Devotional Blog

Home / Archive by category "Devotional Blog" (Page 5)
SENIN, MENGASIHI TUHAN: Merindukan Hadirat-Nya (2)

SENIN, MENGASIHI TUHAN: Merindukan Hadirat-Nya (2)

“Kasihilah TUHAN, hai semua orang yang dikasihi-Nya!” Mazmur 31:24

Orang yang mengasihi Tuhan pasti rindu selalu dekat dengan Dia melalui doa, atau jam-jam peribadatan. Demikian pula Daud: “Betapa disenangi tempat kediaman-Mu, ya TUHAN semesta alam! Jiwaku hancur karena merindukan pelataran-pelataran TUHAN;…Sebab lebih baik satu hari di pelataran-Mu dari pada seribu hari di tempat lain; lebih baik berdiri di ambang pintu rumah Allahku dari pada diam di kemah-kemah orang fasik.” (Mazmur 84:2, 3, 11). Doa adalah nafas hidup orang percaya, karena itu keintiman yang kita jalin dengan Tuhan haruslah menjadi prioritas utama dalam keseharian kita. Ingat, kekristenan bukanlah sekedar ritual agamawi, melainkan kasih yang dinyatakan ke dalam sebuah tindakan hidup karib dengan Tuhan.

Download renungan harian minggu ini selengkapnya di sini.

BERDUKACITA MELIHAT DOSA

BERDUKACITA MELIHAT DOSA

“Celakalah kamu, yang sekarang ini tertawa, karena kamu akan berdukacita dan menangis.” Lukas 6:25b

Jika memperhatikan keadaan dunia ini semua orang bisa langsung menyimpulkan bahwa keadaannya semakin hari tidak bertambah baik. Alkitab sudah mencatat bahwa di masa-masa akhir “Kamu akan mendengar deru perang atau kabar-kabar tentang perang. Namun berawas-awaslah jangan kamu gelisah; sebab semuanya itu harus terjadi, tetapi itu belum kesudahannya. Sebab bangsa akan bangkit melawan bangsa, dan kerajaan melawan kerajaan. Akan ada kelaparan dan gempa bumi di berbagai tempat.” (Matius 24:6-7).

Dari tahun ke tahun dan dari generasi ke generasi tingkat kejahatan bukan semakin menurun, tetapi menunjukkan grafik yang
terus meningkat dan menjadi-jadi. Berita tentang tindak kejahatan: pembunuhan, perampokan, pemerkosaan, penindasan dan sebagainya sudah menjadi hal yang biasa kita lihat dan dengar setiap hari.

Download renungan harian minggu ini selengkapnya di sini.

CITRA DIRI POSITIF

CITRA DIRI POSITIF

“…Aku telah memanggil engkau dengan namamu, engkau ini kepunyaan-Ku.” Yesaya 43:1

Citra diri (self-image) adalah sebuah keadaan dalam pikiran kita, cara kita berpikir dan merasa tentang diri kita. Ketika seseorang memiliki citra diri positif dampaknya pun akan positif: rasa percaya diri meningkat, memacu semangat dan memberi energi lebih untuk menjalani hidup sehingga segala potensi yang ada di dalam diri pun dapat di-explore secara maksimal. Bagaimana supaya kita memiliki citra diri positif? Belajarlah menerima diri sendiri apa adanya dengan segala kelemahan, kekuatan, kekurangan dan kelebihan yang kita miliki. Jika menyadari siapa diri kita di hadapan Tuhan seharusnya semua orang percaya memiliki citra diri positif tentang dirinya. Mengapa? “Oleh karena engkau berharga di mata-Ku dan mulia, dan Aku ini mengasihi engkau,” (Yesaya 43:4).

Download renungan harian minggu ini selengkapnya di sini.

SEKARANG WAKTUNYA BERTINDAK

SEKARANG WAKTUNYA BERTINDAK

“Karena manusia tidak mengetahui waktunya. Seperti ikan yang tertangkap dalam jala yang mencelakakan, dan seperti burung yang tertangkap dalam jerat, begitulah anak-anak manusia terjerat pada waktu yang malang, kalau hal itu menimpa mereka secara tiba-tiba.” Pengkhotbah 9:12

Menunda-nunda pekerjaan adalah hal yang seringkali dilakukan banyak orang. Contohnya: ketika mendapatkan tugas dari sekolah atau kantor yang dapat dikerjakan hari itu, tidak langsung kita kerjakan, karena kita berpikir esok masih ada. Kita membiarkan waktu berlalu dengan percuma. Akibatnya tugas-tugas semakin menumpuk dan membuat kita kewalahan sendiri.

Download renungan harian minggu ini selengkapnya:

01 – Renungan harian JANUARI 5, 2025.

MATERI BUKAN SUMBER KEBAHAGIAAN

MATERI BUKAN SUMBER KEBAHAGIAAN

“Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang memeliharanya.” Lukas 11:28

Semua orang tanpa terkecuali pasti mendambakan kebahagiaan dalam hidupnya. Tetapi berbicara tentang kebahagiaan, sebagian besar orang akan menilai dan mengukurnya dari sisi materi atau apa yang terlihat secara kasat mata. Kita berpikir jika seseorang bergelimang harta benda, memiliki rumah dan mobil mewah, terkenal seperti selebriti atau berpangkat tinggi, hari-hari yang dijalani pasti dipenuhi oleh gelak tawa dan kebahagiaan. Benarkah demikian? Faktanya tidaklah demikian. Banyak orang kaya dan terkenal hidupnya merana dan tidak bahagia. Ternyata kekayaan, harta benda, uang dan segala hal yang ada di dunia ini tidak mampu memberikan jaminan kebahagiaan yang sejati. Semuanya hanya bersifat semu belaka!

Download renungan harian minggu ini selengkapnya di link ini.

SUCIKAN DIRI DARI KECEMARAN

SUCIKAN DIRI DARI KECEMARAN

“Jika seorang menyucikan dirinya dari hal-hal yang jahat, ia akan menjadi perabot rumah untuk maksud yang mulia, ia dikuduskan, dipandang layak untuk dipakai tuannya dan disediakan untuk setiap pekerjaan yang mulia.” 2 Timotius 2:21

Semua orang pasti memiliki perabot di rumahnya, yang dikenal dengan sebutan perabot rumah tangga, suatu istilah yang digunakan untuk barang-barang yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan, tempat duduk, tempat tidur, tempat mengerjakan sesuatu dalam bentuk meja atau tempat menaruh barang di per-mukaannya; aneka macam furnitur sebagai tempat penyimpanan yang biasanya dilengkapi dengan pintu, laci dan rak; lemari pakaian, lemari buku dan sebagainya. Perabot rumah tangga biasanya terbuat dari kayu, bambu, logam, besi, plastik yang masing-masing akan ditempatkan sesuai fungsinya. Perabot-perabot yang menurut kita sangat penting, menarik dan berkualitas pasti tidak akan kita taruh di tempat sembarangan, tapi di tempat strategis supaya bisa dilihat banyak orang.

Download renungan harian selengkapnya di sini.

GEJOLAK DUNIA: Membuat Orang Kuatir

GEJOLAK DUNIA: Membuat Orang Kuatir

“Engkaulah yang menolong aku dan meluputkan aku, ya Allahku, janganlah berlambat!” Mazmur 40:18b

Dunia sudah sangat jelas tidak semakin baik. Hampir setiap hari kita dihadapkan pada peristiwa-peristiwa mengejutkan. Beberapa waktu lalu cuaca panas ekstrem melanda beberapa tempat di India yang mengakibatkan ribuan orang meninggal. Belum lagi wabah MERS (Middle East Respiratory Sindrome) atau sindrom pernafasan Timur Tengah yang melanda Korea Selatan, yang bermula hanya dari satu orang sakit sesudah kembali dari kawasan Timur Tengah. Karena penyebaran virus MERS ini masyarakat dilanda kekuatiran yang berlebihan sehingga hal ini berdampak pada sejumlah bidang kehidupan, seperti pariwisata dan retail, karena warga Korea berusaha menghindar dari tempat-tempat umum, terutama pasar swalayan, karena takut tertular virus ini.

Download renungan harian minggu ini selengkapnya di sini.

KARUNIA ROHANI: Harus Terus Dikobarkan

KARUNIA ROHANI: Harus Terus Dikobarkan

“Demikian pula dengan kamu: Kamu memang berusaha untuk memperoleh karunia-karunia Roh, tetapi lebih dari pada itu hen-daklah kamu berusaha mempergunakannya untuk membangun Jemaat.” 1 Korintus 14:12

Ada berbagai karunia rohani yang diberikan Tuhan kepada setiap orang percaya. “Jika karunia itu adalah untuk bernubuat baiklah kita melakukannya sesuai dengan iman kita. Jika karunia untuk melayani, baiklah kita melayani; jika karunia untuk mengajar, baiklah kita mengajar; jika karunia untuk menasihati, baiklah kita menasihati. Siapa yang membagi-bagikan sesuatu, hendaklah ia melakukannya dengan hati yang ikhlas; siapa yang memberi pimpinan, hendaklah ia melakukannya dengan rajin; siapa yang menunjukkan kemurahan, hendaklah ia melakukannya dengan sukacita.” (Roma 12:6-8). Karunia-karunia ini harus dikembangkan dan dikobarkan selalu di dalam kasih, karena tanpa kasih semuanya akan menjadi sia-sia.

Download renungan harian minggu ini selengkapnya di sini.

HATI YANG TERBEBAN UNTUK PELAYANAN (1)

HATI YANG TERBEBAN UNTUK PELAYANAN (1)

“Sebab Allah bukan tidak adil, sehingga Ia lupa akan pekerjaanmu dan kasihmu yang kamu tunjukkan terhadap nama-Nya oleh pelayanan kamu kepada orang-orang kudus, yang masih kamu lakukan sampai sekarang.” Ibrani 6:10

Kehidupan orang Kristen yang normal adalah ketika ia menyadari panggilan Tuhan dalam hidupnya. Salah satu tujuan Tuhan memanggil kita adalah untuk melayani Dia. Jika sampai saat ini kita masih bersikap acuh tak acuh, apatis dan sama sekali tidak terbeban untuk terlibat dalam pelayanan atau mendukung peker-jaan Tuhan, itu artinya kehidupan kekristenan kita ‘tidak normal’. Mengapa? Karena bagi orang percaya pelayanan seharusnya menjadi gaya hidup, bukan sekedar pilihan atau alternatif.

Download renungan harian minggu ini selengkapnya di sini.

BERHEMAT BUKAN BERARTI KIKIR (2)

BERHEMAT BUKAN BERARTI KIKIR (2)

“Siapa memberi kepada orang miskin tak akan berkekurangan, tetapi orang yang menutup matanya akan sangat dikutuki.” Amsal 28:27
Orang yang kikir atau pelit pikirannya hanya terfokus kepada uang atau hartanya. “…di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada.” (Matius 6:21), sampai-sampai mereka tidak bisa nyenyak tidur dan selalu gelisah karena terus memikirkan bagaimana cara mengumpulkan uang atau harta sebanyak-banyaknya. “…kekenyangan orang kaya sekali-kali tidak membiarkan dia tidur.” (Pengkotbah 5:11), tetapi susah sekali kalau harus mengeluarkan uang. Mengeluarkan uang untuk kepentingan diri sendiri saja serasa berat, apalagi mengeluarkan uang untuk berbagi dengan sesama atau membantu pekerjaan Tuhan, baginya adalah kerugian besar. Itulah ciri orang yang kikir atau pelit!

Kepada jemaat di Kolose rasul Paulus memperingatkan dengan keras, “Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala,” (Kolose 3:5). Orang kikir sama seperti orang serakah. Berhati-hatilah, Alkitab menyatakan bahwa kikir termasuk dosa penyembahan berhala, karena orang kikir menempatkan uang, materi atau harta lebih dari segala-galanya. Dengan kata lain ia memberhalakan uang atau kekayaan. “Janganlah sesat! Orang cabul, penyembah berhala, orang berzinah, banci, orang pemburit, pencuri, orang kikir, pemabuk, pemfitnah dan penipu tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.” (1 Korintus 6:9b-10).

Download Renungan Harian minggu ini selengkapnya di sini.