Author: EM

Home / Articles posted by EM (Page 10)
MATERI BUKAN SUMBER KEBAHAGIAAN

MATERI BUKAN SUMBER KEBAHAGIAAN

“Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang memeliharanya.” Lukas 11:28

Semua orang tanpa terkecuali pasti mendambakan kebahagiaan dalam hidupnya. Tetapi berbicara tentang kebahagiaan, sebagian besar orang akan menilai dan mengukurnya dari sisi materi atau apa yang terlihat secara kasat mata. Kita berpikir jika seseorang bergelimang harta benda, memiliki rumah dan mobil mewah, terkenal seperti selebriti atau berpangkat tinggi, hari-hari yang dijalani pasti dipenuhi oleh gelak tawa dan kebahagiaan. Benarkah demikian? Faktanya tidaklah demikian. Banyak orang kaya dan terkenal hidupnya merana dan tidak bahagia. Ternyata kekayaan, harta benda, uang dan segala hal yang ada di dunia ini tidak mampu memberikan jaminan kebahagiaan yang sejati. Semuanya hanya bersifat semu belaka!

Download renungan harian minggu ini selengkapnya di link ini.

BERBAGI TERANG KRISTUS DI DUNIA YANG GELAP –  bagian 3 (Bangkit dan menjadi terang)

BERBAGI TERANG KRISTUS DI DUNIA YANG GELAP – bagian 3 (Bangkit dan menjadi terang)

Sekilas review minggu lalu:
1. Yesus adalah sumber terang orang percaya.
2. Orang percaya memancarkan terang Kristus.

Sambungan minggu ini:

3. Bersinar terang di tengah masalah, tantangan , tekanan dan penderitaan.

Di akhir jaman ini kita hidup di tengah masa sukar (2 Timotius 3: 1-4). Kebobrokan moral manusia, kejahatan, penyesatan, bencana alam dan perang telah menyebabkan berbagai krisis global. Banyak orang sudah kehilangan harapan, arah dan tujuan karena berjalan dalam kegelapan. Kegelapan sudah dianggap sebagai hal yang biasa dan wajar. Orang dunia menyebut kejahatan itu baik dan kebaikan itu jahat; mereka membenci/menjauhi terang dan menyukai kegelapan dan tipuan.

Saat berada di tengah kegelapan, kita tidak hidup seperti dunia yang berjalan di dalam kegelapan karena sumber terang yaitu Kristus, ada di dalam hati kita. Justru di tengah kegelapan ini terang yang ada di dalam kita semakin nyata bersinar. Ini saatnya untuk bangkit dan membagikan terang Tuhan yang ajaib kepada dunia.

Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib (1 Petrus 2:9).

Kalaupun sedang berada dalam lembah kekelaman (mengalami masalah, kesulitan, kelemahan dan penderitaan), orang percaya seharusnya tetap bersinar karena terang Tuhan yang ada dalam kita bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan tidak dapat menguasainya.

“Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup.” (Yohanes 8:12).

Jika kita taat mengikuti pimpinan Roh Kudus, kita tidak akan berjalan dalam kegelapan melainkan hidup oleh iman, memiliki pengharapan pasti serta melangkah ke arah dan tujuan yang benar. Dalam keadaan yang paling gelap di musim hidup kita sekalipun, kita tetap bersinar terang karena kita berjalan dalam kebenaran. Dalam kebenaran tidak ada kebingungan, keraguan dan kompromi dengan dosa.

Terang firman Tuhan memberikan kejelasan, jaminan kepastian, jawaban, dan jalan keluar/solusi yang kita butuhkan. Selain itu firman Tuhan juga merupakan sumber hikmat yang dapat diandalkan. Firman Tuhan adalah pelita yang menuntun kita ke arah tujuan yang benar/lurus sehingga kita tidak tersesat atau salah jalan.

Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku (Mazmur 119:105).

Alkitab memberikan panduan tentang bagaimana hidup sebagai anak-anak terang supaya tetap bersinar di tengah kegelapan :

a. Hidup dalam kasih dan ketaatan kepada Allah (1 Yohanes 2:10; Efesus 5:1).
Kasih kepada Allah didemonstrasikan dengan ketaatan kepada perintah dan kehendak-Nya. Allah memerintahkan kita untuk mengasihi orang lain dan mengampuni mereka yang bersalah kepada kita. Tidak membalas kejahatan dengan kejahatan melainkan dengan kasih dan kebaikan. Kasih mendorong kita untuk tetap berbuat kebaikan sekalipun tidak dihargai atau dilihat orang.

b. Menanggalkan perbuatan kegelapan dan mengenakan Tuhan Yesus Kristus sebagai perlengkapan senjata terang (Roma 13:12-14).
Hidup dengan sopan, bukan dalam pesta pora, kemabukan, percabulan, hawa nafsu, perselisihan, iri hati dan kompromi dengan dosa/dunia.

c. Hidup secara arif (Efesus 5: 15-17).
Pergunakan waktu yang ada dengan bijaksana, berusahalah untuk mengerti kehendak Allah dan belajar melakukan apa yang berkenan kepada-Nya.

d. Lakukan pekerjaan, pelayanan, tugas dan tanggung jawab dengan sebaik-baiknya, miliki motivasi yang benar dan tulus, berintegritas, tidak bersungut-sungut serta rela melakukan hal yang extra-miles bagi kepentingan orang lain.

Lakukanlah segala sesuatu dengan tidak bersungut-sungut dan berbantah-bantahan, supaya kamu tiada beraib dan tiada bernoda, sebagai anak-anak Allah yang tidak bercela di tengah-tengah angkatan yang bengkok hatinya dan yang sesat ini, sehingga kamu bercahaya di antara mereka seperti bintang-bintang di dunia (Filipi 2:14-15).

e. Mengucap syukur senantiasa atas segala sesuatu (Efesus 5:20).
Dengan mengucap syukur, hati kita dipenuhi dengan sukacita dan damai sejahtera yang menjadi kekuatan untuk tetap hidup oleh iman, sehingga dalam keadaan apapun terang Kristus terpancar dari hidup kita.

PENUTUP

Sebagai murid Kristus, kita dipanggil untuk hidup dalam terang-Nya dan membagikan terang itu kepada dunia yang gelap. Mereka yang mengikut Yesus (taat kepada pimpinan Roh Kudus) akan berjalan dalam terang dan menampilkan Kristus di tengah kegelapan. Terang Tuhan yang terpancar dari hidupnya akan membuahkan kebaikan, keadilan, dan kebenaran. Orang dunia butuh melihat cahaya kasih Allah yang bersinar terang melalui hidup orang percaya supaya mereka bisa dibawa kepada Kristus dan diselamatkan. JESUS FOR EVERYONE !

BERBAGI TERANG KRISTUS DI DUNIA YANG GELAP –  bagian 2 (Bangkit dan menjadi terang)

BERBAGI TERANG KRISTUS DI DUNIA YANG GELAP – bagian 2 (Bangkit dan menjadi terang)

Sekilas review minggu lalu:
Manusia jatuh ke dalam dosa dan hidup dalam kegelapan / kehilangan kebenaran dan terhilang. Yesus datang ke dunia sebagai terang kebenaran, agar setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak tinggal dalam kegelapan (Yohanes 12:46), melainkan memiliki terang hidup.
1. Yesus adalah sumber terang orang percaya.

Sambungan minggu ini :

2. Orang percaya memancarkan terang Kristus.

Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu.
Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga. (Matius 5:14-16).

Pengikut Kristus dipanggil keluar dari kegelapan untuk hidup dalam persekutuan dengan Allah agar dapat memancarkan terang Kristus. 1 Yohanes 1:5 mengatakan “Allah adalah terang dan di dalam Dia sama sekali tidak ada kegelapan.” Pada-Nya tidak ada perubahan atau bayangan karena pertukaran. Ini mengacu kepada kebenaran, integritas, kemurnian moral, hikmat, kemuliaan, kasih serta kekudusan Allah yang mutlak dan sempurna. Tidak ada kecacatan moral, dosa dan ketidakbenaran di dalam Allah.

Orang yang hidup dalam persekutuan dengan Allah akan turut mengambil bagian dalam kodrat ilahi dan luput dari hawa nafsu duniawi yang membinasakan dunia (2 Petrus 1:4). Akan tetapi jika kita katakan bahwa kita beroleh persekutuan dengan Dia, namun kita hidup di dalam kegelapan, maka sebenarnya kita berdusta dan tidak melakukan kebenaran (1 Yohanes 1:6).

Demikian pula siapa yang berkata bahwa ia berada di dalam terang, tetapi membenci saudaranya, ia berada di dalam kegelapan sampai sekarang. Barangsiapa mengasihi saudaranya, ia tetap berada di dalam terang, dan di dalam dia tidak ada penyesatan. Tetapi barangsiapa membenci saudaranya, ia berada di dalam kegelapan dan hidup di dalam kegelapan. Ia tidak tahu ke mana ia pergi, karena kegelapan itu telah membutakan matanya (1 Yohanes 2:9-11).

Cahaya akan mengekspos apa yang tersembunyi dalam kegelapan. Cahaya juga menolong kita untuk melangkah ke arah yang benar agar kita tidak tersandung dan jatuh atau salah jalan/tersesat. Firman Tuhan yang adalah terang akan menyingkapkan kegelapan di dalam hati dan jiwa kita. Mata hati kita diterangi sehingga bisa melihat dan menyadari dosa, kelemahan, ikatan, dan hawa nafsu kedagingan yang bercokol dalam diri kita.

Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita. Dan tidak ada suatu makhlukpun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab (Ibrani 4:12-13).

Tetapi segala sesuatu yang sudah ditelanjangi oleh terang itu menjadi nampak, sebab semua yang nampak adalah terang (Efesus 5:13).

Jika kita tinggal dalam persekutuan dengan Allah, maka terang firman-Nya pasti membawa kita hidup dalam pertobatan. Saat kita konsisten hidup dalam pertobatan, berjalan dalam pimpinan Roh Kudus dan menjadi pelaku firman, maka di situlah terang kita bercahaya di depan orang. Terang yang kita pancarkan disebabkan karena kehadiran Kristus di hati dan ketaatan kepada kehendak-Nya.

Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga. (Matius 5:16).

Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang, karena terang hanya berbuahkan kebaikan dan keadilan dan kebenaran. (Efesus 5:8-9).

Meskipun kita tinggal di dunia yang diliputi kegelapan, tapi Allah menghendaki supaya orang percaya memancarkan terang kemuliaan-Nya. Oleh sebab itu singkirkan hal-hal yang menghalangi terang Kristus terpancar dari hidup kita dan berjalanlah mengikuti pimpinan Roh Kudus.

Itulah sebabnya dikatakan : “Bangunlah, hai kamu yang tidur dan bangkitlah dari antara orang mati dan Kristus akan bercahaya atas kamu.” Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat.
Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan. Dan janganlah kamu mabuk oleh anggur , karena anggur menimbulkan hawa nafsu, tetapi hendaklah kamu penuh dengan Roh. (Efesus 5:14-18).

Bersambung minggu depan..

BERBAGI TERANG KRISTUS DI DUNIA YANG GELAP –  bagian 1 (Bangkit dan Menjadi Terang)

BERBAGI TERANG KRISTUS DI DUNIA YANG GELAP – bagian 1 (Bangkit dan Menjadi Terang)

PENDAHULUAN

Kutuk akibat dosa membuat bumi diliputi oleh awan kegelapan dan bangsa-bangsa ditutupi oleh kekelaman. Manusia jatuh ke dalam dosa dan hidup dalam kegelapan / kehilangan kebenaran dan terhilang. Karena kasih-Nya yang besar, Allah Bapa berfirman pada perawan Maria dan Yesus lahir ke dunia sebagai manusia. Yesus datang ke dunia sebagai terang kebenaran, agar setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak tinggal dalam kegelapan (Yohanes 12:46), melainkan memiliki terang hidup sehingga dapat membagikannya kepada dunia yang gelap.

ISI

Yesus adalah terang hidup artinya:

1. Kebenaran/Truth.

Di dalam Kebenaran Allah tidak ada kebingungan atau keraguan, atau kegelapan sedikitpun (there is no shadow of turning-Yakobus 1:17) Kebenaran Tuhan tidak berubah.

2. Kejelasan/Clarity.

Firman Tuhan adalah terang/pelita yang memberikan kejelasan, jawaban, jalan keluar/solusi yang kita butuhkan. Firman Tuhan juga merupakan sumber hikmat yang dapat diandalkan.

3. Arah yang lurus.

Terang firman Tuhan membimbing dan memberi arah tujuan yang benar/lurus, kita tidak akan tersesat atau salah jalan.

 

Sementara ‘kegelapan’ memiliki beberapa makna:

1. Kebingungan/Confusion.

Disebabkan dusta bercampur dengan kebenaran. Kegelapan ini di ssbabkan karena seorang menolak kebenaran dan membiarkan ke tidak benaran masuk menyebabkan kekacauan, gangguan pikiran, kesia-siaan, kekosongan, dan kecemaran.

2. Ketidakjelasan/Unclarity.

Sinonim katanya adalah ambiguitas, pandangan yang kabur/tidak jelas, keragu-raguan; dapat dihubungkan dengan ketidakmurnian, double-minded, hati bercabang, dolak-dalik.

3. Tersesat

Kata tersesat menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti tidak melalui jalan yang benar atau salah jalan. Kata sesat sendiri memiliki arti yang sama, yaitu tidak melalui jalan yang benar, salah jalan, keliru, berbuat yang tidak senonoh, atau menyimpang dari kebenaran.

 

1. Yesus adalah sumber terang orang percaya.

Maka Yesus berkata pula kepada orang banyak, kata-Nya: “Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup.” (Yohanes 8:12).

Yesus adalah terang bagi dunia/manusia yang berada dalam kegelapan. Misi Yesus bagi dunia tidak hanya menjadi terang bagi bangsa Israel atau sekelompok kaum/golongan, melainkan bagi segenap umat manusia yang telah jatuh ke dalam dosa. Yesus adalah satu-satunya utusan Allah yang datang ke dunia untuk menyelamatkan manusia dari kegelapan yang berujung kebinasaan. Ia mengundang orang-orang berdosa untuk keluar dari kegelapan dan mengikuti Dia.

Allah adalah Roh yang tak terlihat secara kasat mata, namun ekspresi kasih-Nya kepada manusia diwujudkan melalui Yesus Kristus. Kehidupan dan perkataan Yesus Kristus adalah ekspresi nyata dari Pribadi Allah Bapa. Ketika Firman Yang Kekal mengambil wujud manusia Yesus Kristus, Allah hendak menyatakan kerinduan-Nya untuk menyelamatkan manusia.

Yesus dikatakan sebagai gambar Allah yang tidak kelihatan, pancaran kemuliaan dan representasi yang tepat dari sifat-sifat Allah; Dialah yang sulung (terunggul) di antara seluruh ciptaan. Yesus adalah perwujudan kebenaran Allah yang paling tepat dalam kehidupan manusia. Hal ini menolong kita untuk lebih memahami maksud Allah atas kita dan bagaimana mengikuti tuntunan-Nya.

Yesus adalah sumber terang bagi orang yang mau percaya kepada-Nya. …Barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup.

Ini menunjukkan perbedaan arah dan cara hidup yang signifikan antara orang percaya dan dunia yang gelap.  Orang percaya menerima identitas baru sebagai anak-anak Allah dan Ia menghendaki supaya kita hidup sebagai anak-anak terang. Memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan. Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang (Efesus 5:8).

Yesus adalah Firman Allah Yang Hidup. Di dalam Dia (Firman Allah) ada hidup, dan hidup itu adalah terang manusia. Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya (Yohanes 1:4-5).

Terang adalah pernyataan kasih Allah di dalam Yesus Kristus yang menembus ke dalam hati manusia berdosa. Allah membuat terang-Nya bercahaya di dalam hati kita, supaya kita beroleh terang dari pengetahuan tentang kemuliaan Allah yang nampak pada wajah Kristus (2 Korintus 4:6). Yesus Kristus adalah sumber terang yang memberikan pengetahuan/pewahyuan/pengenalan akan Pribadi Allah serta kehendak dan rencana-Nya atas kita. Melalui pewahyuan akan Allah di dalam Yesus Kristus, Firman itu membawa terang ke dalam hati manusia.

Mereka yang mengikuti Yesus tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan mempunyai terang hidup. Orang yang memiliki terang hidup tidak akan dikuasai oleh kegelapan. Orang yang berada dalam terang berarti memiliki ‘hidup’, baik yang kekal maupun yang sementara saat ini (jadi bukan sekedar eksis). Menjadi pengikut Kristus bukanlah sekedar ‘label’ tapi sungguh-sungguh hidup oleh iman, yaitu orang yang tinggal di dalam Kristus dan firman-Nya tinggal di dalam dia. Bukan cuma tahu firman tapi juga melakukannya, bukan hanya menguasai firman tapi hidup dikuasai oleh firman Tuhan.

Bersambung minggu depan..

BERSYUKUR ATAS RANCANGAN ALLAH  YANG BAIK

BERSYUKUR ATAS RANCANGAN ALLAH YANG BAIK

PENDAHULUAN

Hati yang mengucap syukur dalam segala  hal merupakan salah satu tanda bahwa seseorang hidup oleh iman, bukan karena melihat. Dirinya percaya kalau Tuhan itu baik; firman-Nya penuh kuasa; bahwa Allah turut bekerja di setiap musim hidupnya, dan segala sesuatu terjadi dalam rencana-Nya yang baik. Pada bahan minggu ini kita belajar memahami rancangan Allah atas hidup kita, sehingga kita dapat mengucap syukur dalam segala keadaan.

ISI

Setelah bertobat dan menyerahkan hidup kepada kasih karunia Allah melalui kelahiran baru, maka langkah hidup kita ditetapkan oleh Tuhan. Mazmur 37:23  Tuhan menetapkan langkah-langkah orang yang hidupnya berkenan kepada-Nya.

Roma 8:28

Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.

Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu 

Kalimat ‘kita tahu sekarang, bahwa Allah..’ memberikan pengertian bahwa orang percaya akan hidup oleh iman, bukan karena melihat. Tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Pengenalan yang benar akan sifat-sifat Allah dan firman-Nya memampukan kita hidup dalam iman dan mengucap syukur meski sedang dalam keadaan yang tidak kita inginkan. Percaya dulu, baru kita akan mengerti proses Tuhan sesuai Roma 8:28.

..‘turut bekerja dalam segala sesuatu’ .. berarti Allah dapat memakai segala situasi dan kondisi : baik dan tidak baik; yang kita mengerti dan tidak mengerti; yang sudah terjadi dan sedang terjadi; dalam suka dan duka; dalam kelimpahan dan kekurangan, dsb, karena IA berdaulat atas segala sesuatu.  Arti kata berdaulat menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah memiliki kekuasaan tertinggi atau sepenuhnya independen. Tidak ada yang kebetulan terjadi di hidup kita; semua yang terjadi di musim hidup kita ada dalam kuasa dan penetapan-Nya.

Kita perlu belajar memahami cara Tuhan membentuk kita.  Allah bekerja melalui proses, bukan jalan pintas. Bagi Allah, membentuk karakter serta memaksimalkan potensi/talenta lebih penting dari sekedar menjawab permohonan doa kita secara instan.

untuk mendatangkan kebaikan

Kata ‘mendatangkan kebaikan’ di sini ini tidak bicara soal apa yang kita anggap baik menurut pengertian sendiri.  Manusia cenderung menilai ‘kebaikan’ hanya dari sudut pandang duniawi: yang bersifat materi, yang terlihat, yang sia-sia, yang menyenangkan ‘kedagingan’ dan yang sementara. Apa yang mendatangkan kebaikan menurut pandangan manusia tidak sama dengan pandangan Allah. Hal-hal yang disebut ‘kebaikan’ dalam pandangan Allah adalah perkara-perkaran  kebenaran, yang mendatangkan damai sejahtera, yang ilahi, mulia, dan kekal.

Kalau iblis memakai masalah, kesulitan dan penderitaan untuk mereka-rekakan yang jahat dan menghancurkan kita, maka Allah mereka-rekakannya untuk kebaikan, agar kita semakin menyerupai Kristus dan menerima kemuliaan-Nya.

“Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung diantara banyak saudara. Dan mereka yang ditentukan-Nya dari semula, mereka itu juga dipanggil-Nya. Dan mereka yang dipanggil-Nya, mereka itu juga dibenarkan-Nya. Dan mereka yang dibenarkan-Nya, mereka itu juga dimuliakan-Nya (Roma 8:29-30)

Dan supaya Ia menjadikan mata hatimu terang,  agar kamu mengerti pengharapan apakah yang terkandung dalam panggilan-Nya:  betapa kayanya kemuliaan bagian yang ditentukan-Nya bagi orang-orang kudus, dan betapa hebat kuasa-Nya bagi kita yang percaya, sesuai dengan kekuatan kuasa-Nya (Efesus 1:18-19)

Pemrosesan Tuhan lewat tiap musim kehidupan menjadikan akar kita makin kuat, dalam kasih kita bertumbuh dalam segala hal ke arah Kristus, yang adalah pengharapan akan kemuliaan. Tuhan Yesus memimpin kita dalam iman dan membawa iman kita kepada kesempurnaan; dari satu kemuliaan kepada kemuliaan yang lain. Penderitaan, masalah dan kesulitan yang kita alami di dunia ini tidak sebanding dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita.

bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggilsesuai dengan rencana 

 Ketika kita dipanggil keluar dari kegelapan dan menjadi milik Kristus, tidak ada yang dapat terjadi di hidup ini di luar rencana Allah untuk kebaikan kita. Tuhan ada di pihak  orang-orang yang mengasihi Dia, yang terpanggil sesuai dengan rencana/tujuan-Nya. Setiap senjata yang ditempa musuh justru dipakai Tuhan untuk membawa kebaikan, keberhasilan dan kemenangan bagi kita. Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita? Tidak ada yang dapat memisahkan kita dari kasih Allah. Di dalam semua penderitaan, tantangan dan masalah, kita adalah orang-orang yang lebih dari pada pemenang, oleh Dia yang telah mengasihi kita (Roma 8:37).

PENUTUP

Dengan memahami kebenaran ini kita dapat mengucap syukur untuk kasih karunia Allah yang besar dan mulia. Betapa hebat kuasa-Nya bagi kita yang percaya, sesuai dengan kekuatan kuasa-Nya yang dikerjakan-Nya di dalam Kristus. Apapun yang terjadi, ingatlah bahwa rancangan Tuhan bukanlah rancangan kecelakaan, melainkan rancangan damai sejahtera, yang memberikan kita hari depan yang penuh harapan.

BERSYUKURLAH DALAM SEGALA HAL

BERSYUKURLAH DALAM SEGALA HAL

Salam damai sejahtera,

Setiap bulan November ini, Amerika merayakan kebaikan Tuhan di hari Thanksgiving. Dimana satu hari seluruh rakyat menyediakan waktu untuk mengucap syukur pada Tuhan dan berkumpul dengan keluarga. Namun akhir-akhir ini nilai kekeluargaan mulai pudar karena lebih banyak orang tertarik untuk menghabiskan waktu shopping.

Orang-orang yang libur dari pekerjaan untuk berkumpul dengan keluarga ditarik oleh dunia. Karena mencari-cari kegiatan dan juga mungkin merasa bosan dengan tradisi berkumpul dengan keluarga akhirnya lebih senang menghabiskan waktu mencari barang-barang “sale.” Ditambah dengan sosial media dan kemudahan online shopping, hari Thanksgiving lebih di nanti-nantikan sebagai hari “black Friday”. Apakah shopping itu dilarang oleh Alkitab? Jawabannya tidak selama kita mendahulukan Tuhan dan mengerti pentingnya bersyukur. Thanksgiving ini biar kita mengutamakan Tuhan lebih dari pada mencari barang belanjaan.

Pesan Tuhan bulan ini mengingatkan kita untuk Mengucap syukur dalam segala hal. Di tengah dinamika kehidupan, Tuhan memanggil kita untuk memiliki hati yang selalu bersyukur, bukan hanya di saat terima berkat, tetapi juga di dalam kesulitan, tantangan dan masalah. Allah menghendaki agar orang percaya hidup bukan karena melihat dan memiliki respon yang benar dalam menghadapi segala hal.

1 Tesalonika 5:18 mengatakan, “Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.” Ayat ini mengajarkan kita untuk melihat lebih jauh dari keadaan yang ada di depan mata. Saat kita mengucap syukur, kita sedang membuka hati untuk mengalami damai sejahtera dan sukacita dari Tuhan, sekalipun situasi mungkin tampak belum sesuai dengan harapan kita.

Mengucap syukur dalam segala hal tidak berarti kita mengabaikan kesedihan atau tantangan yang ada. Sebaliknya, ini adalah sikap hati yang percaya bahwa Tuhan selalu hadir dan turut bekerja di setiap momen kehidupan kita, sehingga kita dapat menerima kenyataan dengan kekuatan dari Tuhan. Ketika kita bersyukur, kita merendahkan diri di hadapan Tuhan dan mengakui bahwa kehendak-Nya adalah yang terbaik untuk kita.
Mari kita belajar untuk melihat segala sesuatu sebagai kesempatan untuk bersyukur:
1)Saat kita bersyukur kita mengakui kehendak dan kedaulatan Tuhan atas hidup kita maka kita akan menerima kekuatan dan hikmat yang berasal dari Tuhan untuk meresponi dengan benar.
2) Saat kita mensyukuri hubungan yang Tuhan berikan – di saat bersama keluarga, rekan kerja, atau komunitas gereja, dan jadikan momen bersama sebagai kesempatan untuk mengasihi dan mendukung satu sama lain.

Doa syukur berikut:
“Tuhan, ajar kami untuk selalu bersyukur dalam segala hal. Bantu kami melihat kebaikan-Mu di setiap situasi, dan jadikan hati kami penuh dengan damai sejahtera-Mu. Kiranya syukur kami membawa kami semakin dekat kepada-Mu dan menjadikan kami saksi kasih-Mu bagi dunia. Amin.”
Alasan utama mengapa kita mengucap syukur dalam segala keadaan : Mengucap syukur merupakan perintah dan kehendak Allah di dalam Kristus Yesus bagi kita.

“Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu” (1 Tesalonika 5:18) Mengucap syukur merupakan perintah dan kehendak Allah di dalam Kristus Yesus bagi orang percaya. Ucapan syukur kita bukan sekedar kata – kata di mulut, tetapi merupakan luapan hati yang tulus kepada Allah. Bila suasana hati kacau, sedih atau gelisah agak sulit mensyukuri keadaan dan orang-orang di sekitar.

“Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan karena dari situlah terpancar kehidupan.” (Amsal 4:23) “Karena apa yang diucapkan mulut meluap dari hati. Orang yang baik mengeluarkan hal hal yang baik dari perbendaharaannya yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan hal hal yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat.” Matius 12:34b-35

Berarti suasana hati kita perlu di jaga selalu dalam keadaan berkenan. Apa yang diucapkan mulut meluap dari hati, jadi bila hati kita kotor dipenuhi oleh kebencian, dendam, kenajisan, maka yang keluar dari mulut kita adalah kata-kata penuh kebencian, amarah, dendam, kenajisan dsb. Mari kita menjaga hati kita supaya dipimpin dan dikendalikan oleh Roh Kudus dan Firman Tuhan, bukan oleh hawa nafsu atau oleh kuasa iblis. Sehingga kita “Cepat untuk mendengar, lambat untuk berkata kata dan juga lambat untuk marah.” Yakobus 1:19 Bila hati kita terkendali, maka yang keluar dari mulut kita adalah puji pujian yang mendatangkan kemuliaan Dan kebesaran bagi nama Tuhan serta menjadi berkat bagi banyak orang. Amsal 10:19, “Di dalam banyak bicara pasti ada pelanggaran, tetapi siapa yang menahan bibirnya berakal budi.”
Jangan mengeluarkan perkataan negatif seperti bersungut-sungut, marah, memaki, mengutuki orang lain atau diri sendiri, perkataan yang menyalahkan dan meragukan Tuhan, perkataan yang sembrono, dsb. Sebaliknya Allah menghendaki kita untuk mengucapkan perkataan syukur dan terima kasih, memuji, mengagungkan, menghormati Tuhan serta memperkatakan janji-janji/ firman-Nya.

Sebenarnya dengan mengucapkan perkataan syukur dan pujian kepada Allah, kita sedang memberkati hidup kita sendiri, mengapa? Karena kita menghargai/menghormati hadirat Allah atas hidup kita. Ucapan syukur dan pujian kepada Allah memberi jalan keluar /breakthrough (terobosan), mukjizat, jawaban doa, pertolongan, kesembuhan, pemulihan, dlsb atas hidup kita. Oleh sebab itu jagalah hati dan pikiran kita, supaya perkataan yang keluar adalah perkataan yang berkenan di hadapan Allah.

Mengucap syukur merupakan hal yang berkenan di hadapan Allah sebab itu adalah sikap yang memuliakan Tuhan. “Siapa yang mempersembahkan syukur sebagai korban, ia memuliakan Aku” (Mazmur 50:23a). Orang yang bersyukur dapat menghargai semua yang baik di hidupnya. Dengan mengucap syukur, kita sedang mengakui kedaulatan Tuhan atas segala sesuatu termasuk atas hidup kita. Sekalipun dunia atau hidup kita ada dalam situasi yang tidak baik, tapi Allah tetap berdaulat dan memegang kendali atas segala sesuatu. DIA tetap mengasihi kita dan ada di pihak kita.

Allah menginginkan kita untuk selalu mengingat dan menyadari semua kebaikan yang telah kita terima dan nikmati. Rasa syukur merupakan respon kita atas kasih karunia Allah yang kita terima melalui Kristus Yesus. “Karena dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia” (Yohanes 1:16)

Mengucap syukur akan memampukan kita untuk bisa melihat kebaikan Tuhan di tengah keadaan yang tidak diinginkan sekalipun. Dalam keadaan baik atau buruk, keberhasilan atau kegagalan, keadaan sakit atau sehat, kelimpahan atau kekurangan, suka atau duka, semuanya merupakan warna-warni kehidupan yang membuat kita mgerti dan mengalami kasih karunia Allah yang berlimpah-limpah.

Dengan iman kita percaya bahwa segala sesuatu terjadi dalam rencana Tuhan yang baik bagi kita yang mengasihi Dia dan yang terpanggil sesuai dengan rencana-Nya. Walaupun saat ini kita belum mengerti mengapa Allah mengijinkan hal yang sepertinya kurang baik terjadi di hidup kita, tapi kita memilih tetap percaya bahwa semua rencana-Nya pasti baik. Rancangan Tuhan atas hidup kita bukan rancangan kecelakan melainkan rancangan damai sejahtera.

Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah (Roma 8:28).

Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan (Yeremia 29:11).

Marilah kita menghidupi bulan ini dengan hati yang penuh syukur, mempercayakan segala sesuatu dalam penyertaan Tuhan. Semoga melalui sikap syukur kita, orang lain dapat melihat kasih Kristus yang nyata.

Tuhan memberkati!

Suara Gembala (Ps. Juliana Lolowang)

SUCIKAN DIRI DARI KECEMARAN

SUCIKAN DIRI DARI KECEMARAN

“Jika seorang menyucikan dirinya dari hal-hal yang jahat, ia akan menjadi perabot rumah untuk maksud yang mulia, ia dikuduskan, dipandang layak untuk dipakai tuannya dan disediakan untuk setiap pekerjaan yang mulia.” 2 Timotius 2:21

Semua orang pasti memiliki perabot di rumahnya, yang dikenal dengan sebutan perabot rumah tangga, suatu istilah yang digunakan untuk barang-barang yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan, tempat duduk, tempat tidur, tempat mengerjakan sesuatu dalam bentuk meja atau tempat menaruh barang di per-mukaannya; aneka macam furnitur sebagai tempat penyimpanan yang biasanya dilengkapi dengan pintu, laci dan rak; lemari pakaian, lemari buku dan sebagainya. Perabot rumah tangga biasanya terbuat dari kayu, bambu, logam, besi, plastik yang masing-masing akan ditempatkan sesuai fungsinya. Perabot-perabot yang menurut kita sangat penting, menarik dan berkualitas pasti tidak akan kita taruh di tempat sembarangan, tapi di tempat strategis supaya bisa dilihat banyak orang.

Download renungan harian selengkapnya di sini.

GEJOLAK DUNIA: Membuat Orang Kuatir

GEJOLAK DUNIA: Membuat Orang Kuatir

“Engkaulah yang menolong aku dan meluputkan aku, ya Allahku, janganlah berlambat!” Mazmur 40:18b

Dunia sudah sangat jelas tidak semakin baik. Hampir setiap hari kita dihadapkan pada peristiwa-peristiwa mengejutkan. Beberapa waktu lalu cuaca panas ekstrem melanda beberapa tempat di India yang mengakibatkan ribuan orang meninggal. Belum lagi wabah MERS (Middle East Respiratory Sindrome) atau sindrom pernafasan Timur Tengah yang melanda Korea Selatan, yang bermula hanya dari satu orang sakit sesudah kembali dari kawasan Timur Tengah. Karena penyebaran virus MERS ini masyarakat dilanda kekuatiran yang berlebihan sehingga hal ini berdampak pada sejumlah bidang kehidupan, seperti pariwisata dan retail, karena warga Korea berusaha menghindar dari tempat-tempat umum, terutama pasar swalayan, karena takut tertular virus ini.

Download renungan harian minggu ini selengkapnya di sini.

KARYA ROH KUDUS DALAM PERJALANAN IMAN KITA

KARYA ROH KUDUS DALAM PERJALANAN IMAN KITA

pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus (Titus 3:5)

PENDAHULUAN

Permulaan kehidupan kita bersama Allah dikerjakan oleh Roh Kudus. Ketika kita bertobat dan menyerahkan diri kepada belas kasihan Allah, Roh Kudus memberikan kita kelahiran baru, hidup yang baru. Selanjutnya perjalanan iman kita merupakan kelanjutan dari karya Roh Kudus, yaitu kasih karunia Allah yang membarui, mempertahankan dan meneguhkan kita untuk setia sampai garis akhir.

ISI

Pembaruan yang dikerjakan oleh Roh Kudus terus berlangsung seumur hidup kita melalui sebuah proses yang disebut pemuridan. Setiap kita wajib bertumbuh dan jangan pernah berhenti menjadi murid Kristus supaya kasih karunia Allah tidak menjadi sia-sia.

Kasih karunia diberikan agar kita dapat hidup berkenan bagi Allah dan membagikan kasih karunia-Nya kepada dunia yang terhilang. Kasih karunia Allah menopang serta memampukan kita untuk hidup oleh iman dan dalam kekudusan di tengah angkatan yang jahat dan bengkok hatinya.

Tuhan Yesus sudah mengingatkan bahwa di dalam dunia, orang percaya akan mengalami penderitaan dan tantangan iman (Yohanes 16:33b). Orang percaya bukan saja dikaruniai iman untuk percaya kepada Yesus Kristus, tapi juga iman untuk bertahan di tengah penderitaan karena nama Yesus dan karena firman-Nya (Filipi 1:29). Kita akan mengalami penderitaan karena menyuarakan kebenaran, karena hidup saleh, karena berbuat baik, karena nama Kristus, karena memberitakan Injil keselamatan, dlsb.

Peran kasih karunia Allah dalam pertumbuhan dan tantangan iman

Tetapi bertumbuhlah dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus (1 Petrus 3:18).

Sebagai ciptaan baru dalam Kristus, kita adalah manusia roh karena Roh Allah berdiam di dalam kita. Kita sudah diberikan hati yang baru, yaitu hati yang taat kepada Allah. Sebagai manusia roh, kita hidup dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah. Manusia roh memerlukan makanan rohani yaitu firman Allah untuk tetap hidup, bertumbuh dan berbuah.

Seperti halnya manusia fisik, manusia roh kita juga harus bertumbuh menjadi dewasa. Kalau pertumbuhan manusia fisik terjadi dengan sendirinya, maka pertumbuhan rohani tidak demikian. Untuk menjadi manusia roh yang dewasa diperlukan keputusan kita secara pribadi. Kita yang harus ‘dengan sengaja’ berkomitmen untuk bertumbuh dalam kasih karunia. Hanya mereka yang dewasa yang hidupnya terus mengalami pembaruan; yang kuat bertahan di tengah penderitaan; dan yang berbuah-buah lebat serta matang.

Aku berdoa supaya Ia, menurut kekayaan kemuliaan-Nya, menguatkan dan meneguhkan kamu oleh Roh-Nya di dalam batinmu, sehingga oleh imanmu Kristus diam di dalam hatimu dan kamu berakar serta berdasar di dalam kasih (Efesus 3:16-17).

Dalam terjemahan NKJV ditulis :

that He would grant you, according to the riches of His glory, to be strengthened with might through His Spirit in the inner man, that Christ may dwell in your hearts through faith; that you, being rooted and grounded in love

Kasih karunia Allah melalui Roh Kudus akan menguatkan dan meneguhkan manusia roh kita untuk taat kepada Allah. Ketaatan kepada Allah menghasilkan transformasi hidup. Manusia roh kita terus mengalami pembaruan yaitu menjadi dewasa serta perkasa, karena iman kita berakar dan berdasar dalam kasih. Kasih Allah yang tidak pernah gagal itu telah dicurahkan ke dalam hati kita oleh Roh Kudus-Nya (Roma 5:5). Di dalam kasih, kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Kristus.

Kita ditolong untuk dapat menyangkal diri dan pikul salib. Kita ditolong untuk hidup oleh iman meski mengalami berbagai ujian dan tantangan; kita ditolong untuk bertahan di tengah penderitaan karena kebenaran/nama Yesus; dan kita ditolong untuk setia sampai garis akhir.

Dan Allah, sumber segala kasih karunia, yang telah memanggil kamu dalam Kristus kepada kemuliaan-Nya yang kekal, akan melengkapi, meneguhkan, menguatkan dan mengokohkan kamu, sesudah kamu menderita seketika lamanya (1 Petrus 5:10).

PENUTUP

Seluruh perjalanan iman kita merupakan karya Roh Kudus. Kasih karunia Allah yang kita peroleh dibayar dengan sangat mahal melalui pengorbanan Tuhan Yesus di atas kayu salib. Oleh sebab itu hargai kasih karunia Allah; jangan anggap remeh dan menyia-nyiakannya. Berjalanlah dalam kasih karunia supaya kita tetap hidup (bukan sekedar eksis), bertumbuh, berbuah, bertahan di tengah penderitaan dan setia sampai garis akhir, Amen!

KARUNIA ROHANI: Harus Terus Dikobarkan

KARUNIA ROHANI: Harus Terus Dikobarkan

“Demikian pula dengan kamu: Kamu memang berusaha untuk memperoleh karunia-karunia Roh, tetapi lebih dari pada itu hen-daklah kamu berusaha mempergunakannya untuk membangun Jemaat.” 1 Korintus 14:12

Ada berbagai karunia rohani yang diberikan Tuhan kepada setiap orang percaya. “Jika karunia itu adalah untuk bernubuat baiklah kita melakukannya sesuai dengan iman kita. Jika karunia untuk melayani, baiklah kita melayani; jika karunia untuk mengajar, baiklah kita mengajar; jika karunia untuk menasihati, baiklah kita menasihati. Siapa yang membagi-bagikan sesuatu, hendaklah ia melakukannya dengan hati yang ikhlas; siapa yang memberi pimpinan, hendaklah ia melakukannya dengan rajin; siapa yang menunjukkan kemurahan, hendaklah ia melakukannya dengan sukacita.” (Roma 12:6-8). Karunia-karunia ini harus dikembangkan dan dikobarkan selalu di dalam kasih, karena tanpa kasih semuanya akan menjadi sia-sia.

Download renungan harian minggu ini selengkapnya di sini.