MEMBENTUK AKAR YANG KUAT DAN PRIBADI YANG TANGGUH

Home / Weekly Message / MEMBENTUK AKAR YANG KUAT DAN PRIBADI YANG TANGGUH
MEMBENTUK AKAR YANG KUAT  DAN PRIBADI YANG TANGGUH

PENDAHULUAN

Salah satu cara mendatangkan penuaian jiwa yang besar adalah melalui goncangan. Namun demikian Allah tidak menghendaki orang percaya menjadi takut, tawar hati, bersandar kepada kekuatan sendiri, atau menjauh dari Tuhan. Justru goncangan merupakan kesempatan yang dipakai Tuhan untuk dapat menghasilkan akar yang kuat serta fondasi iman yang kokoh.

ISI

Berbagai bencana alam dan krisis akan semakin intens melanda masyarakat dunia. Hal ini akan membuat banyak orang menjadi sadar bahwa mereka tidak bisa mengandalkan kekuatan sendiri, hal-hal yang bersifat fisik/materi, atau apapun juga selain Tuhan. Pada akhirnya mereka berseru kepada nama Tuhan dan hatinya siap menerima Injil keselamatan.

Di sisi lain, goncangan merupakan masa pengujian/penampian sekaligus peluang bagi orang percaya untuk dilatih menjadi murid Kristus yang dewasa, berintegritas dan tangguh. Goncangan berupa masalah, tantangan dan penderitaan bisa terjadi dalam skala kehidupan pribadi, keluarga maupun komunitas orang percaya. Alkitab memberikan panduan untuk melihat goncangan dengan perspektif Tuhan supaya kita tidak menjadi lemah dan tawar hati, melainkan tetap kuat bahkan semakin tangguh, agar bisa bangkit dan menjadi terang di tengah kegelapan dunia:

1. Tidak mengandalkan apapun/siapapun selain Tuhan Yesus (Yeremia 17: 5-8).

Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri (Ams. 3:5).
Walaupun belum mengerti kemana Tuhan mau membawa kita, belum melihat jawaban doa, atau keadaan yang terjadi justru semakin buruk dan tidak seperti yang kita harapkan, tetaplah percaya kepada Tuhan dengan segenap hati. Mata selalu tertuju kepada Kristus supaya kita tidak menjadi lemah dan putus asa.

Waktu aku takut, aku ini percaya kepada-Mu (Maz. 56:4). Tempatkan iman di atas pendapat pribadi, asumsi, perasaan dan keadaan yang terlihat. Bukankah Tuhan telah memerintahkan kita untuk hidup karena iman percaya, dan bukan karena melihat? Lakukanlah perintah itu.
Selalu konsultasi dengan Roh Kudus, Pribadi yang menolong dan membawa kita kepada seluruh kebenaran. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu (Ams. 3:6).

Minta hikmat dari Tuhan dalam mengambil sikap, membuat keputusan dan melangkah (baca Yakobus 1:5-6).

2. Bertumbuh dalam iman dengan tetap tinggal dalam Kristus/firman-Nya (Yoh. 15:4-5) dan dalam komunitas orang percaya (Ibrani 10:24-25).

Disiplinkan diri untuk terus merenungkan firman dan kebenarannya. Disiplinkan diri untuk tetap tinggal dalam firman dan belajar melakukannya baik sebagai prinsip/nilai kehidupan maupun sebagai ketaatan mengikuti perintah Tuhan.

Maka kata-Nya kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepada-Nya: “Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu” (Yohanes 8:31-32).
Memerdekakan kita dari apa? Dari pikiran yang keliru/negatif/sia-sia, ketakutan, kekuatiran, kepahitan, masa lalu, rasa bersalah, perasaan tidak aman/insecure, dari keinginan daging, dlsb – sehingga kita menjadi orang yang siap/merdeka berjalan mengikuti kehendak dan rencana-Nya.
Disiplinkan diri untuk memelihara kehidupan doa pujian penyembahan dan mencari kehendak Tuhan atas hidup kita. Tetaplah terhubung dengan komunitas orang percaya (Cool) dan jalani proses pemuridan dengan tekun, konsisten dan kontinu.

3. Mengenakan cara pandang Allah dalam melihat masalah, tantangan dan penderitaan.

Tuhan memakai masalah untuk mendidik, melatih dan menolong kita berbuah.
Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan, sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan. Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun. (Yakobus 1:2-4).

Masalah, tantangan dan penderitaan memiliki potensi untuk menghasilkan sesuatu yang ilahi yaitu membentuk akar yang kuat dan fondasi yang kokoh; dengan demikian kita bertumbuh semakin serupa dengan Kristus. Tuhan juga menggunakan ujian untuk mendisiplinkan kita: “Dia menghajar kita untuk kebaikan kita, supaya kita beroleh bagian dalam kekudusan-Nya” (Ibrani 12:10). Dengan pengertian ini, kita dapat bersukacita saat menghadapi berbagai ujian iman. Orang yang berakar dalam kasih akan menerima kekuatan dari Roh Kudus untuk cakap menanggung segala perkara dengan sabar dan tekun.

Allah tidak akan sekali-kali membiarkan kita bergumul sendirian; semua ujian iman yang diijinkan Tuhan terjadi sudah diperhitungkan dan tidak akan melebihi kekuatan kita. Jika kita tidak lari dari didikan Tuhan, melainkan tetap setia bertekun, maka kita akan makin berbuah lebat dan matang. Tuhan Yesus yang memimpin kita dalam iman dan membawa iman kita kepada kesempurnaan (kedewasaan). IA akan melindungi dan memberikan jalan keluar serta semua yang kita perlukan untuk berkemenangan mengatasi ujian iman.

PENUTUP

Goncangan merupakan elemen yang diperlukan dalam proses pemuridan supaya akar kita semakin kuat dan memiliki iman yang teguh. Karena kita menerima kerajaan yang tidak tergoncangkan, marilah kita bertumbuh menjadi dewasa, berintegritas, berbuah matang dan siap menjadi penuai jiwa/menjadikan segala bangsa murid Kristus.

Bahan renungan mingguan lain selama bulan ini: 

Memperkuat Akar (bagian 1)

Memperkuat Akar (Bagian 2)

Mempertahankan Fondasi (bagian 1)

Mempertahankan Fondasi (bagian 2)