PENDAHULUAN
Ada dua hal utama yang mau kita lakukan dalam ketaatan di Tahun Penuaian ini. Pertama menyiapkan lahan untuk penuaian; ke dua menyiapkan benih untuk ditabur. Tanpa menabur, tidak akan ada tuaian. Perlu diketahui bahwa ada benih yang harus kita tabur dalam kehidupan pribadi, ada pula yang ditabur dalam kehidupan orang lain.
Tema bulan February ini: “Apa yang kita tabur dalam iman, pengharapan, dan kasih akan berbuah pada waktunya.” Orang yang menabur dalam iman, pengharapan dan kasih harus percaya bahwa semua yang ditaburnya pasti akan dituai/berbuah pada waktunya. “Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih.” (1 Korintus 13:13).
ISI
“Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya. Sebab barangsiapa menabur dalam dagingnya, ia akan menuai kebinasaan dari dagingnya, tetapi barangsiapa menabur dalam Roh, ia akan menuai hidup yang kekal dari Roh itu. Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah.” (Galatia 6:7-9).
Benih apa saja yang mau kita tabur supaya menuai hasil/berbuah/mengalami multiplikasi :
1. Benih Perkataan.
Perkataan merupakan sebuah benih yang memiliki daya cipta dalam kehidupan kita maupun orang lain. Kita akan memakan buah dari perkataan kita. Benih perkataan bisa baik ataupun buruk. Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya, akan memakan buahnya (Amsal 18:21).
Ketika kita perkatakan kehidupan dan berkat, kita pun akan menuai kehidupan dan berkat di masa depan. Saat kita perkatakan kekalahan, hal negatif dan kegagalan, hal-hal itu pula yang akan kita tuai. Kehidupan hari ini adalah hasil dari benih perkataan yang kita tabur di hari kemarin.
Refleksi diri : Perkataan seperti apa yang kita tabur?
“Orang yang baik mengeluarkan hal-hal yang baik dari perbendaharaannya yang baik, dan orang yang jahat mengeluarkan hal-hal yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat.” (Matius 12:35)
Jikalau suatu pohon kamu katakan baik, maka baik pula buahnya; jikalau suatu pohon kamu katakan tidak baik, maka tidak baik pula buahnya. Sebab dari buahnya pohon itu dikenal (Matius 12:33).
Orang yang baik pasti akan menabur benih perkataan yang sesuai dengan firman Tuhan, yaitu kata-kata yang mengandung kebenaran, kehidupan, kasih, ucapan syukur dan berkat; perkataan yang memuji Tuhan dan yang membangun.
Sebaliknya orang yang jahat akan menabur benih perkataan yang negatif, melemahkan iman, kata-kata kotor, sia-sia, dusta, fitnah, menghasut, mengutuk, menghina, menghakimi orang lain, dlsb.
Hai kamu keturunan ular beludak, bagaimanakah kamu dapat mengucapkan hal-hal yang baik, sedangkan kamu sendiri jahat? Karena yang diucapkan mulut meluap dari hati. (Matius 12:34).
Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap kata sia-sia yang diucapkan orang harus dipertanggungjawabkannya pada hari penghakiman. Karena menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan, dan menurut ucapanmu pula engkau akan dihukum (Matius 12:36-37).
2. Benih Kebenaran.
Orang yang menabur benih kebenaran akan menuai kehidupan. Benih kebenaran yang dimaksud adalah firman Tuhan. Firman Tuhan memberikan sebuah dorongan yang sangat baik, yaitu untuk memilih ‘kehidupan’ dan bukan ‘kematian’; ‘berkat’ dan bukan ‘kutuk’. Firman Tuhan bukan dimaksudkan untuk memenjarakan kita dengan sederet larangan serta peraturan yang mengikat, tetapi ‘supaya engkau hidup, baik engkau maupun keturunanmu’.
Aku memanggil langit dan bumi menjadi saksi terhadap kamu pada hari ini: kepadamu kuperhadapkan kehidupan dan kematian, berkat dan kutuk. Pilihlah kehidupan, supaya engkau hidup, baik engkau maupun keturunanmu, dengan mengasihi TUHAN, Allahmu, mendengarkan suara-Nya dan berpaut pada-Nya, sebab hal itu berarti hidupmu dan lanjut umurmu untuk tinggal di tanah yang dijanjikan TUHAN dengan sumpah kepada nenek moyangmu, yakni kepada Abraham, Ishak dan Yakub, untuk memberikannya kepada mereka (Ulangan 30:19-20).
Firman Tuhan yang ditabur bukan hanya memberkati kehidupan kita saat ini, tapi juga generasi yang akan datang/ keturunan kita.
Haleluya! Berbahagialah orang yang takut akan TUHAN, yang sangat suka kepada segala perintah-Nya. Anak cucunya akan perkasa di bumi; angkatan orang benar akan diberkati. Harta dan kekayaan ada dalam rumahnya, kebajikannya tetap untuk selamanya (Mazmur 112:1-3).
Jadi jika kita menghendaki keturunan kita turut menuai kehidupan dan berkat, maka taburlah benih kebenaran dalam hidup kita secara pribadi dan dalam keluarga (pasangan dan anak-anak kita). Setelah lahir baru, kita perlu memberi makan manusia roh kita dengan firman Tuhan. Jangan jadi bayi rohani terus, tetapi bertumbuhlah supaya menghasilkan buah dan memuridkan orang lain.
Proses pertumbuhan terjadi karena dua hal : Konsisten (tetap, tidak berubah-ubah; taat asas; selaras; sesuai) dan Kontinuitas (kesinambungan; kelangsungan; kelanjutan; keadaan kontinu). Ini bicara tentang Pemuridan/Discipleship. Sikap konsisten dan kontinu dalam sebuah proses menjadikan manusia roh kita kuat. Proses ditujukan supaya kita berbuah banyak.
Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah (Yohanes 15:2).
Bersambung minggu depan..
BENIH APA YANG DITABUR (bagian 1)
BENIH APA YANG DITABUR (bagian 2)
BENIH APA YANG DITABUR (bagian 3)
BENIH APA YANG DITABUR (bagian 4)