Weekly Message

Home / Archive by category "Weekly Message" (Page 4)
BENIH APA YANG DITABUR (bagian 2)

BENIH APA YANG DITABUR (bagian 2)

Sekilas review:
Orang yang menabur dalam iman, pengharapan dan kasih harus percaya bahwa semua yang ditaburnya pasti akan dituai/berbuah pada waktunya. Benih apa saja yang mau kita tabur supaya menuai hasil/berbuah/mengalami multiplikasi :
1). Benih perkataan; 2). Benih kebenaran.

Sambungan minggu ini:
3. Benih kerendahan hati.

Ganjaran kerendahan hati dan takut akan TUHAN adalah kekayaan, kehormatan dan kehidupan (Amsal 22:4).
Jikalau keangkuhan tiba, tiba juga cemooh, tetapi hikmat ada pada orang yang rendah hati (Amsal 11:2).

Orang yang menabur benih kerendahan hati akan menuai kekayaan, kehormatan, dan kehidupan.
Alkitab tidak menghubungkan kekayaan, kehormatan, dan kehidupan dengan kerja keras, kepandaian, skill (kemampuan untuk melakukan sesuatu dengan baik) atau hal-hal yang bersifat material, melainkan dengan karakter kerendahan hati dan takut akan Tuhan.

Kekayaan, kehormatan dan kehidupan di sini dihubungkan dengan hidup yang berkelimpahan dalam Yohanes 10:10. Kelimpahan apa saja? Kasih (1 Tes. 3:12), hikmat, buah-buah Roh (Yoh. 15:5), buah-buah kebenaran dan kemurahan hati (2 Kor. 9 10-11); kelimpahan damai sejahtera; kaya dalam segala macam perkataan dan segala macam pengetahuan (1 Kor. 1:5-6). Orang yang merendahkan hati akan ditinggikan Tuhan pada waktunya. Sebaliknya, orang yang menabur kecongkakan akan menuai kehancuran dan kejatuhan (Amsal 16:18) sebab Tuhan menentang orang yang congkak.

Sikap-sikap menabur benih kerendahan hati antara lain:
a. Memiliki roh takut akan Tuhan dan mengakui kedaulatan-Nya atas hidup kita.
b. Taat kepada hukum Tuhan dan melakukan perintah-Nya.
c. Menghargai kelebihan orang lain dan menerima kekurangannya.
d. Menyadari kelemahan diri, tidak mengeraskan hati, tidak merasa diri benar, mau mengakui kesalahan, memiliki hati yang lemah lembut (mau diajar/dikoreksi dan belajar), hidup dalam pertobatan.
e. Mendahulukan kepentingan Tuhan dan orang lain di atas kepentingannya sendiri, sikap unity dalam teamwork, ada penundukkan diri terhadap otoritas di atasnya,

4. Benih damai sejahtera.

Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah (Matius 5:9).

Seorang pembawa damai bisa membawa diri dengan baik dan menciptakan suasana damai, kondusif (situasi yang mendukung, nyaman, aman, tertib dan tenang) serta dapat mengalirkan damai sejahtera Allah kepada orang lain. Seorang pembawa damai memiliki hati yang tenang dan penguasaan diri yang baik. Ini dihasilkan oleh hati yang dipenuhi damai sejahtera karena Roh Kudus. Menjadi pembawa damai bukan berarti sikap mengalah demi kompromi dengan dosa; bukan pula berpihak kepada salah satu kelompok/orang, tapi berpihak kepada kebenaran. Damai yang sejati tidak terjadi dengan mengorbankan kebenaran, tapi dibangun diatas kebenaran.

Contoh sikap menabur benih damai sejahtera:
a. Mengupayakan penyelesaian masalah dan mendamaikan perselisihan. Memberikan nasihat positif yang sesuai dengan firman Tuhan, bukan menghasut atau memanipulasi orang lain demi kepentingan/keuntungan pribadi.
b. Memberikan pengampunan bagi orang yang bersalah, tidak memperkeruh masalah, masalah besar dikecilkan dan masalah kecil ditiadakan. Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang! (Roma 12:18).
c. Bisa menghargai perbedaan dan menjaga hubungan baik.
d. Menjaga sikap, perkataan dan tindakan supaya tidak menimbulkan kemarahan, kebencian atau pertengkaran.
e. Tidak mudah tersinggung, tidak membalas kejahatan dengan kejahatan.

5. Menabur benih kebaikan.

‘Baik’ menurut Alkitab bukanlah seperti nilai dan ukuran yang dunia ajarkan. Kebaikan adalah sikap yang meneladani Kristus dalam memperlakukan orang lain; suatu nilai-nilai kebaikan yang berpusat kepada Allah dan sifat-Nya yang baik, dengan penekanan utama pada kemurahan hati.

Pengakuan bahwa Allah baik adalah dasar dari semua kebaikan moral. Apa yang IA ciptakan, buat, perintahkan, dan berikan bagi manusia dan seluruh ciptaan adalah baik. Pemberian Allah adalah baik karena semua itu mengungkapkan kemurahan hati-Nya yang ditujukan untuk kebaikan, kesejahteraan, keselamatan dan keuntungan si penerima.

Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah. Karena itu selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan kita seiman. (Galatia 6:9-10).

Kasih, kebaikan, kesetiaan, usaha dan pengorbanan yang kita tabur dalam hidup orang lain tidak akan pernah sia-sia. Pada kenyataannya kita bisa saja merasa jemu melakukan hal-hal tersebut, terlebih kepada orang yang menurut kita tidak pantas mendapatkannya. Sering ada anggapan bahwa berbuat baik terhadap orang yang jahat, keras kepala ataupun bebal merupakan sebuah kebodohan yang membuang-buang waktu dengan percuma; tapi ketahuilah bahwa Tuhan dapat memakai semua yang telah kita tabur untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yaitu pertobatan.

Firman Tuhan menjamin bahwa jika kita terus bertekun menabur kebaikan, kita pasti menuai pada waktunya (pada kairosnya Tuhan), asal kita tidak menjadi lemah (mis. menjadi jengkel, kecewa, menyalahkan, melontarkan kata-kata negative, hilang pengharapan dan berhenti berbuat baik). Bertekun menabur kebaikan akan membawa kita melihat penuaian.

Bersambung minggu depan…

BENIH APA YANG DITABUR (bagian 1)
BENIH APA YANG DITABUR (bagian 2)
BENIH APA YANG DITABUR (bagian 3)
BENIH APA YANG DITABUR (bagian 4)

BENIH APA YANG DITABUR (bagian 1)

BENIH APA YANG DITABUR (bagian 1)

PENDAHULUAN

Ada dua hal utama yang mau kita lakukan dalam ketaatan di Tahun Penuaian ini. Pertama menyiapkan lahan untuk penuaian; ke dua menyiapkan benih untuk ditabur. Tanpa menabur, tidak akan ada tuaian. Perlu diketahui bahwa ada benih yang harus kita tabur dalam kehidupan pribadi, ada pula yang ditabur dalam kehidupan orang lain.

Tema bulan February ini: “Apa yang kita tabur dalam iman, pengharapan, dan kasih akan berbuah pada waktunya.” Orang yang menabur dalam iman, pengharapan dan kasih harus percaya bahwa semua yang ditaburnya pasti akan dituai/berbuah pada waktunya. “Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih.” (1 Korintus 13:13).

ISI

“Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya. Sebab barangsiapa menabur dalam dagingnya, ia akan menuai kebinasaan dari dagingnya, tetapi barangsiapa menabur dalam Roh, ia akan menuai hidup yang kekal dari Roh itu. Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah.” (Galatia 6:7-9).

Benih apa saja yang mau kita tabur supaya menuai hasil/berbuah/mengalami multiplikasi :

1. Benih Perkataan.

Perkataan merupakan sebuah benih yang memiliki daya cipta dalam kehidupan kita maupun orang lain. Kita akan memakan buah dari perkataan kita. Benih perkataan bisa baik ataupun buruk. Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya, akan memakan buahnya (Amsal 18:21).

Ketika kita perkatakan kehidupan dan berkat, kita pun akan menuai kehidupan dan berkat di masa depan. Saat kita perkatakan kekalahan, hal negatif dan kegagalan, hal-hal itu pula yang akan kita tuai. Kehidupan hari ini adalah hasil dari benih perkataan yang kita tabur di hari kemarin.

Refleksi diri : Perkataan seperti apa yang kita tabur?

“Orang yang baik mengeluarkan hal-hal yang baik dari perbendaharaannya yang baik, dan orang yang jahat mengeluarkan hal-hal yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat.” (Matius 12:35)

Jikalau suatu pohon kamu katakan baik, maka baik pula buahnya; jikalau suatu pohon kamu katakan tidak baik, maka tidak baik pula buahnya. Sebab dari buahnya pohon itu dikenal (Matius 12:33).

Orang yang baik pasti akan menabur benih perkataan yang sesuai dengan firman Tuhan, yaitu kata-kata yang mengandung kebenaran, kehidupan, kasih, ucapan syukur dan berkat; perkataan yang memuji Tuhan dan yang membangun.
Sebaliknya orang yang jahat akan menabur benih perkataan yang negatif, melemahkan iman, kata-kata kotor, sia-sia, dusta, fitnah, menghasut, mengutuk, menghina, menghakimi orang lain, dlsb.

Hai kamu keturunan ular beludak, bagaimanakah kamu dapat mengucapkan hal-hal yang baik, sedangkan kamu sendiri jahat? Karena yang diucapkan mulut meluap dari hati. (Matius 12:34).

Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap kata sia-sia yang diucapkan orang harus dipertanggungjawabkannya pada hari penghakiman. Karena menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan, dan menurut ucapanmu pula engkau akan dihukum (Matius 12:36-37).

2. Benih Kebenaran.

Orang yang menabur benih kebenaran akan menuai kehidupan. Benih kebenaran yang dimaksud adalah firman Tuhan. Firman Tuhan memberikan sebuah dorongan yang sangat baik, yaitu untuk memilih ‘kehidupan’ dan bukan ‘kematian’; ‘berkat’ dan bukan ‘kutuk’. Firman Tuhan bukan dimaksudkan untuk memenjarakan kita dengan sederet larangan serta peraturan yang mengikat, tetapi ‘supaya engkau hidup, baik engkau maupun keturunanmu’.

Aku memanggil langit dan bumi menjadi saksi terhadap kamu pada hari ini: kepadamu kuperhadapkan kehidupan dan kematian, berkat dan kutuk. Pilihlah kehidupan, supaya engkau hidup, baik engkau maupun keturunanmu, dengan mengasihi TUHAN, Allahmu, mendengarkan suara-Nya dan berpaut pada-Nya, sebab hal itu berarti hidupmu dan lanjut umurmu untuk tinggal di tanah yang dijanjikan TUHAN dengan sumpah kepada nenek moyangmu, yakni kepada Abraham, Ishak dan Yakub, untuk memberikannya kepada mereka (Ulangan 30:19-20).

Firman Tuhan yang ditabur bukan hanya memberkati kehidupan kita saat ini, tapi juga generasi yang akan datang/ keturunan kita.
Haleluya! Berbahagialah orang yang takut akan TUHAN, yang sangat suka kepada segala perintah-Nya. Anak cucunya akan perkasa di bumi; angkatan orang benar akan diberkati. Harta dan kekayaan ada dalam rumahnya, kebajikannya tetap untuk selamanya (Mazmur 112:1-3).

Jadi jika kita menghendaki keturunan kita turut menuai kehidupan dan berkat, maka taburlah benih kebenaran dalam hidup kita secara pribadi dan dalam keluarga (pasangan dan anak-anak kita). Setelah lahir baru, kita perlu memberi makan manusia roh kita dengan firman Tuhan. Jangan jadi bayi rohani terus, tetapi bertumbuhlah supaya menghasilkan buah dan memuridkan orang lain.

Proses pertumbuhan terjadi karena dua hal : Konsisten (tetap, tidak berubah-ubah; taat asas; selaras; sesuai) dan Kontinuitas (kesinambungan; kelangsungan; kelanjutan; keadaan kontinu). Ini bicara tentang Pemuridan/Discipleship. Sikap konsisten dan kontinu dalam sebuah proses menjadikan manusia roh kita kuat. Proses ditujukan supaya kita berbuah banyak.
Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah (Yohanes 15:2).

Bersambung minggu depan..

BENIH APA YANG DITABUR (bagian 1)
BENIH APA YANG DITABUR (bagian 2)
BENIH APA YANG DITABUR (bagian 3)
BENIH APA YANG DITABUR (bagian 4)

BEBERAPA JENIS TUAIAN (bagian 1)

BEBERAPA JENIS TUAIAN (bagian 1)

BEBERAPA JENIS TUAIAN (bagian 1)

PENDAHULUAN

Kita akan melihat penuaian terjadi di tahun 2025 jika kita taat mengikuti kehendak dan tuntunan Tuhan. Ia akan memberikan ketajaman untuk melihat sebuah peluang menjangkau jiwa-jiwa serta memuridkan mereka. Saat kita berjalan dalam visi/rencana-Nya, maka Tuhan akan memampukan serta menyediakan segala sesuatu yang diperlukan. Bagian kita selanjutnya adalah memaksimalkan semua sumber daya/talenta dalam hikmat dan pimpinan Roh Kudus. Ketekunan dan iman percaya kepada Tuhan akan membawa kita mengalami penuaian. Berikut ini kita akan membahas beberapa jenis tuaian.

ISI

1. TUAIAN JIWA-JIWA

a. Orang yang belum menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat; yang hidup dalam dosa, hawa nafsu dunia, yang sakit, letih lesu, berbeban berat; keadaan mereka terlantar seperti domba yang tidak bergembala.

Demikianlah Yesus berkeliling ke semua kota dan desa; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Sorga serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan. Melihat orang banyak itu, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala. Maka kata-Nya kepada murid-murid-Nya: “Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu.” (Matius 9:35-38).

b. Orang Kristen yang sudah jauh meninggalkan Tuhan dan ibadah, kecewa dengan Tuhan atau dengan saudara seiman, yang belum sungguh-sungguh (masih hidup secara duniawi); mereka yang sedang hancur kehidupannya dan butuh dipulihkan; orang Kristen yang disesatkan oleh doktrin palsu (misalnya hypergrace, Saksi Jehova, dsb).

c. Orang Kristen yang kehidupan rohaninya suam (tidak panas dan tidak dingin dalam hubungannya dengan Tuhan). Kelompok ini memiliki beberapa ciri, antara lain memilih hidup dalam zona nyaman, hanya mau jadi pengunjung gereja, tidak mau dimuridkan, kehidupan rohaninya tidak mengalami pertumbuhan, perlahan-lahan berkompromi dengan dunia, tidak ada/menurunnya antusiasme rohani, tidak memiliki roh yang menyala-nyala untuk melayani Kristus, tidak mau berkontribusi dalam gereja lokal. Kelompok ini merasa diri mereka kaya, mapan dan tidak kekurangan apapun tetapi Tuhan mengatakan bahwa mereka malang, miskin, buta dan telanjang. Mereka diperhamba oleh harta, sehingga hatinya tidak lagi tertuju kepada Tuhan.

Memasuki tahun 2025 kita diingatkan kembali untuk lebih intens dalam melakukan Amanat Agung, yaitu memuridkan orang-orang terdekat yang terjangkau oleh kita. Apapun profesi atau pekerjaan yang dilakukan, setiap anggota Cool wajib melakukan bagiannya, baik dalam gereja lokal maupun kehidupan pribadi.

Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman (Matius 28:19-20).

Marilah kita menjadi murid Kristus yang semakin berakar serta bertumbuh dalam kasih karunia dan tekun menghasilkan buah, supaya bisa memuridkan orang lain (anggota keluarga, rekan sekerja, rekan usaha, housemate, tetangga, dlsb). Ini bukan lagi waktunya untuk bersantai-santai, berada di comfort zone, sibuk mengerjakan hal yang sia-sia, mengejar kekayaan, masih menyimpan kepahitan, menjauhkan diri dari pertemuan ibadah, ataupun duduk dalam kumpulan pencemooh (suka menggosip; hanya jago menilai, berpendapat atau menghakimi orang lain; mengeluh/bersungut-sungut; merasa tidak puas dengan ini dan itu), dlsb.

Hiduplah dengan bijaksana, gunakan waktu untuk hal-hal yang berguna membangun diri sendiri dan orang lain, kembangkan talenta/karunia, saling melayani dan tetap kerjakan keselamatan kita. Jangan biarkan pekerjaan, kesibukan bahkan pelayanan membuat kita jadi kehilangan fokus kepada Tuhan dan visi-Nya. Akuilah Dia dalam segala lakumu (pikiran, perencanaan, perkataan, perbuatan/keputusan), maka Ia akan meluruskan jalanmu (Amsal 3:6).

Berikut adalah beberapa langkah untuk memenangkan jiwa:

1. Doakan Orang yang hendak anda menangkan seperti petani menyiapkan lahan.
– Doakan agar Roh Kudus bekerja di hati mereka (Yohanes 16:8-9).
– Mohon hikmat Tuhan untuk berbicara dengan kata-kata yang tepat (Yakobus 1:5).
– Berdoa agar hati mereka terbuka menerima Injil (2 Korintus 4:4).

2. Gaya Hidup anda sesuai dengan Firman.
– Tunjukkan kasih Kristus melalui sikap, tindakan, dan perkataan Anda (Matius 5:16).
– Hidup yang penuh integritas, kasih, dan pengampunan akan menarik orang untuk mengenal Yesus.

3. Bangun Hubungan yang tulus.
– Jadilah teman /anggota keluarga yang perduli
– Jangan langsung menghakimi atau memaksakan pandangan Anda.

4. Sampaikan Kabar Baik dengan sederhana.
– Gunakan bahasa yang mudah dimengerti.
– Fokus pada kasih Tuhan, pengorbanan Yesus, dan janji kehidupan kekal (Yohanes 3:16). – Bagikan kesaksian pribadi tentang bagaimana Kristus mengubahkan hidup Anda.

5. Gunakan Alkitab sebagai Dasar.
– Sampaikan ayat-ayat kunci seperti Roma 3:23, Roma 6:23, Roma 10:9-10.
– Jelaskan bahwa keselamatan adalah anugerah, bukan hasil usaha manusia (Efesus 2:8-9). – Jangan menyerah jika mereka menolak pada awalnya (Galatia 6:9).

6. Ajak Mereka untuk bertindak.
– Tawarkan mereka kesempatan untuk berdoa menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat.
– Bantu mereka memahami langkah iman berikutnya, seperti membaca Alkitab, berdoa, dan beribadah serta terhubung dengan komunitas Cool.

7. Bimbing dalam Pemuridan
– Setelah mereka percaya, teruslah mendampingi mereka untuk bertumbuh dalam iman (Matius 28:20).

Note: Memenangkan jiwa adalah pekerjaan Roh Kudus, kita hanya menjadi alat yang dipakai Tuhan. Tetaplah rendah hati dan andalkan kekuatan Tuhan dalam setiap Langkah.

Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan. Dan janganlah kamu mabuk oleh anggur, karena anggur menimbulkan hawa nafsu, tetapi hendaklah kamu penuh dengan Roh (Efesus 5:17-18).

Bersambung minggu depan…

BERBAGI TERANG KRISTUS DI DUNIA YANG GELAP –  bagian 3 (Bangkit dan menjadi terang)

BERBAGI TERANG KRISTUS DI DUNIA YANG GELAP – bagian 3 (Bangkit dan menjadi terang)

Sekilas review minggu lalu:
1. Yesus adalah sumber terang orang percaya.
2. Orang percaya memancarkan terang Kristus.

Sambungan minggu ini:

3. Bersinar terang di tengah masalah, tantangan , tekanan dan penderitaan.

Di akhir jaman ini kita hidup di tengah masa sukar (2 Timotius 3: 1-4). Kebobrokan moral manusia, kejahatan, penyesatan, bencana alam dan perang telah menyebabkan berbagai krisis global. Banyak orang sudah kehilangan harapan, arah dan tujuan karena berjalan dalam kegelapan. Kegelapan sudah dianggap sebagai hal yang biasa dan wajar. Orang dunia menyebut kejahatan itu baik dan kebaikan itu jahat; mereka membenci/menjauhi terang dan menyukai kegelapan dan tipuan.

Saat berada di tengah kegelapan, kita tidak hidup seperti dunia yang berjalan di dalam kegelapan karena sumber terang yaitu Kristus, ada di dalam hati kita. Justru di tengah kegelapan ini terang yang ada di dalam kita semakin nyata bersinar. Ini saatnya untuk bangkit dan membagikan terang Tuhan yang ajaib kepada dunia.

Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib (1 Petrus 2:9).

Kalaupun sedang berada dalam lembah kekelaman (mengalami masalah, kesulitan, kelemahan dan penderitaan), orang percaya seharusnya tetap bersinar karena terang Tuhan yang ada dalam kita bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan tidak dapat menguasainya.

“Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup.” (Yohanes 8:12).

Jika kita taat mengikuti pimpinan Roh Kudus, kita tidak akan berjalan dalam kegelapan melainkan hidup oleh iman, memiliki pengharapan pasti serta melangkah ke arah dan tujuan yang benar. Dalam keadaan yang paling gelap di musim hidup kita sekalipun, kita tetap bersinar terang karena kita berjalan dalam kebenaran. Dalam kebenaran tidak ada kebingungan, keraguan dan kompromi dengan dosa.

Terang firman Tuhan memberikan kejelasan, jaminan kepastian, jawaban, dan jalan keluar/solusi yang kita butuhkan. Selain itu firman Tuhan juga merupakan sumber hikmat yang dapat diandalkan. Firman Tuhan adalah pelita yang menuntun kita ke arah tujuan yang benar/lurus sehingga kita tidak tersesat atau salah jalan.

Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku (Mazmur 119:105).

Alkitab memberikan panduan tentang bagaimana hidup sebagai anak-anak terang supaya tetap bersinar di tengah kegelapan :

a. Hidup dalam kasih dan ketaatan kepada Allah (1 Yohanes 2:10; Efesus 5:1).
Kasih kepada Allah didemonstrasikan dengan ketaatan kepada perintah dan kehendak-Nya. Allah memerintahkan kita untuk mengasihi orang lain dan mengampuni mereka yang bersalah kepada kita. Tidak membalas kejahatan dengan kejahatan melainkan dengan kasih dan kebaikan. Kasih mendorong kita untuk tetap berbuat kebaikan sekalipun tidak dihargai atau dilihat orang.

b. Menanggalkan perbuatan kegelapan dan mengenakan Tuhan Yesus Kristus sebagai perlengkapan senjata terang (Roma 13:12-14).
Hidup dengan sopan, bukan dalam pesta pora, kemabukan, percabulan, hawa nafsu, perselisihan, iri hati dan kompromi dengan dosa/dunia.

c. Hidup secara arif (Efesus 5: 15-17).
Pergunakan waktu yang ada dengan bijaksana, berusahalah untuk mengerti kehendak Allah dan belajar melakukan apa yang berkenan kepada-Nya.

d. Lakukan pekerjaan, pelayanan, tugas dan tanggung jawab dengan sebaik-baiknya, miliki motivasi yang benar dan tulus, berintegritas, tidak bersungut-sungut serta rela melakukan hal yang extra-miles bagi kepentingan orang lain.

Lakukanlah segala sesuatu dengan tidak bersungut-sungut dan berbantah-bantahan, supaya kamu tiada beraib dan tiada bernoda, sebagai anak-anak Allah yang tidak bercela di tengah-tengah angkatan yang bengkok hatinya dan yang sesat ini, sehingga kamu bercahaya di antara mereka seperti bintang-bintang di dunia (Filipi 2:14-15).

e. Mengucap syukur senantiasa atas segala sesuatu (Efesus 5:20).
Dengan mengucap syukur, hati kita dipenuhi dengan sukacita dan damai sejahtera yang menjadi kekuatan untuk tetap hidup oleh iman, sehingga dalam keadaan apapun terang Kristus terpancar dari hidup kita.

PENUTUP

Sebagai murid Kristus, kita dipanggil untuk hidup dalam terang-Nya dan membagikan terang itu kepada dunia yang gelap. Mereka yang mengikut Yesus (taat kepada pimpinan Roh Kudus) akan berjalan dalam terang dan menampilkan Kristus di tengah kegelapan. Terang Tuhan yang terpancar dari hidupnya akan membuahkan kebaikan, keadilan, dan kebenaran. Orang dunia butuh melihat cahaya kasih Allah yang bersinar terang melalui hidup orang percaya supaya mereka bisa dibawa kepada Kristus dan diselamatkan. JESUS FOR EVERYONE !

BERBAGI TERANG KRISTUS DI DUNIA YANG GELAP –  bagian 2 (Bangkit dan menjadi terang)

BERBAGI TERANG KRISTUS DI DUNIA YANG GELAP – bagian 2 (Bangkit dan menjadi terang)

Sekilas review minggu lalu:
Manusia jatuh ke dalam dosa dan hidup dalam kegelapan / kehilangan kebenaran dan terhilang. Yesus datang ke dunia sebagai terang kebenaran, agar setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak tinggal dalam kegelapan (Yohanes 12:46), melainkan memiliki terang hidup.
1. Yesus adalah sumber terang orang percaya.

Sambungan minggu ini :

2. Orang percaya memancarkan terang Kristus.

Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu.
Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga. (Matius 5:14-16).

Pengikut Kristus dipanggil keluar dari kegelapan untuk hidup dalam persekutuan dengan Allah agar dapat memancarkan terang Kristus. 1 Yohanes 1:5 mengatakan “Allah adalah terang dan di dalam Dia sama sekali tidak ada kegelapan.” Pada-Nya tidak ada perubahan atau bayangan karena pertukaran. Ini mengacu kepada kebenaran, integritas, kemurnian moral, hikmat, kemuliaan, kasih serta kekudusan Allah yang mutlak dan sempurna. Tidak ada kecacatan moral, dosa dan ketidakbenaran di dalam Allah.

Orang yang hidup dalam persekutuan dengan Allah akan turut mengambil bagian dalam kodrat ilahi dan luput dari hawa nafsu duniawi yang membinasakan dunia (2 Petrus 1:4). Akan tetapi jika kita katakan bahwa kita beroleh persekutuan dengan Dia, namun kita hidup di dalam kegelapan, maka sebenarnya kita berdusta dan tidak melakukan kebenaran (1 Yohanes 1:6).

Demikian pula siapa yang berkata bahwa ia berada di dalam terang, tetapi membenci saudaranya, ia berada di dalam kegelapan sampai sekarang. Barangsiapa mengasihi saudaranya, ia tetap berada di dalam terang, dan di dalam dia tidak ada penyesatan. Tetapi barangsiapa membenci saudaranya, ia berada di dalam kegelapan dan hidup di dalam kegelapan. Ia tidak tahu ke mana ia pergi, karena kegelapan itu telah membutakan matanya (1 Yohanes 2:9-11).

Cahaya akan mengekspos apa yang tersembunyi dalam kegelapan. Cahaya juga menolong kita untuk melangkah ke arah yang benar agar kita tidak tersandung dan jatuh atau salah jalan/tersesat. Firman Tuhan yang adalah terang akan menyingkapkan kegelapan di dalam hati dan jiwa kita. Mata hati kita diterangi sehingga bisa melihat dan menyadari dosa, kelemahan, ikatan, dan hawa nafsu kedagingan yang bercokol dalam diri kita.

Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita. Dan tidak ada suatu makhlukpun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab (Ibrani 4:12-13).

Tetapi segala sesuatu yang sudah ditelanjangi oleh terang itu menjadi nampak, sebab semua yang nampak adalah terang (Efesus 5:13).

Jika kita tinggal dalam persekutuan dengan Allah, maka terang firman-Nya pasti membawa kita hidup dalam pertobatan. Saat kita konsisten hidup dalam pertobatan, berjalan dalam pimpinan Roh Kudus dan menjadi pelaku firman, maka di situlah terang kita bercahaya di depan orang. Terang yang kita pancarkan disebabkan karena kehadiran Kristus di hati dan ketaatan kepada kehendak-Nya.

Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga. (Matius 5:16).

Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang, karena terang hanya berbuahkan kebaikan dan keadilan dan kebenaran. (Efesus 5:8-9).

Meskipun kita tinggal di dunia yang diliputi kegelapan, tapi Allah menghendaki supaya orang percaya memancarkan terang kemuliaan-Nya. Oleh sebab itu singkirkan hal-hal yang menghalangi terang Kristus terpancar dari hidup kita dan berjalanlah mengikuti pimpinan Roh Kudus.

Itulah sebabnya dikatakan : “Bangunlah, hai kamu yang tidur dan bangkitlah dari antara orang mati dan Kristus akan bercahaya atas kamu.” Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat.
Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan. Dan janganlah kamu mabuk oleh anggur , karena anggur menimbulkan hawa nafsu, tetapi hendaklah kamu penuh dengan Roh. (Efesus 5:14-18).

Bersambung minggu depan..

BERBAGI TERANG KRISTUS DI DUNIA YANG GELAP –  bagian 1 (Bangkit dan Menjadi Terang)

BERBAGI TERANG KRISTUS DI DUNIA YANG GELAP – bagian 1 (Bangkit dan Menjadi Terang)

PENDAHULUAN

Kutuk akibat dosa membuat bumi diliputi oleh awan kegelapan dan bangsa-bangsa ditutupi oleh kekelaman. Manusia jatuh ke dalam dosa dan hidup dalam kegelapan / kehilangan kebenaran dan terhilang. Karena kasih-Nya yang besar, Allah Bapa berfirman pada perawan Maria dan Yesus lahir ke dunia sebagai manusia. Yesus datang ke dunia sebagai terang kebenaran, agar setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak tinggal dalam kegelapan (Yohanes 12:46), melainkan memiliki terang hidup sehingga dapat membagikannya kepada dunia yang gelap.

ISI

Yesus adalah terang hidup artinya:

1. Kebenaran/Truth.

Di dalam Kebenaran Allah tidak ada kebingungan atau keraguan, atau kegelapan sedikitpun (there is no shadow of turning-Yakobus 1:17) Kebenaran Tuhan tidak berubah.

2. Kejelasan/Clarity.

Firman Tuhan adalah terang/pelita yang memberikan kejelasan, jawaban, jalan keluar/solusi yang kita butuhkan. Firman Tuhan juga merupakan sumber hikmat yang dapat diandalkan.

3. Arah yang lurus.

Terang firman Tuhan membimbing dan memberi arah tujuan yang benar/lurus, kita tidak akan tersesat atau salah jalan.

 

Sementara ‘kegelapan’ memiliki beberapa makna:

1. Kebingungan/Confusion.

Disebabkan dusta bercampur dengan kebenaran. Kegelapan ini di ssbabkan karena seorang menolak kebenaran dan membiarkan ke tidak benaran masuk menyebabkan kekacauan, gangguan pikiran, kesia-siaan, kekosongan, dan kecemaran.

2. Ketidakjelasan/Unclarity.

Sinonim katanya adalah ambiguitas, pandangan yang kabur/tidak jelas, keragu-raguan; dapat dihubungkan dengan ketidakmurnian, double-minded, hati bercabang, dolak-dalik.

3. Tersesat

Kata tersesat menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti tidak melalui jalan yang benar atau salah jalan. Kata sesat sendiri memiliki arti yang sama, yaitu tidak melalui jalan yang benar, salah jalan, keliru, berbuat yang tidak senonoh, atau menyimpang dari kebenaran.

 

1. Yesus adalah sumber terang orang percaya.

Maka Yesus berkata pula kepada orang banyak, kata-Nya: “Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup.” (Yohanes 8:12).

Yesus adalah terang bagi dunia/manusia yang berada dalam kegelapan. Misi Yesus bagi dunia tidak hanya menjadi terang bagi bangsa Israel atau sekelompok kaum/golongan, melainkan bagi segenap umat manusia yang telah jatuh ke dalam dosa. Yesus adalah satu-satunya utusan Allah yang datang ke dunia untuk menyelamatkan manusia dari kegelapan yang berujung kebinasaan. Ia mengundang orang-orang berdosa untuk keluar dari kegelapan dan mengikuti Dia.

Allah adalah Roh yang tak terlihat secara kasat mata, namun ekspresi kasih-Nya kepada manusia diwujudkan melalui Yesus Kristus. Kehidupan dan perkataan Yesus Kristus adalah ekspresi nyata dari Pribadi Allah Bapa. Ketika Firman Yang Kekal mengambil wujud manusia Yesus Kristus, Allah hendak menyatakan kerinduan-Nya untuk menyelamatkan manusia.

Yesus dikatakan sebagai gambar Allah yang tidak kelihatan, pancaran kemuliaan dan representasi yang tepat dari sifat-sifat Allah; Dialah yang sulung (terunggul) di antara seluruh ciptaan. Yesus adalah perwujudan kebenaran Allah yang paling tepat dalam kehidupan manusia. Hal ini menolong kita untuk lebih memahami maksud Allah atas kita dan bagaimana mengikuti tuntunan-Nya.

Yesus adalah sumber terang bagi orang yang mau percaya kepada-Nya. …Barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup.

Ini menunjukkan perbedaan arah dan cara hidup yang signifikan antara orang percaya dan dunia yang gelap.  Orang percaya menerima identitas baru sebagai anak-anak Allah dan Ia menghendaki supaya kita hidup sebagai anak-anak terang. Memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan. Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang (Efesus 5:8).

Yesus adalah Firman Allah Yang Hidup. Di dalam Dia (Firman Allah) ada hidup, dan hidup itu adalah terang manusia. Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya (Yohanes 1:4-5).

Terang adalah pernyataan kasih Allah di dalam Yesus Kristus yang menembus ke dalam hati manusia berdosa. Allah membuat terang-Nya bercahaya di dalam hati kita, supaya kita beroleh terang dari pengetahuan tentang kemuliaan Allah yang nampak pada wajah Kristus (2 Korintus 4:6). Yesus Kristus adalah sumber terang yang memberikan pengetahuan/pewahyuan/pengenalan akan Pribadi Allah serta kehendak dan rencana-Nya atas kita. Melalui pewahyuan akan Allah di dalam Yesus Kristus, Firman itu membawa terang ke dalam hati manusia.

Mereka yang mengikuti Yesus tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan mempunyai terang hidup. Orang yang memiliki terang hidup tidak akan dikuasai oleh kegelapan. Orang yang berada dalam terang berarti memiliki ‘hidup’, baik yang kekal maupun yang sementara saat ini (jadi bukan sekedar eksis). Menjadi pengikut Kristus bukanlah sekedar ‘label’ tapi sungguh-sungguh hidup oleh iman, yaitu orang yang tinggal di dalam Kristus dan firman-Nya tinggal di dalam dia. Bukan cuma tahu firman tapi juga melakukannya, bukan hanya menguasai firman tapi hidup dikuasai oleh firman Tuhan.

Bersambung minggu depan..

BERSYUKUR ATAS RANCANGAN ALLAH  YANG BAIK

BERSYUKUR ATAS RANCANGAN ALLAH YANG BAIK

PENDAHULUAN

Hati yang mengucap syukur dalam segala  hal merupakan salah satu tanda bahwa seseorang hidup oleh iman, bukan karena melihat. Dirinya percaya kalau Tuhan itu baik; firman-Nya penuh kuasa; bahwa Allah turut bekerja di setiap musim hidupnya, dan segala sesuatu terjadi dalam rencana-Nya yang baik. Pada bahan minggu ini kita belajar memahami rancangan Allah atas hidup kita, sehingga kita dapat mengucap syukur dalam segala keadaan.

ISI

Setelah bertobat dan menyerahkan hidup kepada kasih karunia Allah melalui kelahiran baru, maka langkah hidup kita ditetapkan oleh Tuhan. Mazmur 37:23  Tuhan menetapkan langkah-langkah orang yang hidupnya berkenan kepada-Nya.

Roma 8:28

Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.

Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu 

Kalimat ‘kita tahu sekarang, bahwa Allah..’ memberikan pengertian bahwa orang percaya akan hidup oleh iman, bukan karena melihat. Tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Pengenalan yang benar akan sifat-sifat Allah dan firman-Nya memampukan kita hidup dalam iman dan mengucap syukur meski sedang dalam keadaan yang tidak kita inginkan. Percaya dulu, baru kita akan mengerti proses Tuhan sesuai Roma 8:28.

..‘turut bekerja dalam segala sesuatu’ .. berarti Allah dapat memakai segala situasi dan kondisi : baik dan tidak baik; yang kita mengerti dan tidak mengerti; yang sudah terjadi dan sedang terjadi; dalam suka dan duka; dalam kelimpahan dan kekurangan, dsb, karena IA berdaulat atas segala sesuatu.  Arti kata berdaulat menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah memiliki kekuasaan tertinggi atau sepenuhnya independen. Tidak ada yang kebetulan terjadi di hidup kita; semua yang terjadi di musim hidup kita ada dalam kuasa dan penetapan-Nya.

Kita perlu belajar memahami cara Tuhan membentuk kita.  Allah bekerja melalui proses, bukan jalan pintas. Bagi Allah, membentuk karakter serta memaksimalkan potensi/talenta lebih penting dari sekedar menjawab permohonan doa kita secara instan.

untuk mendatangkan kebaikan

Kata ‘mendatangkan kebaikan’ di sini ini tidak bicara soal apa yang kita anggap baik menurut pengertian sendiri.  Manusia cenderung menilai ‘kebaikan’ hanya dari sudut pandang duniawi: yang bersifat materi, yang terlihat, yang sia-sia, yang menyenangkan ‘kedagingan’ dan yang sementara. Apa yang mendatangkan kebaikan menurut pandangan manusia tidak sama dengan pandangan Allah. Hal-hal yang disebut ‘kebaikan’ dalam pandangan Allah adalah perkara-perkaran  kebenaran, yang mendatangkan damai sejahtera, yang ilahi, mulia, dan kekal.

Kalau iblis memakai masalah, kesulitan dan penderitaan untuk mereka-rekakan yang jahat dan menghancurkan kita, maka Allah mereka-rekakannya untuk kebaikan, agar kita semakin menyerupai Kristus dan menerima kemuliaan-Nya.

“Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung diantara banyak saudara. Dan mereka yang ditentukan-Nya dari semula, mereka itu juga dipanggil-Nya. Dan mereka yang dipanggil-Nya, mereka itu juga dibenarkan-Nya. Dan mereka yang dibenarkan-Nya, mereka itu juga dimuliakan-Nya (Roma 8:29-30)

Dan supaya Ia menjadikan mata hatimu terang,  agar kamu mengerti pengharapan apakah yang terkandung dalam panggilan-Nya:  betapa kayanya kemuliaan bagian yang ditentukan-Nya bagi orang-orang kudus, dan betapa hebat kuasa-Nya bagi kita yang percaya, sesuai dengan kekuatan kuasa-Nya (Efesus 1:18-19)

Pemrosesan Tuhan lewat tiap musim kehidupan menjadikan akar kita makin kuat, dalam kasih kita bertumbuh dalam segala hal ke arah Kristus, yang adalah pengharapan akan kemuliaan. Tuhan Yesus memimpin kita dalam iman dan membawa iman kita kepada kesempurnaan; dari satu kemuliaan kepada kemuliaan yang lain. Penderitaan, masalah dan kesulitan yang kita alami di dunia ini tidak sebanding dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita.

bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggilsesuai dengan rencana 

 Ketika kita dipanggil keluar dari kegelapan dan menjadi milik Kristus, tidak ada yang dapat terjadi di hidup ini di luar rencana Allah untuk kebaikan kita. Tuhan ada di pihak  orang-orang yang mengasihi Dia, yang terpanggil sesuai dengan rencana/tujuan-Nya. Setiap senjata yang ditempa musuh justru dipakai Tuhan untuk membawa kebaikan, keberhasilan dan kemenangan bagi kita. Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita? Tidak ada yang dapat memisahkan kita dari kasih Allah. Di dalam semua penderitaan, tantangan dan masalah, kita adalah orang-orang yang lebih dari pada pemenang, oleh Dia yang telah mengasihi kita (Roma 8:37).

PENUTUP

Dengan memahami kebenaran ini kita dapat mengucap syukur untuk kasih karunia Allah yang besar dan mulia. Betapa hebat kuasa-Nya bagi kita yang percaya, sesuai dengan kekuatan kuasa-Nya yang dikerjakan-Nya di dalam Kristus. Apapun yang terjadi, ingatlah bahwa rancangan Tuhan bukanlah rancangan kecelakaan, melainkan rancangan damai sejahtera, yang memberikan kita hari depan yang penuh harapan.

KARYA ROH KUDUS DALAM PERJALANAN IMAN KITA

KARYA ROH KUDUS DALAM PERJALANAN IMAN KITA

pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus (Titus 3:5)

PENDAHULUAN

Permulaan kehidupan kita bersama Allah dikerjakan oleh Roh Kudus. Ketika kita bertobat dan menyerahkan diri kepada belas kasihan Allah, Roh Kudus memberikan kita kelahiran baru, hidup yang baru. Selanjutnya perjalanan iman kita merupakan kelanjutan dari karya Roh Kudus, yaitu kasih karunia Allah yang membarui, mempertahankan dan meneguhkan kita untuk setia sampai garis akhir.

ISI

Pembaruan yang dikerjakan oleh Roh Kudus terus berlangsung seumur hidup kita melalui sebuah proses yang disebut pemuridan. Setiap kita wajib bertumbuh dan jangan pernah berhenti menjadi murid Kristus supaya kasih karunia Allah tidak menjadi sia-sia.

Kasih karunia diberikan agar kita dapat hidup berkenan bagi Allah dan membagikan kasih karunia-Nya kepada dunia yang terhilang. Kasih karunia Allah menopang serta memampukan kita untuk hidup oleh iman dan dalam kekudusan di tengah angkatan yang jahat dan bengkok hatinya.

Tuhan Yesus sudah mengingatkan bahwa di dalam dunia, orang percaya akan mengalami penderitaan dan tantangan iman (Yohanes 16:33b). Orang percaya bukan saja dikaruniai iman untuk percaya kepada Yesus Kristus, tapi juga iman untuk bertahan di tengah penderitaan karena nama Yesus dan karena firman-Nya (Filipi 1:29). Kita akan mengalami penderitaan karena menyuarakan kebenaran, karena hidup saleh, karena berbuat baik, karena nama Kristus, karena memberitakan Injil keselamatan, dlsb.

Peran kasih karunia Allah dalam pertumbuhan dan tantangan iman

Tetapi bertumbuhlah dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus (1 Petrus 3:18).

Sebagai ciptaan baru dalam Kristus, kita adalah manusia roh karena Roh Allah berdiam di dalam kita. Kita sudah diberikan hati yang baru, yaitu hati yang taat kepada Allah. Sebagai manusia roh, kita hidup dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah. Manusia roh memerlukan makanan rohani yaitu firman Allah untuk tetap hidup, bertumbuh dan berbuah.

Seperti halnya manusia fisik, manusia roh kita juga harus bertumbuh menjadi dewasa. Kalau pertumbuhan manusia fisik terjadi dengan sendirinya, maka pertumbuhan rohani tidak demikian. Untuk menjadi manusia roh yang dewasa diperlukan keputusan kita secara pribadi. Kita yang harus ‘dengan sengaja’ berkomitmen untuk bertumbuh dalam kasih karunia. Hanya mereka yang dewasa yang hidupnya terus mengalami pembaruan; yang kuat bertahan di tengah penderitaan; dan yang berbuah-buah lebat serta matang.

Aku berdoa supaya Ia, menurut kekayaan kemuliaan-Nya, menguatkan dan meneguhkan kamu oleh Roh-Nya di dalam batinmu, sehingga oleh imanmu Kristus diam di dalam hatimu dan kamu berakar serta berdasar di dalam kasih (Efesus 3:16-17).

Dalam terjemahan NKJV ditulis :

that He would grant you, according to the riches of His glory, to be strengthened with might through His Spirit in the inner man, that Christ may dwell in your hearts through faith; that you, being rooted and grounded in love

Kasih karunia Allah melalui Roh Kudus akan menguatkan dan meneguhkan manusia roh kita untuk taat kepada Allah. Ketaatan kepada Allah menghasilkan transformasi hidup. Manusia roh kita terus mengalami pembaruan yaitu menjadi dewasa serta perkasa, karena iman kita berakar dan berdasar dalam kasih. Kasih Allah yang tidak pernah gagal itu telah dicurahkan ke dalam hati kita oleh Roh Kudus-Nya (Roma 5:5). Di dalam kasih, kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Kristus.

Kita ditolong untuk dapat menyangkal diri dan pikul salib. Kita ditolong untuk hidup oleh iman meski mengalami berbagai ujian dan tantangan; kita ditolong untuk bertahan di tengah penderitaan karena kebenaran/nama Yesus; dan kita ditolong untuk setia sampai garis akhir.

Dan Allah, sumber segala kasih karunia, yang telah memanggil kamu dalam Kristus kepada kemuliaan-Nya yang kekal, akan melengkapi, meneguhkan, menguatkan dan mengokohkan kamu, sesudah kamu menderita seketika lamanya (1 Petrus 5:10).

PENUTUP

Seluruh perjalanan iman kita merupakan karya Roh Kudus. Kasih karunia Allah yang kita peroleh dibayar dengan sangat mahal melalui pengorbanan Tuhan Yesus di atas kayu salib. Oleh sebab itu hargai kasih karunia Allah; jangan anggap remeh dan menyia-nyiakannya. Berjalanlah dalam kasih karunia supaya kita tetap hidup (bukan sekedar eksis), bertumbuh, berbuah, bertahan di tengah penderitaan dan setia sampai garis akhir, Amen!

TAHUN 5785, TAHUN KASIH KARUNIA YANG BERLIMPAH-LIMPAH (bagian 3)

TAHUN 5785, TAHUN KASIH KARUNIA YANG BERLIMPAH-LIMPAH (bagian 3)

Sambungan dari minggu lalu :
Hal-hal yang kasih karunia Allah lakukan dalam hidup kita :
1.Kasih karunia yang menyelamatkan; 2. Kasih karunia yang menopang di dalam kelemahan diri, ujian iman dan masalah; 3. Kasih karunia yang memperbarui hidup kita.

Lanjutan minggu ini :
4. Kasih karunia yang memampukan kita berjalan dalam panggilan Allah (1 Kor. 15:10).

Transformasi hidup adalah bukti bahwa orang tersebut berjalan dalam kasih karunia Allah dan tidak menyia-nyiakannya. Transformasi disertai hidup yang berbuah matang serta tetap; yaitu buah kehidupan yang dapat dinikmati oleh orang lain dan berguna untuk membangun Kerajaan Allah.
Salah satunya adalah buah pelayanan yaitu melakukan kehendak Allah dan berjalan dalam rencana-Nya, membangun tubuh Kristus serta menjangkau jiwa-jiwa yang terhilang. Roh Kudus memberikan rupa-rupa karunia dan kuasa untuk melakukan hal-hal yang melampaui kemampuan natural kita.

Perlu diperhatikan bahwa kasih karunia memang diberikan secara cuma-cuma, namun bukan berarti kita jadi pasif dan tidak melakukan bagian kita. Allah tidak menginginkan kita menghambat, menyia-nyiakan ataupun menyalahgunakan kasih karunia-Nya yang besar.

Berikut merupakan sikap-sikap yang menghambat, menyalahgunakan dan menyia-nyiakan kasih karunia :

a. Hidup ditentukan oleh hal-hal yang terlihat (bukan oleh iman)
Orang yang hidup karena melihat cenderung sukar untuk taat kepada firman/kehendak Tuhan. Orang yang memiliki pengetahuan firman belum tentu hidup oleh iman dan mau menyerahkan dirinya untuk dipimpin oleh Roh Kudus. Pikiran, logika dan cara pandangnya terbentuk berdasarkan apa yang terlihat, dan itu semua sangat mempengaruhi respon serta keputusan yang diambil.

Karena tidak hidup oleh iman, mata hatinya mudah dibutakan oleh ilah-ilah jaman yang membangkitkan rupa-rupa keinginan. Orang yang hidup karena melihat tidak memahami perkara-perkara rohani, akibatnya jadi kompromi dengan dunia, hidup dalam kekuatiran dan tipu daya kekayaan, sibuk mengejar dan menimbun hal yang sia-sia, serta kehilangan arah & tujuan Tuhan dalam hidupnya.

b. Terjebak dalam ‘hyper grace’
Allah itu kasih dan murah hati tapi bukan berarti kasih karunia-Nya jadi murahan (cheap/hyper grace). Allah adalah kasih, tapi juga maha kudus serta adil. Allah menghakimi dosa dan menjunjung kebenaran, namun Ia bersikap adil kepada mereka yang mau merendahkan hati, mengakui kesalahan dan bertobat.
Sebab itu perhatikanlah kemurahan Allah dan juga kekerasan-Nya, yaitu kekerasan atas orang-orang yang telah jatuh, tetapi atas kamu kemurahan-Nya, yaitu jika kamu tetap dalam kemurahan-Nya; jika tidak, kamupun akan dipotong juga (Roma 11:22).

c. Malas
Kemalasan dapat diartikan sebagai kondisi tidak peduli terhadap hal-hal penting yang seharusnya menjadi prioritas. Contoh kemalasan : malas berdoa, malas baca firman; malas beribadah; tidak mau mengambil bagian dalam menyokong pekerjaan Tuhan, tidak mau dimuridkan, malas untuk menemukan/mengembangkan karunia/talenta, malas membangun hubungan dengan orang lain terutama dengan saudara seiman, menyia-nyiakan waktu, malas menjaga kesehatan, dll.

Kemalasan dapat membuat kita gagal memaksimalkan potensi dan menjalankan talenta yang diberikan Tuhan. Kemalasan membuat kita jadi pasif dan tidak melakukan tugas/tanggung jawab sebagai orang percaya. Kemalasan dapat membawa seseorang mengalami kehilangan kasih karunia Allah dalam hidupnya.

d. Hidup dalam ikatan.
Contoh hal-hal yang mengikat hidup seseorang : hidup dalam kepahitan, kekecewaan; insecurity (rasa tidak aman/merasa terancam); self-pity (mengasihani diri sendiri) ketergantungan drugs, alcohol, sex, rokok, games, perjudian, workaholic; mammon; pikiran yang keliru/belum diperbarui oleh firman Tuhan, kesuksesan masa lalu, kehilangan orang yg dikasihi, frustrasi dll. Hidup dalam ikatan dan luka batin merusak jiwa (mental dan emosional), merusak tubuh fisik, menyia-nyiakan kasih karunia dan gagal menjalani kehendak Tuhan dalam hidup.

Bagaimana supaya bisa tetap berjalan dan melayani dalam kasih karunia ?

a. Mata tertuju kepada Yesus, minta Roh Kudus meluruskan motivasi hati kita.
b. Hidup oleh iman dan ketaatan; bertumbuhlah dalam kasih karunia.
c. Biasakan diri untuk selalu berkonsultasi dengan Roh Kudus dalam segala perkara, termasuk dalam hal-hal yang sudah biasa kita kerjakan. Jangan bersandar pada pengertian sendiri tapi kepada Roh Kudus; Ia akan memimpin kita ke dalam seluruh kebenaran dan akan memberitakan hal-hal yang akan datang.
d. Mau merendahkan hati, memiliki hati yang mau diajar dan belajar, mau dikoreksi dan hidup dalam pertobatan.
e. Setia kepada Tuhan dan visi-Nya; setia kepada gereja lokal dan kepada panggilan Tuhan dalam hidup kita. Minta pertolongan Roh Kudus untuk meneguhkan hati kita agar setia sampai garis akhir.
f. Unity dengan sesama anggota tubuh Kristus.

PENUTUP

Orang yang menghargai/berjalan dalam kasih karunia akan hidup oleh iman dan melakukan bagiannya. Kasih karunia Allah yang berlimpah-limpah menolongnya untuk mengerjakan keselamatannya, memperbarui hidupnya, menopangnya dalam kelemahan serta memampukannya berjalan dalam panggilan Allah. Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya! (Roma 11:36).

TAHUN 5785, TAHUN KASIH KARUNIA YANG BERLIMPAH-LIMPAH (bagian 2)

TAHUN 5785, TAHUN KASIH KARUNIA YANG BERLIMPAH-LIMPAH (bagian 2)

Sambungan dari minggu lalu :
hal-hal yang kasih karunia Allah lakukan dalam hidup kita :
1. Kasih karunia yang menyelamatkan.

Lanjutan minggu ini :

2. Kasih karunia yang menopang di dalam kelemahan diri, ujian iman dan masalah.

Tetapi jawab Tuhan kepadaku: “Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna.” (2 Korintus 12:9).

Hidup di dalam kasih karunia bukan berarti hidup tanpa kesulitan/tantangan. Justru dalam kelemahan, ujian iman dan masalah, Allah hendak menunjukkan kasih karunia-Nya yang sempurna atas kita. Ketangguhan dan ketekunan dalam melewati lembah kekelaman merupakan bukti bahwa seseorang ditopang oleh kekuatan kasih karunia Allah.

Semakin besar masalah, kesulitan ataupun kelemahan kita, di situ kasih karunia Allah semakin berlimpah-limpah pula. Allah ingin manusia menyadari kelemahan, ketidakmampuan, dan ketidakberdayaannya sehingga dapat mengenal Dia yang penuh kasih setia dan rahmat. Ketika kita tidak berdaya dan lemah, di situ kasih karunia Allah menolong, menguatkan dan memampukan kita untuk tetap hidup oleh iman, untuk melawan dosa, untuk menyangkal diri pikul salib dan taat kepada pimpinan Roh Allah.

Sesungguhnya kasih karunia bukan hanya menopang dalam kelemahan saja tapi juga dalam ‘kelebihan’ yang kita miliki. Kelebihan tersebut misalnya karunia, kekayaan, kepintaran, kesuksesan, pemakaian Tuhan atas dirinya, dsb. Jika tidak waspada, kelebihan yang kita miliki justru bisa membawa kepada kejatuhan (menjadi tinggi hati, mencuri kemuliaan Allah, menghakimi dan memandang rendah orang lain).

Baca 2 Korintus 12:7-10

‘Duri dalam daging’ yang diijinkan terjadi pada Paulus sebenarnya adalah bentuk kasih karunia yang mencegah dia jatuh dalam dosa kesombongan karena memiliki karunia yang luar biasa.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan; dalam menyikapi kelemahan dan kesulitan kita tidak perlu berkecil hati dan mengasihani diri sendiri. Sebaliknya jika kita memiliki kelebihan dari orang lain tidak perlu menjadi sombong dan tinggi hati (boastful). Ingatlah bahwa semua itu hanya karena kasih karunia, bukan karena kemampuan kita.

Beginilah firman TUHAN: “Janganlah orang bijaksana bermegah karena kebijaksanaannya, janganlah orang kuat bermegah karena kekuatannya, janganlah orang kaya bermegah karena kekayaannya, tetapi siapa yang mau bermegah, baiklah bermegah karena yang berikut : bahwa ia memahami dan mengenal Aku, bahwa Akulah TUHAN yang menunjukkan kasih setia, keadilan dan kebenaran di bumi; sungguh, semuanya itu Kusukai, demikianlah firman TUHAN.” (Yeremia 9:23-24).

3. Kasih karunia yang memperbarui hidup kita.

Karena kasih karunia Allah yang menyelamatkan semua manusia sudah nyata. Ia mendidik kita supaya kita meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi dan supaya kita hidup bijaksana, adil dan beribadah di dalam dunia sekarang ini (Titus 2:11-12).

Kasih karunia Allah memperbarui kita untuk semakin menyerupai Kristus dan memimpin kita kepada kehidupan yang dikehendaki Allah. Kasih karunia memiliki kekuatan untuk mengubah kita dari dalam ke luar. Ini merupakan pembaruan secara mendalam yang mengubah karakter kita. Kasih karunia memiliki kekuatan untuk mengubah kehidupan seseorang dengan cara yang tidak pernah diduga.

Roh Kudus menyadarkan kita akan dosa, kelemahan dan hal-hal yang perlu diubah, ditingkatkan serta dibuang dari hidup kita. Berikutnya adalah pertobatan, di mana kita meninggalkan dosa dan berbalik kepada Tuhan. Pertobatan bukan hanya peristiwa satu kali, tetapi proses berkelanjutan untuk berpaling dari manusia lama serta kebiasaannya untuk hidup sesuai dengan kehendak dan rencana Tuhan. Selanjutnya adalah proses pengudusan, suatu proses berkelanjutan yang membawa kita menjadi semakin serupa dengan gambar Kristus. Dalam proses pengudusan terjadi pembaruan akal budi yang terus-menerus, pemurnian hati, penyangkalan diri dan pikul salib.

Perlu diketahui bahwa Tuhan bekerja mengubah setiap kita dengan cara yang unik. Ia mendidik kita sedemikian rupa supaya kita meninggalkan kefasikan serta keinginan-keinginan duniawi. Didikan Tuhan bagi tiap orang tidaklah sama, oleh sebab itu kita tidak membanding-bandingkan diri dengan orang lain ataupun menghakimi kelemahan orang lain, melainkan terus memperbaiki diri dan membantu kelemahan/kekurangan orang lain serta mendoakannya.

2 Korintus 5:17 mengatakan “Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru : yang lama sudah berlalu, sesunguhnya yang baru sudah datang”. Ayat ini menunjukkan bahwa transformasi dalam kasih karunia bukan sekadar perubahan di level permukaan, tetapi perombakan total yang terjadi dari dalam. Yang tadinya manusia lama/manusia duniawi menjadi manusia baru/manusia roh yang terus diperbarui oleh firman Tuhan dan kuasa Roh Kudus.

“Sebab kamu tidak akan dikuasai lagi oleh dosa, karena kamu tidak berada di bawah hukum Taurat, tetapi di bawah kasih karunia.” (Roma 6:14).Kita telah dimerdekakan dari dosa dan menjadi hamba kebenaran. Kasih karunia Allah menolong kita untuk menolak dosa supaya kita beroleh buah yang membawa kepada pengudusan (Roma 6:22).

Bersambung minggu depan…