Author: EM

Home / Articles posted by EM
ORANG PERCAYA: Harus Hidup Tertib

ORANG PERCAYA: Harus Hidup Tertib

SENIN

ORANG PERCAYA: Harus Hidup Tertib

“Kami katakan ini karena kami dengar, bahwa ada orang yang tidak tertib hidupnya dan tidak bekerja, melainkan sibuk dengan hal-hal yang tidak berguna.” 2 Tesalonika 3:11

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menjumpai tulisan ‘tata tertib’, entah itu di kantor, sekolah, kampus, pabrik atau di tempat-tempat umum. Tata Tertib bukanlah untuk dilanggar namun untuk ditaati supaya tercipta sebuah ketertiban.

Begitu pula dalam kehidupan rohani. Tuhan telah mengatur kehidupan manusia di Alkitab. Dengan kata lain ketertiban dalam hidup adalah syarat mutlak untuk kita menjalankan firman Tuhan. Sekalipun orang mengetahui seluruh isi Alkitab, hafal ayat-ayat di Alkitab, tapi bila dalam kehidupan nyata mereka menjalankan hidup secara tidak tertib semuanya akan sia-sia. Tanpa ketertiban kita tidak akan pernah mencapai goal!

Dikatakan bahwa “…Tuhan adalah setia. Ia akan menguatkan hatimu dan memelihara kamu terhadap yang jahat.” (ayat 3). Sekalipun Tuhan adalah setia tapi bila dari pihak kita sendiri tidak mengerjakan bagian kita yaitu hidup secara tertib, maka cepat atau lambat rumah rohani kita pasti akan rubuh. Bukan tugas Tuhan untuk memelihara rumah rohani kita, namun kita sendiri yang harus mengusahakan begitu rupa: “Entahkah orang membangun di atas dasar ini dengan emas, perak, batu permata, kayu, rumput kering atau jerami, sekali kelak pekerjaan masing-masing orang akan nampak.” (1 Korintus 3:12-13).

Ada banyak orang Kristen yang tidak tertib hidupnya! Contoh: seringkali meninggalkan jam-jam peribadatan, padahal Alkitab menyatakan: “Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.” (Ibrani 10:25); Menyediakan waktu selama berjam-jam untuk menonton televisi kita bisa, tetapi berdoa untuk beberapa menit saja kita malas melakukannya, kita juga malas baca Alkitab, dan selalu punya alasan atau dalih untuk menghindarkan diri dari pelayanan. Ada tertulis: “Oleh karena kemalasan runtuhlah atap, dan oleh karena kelambanan tangan bocorlah rumah.” (Pengkhotbah 10:18).

“Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban.”

2 Timotius 1:7

Baca: 2 Tesalonika 3:1-15


SELASA

PEMERINTAH SEBAGAI WAKIL TUHAN

“Tiap-tiap orang harus takluk kepada pemerintah yang di atasnya, sebab tidak ada pemerintah, yang tidak berasal dari Allah; dan pemerintah-pemerintah yang ada, ditetapkan oleh Allah.” Roma 13:1

Orang Kristen sejati adalah orang yang benar-benar hidup sesuai dengan kehendak Tuhan, menjadi pelaku firman. Salah satu wujud nyata kita terhadap kehendak Tuhan adalah taat kepada pemerintah.

Mengapa kita harus taat kepada pemerintah? Sebab tidak ada pemerintah yang tidak berasal dari Tuhan (ayat nas). Tuhan menetapkan pemerintah-pemerintah di atas muka bumi ini dengan maksud agar manusia hidup secara tertib dan teratur. Dengan kata lain pemerintah adalah wakil Tuhan di bumi. Jadi tujuan utama Tuhan mendirikan pemerintah-pemerintah sesungguhnya adalah demi kepentingan manusia itu sendiri. Maka dari itu Tuhan tidak menghendaki umat-Nya menentang, memusuhi atau melawan pemerintah yang sedang berotoritas, sebab “…barangsiapa melawan pemerintah, ia melawan ketetapan Allah dan siapa yang melakukannya, akan mendatangkan hukuman atas dirinya.” (ayat 2).

Kita tidak perlu takut kepada pemerintah asal kita hidup sesuai aturan-aturan yang ada, melakukan hal-hal yang baik, “Sebab jika seorang berbuat baik, ia tidak usah takut kepada pemerintah, hanya jika ia berbuat jahat.” (ayat 3a). Perhatikan firman Tuhan ini! “Sebab itu perlu kita menaklukkan diri, bukan saja oleh karena kemurkaan Allah, tetapi juga oleh karena suara hati kita.” (ayat 5). Apa maksudnya?

Seringkali suara hati kita sudah memeringatkan bahwa apa yang kita perbuat adalah sebuah pelanggaran terhadap Tuhan atau pemerintah, namun kita tetap saja melakukannya. Ini pertanda kita tidak takluk kepada suara hati kita. Jika suara hati mengatakan sesuatu dan kita melakukannya, artinya kita takluk kepada suara hati kita. Suara hati yang dipimpin oleh Roh Kudus pasti akan melakukan hal-hal yang sesuai dengan kehendak Tuhan. Sebaliknya jika orang cenderung melakukan hal-hal yang jahat seperti korupsi, tidak taat membayar pajak, menyuap atau menerima suap, mencuri aliran listrik/air dan sebagainya, bisa ditebak sendiri bahwa hati orang itu tidak dipimpin oleh Roh Kudus, melainkan dipimpin oleh roh jahat.

Taat kepada pemerintahan berarti kita menghormati ketetapan Tuhan!

Baca: Roma 13:1-7


RABU

BUKAN UNTUK PERSAINGAN DAN PERSETERUAN

“Tetapi kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama.” 1 Korintus 12:7
Seperti telah diketahui kita ini hidup dalam zaman Roh Kudus, di mana Roh Kudus bekerja dengan ajaib untuk menggenapi rencana Bapa.
Rasul Petrus berkata, “Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus.” (Kisah 2:38). Alkitab menyatakan: “Ada rupa-rupa karunia, tetapi satu Roh.

Dan ada rupa-rupa pelayanan, tetapi satu Tuhan. Dan ada berbagai-bagai perbuatan ajaib, tetapi Allah adalah satu yang mengerjakan semuanya dalam semua orang.” (1 Korintus 12:4-7). Inilah yang kurang dimengerti orang Kristen mengapa dan untuk tujuan apa Tuhan memberikan karunia yang berlainan kepada tiap-tiap orang percaya. Yang pasti “…tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama.” (ayat nas). Roh Kudus dicurahkan dan karunia-karunia-Nya diberikan supaya semua anggota dari segala suku bangsa dan denominasi diikat dalam kasih Kristus dan menyatakan kesatuan Tuhan Kristus. “Kamu semua adalah tubuh Kristus dan kamu masing-masing adalah anggotanya.” (1 Korintus 12:27).

Setiap individu bertanggung jawab atas karunia Roh yang Tuhan berikan. Setiap pribadi penting dalam tubuh Kristus, oleh karenanya kita saling membutuhkan dan bersatu padu mengerjakan kehendak Tuhan. “Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.” (Efesus 2:10). Kita diciptakan Allah di dalam Yesus Kristus untuk satu tujuan: melakukan perbuatan baik, bukan bersaing secara tidak sehat, berseteru, saling menjatuhkan. Dalam tubuh Kristus terdapat berbagai suku bangsa tapi oleh darah Kristus kita sudah dipersatukan dalam satu keluarga Kerajaan Sorga. Tuhan memberikan tiap-tiap pribadi karunia yang tidak sama, tapi semuanya bagian tubuh Kristus yang harus saling menghormati dan melengkapi. Janganlah saling memegahkan diri, sebab semuanya adalah anugerah Tuhan.

“Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah.” 1 Petrus 4:10

Baca: 1 Korintus 12:1-11


RABU

BUKAN UNTUK PERSAINGAN DAN PERSETERUAN

“Tetapi kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama.” 1 Korintus 12:7

Seperti telah diketahui kita ini hidup dalam zaman Roh Kudus, di mana Roh Kudus bekerja dengan ajaib untuk menggenapi rencana Bapa.
Rasul Petrus berkata, “Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus.” (Kisah 2:38). Alkitab menyatakan: “Ada rupa-rupa karunia, tetapi satu Roh. Dan ada rupa-rupa pelayanan, tetapi satu Tuhan. Dan ada berbagai-bagai perbuatan ajaib, tetapi Allah adalah satu yang mengerjakan semuanya dalam semua orang.” (1 Korintus 12:4-7).

Inilah yang kurang dimengerti orang Kristen mengapa dan untuk tujuan apa Tuhan memberikan karunia yang berlainan kepada tiap-tiap orang percaya. Yang pasti “…tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama.” (ayat nas). Roh Kudus dicurahkan dan karunia-karunia-Nya diberikan supaya semua anggota dari segala suku bangsa dan denominasi diikat dalam kasih Kristus dan menyatakan kesatuan Tuhan Kristus. “Kamu semua adalah tubuh Kristus dan kamu masing-masing adalah anggotanya.” (1 Korintus 12:27).

Setiap individu bertanggung jawab atas karunia Roh yang Tuhan berikan. Setiap pribadi penting dalam tubuh Kristus, oleh karenanya kita saling membutuhkan dan bersatu padu mengerjakan kehendak Tuhan. “Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.” (Efesus 2:10). Kita diciptakan Allah di dalam Yesus Kristus untuk satu tujuan: melakukan perbuatan baik, bukan bersaing secara tidak sehat, berseteru, saling menjatuhkan. Dalam tubuh Kristus terdapat berbagai suku bangsa tapi oleh darah Kristus kita sudah dipersatukan dalam satu keluarga Kerajaan Sorga. Tuhan memberikan tiap-tiap pribadi karunia yang tidak sama, tapi semuanya bagian tubuh Kristus yang harus saling menghormati dan melengkapi. Janganlah saling memegahkan diri, sebab semuanya adalah anugerah Tuhan.

“Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah.” 1 Petrus 4:10

Baca: 1 Korintus 12:1-11


KAMIS

MENGIMANI DAN MEMERKATAKAN FIRMAN

“Janganlah kamu memikirkan hal-hal yang lebih tinggi dari pada yang patut kamu pikirkan, tetapi hendaklah kamu berpikir begitu rupa, sehingga kamu menguasai diri menurut ukuran iman, yang dikaruniakan Allah kepada kamu masing-masing.” Roma 12:3

Banyak orang Kristen ingin memiliki iman seperti tokoh-tokoh besar dalam Alkitab seperti Abraham, Elia dan sebagainya supaya ia dapat menerima janji berkat yang Tuhan sampaikan di dalam firman-Nya, atau agar dapat melakukan perkara-perkara yang besar.

Kita tak perlu meminta iman dengan berdoa sebab Tu-han telah mengaruniakan iman kepada setiap orang percaya dengan ukuran yang dikaruniakan kepada kita masing-masing. Tuhan telah mengaruniakan iman yang dapat menciptakan apa yang kita minta dengan iman, tapi tentunya permintaan kita harus sejalan dengan firman Tuhan dan sesuai kehendak-Nya, dan yang sangat penting untuk diperhatikan adalah perkataan Tuhan Yesus ini: “Percayalah kepada Allah!” (Markus 11:22). Kunci mendapatkan apa yang kita harapkan adalah percaya kepada Tuhan. Intinya memiliki iman yang aktif, bukan iman mati, sehingga iman itu dapat bekerja secara luar biasa menyampakkan gunung-gunung persoalan, gunung-gunung penyakit, gunung-gunung krisis dan sebagainya seperti yang Tuhan Yesus katakan, “Sesungguhnya barangsiapa berkata kepada gunung ini: Beranjaklah dan tercampaklah ke dalam laut! asal tidak bimbang hatinya, tetapi percaya, bahwa apa yang dikatakannya itu akan terjadi, maka hal itu akan terjadi baginya.” (Markus 11:23). Selain percaya, memerkatakan hal-hal yang kita yakini juga memegang peranan sangat penting untuk menerima berkat yang kita harapkan dari Tuhan, sebab memerkatakan adalah bagian dari pengakuan iman kita. Di dalam Ibrani 4:14 tertulis, “Karena kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah, baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita.”

Untuk mendapatkan apa yang kita harapkan kita harus percaya kepada Tuhan sepenuhnya dan memerkatakannya sebagai wujud pengakuan iman, sehingga perkara-perkara yang heran dan ajaib pasti Tuhan nyatakan dalam hidup kita.

“Aku percaya, sebab itu aku berkata-kata’, maka kami juga percaya dan sebab itu kami juga berkata-kata.”
2 Korintus 4:13

Baca: Roma 12:1-8


JUMAT

TIDAK MAU MENJADI KAWAN SEKERJA

“Karena kami adalah kawan sekerja Allah; kamu adalah ladang Allah, bangunan Allah.” 1 Korintus 3:9

Walaupun Tuhan dapat melakukan segala perkara namun ada hal-hal tertentu yang harus Ia kerjakan dengan melibatkan kita sebagai kawan sekerja-Nya untuk menggenapi rencana-Nya di atas bumi ini.

Untuk itulah Tuhan memercayakan tanggung jawab sep-erti dalam perumpamaan tentang talenta. “Sebab hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang yang mau bepergian ke luar negeri, yang memanggil hamba-hambanya dan mem-percayakan hartanya kepada mereka. Yang seorang diberikannya lima talenta, yang seorang lagi dua dan yang seorang lain lagi satu, masing-masing menurut kesanggupannya, lalu ia berangkat.” (Matius 25:14-15).

1 talenta adalah ukuran timbangan sebesar 3000 syikal atau seberat 34 kg (1 talenta emas = 34 kg emas). 1 talenta = 6000 dinar. Meski demikian Tuhan tidak pernah memaksa kita untuk taat, Ia memberikan kehendak bebas (free will) di mana keputusan ada pada kita masing-masing, apakah mau menjadi kawan sekerja-Nya atau tidak; dan banyak orang Kristen memilih mangkir dari tanggung jawab yang Tuhan percayakan, menolak menjadi rekan kerja-Nya karena malas dan tidak taat. Tidak heran jika rohani mereka tidak tumbuh dengan benar, tetapi kerdil rohani alias Kristen kanak-kanak. Mereka sudah lahir baru tapi kekristenannya macet di tengah jalan karena tidak mau membayar harga dan bersikap pasif, doing nothing. Biasanya orang semacam ini hanya akan menyalahkan Tuhan seperti yang diperbuat oleh hamba penerima 1 talenta: “Tuan, aku tahu bahwa tuan adalah manusia yang kejam yang menuai di tempat di mana tuan tidak menabur dan yang memungut dari tempat di mana tuan tidak menanam. Karena itu aku takut dan pergi menyembunyikan talenta tuan itu di dalam tanah: Ini, terimalah kepunyaan tuan!” (Matius 25:24-25). Hamba yang tidak setia itu pun harus menuai aki-bat kemalasannya.

Jangan pernah sia-siakan apa yang sudah Tuhan percayakan kepada kita dan jadilah kawan sekerja-Nya yang setia!

“Sebab itu ambillah talenta itu dari padanya dan berikanlah kepada orang yang mempunyai sepuluh talenta itu.”
Matius 25:28

Baca: 1 Korintus 3:1-9


SABTU

SEMAKIN DIHITUNG SEMAKIN KUATIR

“Roti seharga dua ratus dinar tidak akan cukup untuk mereka ini, sekalipun masing-masing mendapat sepotong kecil saja.” Yohanes 6:7
Masalah pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari seringkali menjadi faktor penyebab banyak orang mengalami kekuatiran. Mereka berkata, “Uang segini mana cukup untuk makan sebulan? Bagaimana bisa membayar uang sekolah anak dan kontrakan jika penghasilan tetap pas-pasan?”

Dalam kesesakan yang kita hadapi ini sesungguhnya Tuhan Yesus tidak pernah menutup mata, Ia tahu apa yang dibutuhkan dalam hidup ini. Ia tahu apa yang harus diperbuat-Nya untuk menolong kita. Adakalanya kita dibiarkan dalam keadaan terdesak karena Tuhan ingin tahu reaksi kita, seperti pertanyaan yang Ia ajukan kepada Filipus: “Di manakah kita akan membeli roti, supaya mereka ini dapat makan? Hal itu dikatakan-Nya untuk mencobai dia, sebab Ia sendiri tahu, apa yang hendak dilakukan-Nya.” (ayat 5-6). Filipus adalah murid Tuhan yang setiap harinya ada bersama-sama dengan Sang Guru, dan melihat dengan mata kepala sendiri bagaimana Ia melakukan banyak mujizat, tetapi begitu dihadapkan pada fakta yang mengimpit ia lupa begitu saja dengan mujizat yang Guru kerjakan: “Roti seharga dua ratus dinar tidak akan cukup untuk mereka ini, sekalipun masing-masing mendapat sepotong kecil saja.” (ayat nas). Lalu muncul informasi dari murid-Nya yang lain: “Di sini ada seorang anak, yang mempunyai lima roti jelai dan dua ikan; tetapi apakah artinya itu untuk orang sebanyak ini?” (ayat 9).

Seringkali pandangan kita terpaku kepada lima roti dan dua ikan yang jumlahnya sangat sedikit, dan lupa memandang Tuhan Yesus, sumber mujizat. Semakin kita hitung-hitung apa yang ada pada kita semakin kita kuatir dan kita semakin menggunakan akal pikiran kita untuk menutupi kebutuhan. Kalau saja kita ingat bahwa Tuhan yang kita sembah adalah Tuhan yang Mahadahsyat dengan segala perbuatan-Nya tentulah kita tidak akan pernah merasa kuatir. Jika Tuhan ingin membuat mujizat kecil Ia akan menempatkan kita pada situasi sulit, dan apabila Tuhan hendak mengerjakan mujizat yang besar Ia akan menghadapkan kita pada situasi yang secara manusia itu mustahil.
Tidak ada perkara yang terlalu sukar bagi Tuhan, karena itu percayakan hidup ini secara penuh kepada-Nya!

Baca: Yohanes 6:1-15


MINGGU

TAK BERAKAL BUDI

“kulihat di antara yang tak berpengalaman, kudapati di antara anak-anak muda seorang teruna yang tidak berakal budi,” Amsal 7:7

Dalam tulisannya ini Salomo sedang membahas tentang masalah yang dihadapi oleh anak-anak muda yang rentan dengan pengaruh negatif.
Ada seorang anak muda yang masih ‘hijau’ pengalaman terseret bujuk rayu perempuan tak bermoral. “Ia merayu orang muda itu dengan berbagai-bagai bujukan, dengan kelicinan bibir ia menggodanya. Maka tiba-tiba orang muda itu mengikuti dia seperti lembu yang dibawa ke pejagalan, dan seperti orang bodoh yang terbelenggu untuk dihukum, sampai anak panah menembus hatinya; seperti burung dengan cepat menuju perangkap, dengan tidak sadar, bahwa hidupnya terancam.” (ayat 21-23). Ayat ini menggambarkan betapa kuatnya pengaruh dosa menyeret kehidupan seseorang seperti yang dikatakan juga oleh Yakobus: “Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya. Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut.” (Yakobus 1:14-15).

Anak-anak muda selalu menjadi sasaran utama Iblis, yang selalu mencari cara dan waktu yang tepat untuk memikat dan menyeret mereka dengan menawarkan segala bentuk kesenangan dan kenikmatan daging: free sex, narkoba, dugem dan sebagainya. Adapun waktu yang tepat adalah ketika orang sedang lengah karena tidak berakal budi. Firman Tuhan memeringatkan: “…jangan turuti hawa nafsu yang menguasai kamu pada waktu kebodohanmu,” (1 Petrus 1:14), karena itu “Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah.” (Matius 26:41).

Ada harga yang harus dibayar untuk kelengahan karena tidak berakal budi. Orang tidak menyadari bahwa di balik kemasan dosa yang begitu menarik dan menawan hati ada sebuah jebakan yang membinasakan. Tetapi kebinasaan itu hampir tak terlihat pada awalnya, karena itu orang tidak jera untuk terus berbuat dosa.

Berhati-hatilah! Selain membawa maut, dosa juga mengakibatkan hidup seseorang terpisah jauh dari Tuhan.
Hidup dalam persekutuan yang karib dengan Tuhan adalah kunci untuk meraih kemenangan melawan tipu muslihat Iblis!

Baca: Amsal 7:1-27

UNDERSTANDING THE HEART OF GOD

UNDERSTANDING THE HEART OF GOD

PENDAHULUAN

Kehendak Tuhan bagi orang yang percaya pada Yesus adalah hidup dalam kemurnian dan kekudusan di tengah generasi yang bengkok hati dan sesat. Sebagai ciptaan baru di dalam Kristus yang dipanggil dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib memiliki kerinduan untuk hidup berkenan pada Tuhan.

Walaupun masih hidup di dunia, kita diperintahkan untuk tidak mengikuti cara hidup dunia yang jauh dari persekutuan dengan Allah seperti yang tertulis dalam Efesus 4:17-20,”Sebab itu kukatakan dan kutegaskan ini kepadamu di dalam Tuhan: Jangan hidup lagi sama seperti orang-orang yang tidak mengenal Allah dengan pikirannya yang sia-sia dan pengertiannya yang gelap, jauh dari hidup persekutuan dengan Allah, karena kebodohan yang ada di dalam mereka dan karena kedegilan hati mereka. Perasaan mereka telah tumpul, sehingga mereka menyerahkan diri kepada hawa nafsu dan mengerjakan dengan serakah segala macam kecemaran. Tetapi kamu bukan demikian. Kamu telah belajar mengenal Kristus.”

PERMASALAHAN

Apa yang menyebabkan orang percaya tidak hidup dalam kemurnian dan kekudusan?

  • Tidak mengerti isi hati Tuhan. 

Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran (Yohanes 4:24).

  • Kurang menghormati hadiratNya. Beribadah karena hanya rutinitas atau motivasi lainnya, akibatnya tidak menerima manfaat dari ibadah karena dilakukan dengan hati tidak tulus (not sincere heart).
  • Tidak mengalami transformasi hidup. Orang bisa rajin datang beribadah secara teratur bahkan pelayanan, tapi hidupnya tidak mengalami perubahan atau hanya berputar-putar di masalah yang sama.

Beberapa alasan yang menyebabkan orang tidak mengalami perubahan hidup antara lain:

  • Kehilangan kasih mula-mula, tidak terhubung/ memiliki persekutuan pribadi dengan Tuhan; tidak mengampuni, mengeraskan hati/tidak mau menerima firman dengan hati terbuka, tidak  hidup dalam pertobatan.
  • Kehilangan arah dan prioritas – sibuk mengejar hal-hal yang materi sehingga tidak ada waktu buat Tuhan, dsb.
  • Mempertahankan doktrin dan kebenaran diri sendiri.

SOLUSI

  • Kembali pada kasih mula-mula.

Sebab itu ingatlah betapa dalamnya engkau telah jatuh! Bertobatlah dan lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan. Jika tidak demikian, Aku akan datang kepadamu dan Aku akan mengambil kaki dianmu dari tempatnya, jikalau engkau tidak bertobat (Wahyu 2:5).

  • Tinggal di dalam kasih itu  dengan terus terhubung pada pokok Anggur yaitu Tuhan Yesus Kristus.
    Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku   Jikalau kamu menuruti perintah-Ku,  kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya. (Yohanes 15:9-10).

PENUTUP

Refleksi: mari kita lihat diri masing-masing. Mungkin kita terlihat rajin beribadah, rajin baca Alkitab, setia melayani, setia ikut Cool, dsb. Pertanyaannya: Apakah itu dilakukan dengan dasar kasih yang semula? Atau hanya sekedar rutinitas/kebiasaan, kewajiban, ikut-ikutan, atau ada motivasi lain. Adakah kita benar-benar terhubung dengan Tuhan secara pribadi? Ataukah semua yang kita lakukan ternyata hanya berupa kegiatan keagamawian.

Tuhan mau supaya kita kembali kepada kasih yang semula; kasih kepada Tuhan yang kita miliki pada waktu baru bertobat dan mengalami kelahiran baru. Peliharalah kasih yang semula, karena kasih kepada Tuhan seharusnya menjadi motivasi satu-satunya, di atas pengetahuan firman yang kita miliki dan pelayanan.

TUJUAN TUHAN DATANG KEMBALI KE DUNIA

TUJUAN TUHAN DATANG KEMBALI KE DUNIA

“Pada waktu itu orang akan melihat Anak Manusia datang dalam awan-awan dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya.” Markus 13:26

Kedatangan Kristus yang pertama ke dunia dalam wujud Anak Manusia, yang dikandung melalui Maria dan lahir di kandang Betlehem, adalah mengemban rencana Allah Bapa dalam rangka penyelamatan umat manusia. “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh
hidup yang kekal.” (Yohanes 3:16)

Baca renungan harian minggu ini selengkapnya di sini.

PEROLEHLAH  HIKMAT  DAN PENGERTIAN (Theme: Understanding the Mind of God)

PEROLEHLAH  HIKMAT  DAN PENGERTIAN (Theme: Understanding the Mind of God)

Permulaan hikmat ialah: perolehlah hikmat dan dengan segala yang kauperoleh perolehlah pengertian. (Amsal 4:7)

PENDAHULUAN

Di dunia yang gelap, penuh dengan kejahatan, penyesatan, krisis dan guncangan, orang percaya bukan saja harus hidup oleh iman tapi juga hikmat Allah. Hikmat sangat diperlukan untuk membawa kita hidup dalam poros kehendak Allah, yaitu hidup yang berbuah, berkemenangan serta menjadi garam dan terang dunia khususnya di akhir jaman menjelang kedatangan Kristus.

PERMASALAHAN

Berikut hal-hal yang menyebabkan seseorang tidak memiliki hikmat Allah:

  • Tidak menjadi pelaku firman. Pada kenyataannya, orang yang memiliki pengetahuan firman belum tentu melakukan perintah Tuhan. Orang yang tidak melakukan perintah Tuhan tidak akan memperoleh hikmat Allah (Mat. 24:24-27). Pengetahuan firman hanya sebatas informasi, bukan menjadi pewahyuan yang berkembang menjadi hikmat ilahi.
  • Terjebak dalam rutinitas agamawi. Banyak orang percaya yang ‘tertidur’; bahwa imannya kepada Tuhan hanya sebatas ‘kebiasaan’ rohani secara Kristen: kebiasaan ibadah, pelayanan, berdoa, baca Alkitab, dsb. Orang yang terjebak dalam kebiasaan dapat kehilangan kedalaman makna ibadah yang sesungguhnya, fokusnya bergeser kepada perkara rutin sehari-hari: makan dan minum, kawin dan mengawinkan seperti jaman Nuh, tapi tidak waspada/berjaga-jaga dan memahami urgensi dari kegerakan Allah di akhir jaman (Matius 24:37-42).
  • Orang Kristen yang hanya mau susu, tidak mau beralih kepada makanan keras yaitu firman Tuhan yang menegur, memberi peringatan, memberi perintah dan arahan. Akibatnya tetap jadi bayi rohani yang lamban untuk mendengarkan, serta tidak memahami ajaran tentang kebenaran. Mengapa menjadi lamban? karena panca indera rohaninya tidak terlatih untuk bisa membedakan yang baik dari pada yang jahat (Ibrani 5: 11-14).

SOLUSI

 Perolehlah hikmat Allah agar kita memperoleh pengertian tentang takut akan Tuhan dan mendapat pengenalan akan Allah (Amsal 2:4-5). Kata ‘peroleh’ di sini maksudnya ‘membeli’. Perolehlah hikmat maksudnya belilah hikmat, jangan menjualnya. Jangan tukar hikmat dengan kebodohan. Carilah hikmat seperti mencari perak dan mengejarnya seperti mengejar harta terpendam. Kata ’pengertian/understanding’ dalam konteks Alkitab mengacu pada kemampuan untuk membedakan, memahami, dan menerapkan pengetahuan serta hikmat sesuai dengan kehendak Allah. Hikmat dan pengertian diawali dengan takut akan Tuhan, dikembangkan melalui pemahaman mendalam akan firman Tuhan, doa, serta bimbingan Roh Kudus.

Hikmat dan pengertian tidak didapatkan dengan instan tapi lewat proses pembelajaran seumur hidup. Dengan melakukan firman/perintah Tuhan, kita akan jadi orang bijaksana yang memiliki hikmat ilahi (Matius 7:24-27). Hikmat tidak akan memberikan faedah/mengubah hidup kita jika kita tidak melakukannya. Carilah dahulu Kerajaan Allah serta kebenarannya (yaitu hikmat dan pengertian), maka semuanya akan ditambahkan kepada kita. Iman memberikan visi dan menjadi dasar yang teguh, hikmat membangun. Iman dan hikmat membuat kita hidup dalam kasih karunia secara efektif dan berhasil dalam Tuhan (Mazmur 1:3).

  • Supaya tidak terjebak dalam rutinitas belaka, belajarlah hidup dalam pimpinan Roh Kudus. Disiplin rohani itu perlu, tapi waspadai jangan sampai terjebak dalam rutinitas rohani yang membuat kita bisa kehilangan esensi ibadah yang sesungguhnya. Semua orang yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah (Roma 8:14). Kata ‘anak’ di sini dalam bahasa Yunani (huios) merujuk pada seorang anak yang sudah dewasa, bukan bayi. Roh Kudus memimpin kita untuk melakukan perintah Tuhan. Kadang Ia menggerakkan kita untuk melakukan hal-hal yang tidak terpikir/melampaui pemikiran; hal yang mematahkan kedagingan/hawa nafsu/kesombongan; hal yang menarik kita keluar dari kenyamanan;  hal yang menguji ketaatan kita; dsb. Dengan membiasakan diri dipimpin Roh Allah, kita akan terus dibawa pada level kedewasaan rohani yang memiliki hikmat serta pengertian untuk mengambil langkah/keputusan yang benar, untuk berdoa dalam ketepatan, untuk senantiasa berjaga-jaga,  dan terlibat dalam kegerakan Tuhan di akhir jaman ini.
  • Jangan hanya mau dengar firman yang enak didengar, tapi belajar menerima firman yang perlu kita dengar supaya kita bertumbuh secara rohani. Terima dengan lemah lembut firman yang menegur, mengajar, menyatakan kesalahan, memperbaiki kelakuan dan mendidik kita dalam kebenaran (2 Timotius 3:16). Dengan demikian, panca indera kita jadi semakin terlatih untuk memahami hikmat Allah: membedakan mana yang berkenan di hadapan Tuhan dan mana yang tidak, mana baik dan yang jahat; mana yang perlu dan yang tidak perlu/berguna; mana yang harus dilakukan dan mana yang jangan, dsb.

FIRMAN TUHAN SEBAGAI DASAR

  • Baca Ibrani 5:11-14; Matius 7:24-27; Amsal 2: 4-11; Kolose 1: 9-10.

KESIMPULAN

Untuk memperoleh hikmat dan pengertian diperlukan bayar harga berupa komitmen untuk takut akan Tuhan, mencari kehendak-Nya, latihan serta kedisiplinan. Hikmat dan pengertian sangat diperlukan untuk membuat keputusan yang bijaksana sehingga hidup kita layak dan berkenan kepada-Nya; memberi buah dalam segala pekerjaan yang baik dan bertumbuh dalam pengetahuan yang benar tentang Allah. Saat hikmat dan pengertian melimpah dalam hidup kita, kita menjadi bejana yang dipakai untuk membangun kerajaan Allah dan mengarahkan orang lain untuk bisa mengalami anugerah kasih karunia-Nya.

 

ANAK ALLAH: Wajib Meniru Allah (2)

ANAK ALLAH: Wajib Meniru Allah (2)

“Janganlah turut mengambil bagian dalam perbuatan-perbuatan kegelapan yang tidak berbuahkan apa-apa, tetapi sebaliknya telanjangilah perbuatan-perbuatan itu.” Efesus 5:11

Dunia penuh perbuatan-perbuatan kegelapan. Karena status kita anak-anak Allah, bukan dari dunia ini, maka ada tanggung jawab yang kita emban yaitu menjadi terang bagi dunia yang gelap ini. 2. Hidup dalam terang. Menjadi terang berarti menunjukkan kualitas hidup yang benar-benar berbeda, “karena terang hanya berbuahkan kebaikan dan keadilan dan kebenaran,” (ayat 9). Terang artinya dapat terlihat dan bukan tersembunyi, suatu kehidupan yang mampu menjadi berkat atau kesaksian, bukan menjadi batu sandungan. “Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.” (Matius 5:16).

Baca renungan harian minggu ini selengkapnya di link ini.

 

BERTUMBUH DALAM KASIH KARUNIA (Theme: The Mind of Christ)

BERTUMBUH DALAM KASIH KARUNIA (Theme: The Mind of Christ)

Tetapi bertumbuhlah dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus.  Bagi-Nya kemuliaan, sekarang dan sampai selama-lamanya (2 Petrus 3:18).

 

PENDAHULUAN

Firman Tuhan memerintahkan kita untuk bertumbuh dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan Kristus. Bertumbuh dalam kasih karunia berarti mengembangkan iman aktif yang semakin kuat dan semakin dalam, yang memengaruhi setiap aspek kehidupan. Pertumbuhan ini bukan hanya soal iman, tetapi juga melibatkan peningkatan kasih, kerendahan hati, dan pengenalan yang mendalam akan Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat, yang akan membawa pada hidup kekal sesuai kehendak Allah.

 

PERMASALAHAN

  • Tidak memiliki iman yang dewasa.

 Tuhan Yesus mengatakan bahwa di akhir jaman akan muncul nabi-nabi palsu dan pengajar-pengajar palsu yang akan menyesatkan banyak orang termasuk orang-orang Kristen. Orang yang mudah untuk disesatkan oleh rupa-rupa angin pengajaran adalah orang percaya yang tidak dewasa dalam iman. Iman yang tidak dewasa disebabkan: 1) petobat baru/ masih bayi rohani yang belum dimuridkan; 2) orang yang  tidak mau dimuridkan karena  menganggap pemuridan sebagai suatu yang tidak menyenangkan dan memberatkan. Bisa saja orang tersebut  memiliki pengetahuan firman tapi tidak menghidupi firman, percaya hanya sebatas pengetahuan di pikiran, bukan dengan segenap hati.

Pemahaman yang dangkal akan tujuan karya keselamatan Allah membuat seseorang terjebak dalam rutinitas (ibadah hanya sebagai kegiatan rutin), hanya tertarik kepada berkat, mukjizat, karunia dan bukan mengejar hidup yang berbuah.  Konsep tentang ketaatan, bayar harga, berkorban, menjadi berkat, sangkal diri, dan pikul salib adalah hal-hal yang tidak disukai, bahkan bila perlu dihindari.

Orang yang tidak dewasa dalam iman akan menjadi buta dan picik; artinya tidak mengerti tentang keselamatan dan tujuan kasih karunia Allah bagi dirinya. Pikirannya jadi picik (shortsighted), tidak bisa melihat jauh ke depan; pandangan, pengetahuan dan pemikirannya kerdil, sempit dan minim; Buta (blindness), tidak tahu/mengerti/mengenal kebenaran, perkara-perkara rohani dan kehendak Allah. Hidup hanya untuk diri sendiri, enggan untuk melayani dan menjadi berkat bagi orang lain,  menjadi lamban secara rohani (menurunnya ketekunan, gairah dan semangat dalam mengikut Tuhan; tumpul dalam pendengaran akan firman Tuhan/kurangnya ketajaman dalam memahami hal-hal yang rohani), hanya suka yang instant dan gampang.

 

SOLUSI

  • Bertumbuhlah dalam kasih karunia.

Supaya tidak terseret dalam kesesatan dan kehilangan pegangan yang teguh yaitu iman kepada Allah, kita harus bertumbuh dalam kasih karunia dan dalam pengenalan yang benar akan Kristus. Bertumbuh dalam kasih karunia berarti mengembangkan iman aktif yang semakin kuat dan semakin dalam, yang memengaruhi setiap aspek kehidupan. Belajar mengenal apa yang Tuhan kehendaki, apa yang berkenan kepada-Nya, bangun disiplin rohani (waktu saat teduh dengan Tuhan; jaga pikiran, perasaan, hati, perkataan, dan kekudusan), dan belajar menundukkan diri kepada kehendak Allah. Relakan diri untuk Tuhan mendewasakan dan memurnikan iman kita. Hidup oleh iman yang murni = sangkal diri dan pikul salib. Iman yang murni = iman seperti seorang anak kecil. Iman yang murni = iman yang bekerja oleh kasih. Tanpa kasih, iman kita tidak ada gunanya. Berdoa minta supaya Roh Kudus menolong kita untuk semakin mengasihi (menaati) Tuhan.

  • Bertumbuh bersama dalam komunitas orang percaya (COOL).

Kita tidak dapat bertumbuh sendirian. Kita perlu bertumbuh bersama dalam komunitas yang tepat untuk mendukung, mengasah, dan menolong kita. Belajar mengasihi Tuhan dan orang lain, saling merendahkan hati, dan belajar saling melayani (Filipi 2:2-5). Sejalan dengan proses pertumbuhan rohani, Roh Kudus menolong kita untuk mengenali fungsi, menggali potensi, mengembangkan talenta/karunia dan melayani di bidang yang tepat. Orang yang mengenali fungsi dan panggilannya akan melayani dengan efektif; doing the right things; tidak malas tapi dengan sukacita serta penuh tanggung jawab mengobarkan karunia dan talentanya untuk mendampaki orang banyak dan memuliakan Allah.

 

FIRMAN TUHAN SEBAGAI DASAR

  • …sampai kita semua telah mencapai kesatuaniman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah,  kedewasaan penuh,  dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus,  sehingga kita bukan lagi anak-anak,  yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan,  tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala. (Efesus 4:13-15).

 

KESIMPULAN

Kita harus sungguh-sungguh menyiapkan diri dalam menghadapi akhir jaman yang semakin gelap. Kita tidak akan mampu melewati masa-masa sukar jika tidak memiliki iman yang dewasa dan kasih akan Tuhan. Saat ini bukan lagi waktunya untuk berada di zona nyaman, menjadi suam dan setengah hati dalam mengikut Tuhan. Bertumbuhlah dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan Kristus. Dengan demikian, kita diarahkan untuk berjalan dalam jalur kehendak Allah yang sempurna, yang pada akhirnya mengarah pada kehidupan yang penuh integritas, menjadi saksi Tuhan dan berkemenangan di tengah masa yang sukar.

ENGGAN MELEPASKAN IKATAN!

ENGGAN MELEPASKAN IKATAN!

“Ia telah melepaskan kita dari kuasa kegelapan dan memindahkan kita ke dalam Kerajaan Anak-Nya yang kekasih;” Kolose 1:13

Rasul Paulus memberikan penegasan bahwa Tuhan Yesus telah melepaskan kita dari segala ikatan dan belenggu melalui karya-Nya di kayu salib. Dengan demikian setiap orang yang telah menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat dalam hidupnya sudah tidak terbelenggu lagi, sebab “…siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.” (2 Korintus 5:17). Oleh kuasa firman Tuhan hidup kita telah diperbaharui dan dimerdekakan dari segala ikatan, seperti tertulis: “Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.” (Yohanes 8:31-32). Merdeka berarti bebas dari perhambaan atau tidak terikat. Tuhan telah memerdekakan kita, berarti hidup kita tak lagi dibelenggu oleh apa pun juga. “Kamu telah dimerdekakan dari dosa dan menjadi hamba kebenaran.” (Roma 6:18).

Baca renungan harian selengkapnya di sini.

PIKIRKANLAH PERKARA YANG DI ATAS

PIKIRKANLAH PERKARA YANG DI ATAS

Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi (Kolose 3:2)

PENDAHULUAN

Sebagai ciptaan baru yang telah dibangkitkan dalam Kristus, kita diperintahkan untuk mencari dan memikirkan perkara-perkara di atas, bukan yang di bumi. Hidup kita tidak lagi berorientasi kepada perkara-perkara dunia, melainkan kekekalan. Memikirkan perkara di atas berarti mengarahkan pemikiran dan pemahaman kepada hal-hal yang berkaitan dengan Allah dan segala kebenaran-Nya, yang diaplikasikan dalam kehidupan kita. Untuk dapat memahami perkara yang di atas, kita harus hidup oleh iman.

PERMASALAHAN

Berikut adalah hal yang membuat seseorang tidak bisa memahami perkara-perkara yang di atas:

  • Tidak mau bertumbuh  secara rohani melalui pemuridan. Akibatnya manusia rohaninya menjadi kering, imannya kerdil dan lemah, tidak mengerti kehendak Tuhan dan berjalan dalam rencana-Nya, serta tidak menghasilkan hidup yang berbuah.
  • Pikiran yang tidak diperbarui oleh firman Tuhan – membuat orang tidak mampu memahami perkara-perkara di atas, di mana Kristus ada. Akibatnya iman tidak berkembang karena lebih memilih hidup karena melihat, bukan karena percaya. Cara berpikir seperti ini tidak ada bedanya dengan cara pikir dunia yaitu ‘carnal mind: pikiran yang masih dikuasai oleh ‘kedagingan’ (Roma 8:6); hidup hanya untuk memuaskan keinginan daging, keinginan mata, dan keangkuhan hidup (1 Yohanes 2:16). Mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging sehingga tidak mungkin bisa berkenan kepada Allah karena keinginan daging adalah perseteruan dengan DIA.
  • Pikiran yang dibutakan oleh ilah-ilah jaman (2 Korintus 4:4). Jika ke-kristenan seseorang hanya  sebatas kebiasaan, ritual keagamawian dan tanpa pemuridan, maka sesungguhnya ia telah dibutakan oleh ilah jaman, di antaranya adalah penyesatan/ajaran palsu dan roh agamawi. Secara lahiriah menjalankan ibadah, tetapi pada hakekatnya memungkiri kekuatannya (2 Timotus 3:1-5). Tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mencari pengajaran dari guru palsu untuk memuaskan keinginan telinganya. Memalingkan telinganya dari kebenaran Allah dan membukanya bagi dongeng (2 Timotius 4:3-4). Imannya tidak berpusat kepada Kristus tetapi kepada pikiran, perasaan dan seleranya sendiri. Hal ini membuat orang percaya jadi kompromi dengan dunia, terseret arus, akhirnya menjadi sama seperti dunia.
  • Pikiran dan perasaan yang menjadi tumpul sama seperti orang yang tidak mengenal Allah (2 Korintus 3:14-15; Efesus 4:17-19). Tidak bisa mengerti kebenaran firman dan kehilangan kepekaan untuk mendengar suara teguran Roh Kudus. Ini bisa disebabkan oleh beberapa hal, misalnya: hidup dalam dosa, ikatan hawa nafsu, keserakahan/ketamakan, membiasakan diri mengabaikan firman dan teguran Roh Kudus, dosa yang belum dibereskan/menunda pertobatan, kedegilan hati, dlsb. Ketika pikiran dan perasaan menjadi tumpul, seseorang akan lebih mudah untuk melakukan hal-hal yang keliru dan membahayakan hidupnya.
  • Menentang pengenalan akan Allah (2 Kor.10:5) yang disebabkan segala bentuk keangkuhan manusia berupa pemikiran, logika, argumen, pendapat, spekulasi, filosofi, filsafat, ideologi, hikmat dunia, pengetahuan,  dlsb.

SOLUSI

  • Pembaruan akal budi dengan firman Tuhan secara terus-menerus.
  • Menanggalkan manusia lama dan mengenakan manusia baru; hidup dalam pertobatan.
  • Memakai senjata ilahi yaitu firman Tuhan untuk menghancurkan/meruntuhkan segala spekulasi, argumen, alasan, dlsb yang menentang pengenalan akan Tuhan. Tawan segala pikiran kita dan taklukkan kepada Kristus.

FIRMAN TUHAN SEBAGAI DASAR

Roma 12:2 “Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu,  sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.”

2 Kor.10:3-5  “Memang kami masih hidup di dunia, tetapi kami tidak berjuang secara duniawi, karena senjata kami dalam perjuangan bukanlah senjata duniawi, melainkan senjata yang diperlengkapi dengan kuasa Allah, yang sanggup untuk meruntuhkan benteng-benteng.  Kami mematahkan setiap siasat orang dan merubuhkan setiap kubu yang dibangun oleh keangkuhan manusia untuk menentang pengenalan akan Allah.  Kami menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus.”

Efesus 4:20-24 “Tetapi kamu bukan demikian. Kamu telah belajar mengenal Kristus.  Karena kamu telah mendengar tentang Dia dan menerima pengajaran di dalam Dia menurut kebenaran yang nyata dalam Yesus,  yaitu bahwa kamu, berhubung dengan kehidupan kamu yang dahulu, harus menanggalkan manusia lama,  yang menemui kebinasaannya oleh nafsunya yang menyesatkan,  supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu,  dan mengenakan manusia baru,  yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya.

KESIMPULAN

Orang Kristen sejati memikirkan hal-hal yang berasal dari Roh, bukan yang berasal dari hikmat dunia ataupun kedagingan. Pikiran kita harus  berorientasi pada hal-hal yang di atas, bukan yang di bumi. Memikirkan perkara yang di  atas  bukan  hanya  dalam  waktu  sesaat,  tetapi  secara  terus  menerus  dan  selamanya.  Miliki hikmat  Allah yang dinyatakan melalui Pribadi Yesus Kristus,  bukan hikmat dunia yang menyesatkan. Perkara yang di bumi bersifat sementara, perkara yang di atas  bersifat kekal. Oleh sebab itu pikirkanlah  senantiasa perkara yang di atas supaya bila Kristus menyatakan diri kelak, kitapun akan menyatakan diri bersama dengan DIA dalam kemuliaan, Amen!

BERDOA TIDAK LAGI DIANGGAP PENTING

BERDOA TIDAK LAGI DIANGGAP PENTING

“Janganlah meninggalkan hikmat itu, maka engkau akan dipeliharanya, kasihilah dia, maka engkau akan dijaganya.” Amsal 4:6

Ketika orang berada dalam pergumulan berat, kesesakan hebat, mempunyai keperluan mendesak, lemah, tertekan, terjepit, belum punya apa-apa, belum menjadi siapa-siapa, kebanyakan ia akan sungguh-sungguh berdoa, giat beribadah dan melayani Tuhan. Namun begitu sudah ditolong Tuhan, pekerjaan mapan, ekonomi dipulihkan, sakit-penyakit disembuhkan, studi berhasil dan sebagainya, berdoa tidak lagi dianggap penting…kerajinan beribadah mengendur dan pelayanan pun ditinggalkan. Pemikirannya berubah: semua bukan lagi karena anugerah dan campur tangan Tuhan, tetapi hasil kerja keras diri sendiri, kemampuan, kekuatan dan kepintaran sendiri!

Baca renungan harian minggu ini selengkapnya di sini.

KEMBALI KEPADA INJIL YANG MURNI

KEMBALI KEPADA INJIL YANG MURNI

(September Theme: Understanding The Mind of GOD)

 

PENDAHULUAN

Di akhir zaman ini, banyak orang Kristen mengalami kemerosotan iman , kasih dan pengharapan karena Injil yang diberitakan sudah melenceng dari kemurnian Injil Kristus. Fokusnya bergeser pada consumerism, pencarian berkat/mukjizat, seolah-olah Tuhan hanya ada untuk memenuhi daftar permintaan dan ambisi pribadi.

Pengajaran yang sering kali hanya menyenangkan telinga jemaat, memberi entertainment , dan membuat jemaat terhibur, nyaman dalam zona suam-suam kuku. Akibatnya, jemaat tidak mengalami transformasi hidup seperti yang Tuhan kehendaki.

 

PERMASALAHAN

  • Firman dikompromikan dan dicampur dengan nilai duniawi yang bertentangan dengan kemurnian Injil.
  • Ajaran penting seperti ketaatan kepada Allah, menyangkal diri, memikul salib, hidup dalam pertobatan, serta komitmen pada Tuhan, jarang lagi diajarkan.
  • Banyak gereja beralih fungsi dari wadah pemuridan menjadi sekadar social club yang menjalani MLM (multi level marketing) supaya gerejanya menjadi paling hebat, paling besar dan paling banyak cabangnya, dlsb.
  • Gereja tanpa pemuridan sejati adalah gereja tanpa Kristus. Padahal, gereja seharusnya menjadi agen transformasi yang menjadikan jemaat murid Kristus yang dewasa.

 

SOLUSI

Pemuridan 

Di gereja lokal BIC, pemuridan adalah identitas utama. Setiap jemaat dimuridkan agar:

  • Bertumbuh dalam iman.
  • Menjadi pribadi yang kuat dan dewasa melalui pengajaran Firman Tuhan yang benar (tanpa kompromi).
  • Hidup dalam pengurapan Roh Kudus sehingga dapat diutus menjadi terang di keluarga, marketplace, dan bangsa.

Pengajaran Firman memperbarui pikiran kita sehingga kita memiliki pikiran dan perasaan Kristus, berjalan sesuai poros kehendak-Nya.

Pentingnya Memiliki Pikiran Kristus

Pikiran Kristus berarti:

  • Memahami kehendak, rencana, tujuan, cara pandang, dan jalan Allah atas hidup kita.
  • Hal ini hanya dapat dinyatakan melalui Roh Kudus, sebab Roh menyelidiki segala sesuatu, bahkan yang tersembunyi dalam diri Allah (1 Kor. 2:10).

Namun, pikiran Kristus tidak didapat secara instan. Itu adalah hasil proses pendewasaan rohani.
•   Bayi rohani = manusia duniawi, belum dewasa dalam Kristus.
•   Hanya mereka yang dewasa dapat mengerti perkara-perkara rohani, memiliki hikmat Allah, dan pikiran Kristus.

Karena itu, penting sekali untuk menerima ajaran yang sehat dan hidup dalam pemuridan sejati.

Firman Tuhan sebagai Dasar

Rasul Paulus menulis:

“Tetapi yang kami beritakan ialah hikmat Allah yang tersembunyi dan rahasia, yang sebelum dunia dijadikan telah disediakan Allah bagi kemuliaan kita. … Tetapi kami memiliki pikiran Kristus.” (BACA 1 Korintus 2:6–16)

Ayat ini menegaskan bahwa hikmat sejati bukanlah milik dunia, melainkan milik Allah yang hanya dapat dimengerti oleh orang yang hidup dalam Roh.

Prinsip Dasar Pikiran Kristus

Yesus menegaskan dua hukum utama (Baca Mat. 22:37–39):
1.Kasih kepada Allah → ditunjukkan melalui ketaatan kepada firman-Nya.
2.Kasih kepada sesama manusia → diwujudkan dengan menjaga kesatuan tubuh Kristus, rendah hati, dan mendahulukan kepentingan orang lain.

Paulus mengingatkan jemaat di Filipi:

“Hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan … janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga. Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus.” (Filipi 2:2–5)

 

KESIMPULAN

Untuk memahami pikiran Allah, kita perlu hidup dalam pemuridan sejati, membangun kasih yang tulus kepada Allah dan sesama, serta terus diperbarui oleh Firman dan Roh Kudus. Dengan demikian, kita dimampukan untuk berjalan bukan dalam logika dunia, melainkan dalam hikmat Allah yang menuntun pada hidup yang berbuah dan memuliakan Kristus.