BENIH APA YANG DITABUR (bagian 4)

Home / Weekly Message / BENIH APA YANG DITABUR (bagian 4)
BENIH APA YANG DITABUR (bagian 4)

Sekilas review:
Benih apa saja yang mau kita tabur supaya menuai hasil/berbuah/mengalami multiplikasi :
1). Benih perkataan; 2). Benih kebenaran; 3). Benih kerendahan hati; 4). Benih damai sejahtera; 5). Benih kebaikan; 6). Benih Finansial.

Sambungan minggu ini:

7. Benih Pelayanan

Pelayanan bukanlah sekedar program dan kegiatan tapi merupakan pengabdian kepada Allah dan kasih kepada sesama. Menabur benih pelayanan berarti melayani Tuhan dan sesama dengan hati yang ikhlas, menggunakan waktu, talenta, karunia dan potensi yang kita miliki untuk kemuliaan Tuhan.

Berikut beberapa ayat firman Tuhan yang mengajarkan prinsip-prinsip dalam pelayanan:

“Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah.” (Galatia 6:9)

Dalam pelayanan dibutuhkan kesetiaan dan ketekunan. Saat kita melayani dengan tulus dan sabar, Tuhan akan memberkati usaha kita pada waktu yang tepat. Sabar di sini maksudnya tetap bertahan dalam tantangan/kesulitan dan berpengharapan pasti bahwa suatu waktu kita akan melihat hasil/buah dari pelayanan kita pada waktu yang Tuhan tetapkan. Dalam proses masa penantian, arahkan mata hanya kepada Kristus supaya kita tidak menjadi lemah, misalnya merasa rugi melayani orang lain karena merasa tidak dihargai, melayani karena terpaksa, lelah hati, tidak ada sukacita, kerajinan jadi kendor atau mudur dari pelayanan. Kesetiaan dan ketekunan akan membawa kita melihat penuaian.

Dan Raja itu akan menjawab mereka: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.” (Matius 25:40).

Dalam pelayanan kepada sesama, kita sedang melayani Tuhan. Setiap tindakan yang kita lakukan untuk orang lain sekalipun itu hal kecil, adalah bentuk pelayanan kepada-Nya. Ketulusan dalam melayani orang-orang kecil/lemah, orang-orang yang paling hina/tidak diperhitungkan dalam pandangan dunia, atau mereka yang tidak bisa membalas kebaikan kita, ternyata semua itu diperhitungkan oleh Tuhan: …kamu telah melakukannya untuk Aku..

“Apa pun yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia, karena kamu tahu, bahwa dari Tuhan kamu akan menerima warisan sebagai upah. Kristus adalah Tuhan yang kamu layani.” (Kolose 3:23-24).

Dalam setiap aspek kehidupan, termasuk pekerjaan dan pelayanan, kita harus melayani dengan segenap hati, karena kita melayani Tuhan, bukan manusia. Jangan melakukannya dengan asal-asalan, berkeluh kesah, menggerutu, tidak ikhlas atau malas-malasan. Kalaupun kita sudah melakukan dengan segenap hati namun tidak dihargai, disalahmengerti, bahkan dibalas dengan hal yang tidak menyenangkan, jangan kita berkecil hati dan marah karena memang bukan manusia yang akan membalasnya, melainkan Tuhan.

Karena bahkan Anak Manusia pun datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani, dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.” (Markus 10:45).

Yesus adalah contoh utama dalam pelayanan. Ia datang untuk melayani, bukan dilayani, dan kita dipanggil untuk mengikuti teladan-Nya dalam pelayanan kepada orang lain. Seorang bayi rohani hanya mau dilayani, tapi kerelaan untuk melayani orang lain merupakan tanda dari orang yang bertumbuh dalam kasih karunia.

“Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah. Jika ada orang yang berbicara, baiklah ia berbicara sebagai orang yang menyampaikan firman Allah; jika ada orang yang melayani, baiklah ia melakukannya dengan kekuatan yang dianugerahkan Allah.
Jika ada orang yang berbicara, baiklah ia berbicara sebagai orang yang menyampaikan firman Allah; jika ada orang yang melayani, baiklah ia melakukannya dengan kekuatan yang dianugerahkan Allah, supaya Allah dimuliakan dalam segala sesuatu karena Yesus Kristus. Ialah yang empunya kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya! Amin.”(1 Petrus 4:10-11a).

Pelayanan kita harus sesuai dengan karunia yang Tuhan berikan. Apapun bentuk pelayanannya, itu harus dilakukan dengan kuasa Roh Kudus yang memampukan kita dan berkenan di hadapan Allah.
Dalam melayani, jangan berorientasi kepada performance, prestasi, ataupun ambisi pribadi yang dapat membuat kita kehilangan hakekat dari pelayanan yang sebenarnya yaitu pengabdian kepada Allah dan kasih kepada sesama.

“Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu” (Matius 20:26-27).

Belajarlah memiliki sikap hati hamba dalam melayani. Tujuan Tuhan memberi kita karunia dan talenta adalah untuk melayani/menjadi berkat bagi orang lain dan memuliakan nama-Nya, bukan untuk mencari ketenaran/pujian/pengakuan, kemuliaan diri sendiri, mendapat keuntungan, memanipulasi orang lain, dlsb.

Menabur benih finansial dan benih pelayanan adalah bagian integral dari kehidupan orang Kristen. Ketika kita memberi dengan hati yang tulus, Tuhan akan membalas kita dengan berkat melimpah. Ketika kita melayani dengan penuh kasih, kita melayani Tuhan dan menjadi saluran berkat bagi sesama.

PENUTUP

Kita telah belajar tentang benih apa saja yang harus kita tabur sepanjang tahun ini; yaitu benih perkataan, benih kebenaran, benih kerendahan hati, benih damai sejahtera, benih kebaikan, benih finansial dan benih pelayanan. Belajarlah melakukan itu semua dalam ketaatan kepada pimpinan Roh Kudus. Apa yang kita tabur dalam iman, pengharapan, dan kasih pasti akan berbuah pada waktunya, karena kasih tidak pernah gagal.“Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih.” (1 Korintus 13:13).

BENIH APA YANG DITABUR (bagian 1)
BENIH APA YANG DITABUR (bagian 2)
BENIH APA YANG DITABUR (bagian 3)
BENIH APA YANG DITABUR (bagian 4)