PENDAHULUAN
Di dalam dunia yang serba instan, banyak kemudahan serta penuh dengan tuntutan/tekanan, gagasan untuk bersabar dan menunggu tampaknya menjadi sesuatu yang kontraproduktif. Manusia cenderung memilih jalur cepat, kalau perlu menghalalkan segala cara, demi mewujudkan keinginannya. Namun tidak demikian halnya dengan kita yang hidup oleh iman. Firman Tuhan mengajarkan bahwa iman disertai kesabaran adalah prinsip yang sangat penting untuk kita lakukan agar dapat melihat janji Tuhan digenapi. Selalu ada masa menunggu antara menerima janji Allah dengan penggenapannya.
ISI
“Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir” (Pengkhotbah 3:11).
Allah membuat segala sesuatu indah pada waktunya; hal ini menunjukkan bahwa manusia tidak berkuasa menetapkan langkah hidupnya. Kita tidak dapat menyelami pekerjaan Allah dengan segala hikmat dan pengetahuan kita yang sangat terbatas. Masa menunggu adalah kesempatan yang dipakai Tuhan untuk mengukir nilai-nilai kekekalan dalam hati kita melalui suatu proses.
Seseorang akan rela menunggu jika ia memiliki kepercayaan (dalam hal ini ‘trust’) yang dibangun atas dasar hubungan yang erat dengan Allah. Walaupun belum melihat, namun ia memiliki keyakinan bahwa Allah pasti menggenapi perkataan/janji-Nya karena mengenal betul karakter/sifat Allah yaitu kebaikan hati, kesetiaan dan kuasa-Nya yang tidak terbatas. ‘Trust’ adalah kepercayaan yang menaruh keyakinan pada sifat-sifat Allah ini. Inilah menyebabkan kita dapat memercayai Tuhan sepenuhnya sekalipun belum melihat, belum mengerti, fakta tidak mendukung, banyak tantangan dan penderitaan, dlsb.
Keterbatasan kita tidak membatasi Tuhan untuk melakukan kehendak-Nya dalam hidup kita. Tuhan berdaulat mengerjakan segala sesuatu menurut kehendak dan rancangan-Nya yang sempurna. IA melihat apa yang tidak bisa kita lihat, apa yang akan terjadi di depan, dan apa yang terbaik untuk kita. Tuhan bekerja dengan cara yang misterius dan melampaui pemahaman kita.
Tetapi seperti ada tertulis: “Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia” (1 Korintus 2:9).
Itulah sebabnya orang benar harus hidup oleh iman (percaya akan perkataan/firman-Nya yang tidak terlihat namun penuh kuasa).
Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat (Ibrani11:1).
Iman merupakan fondasi (tidak terlihat tapi kokoh) yang membuat kita percaya bahwa Tuhan itu ada, bahwa Dia adalah seperti yang Dia katakan, dan Dia berkuasa melakukan apa yang Dia firmankan. Sebelum memercayai janji Allah, Abraham terlebih dulu percaya/memiliki trust akan kesetiaan-Nya. Karena iman ia juga dan Sara beroleh kekuatan untuk menurunkan anak cucu, walaupun usianya sudah lewat, karena ia menganggap Dia, yang memberikan janji itu setia (Ibrani 11:11).
Contoh lain di Alkitab yang melalui iman serta kesabaran, dan akhirnya meraih janji Tuhan adalah Nuh, Ishak, Yakub, Yusuf, Yosua, Hana, Daud, dll. Pengalaman iman mereka ditulis untuk menjadi pelajaran bagi kita yang hidup di masa ini, karena Allah tetap sama dulu, sekarang dan selamanya.
Kita belajar satu prinsip yang penting dalam masa menunggu janji Tuhan : percaya sebelum melihat adalah esensi iman. Penundaan jawaban doa bukan berarti penolakan, tapi merupakan bagian dari perjalanan iman yang memang harus kita lalui supaya kita bertumbuh dalam iman (menjadi kuat dan teruji); bertumbuh dalam karakter menyerupai Dia yang penuh kasih, dan kesetiaan.
Bagaimana kita bisa menghindari keraguan saat menunggu? Mari belajar menunggu dengan bijaksana, biarkan Tuhan menyelesaikan maksud dan pekerjaan-Nya yang sempurna atas hidup kita. Arahkan mata kepada Yesus, jaga hati dengan segala kewaspadaan. Perdalam keintiman kita dengan-Nya lewat perenungan firman, doa, puasa, pujian dan penyembahan. Bawa segala sesuatu kepada Tuhan dalam doa, minta Roh Kudus menuntun dan memberi hikmat dalam tiap langkah/keputusan yang kita ambil. Padamkan panah-panah api si jahat yang menyerang pikiran kita dengan mendeklarasikan firman/janji-janji Tuhan.
Belajar rendah hati dan tidak mencoba menolong Tuhan. Tuhan ingin kita berdiam diri dan pelajari Firman (karakter dan cara kerja Tuhan), perbaiki kebiasaan dan cara hidup dalam masa menunggu. Lakukan pemberesan dengan Tuhan dan/sesama jika Roh Kudus mengingatkan kita akan sesuatu hal. Jangan menjadi lamban dan menjauhkan diri dari pertemuan ibadah. Hindari berada dalam kumpulan pencemooh, yang tidak percaya akan firman Tuhan, orang-orang yang punya pikiran, perasaan dan sikap perilaku negatif. Tetap tergabung dalam komunitas orang percaya/Cool, lakukan tugas pelayanan dan tanggung jawab kita sebagai murid Kristus dengan tekun dan setia.
PENUTUP
Menunggu janji Tuhan digenapi memang memakan waktu, tapi itu tidak akan pernah sia-sia karena Tuhan akan memberi upah kepada mereka yang serius mencari DIA. Masa menunggu adalah masa Tuhan mendidik kita supaya menjadi kuat dan dewasa dalam iman, dan hidup kita berbuah.
Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada , dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia (Ibrani 11:6).