jemaat di Efesus, Paulus mengajarkan keberadaan:
· Kasih terhadap semua orang kudus (Ef 1:15)
· Kasih yang saling membantu (Ef 4:2)
· Kasih di dalam rumah tangga (Ef 5:25-33)
Secara singkat, kasih Tuhan membuat hidup seseorang tidak lagi berpusat kepada dirinya sendiri. “Kasih” versi dunia membuat seseorang hanya mengasihi atau mengasihani dirinya sendiri. Kasih Tuhan membuat seseorang berbuah, melakukan pekerjaan yang baik bagi sesamanya.
Mari menguji diri, kasih versi manakah yang kita hidupi dengan melihat buah yang dihasilkannya.
2. Kasih Tuhan Menumbuhkan Kematangan Rohani Kita
Dengan “teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus” (Ef 4:15) dan dari Kristus juga lah seluruh tubuh “menerima pertumbuhannya dan membangun dirinya dalam kasih” (Ef 4:16). “Di dalam kasih” pula “kamu berakar serta berdasar” (Ef 3:17)
Kasih Tuhan digambarkan seperti tanah subur yang menjadi tempat bagi sebuah pohon berakar dan bertumbuh. Hidup dalam kebenaran saja (Ef 4:15), atau kesatuan anggota tubuh Kristus saja (Ef 4:16), tidak dapat menghasilkan pertumbuhan apabila tidak berakar dalam kasih.
Betapa pentingnya kasih bagi pertumbuhan rohani ke arah keserupaan dengan Kristus! Pada akhirnya, kasih Tuhan pasti membawa gereja-Nya bertransformasi paripurna menjadi mempelai-Nya. Penglihatan merentang zaman yang Tuhan berikan kepada Yohanes dalam kitab Wahyu, dimulai dengan penglihatan tujuh kaki dian (Why 1:19-20), berbicara tentang Gereja Tuhan, dan ditutup dengan penglihatan “pengantin perempuan, mempelai Anak Domba.” (Why 21:9)
Marilah kita mengejar kasih yang membawa kita diproses jadi mempelai. Tinggalkan ‘kasih’ tanpa proses, yang terus memposisikan kita sebagai umat yang kekanak-kanakan. Jauhi kasih semu yang meninabobokan kita menjadi “anak-anak gampang.” (Ibr 12:8)
3. Kasih Tuhan Membuat Kita Berperang
Di tengah-tengah pesan tentang kasih yang banyak mewarnai surat Efesus terdapat perintah untuk mengenakan seluruh perlengkapan senjata Allah (Ef 5:10-20). Kemunculan nats tentang peperangan rohani ini terlihat seperti tidak ada hubungannya dengan nats-nats sebelumnya tentang kasih. Para penafsir mencoba mengaitkannya dengan latar belakang sosio-religius kota Efesus yang adalah pusat penyembahan berhala dewi Diana.
Sesungguhnya, perintah peperangan rohani melekat erat dengan pesan tentang kasih Tuhan. Mengapa demikian? Firman Tuhan menjelaskannya sebagai berikut:
Rom 8:38-39, “Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang, atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.”
Ef 6:12 “karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara.”
Ayat-ayat ini bukan hanya menjelaskan keberadaan “pemerintah” dan “kuasa”/”penguasa” dunia yang gelap, melainkan juga apa yang mereka kerjakan. Rm 8:38-39 menandakan bahwa salah satu yang diupayakan oleh pemerintah dan penguasa ini adalah memisahkan orang percaya dari kasih Allah!
Firman Tuhan di kitab Roma ini memberikan jaminan kemenangan, tidak ada yang akan dapat memisahkan kita dari kasih Yesus. Haleluya!
Kemenangan yang sudah dijamin tidak membuat si penerima santai dan menganggap remeh kemengan itu. Juga, kasih Yesus yang ajaib tidak mungkin tidak membuat si penerima kasih mempertahankan kasih Tuhan mati-matian. Apabila pasangan suami isteri harus berupaya keras merawat kasih di dalam pernikahan yang sementara di dunia ini, terlebih lagi kita harus merawat kasih abadi yang diterima dari Tuhan sampai langit dan bumi yang baru.
Untuk itulah peperangan rohani harus dilakukan oleh semua orang yang telah menerima dan mengalami kasih Tuhan. Bagaimana kita melakukan itu?
Dalam Why 2:4-5, Tuhan menegur gereja di kota Efesus karena “meninggalkan kasih yang semula”. Rupanya, jemaat Efesus sempat mengalami kekalahan dalam peperangan rohaninya melawan penguasa di Efesus. Umat Tuhan di Efesus mungkin tidak lagi menyembah dewi Diana. Namun meninggalkan berhala dan juga meninggalkan kasih semula adalah sebuah kekalahan telak dan parah dalam peperangan rohani.
Kepada umat Tuhan yang sempat terpukul kalah karena kehilangan kasih yang semula, Tuhan meminta untuk bertobat dan melakukan lagi apa yang semula telah dilakukan (Why 2:5). Akan tetapi standar Tuhan yang sesungguhnya adalah bahwa kasih kita yang terakhir lebih besar dari pada yang pertama (Why 2:19)
Di dalam Tahun Dimensi yang Baru ini, biarlah kita semua mengalami kasih Tuhan yang multi dimensi. Kita semua menjadi orang “yang mengasihi Tuhan kita Yesus Kristus dengan kasih yang tidak binasa” (Ef 6:24). Kasih karunia menyertai kita semua. Amin

image source: https://dailyverse.knowing-jesus.com/ephesians-3-18

DARI TIMUR KE BARAT

DARI TIMUR KE BARAT

“Sebab sama seperti kilat memancar dari sebelah timur dan melontarkan cahayanya sampai ke barat, demikian pulalah kelak kedatangan Anak Manusia.” (Matius 24:27)
Pengertian ini lahir dari suatu konsep Alkitab yang diucapkan oleh Tuhan Yesus sendiri. Ada 2 jenis alasan yang mendasar, di mana kita tahu pencurahan Roh Kudus (Pentakosta-3) yang dimaksud Alkitabiah.
1. Alasan Alkitabiah
Di dalam Alkitab seringkali kita melihat pola seperti ini: yang bungsu menggantikan yang sulung. Di dalam kitab Kejadian kita melihat bagaimana Ishak yang meskipun secara jasmani adalah adik dari Ismail, tetapi dia menggantikan posisi Ismail sebagai yang sulung dalam rencana keselamatan Allah, demikian pula dengan Esau dan Yakub.
Di dalam Perjanjian Baru, Yesus berkata dalam Matius 19:30 dan Matius 20:16 bahwa yang terdahulu akan menjadi yang terakhir dan yang terakhir akan menjadi yang terdahulu. Ini berbicara mengenai bangsa Yahudi sebagai yang pertama diberikan keselamatan namun karena kekerasan hati sebagian besar dari mereka, maka keselamatan diberikan kepada bangsa-bangsa lain terlebih dahulu.
Paulus pun menjelaskan lebih lanjut konsep itu di dalam Roma 11:12,
“Sebab jika pelanggaran mereka berarti kekayaan bagi dunia, dan kekurangan mereka kekayaan bagi bangsa-bangsa lain, terlebih-lebih lagi kesempurnaan mereka.”
Di dalam sejarah gereja, secara historik trend penyebaran Injil sejak perjalanan Paulus menyeberang ke Makedonia di Kisah Para Rasul 16 ialah ke arah barat. Mulai dari Asia kecil (Anatolia; negara Turkis sekarang) menyeberang masuk ke benua Eropa di tanah Yunani, menyeberang ke Roma dan semenanjung Italia akhirnya menyebar ke seluruh benua Eropa, baik barat sampai ke timur dan kemudian di abad pertengahan melalui penjelajahan para petualang seperti Christoper Colombus, Vasco Da Gama, Magelan dan lain-lain. Injil menyeberang ke benua baru yaitu Amerika. Mulai dari penghujung abad ke-19 ketika misionaris dari Amerika mulai menyeberang ke benua Asia dan Afrika hingga lengkaplah putaran Injil mengitari belahan bumi.
Ahli-ahli sejarah gereja dan para pendoa syafaat sering bertanya-tanya mengapa Roh Kudus tidak mengijinkan Paulus untuk menyeberang ke Asia di kitab Kisah Para Rasul 16:16,
“Pada suatu kali ketika kami pergi ke tempat sembahyang itu, kami bertemu dengan seorang hamba perempuan yang mempunyai roh tenung; dengan tenungan-tenungannya tuan-tuannya memperoleh penghasilan besar.”
Kesimpulan umum yang didapat ialah pada waktu itu tanah Eropa lebih mudah untuk dimenangkan. Benua Asia (Asia kecil pada khususnya namun benua Asia secara luas pada umumnya) lebih sulit untuk menerima Injil karena banyaknya ‘raksasa-raksasa’ yang masih bercokol kuat di sana (ideologi, kepercayaan, agama dan tradisi yang membentuk peradaban di Asia Tengah dan Timur jauh).
Hal ini bukan berarti tidak adanya usaha misi ke arah benua Asia. Rasul Tomas murid Tuhan Yesus dapat memberitakan Injil sampai Keralla, India dan ada spekulasi kuat bahwa murid-murid rasul Tomas berhasil mencapai pulau Sumatera pada abad ke-5 pada masa kerajaan Sriwijaya. Namun pada umumya benih Injil tidak bisa berkembang pesat karena tanah benua Asia belum subur pada waktu itu. Sebaliknya tanah Eropa siap untuk ditaburi dengan Injil karena pada dasarnya hanya memiliki satu lawan yang tangguh yaitu kekaisaran Romawi.
Setelah bergumul selama 3 abad akhirnya kekaisaran Romawi yang perkasa runtuh dan kekristenan menjadi pengaruh kuat yang membentuk sejarah dan peradaban benua Eropa terutama Eropa Barat. Apalagi ditambah dengan sejarah reformasi ‘Rennaisance’, dan transformasi ilmu pengetahuan Eropa yang membuat perjumpaan antara Barat dan Timur mulai dari abad ke-17 berhasil menunjukkan ‘superioritas’ peradaban Kristiani terhadap peradaban yang lain. Hal ini seringkali dipandang dengan rasa kepahitan dan penolakan oleh semangat nasionalisme negara-negara di Asia.
Pada dasarnya tidak ada negara yang mau dijajah dan ditaklukkan oleh negara lain. Namun pertanyaan yang harus ditanyakan adalah bagaimana negara-negara Eropa yang 150 tahun sebelumnya berada dalam posisi di bawah negara-negara Asia? Mungkin Tuhan di dalam kemahatahuan dan kedaulatannya memakai peristiwa yang kurang mengenakkan ini untuk meruntuhkan ‘orang-orang kuat’ yang menguasai benua Asia. Jika kita melihat alinea berikutnya sejarah modernisasi peradaban-peradaban besar di Asia (India, China dan Jepang) dan juga pada skala kecil negara-negara seperti Indonesia, Thailand, Korea dan Vietnam mereka ‘dipaksa’ untuk menerima peradaban barat yang banyak mengandung unsur kristiani (supremasi hukum, nilai individual yang berharga, keluarga monogamis, pasar bebas, kapitalisme, ilmu pengetahuan dan teknologi).
Banyak di antara mereka ingin menjadi maju seperti bangsa-bangsa di Eropa dan Amerika tetapi mereka menolak iman Kristiani yang merupakan jiwa dan unsur yang membuat peradaban barat maju melebihi peradaban lainnya. Negara Jepang adalah contoh kasus nomor satu. mereka menerima sepenuhnya unsur-unsur modernisasi peradaban barat tetapi menolak nilai-nilai kekristenan sehingga negara Jepang menjadi negara fasis, terutama di benua Asia. Militarisme Jepang membawa malapetaka bagi seluruh benua Asia dan berkulminasi di dalam kehancuran kekaisaran Jepang. Hal ini ditandai oleh pemboman Hirosima dan Nagasaki pada tahun 1945.
Sejak berakhirnya Perang Dunia II, negara-negara di Asia dan Eropa mulai mendapatkan kemerdekaan secara politik dan bersamaan dengan itu terjadi suatu musim baru di dalam
sejarah penyebaran Injil di belahan bumi Timur. Dimulai dengan pertumbuhan gereja di Korea Selatan, RRC (pasca 1949) dan juga Indonesia sendiri.
2. Alasan Praktikal
Pasca Perang Dunia II, negara-negara Asia mengalami pertumbuhan penduduk, kemajuan ekonomi dan teknologi yang sangat signifikan. Sebuah studi dilakukan pada tahun 1946 yang mencoba membayangkan dua negara mana sajakah di Asia dan Afrika yang akan menjadi negara maju di tahun 1996. Studi itu menunjukkan bahwa India dan Kenya akan menjadi negara maju tahun 1996 dikarenakan faktor penguasaan bahasa Inggris (Kenya dan India) adalah bagian dari persemakmuran Inggris raya dan keadaan infrastruktur yang relatif tidak tersentuh kehancuran di Perang Dunia II. Menurut studi yang sama dua negara yang menjadi paling tertinggal adalah Korea Selatan dan Jepang, karena merekalah dua negara yang paling mengalami penderitaan akibat Perang Dunia II. Kenyataan membuktikan bahwa 50 tahun kemudian (1996), kemajuan Jepang dan Korea Selatan jauh melebihi Kenya dan India. Ini menunjukkan bahwa terjadi suatu shift yang luar biasa di dalam bidang teknologi dan ilmu pengetahuan ke arah Asia Timur; dan bersama dengan itu tingkat kemakmuran juga bertambah.
Negara-negara seperti India dan RRC juga memimpin dunia di dalam bidang pertumbuhan penduduk. Dua negara itu saja (India 1,1 milyar dan RRC 1,4 milyar) sudah melebihi dari sepertiga penduduk dunia. Di dalam kitab Yunus 4:10-11 dikatakan bahwa Allah amat memperdulikan nasib kota Niniwe yang berjumlah lebih dari 120.000 orang. Benua Asia mencakup 2/3 penduduk dunia, dan 2/3 kekuatan ekonomi dunia. Prinsip yang sama juga berlaku bagaimana mungkin Tuhan tidak peduli pada keselamatan 2/3 penduduk dunia.
Di dalam Yohanes 2 kita melihat perumpamaan Tuhan Yesus dalam mengubah air menjadi anggur. Di dalam peristiwa itu pemimpin pesta mengatakan bahwa Engkau menyimpan anggur yang terbaik sampai ke akhir pesta (saving the best for last). Inilah juga yang akan terjadi pada akhir zaman. Allah menyiapkan kegerakan roh-Nya yang terbesar dan terakhir dimulai dari benua timur; secara spesifik dari Indonesia. Gerakan ini akan mempengaruhi negara-negara besar di Asia Timur dan akan bergerak ke barat dan juga akan memberikan kesempatan yang ketiga dan yang terakhir untuk benua Eropa dan akan diselesaikan di pintu gerbang Yerusalem di mana bangsa Yahudi kembali diberi kesempatan untuk megakui Yesus adalah Mesias yang mereka nanti-nantikan. Seperti kilat yang menyambar dari timur ke barat demikianlah juga gerakan Pentakosta Ketiga yang akan menyongsong kembali datangnya Anak Manusia

image source:https://www.pinterest.com/pin/496733033877524322/

MEMBANGUN RUMAH TUHAN

MEMBANGUN RUMAH TUHAN

Saya juga diingatkan kepada kisah yang ada di dalam Kitab Hagai. Pada waktu itu Tuhan menegur orang Israel,
“Kamu selama ini hanya sibuk dengan urusanmu sendiri. Kamu hanya sibuk membangun rumahmu sendiri. Rumah-Ku tinggal tebengkalai. Kamu lihat, apa yang terjadi dalam hidupmu!” Keadaan bangsa Israel pada masa itu, ternyata tidak baik. Dikatakan bahwa: “Mereka menabur banyak, tetapi membawa pulang hasil sedikit. Kamu makan tetapi tidak sampai kenyang. Kamu minum tetapi tidak sampai puas, kamu berpakaian tetapi badanmu tidak sampai panas. Dan orang yang bekerja untuk upah, ia bekerja untuk upah yang ditaruh di dalam pundi-pundi yang berlubang. Kenapa? Sebab banyak pengeluaran-pengeluaran yang tidak terduga terjadi.”
Ini keadaan bangsa Israel yang sibuk dengan urusannya sendiri, bangun rumahnya sendiri. Tuhan sedang menegur kita dan Tuhan katakan kepada orang Israel pada waktu itu, “Bangun rumah-Ku! Bangun rumah Tuhan! Kalau kamu lakukan itu, kamu akan diberkati!” Pada waktu itu Tuhan berkata, “Bagaimana caranya Tuhan memberkati?” Perhatikan cara Tuhan memberkati, “Aku akan menggoncangkan langit dan bumi, laut dan darat. Aku akan menggoncangkan segala bangsa, sehingga barang yang indah-indah kepunyaan bangsa-bangsa akan datang mengalir ke rumah-Ku, sebab kepunyaan-Kulah emas, kepunyaan-Kulah perak.” Dan Tuhan berjanji kemuliaan rumah-Nya akan melebihi kemuliaan yang semula, “Dan Aku akan memberikan damai sejahtera.”
Saudara, teguran yang seperti ini sekarang datang kepada kita. Ayo, kita lihat yang selama ini kita lakukan? Sibuk membangun rumahnya sendiri, karirnya, dan sebagainya? Bagus, tidak apa-apa, tetapi yang menjadi persoalan adalah, kita tidak membangun rumah-Nya. Artinya kerohanian yang kita miliki dibiarkan terbengkalai. Tuhan berkata kita harus menjadi serupa dengan gambar-Nya, hidup lebih intim dengan Tuhan. Saudara mau sibuk, tidak apa-apa, tetapi yang paling penting ini dan Tuhan janjikan, “Kalau kamu lakukan itu, kamu akan Aku berkati!” Cara Tuhan memberikan berkat persis seperti tadi, “Aku akan menggoncangkan langit dan bumi, darat dan laut. Aku akan menggoncangkan bangsa-bangsa sehingga barang yang indah-indah kepunyaan bangsa-bangsa akan datang mengalir. Sebab kepunyaan-Kulah perak, kepunyaan-Kulah emas.” Dan Tuhan janji, “Kemuliaan rumah-Ku akan lebih dibanding sebelumnya dan Aku akan memberikan damai sejahtera.” Bagi saya, yang paling penting adalah damai sejahtera. Saudara, ini yang Tuhan janjikan kepada kita. Ayo, jangan takut, jangan bimbang, tetapi lakukanlah apa yang Tuhan mau yaitu membangun rumah-Nya Tuhan. Kerohanian kita harus dibangun, makin sungguh-sungguh lagi dengan Tuhan, hidup lebih intim dengan Tuhan sehingga bobot kemuliaan Tuhan yang ada di dalam kita akan makin besar!
MEMBERI DAN MENABUR
Tuhan juga memberikan tuntunan untuk Persembahan Sulung. Apakah itu kebetulan? Memang bulan yang lalu itu saya sendiri heran, kita sudah melakukan Persembahan Sulung yang biasanya disebut Buah Sulung atau Persembahan Buah Sulung lalu kemudian kita seragamkan menjadi Persembahan Sulung, itu sudah dilakukan 9 tahun yang lalu. Mengapa ramainya sekarang? Saya juga tidak mengerti mengapa hal itu terjadi? Tetapi yang jelas dengan itu saya menerangkan sejelas-jelasnya bersama Tim Teologia pun ikut menjelaskan. Jadi semua mengerti bahwa ini Alkitabiah. Ini bukan rekayasa manusia. Amin!
Tadinya saya pikir, “Kenapa ya?” Ternyata terjadilah yang seperti sekarang ini. Dengar, ini Tuhan berkata kepada saya, “Sebentar lagi, kita yang mencari uang dengan cara-cara yang seperti kita lakukan sekarang ini, itu akan mengalami kesulitan.” Sebab keadaan yang terjadi adalah seperti tadi. Itu akan sulit! Dan pasti orang yang mungkin tidak mengerti bertanya, “Bagaimana caranya? Kasih donk kiatnya.” Tidak ada, sebab kiatnya semua di Alkitab. Saudara lihat apa yang Firman Tuhan katakan, kalau Saudara mau diberkati secara materi? Hanya 2 kata, memberi dan menabur!
Ayo kita lihat Lukas 6:38,
“Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.”
“Berilah, maka kamu akan diberi…”, Saudara lalu berkata kepada Tuhan, “Tuhan, saya mau memberi kepada Tuhan”, misalnya ukurannya segelas air dan katakanlah Saudara akan memberi beras sama Tuhan. Saudara cedok dan penuh lalu persembahkan kepada Tuhan. Sekarang lihat bagaimana caranya Tuhan mengembalikan kepada kita dengan ukuran tadi. Dikatakan tadi, “Suatu takaran yang baik yang dipadatkan…”, jadi katakanlah Tuhan akan memberikan beras juga kepada kita, Tuhan cedok dan beras di gelas itu penuh, tetapi itu tidak langsung diberikan kepada kita, namun dipadatkan dulu. Kalau dipadatkan maka permukaannya akan turun dan itu ditambahkan berasnya lagi, lalu digoncang-goncang sehingga turun lagi permukaannya dan ditambahi lagi berasnya dan begitu seterusnya sehingga tumpah keluar, itulah yang akan dicurahkan ke dalam ribaanmu! Jadi Saudara akan mendapatkan berlimpah, limpah, tergantung ukurannya. Saudara mau pakai ukuran segelas air misalnya, maka itu akan berlimpah dalam ukuran tersebut atau Saudara mau lebih besar lagi, maka itu tergantung ukurannya juga.
PERSEMBAHAN
Saudara, belakangan ini kan dipermasalahkan soal persembahan. Di dalam Alkitab ada 4 (empat) jenis persembahan:
1. Persembahan Persepuluhan, yaitu 10%.
2. Persembahan Sulung, yaitu 100% (semua).
3. Persembahan Khusus, tergantung jumlahnya.
4. Persembahan Sukarela, ini sesuka Saudara sesuai dengan orang yang membutuhkan.
Tetapi kalau yang namanya Persembahan Persepuluhan dan Persembahan Sulung itu jelas ada ukurannya dan itu Tuhan yang memberikan ukurannya. Sekarang saya mau tanya kepada Saudara, ada berapa banyak yang mengerti bahwa apa yang kita punya itu Tuhan punya. Kalau Tuhan yang punya, “Tuhan, ini semua Engkau yang punya, saya hanya pengelola”, tetapi kalau disuruh pilih di antara keempat persembahan tadi, maka yang dipilih adalah Persembahan Sukarela, karena seenaknya sendiri. Apakah itu salah? Tidak, tetapi itu hanya salah-satunya. Kalau Saudara mau mengalami semua berkat Tuhan secara seutuhnya, bukan hanya persembahan sukarela.
Kalau seperti tadi berkata, “Tuhan, ini semua Engkau yang punya…”, tetapi ketika memberi persembahan adalah sesukanya sendiri, padahal Tuhan sudah memberikan arahan tentang Persembahan Persepuluhan, Persembahan Sulung, Persembahan Khusus dan Persembahan Sukarela. Saya percaya ke depan ini Tuhan akan bukakan terus masalah persembahan, kenapa? Karena ini adalah masa-masa di mana kita menghadapi keadaan seperti ini dan seperti tadi saya katakan bahwa tidak ada cara lain selain hanya cara Tuhan. Dan Tuhan sudah beritahu caranya dengan 2 kata, yaitu memberi dan menabur!
Saudara ingat kisahnya Ishak, pada waktu itu terjadi kekeringan seperti sekarang ini yang mana sebentar lagi akan kita alami dan saya tidak tahu kekeringannya sampai seberapa lama, tetapi yang saya percaya ketika zaman Ishak itu kondisi yang sangat parah. Tuhan berkata kepada Ishak, “Kamu jangan pergi ke Mesir, kamu tinggal di tempat (Gerar)…”. Mesir itu berbicara tentang cara dunia. “Kamu jangan pergi ke Mesir, kamu jangan pakai cara dunia menghadapi kekeringan ini, tetapi cara-Ku. Kamu tinggal di sini!” Kemudian apa yang Ishak lakukan? Saya percaya itu Tuhan yang suruh!
Mari kita baca Kejadian 26:12-13,
“Maka menaburlah Ishak di tanah itu dan dalam tahun itu juga ia mendapat hasil seratus kali lipat; sebab ia diberkati TUHAN. Dan orang itu menjadi kaya, bahkan kian lama kian kaya, sehingga ia menjadi sangat kaya.” Yang mau seperti ini katakan, “Amin!”
Mari menabur! Ada yang berkata, “Itu saya dipaksa-paksa! Persembahan Sulung dipaksa!” Siapa yang memaksa? Saya tidak pernah memaksa! Saya memberitakan tentang Firman dan sekarang yang luar biasa di luar karena mungkin tidak mau memberi, maka Firman Tuhan dipelintir-pelintir! Tidak peduli hamba Tuhan, orang-orang awam jadi ahli Teolog ‘dadakan’/instant semua! Yang mereka persalahkan itu kan Firman. Saya memperkatakan Firman itu supaya apa? Supaya Saudara diberkati! Tetapi di luar itu dipelintir sehingga seolah-olah saya yang menyuruh memberi, bukan Firman Tuhan.
Tetapi Saudara harus mengerti kenapa itu terjadi? Karena kita akan menghadapi masa sulit seperti ini. Dan masa seperti ini tidak bisa dengan cara yang biasa. Dengar apa yang saya katakan! Saudara boleh catat, hari ini tanggal 1 Maret 2020 saya berkata begitu! Hanya caranya Tuhan, “Jangan pergi ke Mesir, tetapi tinggal di Gerar. Pakai cara-Ku, yaitu menabur!” Pada tahun itu juga, di mana kita tahu bahwa itu adalah tahun yang kering, Ishak mendapat hasil seratus kali lipat sebab ia diberkati Tuhan. Dan orang itu menjadi kaya, kian lama kian kaya dan menjadi sangat kaya. Amin! Sekarang saya mau tanya, kalau Saudara dibuat seperti ini, uangnya untuk apa? Saudara perhatikan baik-baik, uang yang Tuhan titipkan kepada kita itu untuk 3 hal, yaitu:
1. Untuk Pekerjaan Tuhan
Untuk menyelesaikan Amanat Agung Tuhan Yesus itu perlu dana. Orang yang seperti ini yang akan diberkati nanti.
2. Untuk Orang Lain Yang Membutuhkan Yaitu orang-orang yang kekurangan.
3. Untuk Diri Sendiri (kehidupan sehari-hari).
Untuk apakah kita diberkati? “Kan punya untuk tujuh turunan! Untuk persediaan, bagaimana?” Persediaan memang boleh, tetapi kalau itu tujuannya maka Tuhan akan berkata, “Ngapain Aku kasih kamu?!” Tetapi orang yang tahu bahwa itu untuk pekerjaan Tuhan dan untuk orang-orang yang membutuhkan atau sengsara, lalu baru untuk diri sendiri, dialah yang diberkati. Yang untuk kita sebenarnya seberapa sih? Kadang-kadang ada orang yang menimbun harta, tetapi begitu meninggal; apa yang dia bawa? Tidak ada yang dibawa! Dia begitu mati-matian, tipu sana-tipu sini, tembak sana-tembak sini, , akhirnya untuk apa? Sekali lagi, berkat ini hanya untuk orang-orang yang seperti Ishak tadi. Siapa yang seperti Ishak? Saya percaya jemaat di tempat ini adalah jemaat yang sungguh-sungguh mengerti kehendak Tuhan karena itu di masa kering engkau akan diberkati berlimpah-limpah!
Saudara, ini semua terjadi dengan begitu cepat. Tetapi dengarlah bahwa semua ini adalah sebetulnya adalah “Wake up Call” bagi Gereja-Nya untuk penyelesaian Amanat Agung Tuhan Yesus. Semuanya adalah untuk itu! Nanti lihatlah, akan banyak orang-orang yang sungguh-sungguh kepada Tuhan. Akan banyak orang yang bertobat! Karena itu Tuhan meminta saya umumkan di mana-mana dan saya tahu bahwa Indonesia ikut dalam doa puasa mulai hari ini tanggal 2 Maret s.d 12 April 2020, yaitu sampai nanti peringatan kematian Tuhan Yesus, jadi selama 40 hari. Apakah Saudara mau ikut? Seharusnya ikut semua. Saya mau beritahu bahwa ini serius! Saya tidak biasanya memaksa begini sampai saya umumkan, “Indonesia ikut!” Kemana-mana saya perkatakan,
DOA PUASA BERSAMA 40 HARI
Ada 6 (enam) pokok doa yang paling sedikit yang kita doakan hari-hari ini, yaitu:
1. Berdoa Bagi bangsa Amerika dan Indonesia,

2. Berdoa Supaya Dibebaskan Dari Virus Corona

3. Berdoa Supaya Diluputkan Dari Ancaman Resesi Ekonomi Global

4. Berdoa untuk Kedatangan Tuhan Yesus Kedua Kalinya, “Datanglah Kerajaan-Mu!”

5. Berdoa Supaya Diberi Kuasa Untuk Menyelesaikan Amanat Agung Tuhan Yesus
Kuasa Roh Kudus sudah dicurahkan, namanya Pentakosta Ketiga!
6. Berdoa Untuk Kebangkitan Anak-anak Muda, Yaitu Generasi Yeremia
Saudara perhatikan pokok-pokok doa ini dan mungkin Saudara bisa tambahkan lagi,
Khotbah Bapak Pdt. DR. Ir. Niko Njotorahardjo
JCC – 1 Maret 2020

image source:https://luke1428.com/give-money-and-it-shall-be-given-unto-you-luke-638/

“BERKAT TUHAN ATAS ORANG-ORANG YANG SUNGGUH HATI KEPADANYA”

“BERKAT TUHAN ATAS ORANG-ORANG YANG SUNGGUH HATI KEPADANYA”

Dengan tidak terasa kita sudah memasuki bulan Maret tahun 2020. Saya masih ingat di mana pada tanggal 1 Januari kita berbakti bersama-sama di JCC dan pada tanggal itu pertama kalinya kita dikejutkan dengan banjir yang melanda Jabodetabek, “Waduh, ada apa ini? Tanda apa ini ya?” Sepertinya banyak yang berkata seperti itu, dan tidak lama kemudian tiba-tiba kita dikejutkan, “Virus Corona ada di Wuhan – China! Sekarang China sedang mengalami itu!” Lalu itu tiba-tiba bergerak merambah ke bangsa-bangsa.
Sekarang saya dengar sudah sekitar 61 negara yang terkena virus tersebut. Wah, “Ini bagaimana? Bagaimana?” Indonesia masih tenang-tenang saja, namun sekarang kita dikejutkan lagi dengan dampak Virus Corona yang bukan hanya kepada penyakitnya saja, tetapi sekarang terhadap ekonomi global.
Saudara, kemarin saya mendapat sebuah data tentang bursa saham yang adalah indikator ekonomi dunia: “Kemarin bursa saham Amerika jatuh lebih dari 4,5%. Kemudian malamnya bursa saham Eropa jatuh di atas 3% dan hari ini bursa saham IHSG jatuh lebih dari 4%. Jadi selama 5 hari dalam seminggu ini, bursa saham seluruh dunia jatuh lebih dari 12%. Penurunan yang terbesar dalam 3 tahun terakhir dan ini adalah tanda akan terjadi goncangan ekonomi global.”
Kalau sudah seperti ini di mana ekonomi sudah mengalami krisis mungkin lebih dari resesi, itu akibatnya akan kemana-mana, kita tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Dan perubahannya sangat cepat! Siapa yang menyangka kalau terjadinya seperti ini. Saya percaya banyak di antara Saudara yang kaget dan yang bertanya-tanya, “Ini ada apa, ya? Ada apa ini, Tuhan?” Sebetulnya Tuhan sudah berbicara kepada kita sejak awal, Tuhan sudah memberikan kita tuntunan-tuntunan. Jadi karena pada waktu itu belum terjadi sepertinya tuntunan Tuhan itu, “Apa ini? Ko’ seperti di awan-awan?” Tetapi sekarang ini semua sudah jelas, mari saya akan ingatkan kepada Saudara mulai tanggal 1 Januari itu Tuhan berbicara apa kepada kita?
Tuhan ingatkan dari 2 Korintus 4:13, ini perkataan dari Rasul Paulus,…
“karena Aku percaya, maka aku berkata-kata…”
Jadi saya berkata kepada jemaat waktu itu, Tuhan menghendaki memasuki tahun 2020 kita banyak memperkatakan Firman Tuhan ‘karena kita percaya’. Kalau kita memperkatakan Firman Tuhan karena kita percaya, terjadilah apa yang dituliskan oleh Firman Tuhan itu di dalam kehidupan kita. Amin! Ada berapa banyak di antara Saudara yang memperkatakan Mazmur 91? Saya percaya sekarang hampir semua. Saya ingat beberapa tahun yang lalu, yang saya tahu gereja kita yang memulai untuk memperkatakan Mazmur 91. Begitu saya mengumumkan dan mengajak jemaat untuk memperkatakan Mazmur 91, reaksinya macam-macam. Ya memang belum terjadi, tetapi ada yang berkata, “Apaan tuh? Kayak mantra! Kayak jampi-jampi!” Tetapi sekarang saya lihat dunia mulai memperkatakan Mazmur 91.
Jika Saudara memperkatakan Mazmur 91 karena Saudara percaya, maka terjadilah apa yang Saudara katakan! Itu berlaku bagi orang yang hatinya melekat sama Tuhan, yang mengenal nama Tuhan sehingga menjadikan Tuhan sebagai tempat perlindungan, sebagai kubu pertahanan. Di situ Tuhan berjanji, “Engkau akan diluputkan, dilindungi dari sakit-penyakit, penyakit sampar, penyakit menular, pokoknya yang seram-seram. Tuhan akan lindungi!” Karena itu sejak dulu apalagi sekarang saya mengajak dan mengingatkan, “Ayo perkatakan! Perkatakan! Apa yang engkau perkatakan pasti terjadi!”
Saudara, Tuhan janji walau 1.000 orang rebah di sisimu, 10.000 di sebelah kananmu, tetapi itu tidak akan menimpamu. Engkau hanya menontonnya dengan matamu sendiri dan melihat pembalasan terhadap orang-orang fasik. Amin! Kalau kita lakukan itu, hati kita melekat kepada Tuhan, mengenal nama Tuhan dan menjadikan Tuhan tempat perlindungan kita, kubu pertahanan kita, Tuhan katakan apa?
“Aku akan menyuruh malaikat-malaikat-Ku untuk menatang engkau di atas tangannya supaya kakimu tidak terantuk pada batu.”
Tuhan itu luar biasa dan Tuhan menjanjikan umur panjang kepada orang yang seperti itu, “Aku akan mengenyangkan dia…”, artinya memberikan berkat yang luar biasa. Dan yang paling penting, “Aku akan memberikan keselamatan kepada Dia”, yaitu kepada Saudara dan saya. Amin! Saudara ingat bahwa kita disuruh memperkatakan Mazmur 118:8? Ini adalah ayat tengah Alkitab. Mari kita baca bersama-sama.
Mazmur 118:8, “Lebih baik berlindung pada TUHAN dari pada percaya kepada manusia.”
Keadaan kita akan lebih baik kalau kita berlindung, dan berharap hanya kepada Tuhan; bukan berlindung atau berharap kepada manusia. Orang yang berharap kepada Tuhan akan mendapat kekuatan baru. Memasuki tahun 2020 yang mengagetkan ini, kita berlari tidak menjadi penat, berjalan tidak menjadi lelah dan kekuatan yang Tuhan berikan kepada kita itu akan melebihi kekuatan anak-anak muda. Orang yang berharap pada Tuhan mungkin bisa jatuh dalam berbagai-bagai masalah, tetapi ingat janji Tuhan, orang yang berharap pada Tuhan bisa jatuh tetapi tidak sampai tergeletak, sebab tangan Tuhan menopang tangan kita. Amin!
Jika Saudara membaca dari Yeremia 17:7-8 maka di situ dikatakan,
“Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN! Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah.”
Kita sedang bersiap-siap masuk ‘tahun kering’, tetapi orang yang berharap kepada Tuhan tidak akan takut terhadap tahun kering. Sebab orang yang berharap pada Tuhan percaya bahwa Tuhan pasti tolong kita. Amin!
TAHUN DIMENSI YANG BARU
Memasuki tahun 2020 Tuhan memberikan tema, “Tahun 2020 adalah Tahun Dimensi yang Baru! The Year of a New Dimension!” Arti daripada ‘dimensi’ :
Dimensi berbicara tentang ukuran. Kalau Tuhan akan memberikan kepada kita Dimensi yang Baru, berarti Tuhan akan memberikan ukuran yang baru, yang lebih besar dan yang lebih baik dalam seluruh aspek kehidupan kita. Amin!
The Year of a New Dimension.” Kemudian Tuhan berkata kepada saya, “Kemuliaan Tuhan yang lebih besar! Jadi kepala bukan ekor!” Mendengar itu saya terkejut. Paginya saya cari karena ini pasti ada ayatnya dan diketemukanlah dengan 2 ayat yang menjadi ayat emas buat tahun ini:
1. 2 Korintus 3:18, “Dan kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak berselubung. Dan karena kemuliaan itu datangnya dari Tuhan yang adalah Roh, maka kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar.”
Saudara, ini berkat secara rohani. Kemuliaan Tuhan yang ada di dalam kita akan semakin besar. Dimensi yang baru dalam berkat secara rohani karena kita makin serupa dengan gambar-Nya. Jadi kalau kita semakin serupa dengan gambar-Nya maka kemuliaan Tuhan yang ada di dalam kita juga semakin besar. Amin!
2. Ulangan 28:13-14, “AKU (TUHAN) akan mengangkat engkau menjadi kepala dan bukan menjadi ekor, engkau akan tetap naik dan bukan turun, apabila engkau mendengarkan perintah TUHAN, Allahmu, yang kusampaikan pada hari ini kaulakukan dengan setia, dan apabila engkau tidak menyimpang ke kanan atau ke kiri dari segala perintah yang kuberikan kepadamu pada hari ini, dengan mengikuti allah lain dan beribadah kepadanya.”
Ini berkat secara materi atau jasmani. Jadi Tuhan sediakan berkat secara rohani dan materi. Tetapi dengar baik-baik, yang paling penting itu berkat secara rohaninya. Kalau berkat rohaninya semakin besar, artinya kemuliaan Tuhan yang ada di dalam kita itu makin besar. Karena kita jadi semakin serupa dengan gambar-Nya, maka berkat secara materi atau jasmani itu akan mengikuti. Amin!
Saya ingat Pak Kim Seng seorang pendoa syafaat kita, waktu itu sakit parah tetapi mau sembuh. Dia tiba-tiba mendapat pengalaman diajak ke sorga yang baru merupakan pengalaman seumur hidup tahun 2019. Setelah kembali tiba-tiba dia duduk dan berkata bahwa dia mendapat beberapa pesan, tetapi salah satunya yang saya ingat pesan Tuhan yang berkata begini, “Aku akan memberikan berkat secara materi bagi anak-anak-Ku yang sungguh-sungguh mengenal rencana-Ku dan kehendak-Ku.” Ini persis seperti apa yang Tuhan katakan, tadinya mungkin pada waktu Saudara dengar ini akan berkata, “Apaan ya?”, tetapi sekarang dengan kejadian yang begitu singkat dan cepat, Saudara bilang, “Ini ternyata buat kita untuk mempersiapkan kita supaya kita tidak takut, supaya kita tidak ragu-ragu dan ini janji Tuhan sungguh-sungguh.”
Saudara, yang paling penting di sini bukan soal berkat materinya, tetapi berkat secara rohaninya. Pesan Tuhan adalah Saudara harus makin sungguh-sungguh dengan Tuhan, makin hidup intim dengan Tuhan sehingga kemuliaan Tuhan yang ada di dalam kita semakin besar dan kita akan jadi serupa dengan gambar-Nya. Amin!
Khotbah Bapak Pdt. DR. Ir. Niko Njotorahardjo
JCC – 1 Maret 2020 ( Bersambung minggu depan..)

image source:https://www.facebook.com/ilovejesuschristpage/photos/psalm-118-8-it-is-better-to-trust-in-the-lord-than-to-put-confidence-in-man/10158953592400201/