Sekilas review:
Benih apa saja yang mau kita tabur supaya menuai hasil/berbuah/mengalami multiplikasi :
1). Benih perkataan; 2). Benih kebenaran; 3). Benih kerendahan hati; 4). Benih damai sejahtera; 5). Benih kebaikan.
Sambungan minggu ini:
- Benih Finansial
Berkat finansial yang kita terima dari Tuhan terdiri dari 2 bagian, yaitu benih untuk ditabur dan roti untuk dimakan. Benih untuk ditabur digunakan misalnya untuk mengembalikan persepuluhan, memberikan persembahan syukur, menopang visi gereja lokal, pelayanan misi, memberi makan orang miskin, pelayanan diakonia/memberi kepada orang yang membutuhkan, atau untuk hal lain yang Roh Kudus gerakkan di hati kita. Roti untuk dimakan adalah berkat finansial yang digunakan untuk membiayai semua kebutuhan kita/anggota keluarga yang ada dalam tanggung jawab kita.
Menabur benih finansial berarti memberi dengan hati yang tulus, berbagi dan menanamkan kebaikan dalam aspek keuangan. Alkitab mengajarkan bahwa memberi dengan iman dan kemurahan hati membawa berkat yang berkelimpahan.
“Berilah, maka kamu akan diberi; sebuah takaran yang baik, yang dipadatkan, yang diguncang-guncang dan yang tumpah keluar akan dicurahkan ke dalam pangkuanmu. Sebab dengan takaran yang kamu pakai untuk mengukur, takaran itu akan diukurkan kepadamu.” (Lukas 6:38)
Ayat ini mengajarkan prinsip tabur tuai dalam aspek finansial. Semakin kita memberi, semakin Tuhan memberi kembali kepada kita dengan cara yang melimpah. Ini mengajarkan ‘good stewardship’ supaya finansial kita teratur dan hati terjaga bersih/suci; bukan cinta akan uang, berperilaku konsumtif/pemborosan, atau memberi karena luapan emosi sehingga lupa tanggung jawab akan kebutuhan rumah tangga.
Camkanlah ini: Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga. Setiap orang harus memberi menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita (2 Korintus 9:6-7).
Kata ‘sedikit’ dan ‘banyak’ di sini bukan dihubungkan kepada jumlah atau persentase, tapi kepada keadaan hati yang rela memberi. Memberi dengan sukacita dan kerelaan adalah kunci dalam menabur benih finansial. Tuhan mengingatkan bahwa kemurahan hati kita dalam memberi akan menghasilkan berkat yang melimpah. Dengan kata lain, mereka yang memberi dengan rela hati dan sukacita yang akan menuai banyak.
Perlu dipahami bahwa kelimpahan di sini bukanlah soal perkara materi yang bisa membuat kita jadi tamak serta kikir, tapi soal berkat rohani di mana kita mengalami pertumbuhan rohani, menghasilkan buah, sehingga bisa menjadi berkat bagi orang lain dan memuliakan nama Allah.
Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan. Seperti ada tertulis: “Ia membagi-bagikan, Ia memberikan kepada orang miskin, kebenaran-Nya tetap untuk selamanya.” Ia yang menyediakan benih bagi penabur, dan roti untuk dimakan, Ia juga yang akan menyediakan benih bagi kamu dan melipatgandakannya dan menumbuhkan buah-buah kebenaranmu; kamu akan diperkaya dalam segala macam kemurahan hati, yang membangkitkan syukur kepada Allah oleh karena kami (2 Korintus 9:8-11)
Berkat-berkat rohani ini memiliki nilai yang jauh lebih mulia dari pada sekedar berkat materi. Orang yang hidupnya berbuah akan menerima upah kekal dari Tuhan; ngengat dan karat tidak merusakkannya, dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya. Berkat materi bukan merupakan tujuan, melainkan hanya sebagai sarana penunjang untuk melakukan kehendak dan rencana-Nya. Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya akan ditambahkan kepada kita.
Hormatilah TUHAN dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu, maka gudang-gudangmu akan diisi penuh dengan kelimpahan, dan sumsum-sumsummu akan meluap dengan air anggur (Amsal 3:9-10).
Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku dan ujilah Aku, firman TUHAN semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan. Aku akan menghardik bagimu belalang pelahap, supaya jangan dihabisinya hasil tanahmu dan supaya jangan pohon anggur di padang tidak berbuah bagimu, firman TUHAN semesta alam. Maka segala bangsa akan menyebut kamu berbahagia, sebab kamu ini akan menjadi negeri kesukaan, firman TUHAN semesta alam (Maleakhi 3:10-12)
Ayat-ayat ini mengajarkan kita prioritas : memberi dari apa yang kita miliki adalah cara kita menghormati Tuhan. Tuhan menjanjikan kelimpahan bagi mereka yang memberikan yang terbaik dari hasil jerih payah mereka. Perlu kita ingat dan syukuri bahwa damai sejahtera, kerukunan, kemenangan, mukjizat, keberhasilan, kesehatan, pemulihan, dilindungi dari yang jahat dan belalang pelahap, karunia menikmati, hikmat, dlsb juga merupakan berkat dari ketaatan kita dalam mengembalikan persepuluhan milik Tuhan.
Hal yang juga penting dalam menabur secara finansial adalah motivasi hati. Kita menabur bukan karena terpaksa/sebagai taurat yang memberatkan atau supaya mendapat keuntungan materi yang lebih banyak lagi. Yang benar adalah kita menabur secara finansial karena mengasihi dan menghormati Allah.
Sebenarnya dengan memberi kita sedang mengakui bahwa segala sesuatu yang ada pada kita adalah milik Allah, kita hanya sebagai pengelola. Dengan memberi, kita belajar mengandalkan Tuhan sepenuhnya dan melepaskan kebergantungan kepada hal-hal yang bersifat materi. Dengan memberi, kita terhindar dari sifat tamak/serakah, pelit, cinta akan uang dan perilaku konsumtif.
Bersambung minggu depan ..
BENIH APA YANG DITABUR (bagian 1)
BENIH APA YANG DITABUR (bagian 2)
BENIH APA YANG DITABUR (bagian 3)
BENIH APA YANG DITABUR (bagian 4)