Author: EM

Home / Articles posted by EM (Page 29)
MEMADAMKAN ROH: Tidak Bersukacita

MEMADAMKAN ROH: Tidak Bersukacita

“Janganlah padamkan Roh,” 1 Tesalonika 5:19

Tekun berdoa, tetap bersukacita dan mengucap syukur dalam segala hal adalah cara untuk mengatasi agar Roh yang ada di dalam kita tidak redup dan padam. Firman Tuhan mengingatkan, “Janganlah hendaknya ke-rajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tu-han.” (Roma 12:11). Namun akhir-akhir ini ada banyak orang Kristen yang rohnya makin hari makin padam, tidak lagi menyala-nyala bagi Tuhan.

Ketika kita memadamkan Roh Tuhan yang ada di dalam kita, kita sedang membatasi Dia untuk bekerja di dalam kita. Kita tahu bahwa Roh Tuhan itu kuasaNya tak terbatas dan Ia “…lebih besar dari pada roh yang ada di dalam dunia.” (1 Yohanes 4:4). Tak bisa dibayangkan betapa dahsyatnya jika Roh Tuhan bekerja di dalam diri orang percaya. Sa-yangnya kita justru seringkali memadamkannya, artinya kita sendiri yang membatasi Roh Tuhan bekerja sehingga Ia tidak dapat berkarya secara leluasa dan bebas. Sadar atau tidak sadar itu seringkali kita lakukan. Kapan? Ialah saat kita bermuram durja atau bersedih hati. Saat itu pula sesungguhnya kita sedang memadamkan Roh Kudus yang ada di dalam kita. Firman Tuhan jelas menasihati kita, “Bersukacitalah senanti-asa.” (1 Tesalonika 5:16). Daud berkata, “Orang benar akan ber-sukacita karena TUHAN” (Mazmur 64:11).

Masalah atau penderitaan yang terjadi dalam kehidupan ini seharusnya tidak dengan serta-merta membuat kita kehilangan sukacita dan seman-gat dan “Orang yang bersemangat dapat menanggung penderitaannya, tetapi siapa akan memulihkan semangat yang patah?” (Amsal 18:14).

Dengan keyakinan bahwa “Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.” (Filipi 4:13), hari-hari Daud senantiasa dipenuhi puji-pujian: “Aku hendak memuji TUHAN pada segala waktu; puji-pujian kepada-Nya tetap di dalam mulutku.” (Mazmur 34:2).

Segala waktu artinya di segala keadaan, baik itu susah maupun senang, suka dan duka. Bahkan Alkitab mencatat tujuh kali dalam sehari Daud memuji-muji Tuhan (baca Mazmur 119:164)!

Bersukacitalah senantiasa supaya Roh Tuhan tidak padam!

Baca: 1 Tesalonika 5:16-22

 

DOA: Kunci Dipimpin Roh Kudus (2)

DOA: Kunci Dipimpin Roh Kudus (2)

“Berdoalah supaya dengan keberanian aku menyatakannya, sebagaimana seharusnya aku berbicara.” Efesus 6:20b

Ketika kita bertekun dalam doa kita sedang masuk ke dalam persekutuan dengan Tuhan, yaitu “…menjadi satu roh dengan Dia.” (1 Korintus
6:17); artinya semakin kita intim dengan Tuhan melalui doa, kita akan mengalami dan menikmati hadiratNya. Ini seperti ranting yang melekat pada pokok anggur, sebab kita tahu bahwa “…ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku.” (Yohanes 15:4). Alkitab menambahkan: “Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah.” (Yohanes 15:2). Karena itu kita harus menjadikan doa sebagai gaya hidup kita setiap hari sebagai tanda bahwa kita melekat kepada Tuhan dan punya sikap berjaga-jaga.

Dengan melekat kepada Tuhan berarti kita memiliki penyerahan penuh kepada Tuhan, “…sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.” (Yohanes 15:5b). Saat itulah Tuhan memberikan kepada kita Penolong yaitu Roh Kudus yang akan menyertai dan memimpin kita kepada kebenaran, karena Ia tahu bahwa kita memiliki banyak kelemahan dan punya kecenderungan untuk mengikuti keinginan dan kehendak sendiri.

Tanpa Roh Kudus sulit bagi kita untuk hidup dalam kebenaran karena setiap hari kita dihadapkan pada perkara-perkara dunia yang membawa kita kepada segala kecemaran dan jauh dari kata kudus.

Ada pun kehendak Tuhan adalah “…bukan untuk melakukan apa yang cemar, melainkan apa yang kudus.” (1 Tesalonika 4:7).

Melalui karya pengorbanan Kristus di Kalvari setiap orang percaya telah diselamatkan, diampuni dosanya dan dikuduskanNya, karena itu kita harus berjuang untuk mempertahankan ‘status’ kita ini, yang dulunya sebagai hamba dosa dan yang kini menjadi hamba kebenaran (baca Roma 6:17-18) tersebut dengan hidup seturut kehendak Tuhan. Untuk itulah kita sangat membutuhkan Roh Kudus, olehNya kita dituntun kepada kebenaran dan memampukan kita berjalan dalam kekudusan. Roh Kudus akan mengerjakan hal-hal yang kudus sesuai dengan firman Tuhan dalam hidup kita asal kita selalu melekat kepada Tuhan.

Baca: Efesus 6:10-20

Doa: Kunci Dipimpin Roh Kudus (1)

Doa: Kunci Dipimpin Roh Kudus (1)

“Tetaplah berdoa.” 1 Tesalonika 5:17

Sikap yang harus kita kembangkan untuk hidup mengalir bersama Roh Kudus dan berada dalam pimpinanNya adalah senantiasa berjaga-jaga dan berdoa. Tuhan Yesus berkata, “Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah.” (Matius 26:41).

Rasul Paulus juga menasihati jemaat di Efesus, “Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang Kudus,” (Efesus 6:18).

Hal ini menunjukkan bahwa doa adalah unsur terpenting dalam kehidupan orang percaya. Doa, yang dalam bahasa Yunani ‘prosyookhai’ memiliki arti mendekat dengan suatu tekad bulat untuk menerima sesuatu dari Tuhan; suatu hubungan pribadi antara orang percaya dengan Tuhan sebagai wujud keintiman. Yesus sendiri juga telah meninggalkan teladan bagaimana Ia membangun keintiman dengan Bapa di sorga. “…Yesus naik ke atas bukit untuk berdoa seorang diri. Ketika hari sudah malam, Ia sendirian di situ.” (Matius 14:23), bahkan “Pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, Ia bangun dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa di sana.” (Markus 1:35). Itulah sebabnya saat berada di taman Getsemani Yesus menegur keras murid-muridNya yang kedapatan tertidur sementara Ia sedang berdoa, “Tidakkah kamu sanggup berjaga-jaga satu jam dengan Aku?” (Matius 26:40).

Semakin kita bergaul karib dengan Tuhan semakin kita merasakan penyertaan Tuhan lebih nyata lagi. Langkah kaki kita pun secara otomatis akan diarahkan oleh Roh Kudus kepada ketaatan dan penundukan diri sehingga kita dapat berkata, “namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku
sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku.” (Galatia 2:20). Sungguh, di dalam doa terkandung kuasa
adikodrati yang memampukan kita untuk melawan pergumulan daging.

Sudahkah kita bertekun dalam doa? Kata bertekun berarti melakukannya terus-menerus dan penuh kesungguhan. Inilah cara menaruh pikiran kita kepada perkara-perkara yang di atas. “Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi.” (Kolose 3:2).

Jangan berkata bahwa kita hidup dipimpin oleh Roh Kudus jika kita sendiri tidak pernah berdoa!

Baca: 1 Tesalonika 5:12-22

Image source: https://www.bible.com/verse-of-the-day/1TH.5.17-18.KJV/13767?version=1

 

MENGALIR BERSAMA ROH KUDUS (2)

MENGALIR BERSAMA ROH KUDUS (2)

“Pada kedua tepi sungai itu tumbuh bermacam-macam pohon buah-buahan, yang daunnya tidak layu dan buahnya tidak habis-habis; tiap bulan ada lagi buahnya yang baru, sebab pohon-pohon itu mendapat air dari tempat kudus itu. Buahnya menjadi makanan dan daunnya menjadi obat.” Yehezkiel 47:12

Seberapa besar kerinduan kita terhadap Roh Kudus? Adakah kerinduan itu seperti yang dirasakan oleh Daud, “Seperti rusa yang merindukan sungai yang berair, demikianlah jiwaku merindukan Engkau, ya Allah. Jiwaku haus kepada Allah, kepada Allah yang hidup.” (Mazmur 42:2-3a). 

Saat kita merindukan kehadiran-Nya Ia akan datang melawat dan memenuhi hati kita. Saat itu pula Roh Kudus akan memuaskan rasa tenggelam di da-lam aliranNya. Inilah permulaan kita bertumbuh secara rohani! Ketika kita semakin masuk di kedalaman sungai Tuhan, mulai dari pergelangan kaki, lutut, pinggang, hingga kita hanyut dan berenang di dalamnya, maka sesuatu yang tidak pernah kita alami sebelumnya akan Tuhan kerjakan dalam hidup kita, yaitu “Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia.” (1 Korintus 2:9). 

Saat itulah kita akan dibawa kepada tingkat kehidupan yang berkualitas dan berdampak sehingga kita mampu menjadi berkat bagi orang lain. Kehidupan seseorang yang mengalir bersama Roh Kudus diibaratkan seperti pohon yang “…daunnya tidak layu dan buahnya tidak habis-habis; tiap bulan ada lagi buahnya yang baru, sebab pohon-pohon itu mendapat air dari tempat kudus itu. Buahnya menjadi makanan dan daunnya menjadi obat.” (ayat nas). Inilah dampak yang dihasilkan ketika kita mengalir dan tenggelam bersama Roh Kudus. 

Ketika kita hidup mengalir bersama Roh Kudus, “…apa saja yang diperbuatnya berhasil.” (Mazmur 1:3). Berkat, kemurahan dan kebaikan Tuhan akan mengalir senantiasa di dalam kita sehingga kita tidak lagi merasa ker-ing dan gersang, tapi kita akan merasakan kesegaran dan kesejukan. 

Ada dampak yang luar biasa ketika seseorang mengalir bersama Roh Kudus, hidupnya diberkati Tuhan secara luar biasa dan menjadi berkat bagi orang lain.

Baca: Yehezkiel 47:1-12 

MENGALIR BERSAMA ROH KUDUS (1)

MENGALIR BERSAMA ROH KUDUS (1)

“Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup.” Yohanes 7:38

Salah satu sifat dari kuasa Roh Kudus adalah mengalir seperti aliran air. Dalam Yehezkiel 47:1-12 Roh Kudus digambarkan sebagai aliran sungai Tuhan. Pada waktu itu air yang keluar dari Bait Suci tingginya masih sebatas pergelangan kaki. Namun pada waktu tertentu aliran sungai itu akan semakin naik sampai ke lutut, lalu sepinggang dan akhirnya aliran itu semakin tinggi menjadi sungai, sehingga seseorang dapat berenang, bahkan bisa hanyut dan tenggelam di dalamnya, “…suatu sungai yang tidak dapat diseberangi lagi.” (Yehezkiel 47:5). Begitulah keberadaan orang percaya yang hidupnya mau dipimpin oleh Roh Kudus, yaitu mengikuti aliran kuasa Roh Kudus.

Tidak mudah bagi kita untuk hidup mengalir bersama Roh Kudus karena kita memiliki kecenderungan untuk memberontak dan menuruti keinginan daging kita, sebab “…roh memang penurut, tetapi daging lemah.” (Matius 26:41); Roh Kudus adalah penurut, tetapi daging kita adalah pemberontak. Selama daging kita terus dominan atau selama kita masih hidup menuruti keinginan daging kita, sehingga manusia roh kita menjadi lemah, itu tandanya bahwa aliran Roh Kudus yang ada di dalam kita hanya sampai pada pergelangan kaki saja.

Karena itu kita harus meningkatkan intensitas hubungan kita dengan Tuhan melalui doa dan perenungan akan firmanNya sehingga kita makin bertumbuh menuju kepada kedewasaan rohani, saat di mana manusia roh kita akan lebih muncul daripada manusia jasmani. Pada saat itulah kita akan hanyut dan tenggelam di dalam sungaiNya Tuhan. Langkah kaki kita pun akan mengikuti ke mana Roh Kudus menuntun dan membawa kita.

Abraham adalah salah satu contoh tokoh dalam Alkitab yang hidupnya mengalir bersama Roh Tuhan. Buktinya ketika dipanggil Tuhan untuk keluar dari negerinya ke suatu tempat di mana ia tidak tahu secara pasti ia tetap taat mengikuti tuntunan Tuhan. Bukan hanya itu, di setiap kota yang disinggahinya ia tak pernah lupa untuk mendirikan mezbah persembahan bagi Tuhan, dan Tuhan berkenan atas persembahannya.

Mengalir bersama Roh Kudus berarti mau hidup dipimpin Roh Kudus, berjalan bersamaNya dan taat kepada kehendakNya. Baca: Yohanes 7:37-44

Image Source: https://www.bible.com/bible/111/JHN.7.38.NIV

HIDUP DALAM RANCANGAN ALLAH

HIDUP DALAM RANCANGAN ALLAH

PENDAHULUAN

Kehidupan yang berpusat pada diri manusia adalah kehidupan yang egois, tidak ada kasih kepada Tuhan dan sesama serta lebih berorientasi kepada hal-hal yang kelihatan. Kebanyakan orang hidup dipimpin oleh pikiran, pengetahuan, logika dan emosinya. Manusia membuat rencana pribadi dan melakukan apa yang baik dalam pandangan/pengertiannya sendiri.

Sebagai orang percaya yang telah dibeli dengan harga lunas oleh darah Yesus, kita hidup oleh iman. Memang kita perlu menggunakan pikiran, logika, pengetahuan dan emosi; tapi semua itu harus sejalan (aligned) dengan kebenaran Firman Tuhan. Allah adalah Bapa dan kita adalah anak-anakNya. Sebagai anak, kita tidak hidup menurut kehendak sendiri tapi hidup dalam rancangan Allah.

 

ISI

Carilah Tuhan supaya kita hidup dalam rancanganNya

Mencari Tuhan artinya dengan segenap hati, bertekun mengenal Pribadi, jalan dan kehendakNya; berkonsultasi dan mengandalkan Ia dalam segala perkara. Seperti Maria yg duduk mendengar isi hati Tuhan bukan seperti Martha (Lukas 10:41-42). Kebanyakan dari kita hanya ‘mendengar’ perkataan Tuhan, dan mengambil kesimpulan sendiri atas firman yang disampaikan-Nya.

Seseorang bisa kelihatan rajin berdoa tapi tidak pernah benar-benar mencari kehendak Tuhan atas hidupnya. Ada juga yang tekun membaca Firman (‘Logos’) tapi tidak mengenal isi hati Tuhan (mendapat ‘Rhema’) karena hati yang tidak terhubung (disconnected)oleh iman pada Tuhan, sehingga seseorang bisa rajin mengikuti ibadah, terlibat pelayanan, ikut kelas pengajaran, dlsb tapi tidak mengalami hidup yang diubahkan.

Seringkali motivasi kita berdoa adalah supaya keinginan kita dijawab; kita tidak pernah memberi ruang untuk Allah berbicara dan menyatakan isi hati/kehendakNya. Mencari Tuhan sungguh-sungguh hanya kalau keadaan mendesak, sedang ada kebutuhan, sedang perlu mukjizat, jalan keluar, perlindungan, dlsb. Sebenarnya doa merupakan komunikasi dua arah berdasarkan hubungan kasih antara kita dengan Allah, bukan sekedar menyampaikan daftar permohonan kepadaNya.

Tanpa sadar sering kita memaksa Tuhan mengikuti kehendak kita. Ketika Ia seolah membiarkan/tidak menjawab doa, atau menjawab tapi tidak seperti yang diharapkan – kita jadi kecewa, iman jadi lemah, complain/menyalahkan ini dan itu, menjauhkan diri dari pertemuan ibadah atau bersikap masa bodoh.

Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu (Yesaya 55:8-9).

Sesungguhnya Allah mengetahui seluruh perjalanan hidup kita dari awal sampai akhir. Allah mengenal hati, jiwa (pikiran, perasaan, kehendak), watak/karakter, potensi, kelebihan dan kelemahan setiap kita. Ia dapat memakai apa saja, siapa saja dan keadaan apapun untuk merancangkan yang terbaik bagi kita, dengan tujuan :

  • memulihkan gambar dan rupa Allah dalam hidup kita,
  • membuat kita mengalami hidup yang sebenarnya (berkelimpahan dalam aspek rohani, jiwa dan tubuh/fisik),
  • menjadikan kita saksi Tuhan dan memberitakan Injil keselamatan kepada dunia yang membawa kemuliaan bagi Nama Tuhan.

Untuk itu, Tuhan perlu lebih dulu‘meremukkan’ dan ‘menyingkirkan’ segala sesuatu yang tidak sesuai dengan kehendakNya/kita rancangkan dengan kekuatan sendiri agar IA dapat membentuk ulang hidup kita menjadi bejana yang indah, yang siap dipakai sesuai rencana dan untuk kemuliaanNya. Memang waktu diproses sepertinya hidup kita terlihat hancur berantakan dan tidak tahu apa yang akan terjadi di depan. Seolah Tuhan diam dan tidak berbuat apa-apa. Tapi sesungguhnya Ia tidak pernah berhenti berkarya untuk mendatangkan kebaikan bagi anak-anakNya. Rancangan Tuhan tidak pernah gagal, tidak bergantung atau dibatasi oleh keadaan/fakta yang terlihat.

Mari belajar percaya dengan menyerahkan seluruh hidup kita kepadaNya dengan hati tulus tanpa prasangka buruk. Orang percaya memiliki destiny yang sudah Allah tetapkan dan Ia mau supaya kita hidup di dalamnya (Efesus 2:10). Jika kita sungguh-sungguh mencari Tuhan dan kehendakNya, maka Roh Kudus akan menuntun dan menyingkapkan cara dan jalan-jalan Tuhan yang sering kali di luar pemikiran kita. Orang yang berjalan dengan pikiran dan pengertiannya sendiri tidak akan bisa total percaya dan mengikut Tuhan. Malah ia akan kehilangan hidup yang sebenarnya jika semua itu dipertahankan. Firman Tuhan mengatakan bahwa orang benar akan hidup oleh iman, bukan karena fakta dan logika. Manusia hidup bukan dari roti saja tapi dari setiap perkataan yang keluar dari mulut Allah.

Sebab seperti hujan dan salju turun dari langit dan tidak kembali ke situ, melainkan mengairi bumi, membuatnya subur dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan, memberikan benih kepada penabur dan roti kepada orang yang mau makan, demikianlah firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya (Yesaya 55:10-11)

 

PENUTUP

Jika kita mencari Tuhan dengan segenap hati, maka kita akan dibawa hidup dalam rancanganNya langkah demi langkah. Kalau tadinya punya keinginan dan cara sendiri, kita akan semakin mengenal dan menyadari bahwa di atas segalanya rancangan Tuhan adalah yang terbaik. Hati yang mengikuti rhema firman akan dipelihara oleh damai sejahtera, karena mengerti ada maksud Tuhan yang baik dalam tiap perkara di hidup kita. Apa yang dulu kita tidak mengerti, sekarang Tuhan buat mengerti.

Tuhan tidak pernah salah, Ia sudah merancangkan yang terbaik bagi kita. Ia menetapkan tiap langkah kita; keadaan buruk bisa diubah untuk mendatangkan kebaikan, kutuk bisa diubah menjadi berkat, dan kelemahan kita bisa dipakai untuk menyatakan kemuliaanNya. Carilah Tuhan dengan segenap hati, agar kita hidup dalam rancanganNya yang ajaib.

CARILAH TUHAN SELAMA IA BERKENAN DITEMUI

CARILAH TUHAN SELAMA IA BERKENAN DITEMUI

“Carilah TUHAN selama Ia berkenan ditemui; berserulah kepada-Nya selama Ia dekat! Baiklah orang fasik meninggalkan jalannya, dan orang jahat meninggalkan rancangannya; baiklah ia kembali kepada TUHAN, maka Dia akan mengasihaninya, dan kepada Allah kita, sebab Ia memberi pengampunan dengan limpahnya.” (Yesaya 55:6-7)

Pesan Tuhan bulan ini mengajak kita untuk mencari Tuhan dan berseru kepadaNya. Mungkin banyak dari kita yang tanpa sadar sudah kehilangan kasih mula-mula dengan mengasihi dunia ini  lebih daripada mengasihi Allah.  Tidak lagi bergairah dalam mencari Tuhan tapi lebih tertarik mencari hal-hal yang memuaskan diri sendiri sehingga terjerat dengan tawaran dunia.

Disadari atau tidak, hawa nafsu merupakan kelemahan yang ada dalam diri manusia. Dunia berlomba menawarkan sesuatu yang manis, indah dan menarik. Mereka yang hidup dikuasai hawa nafsunya akan terjerat dalam hawa nafsu duniawi yang membinasakan. Ketergantungan/ketagihan pada hal-hal duniawi membuat hati orang “Kristen” telah menjadi tawar/kehilangan kasih pada Tuhan dan belas kasihan pada sesama.

SERUAN PERTOBATAN

Tuhan murka atas ketidaksetiaan bangsa Israel yang menyembah Baal. Allah memerintahkan agar bangsa Israel bertobat dan kembali mencari Tuhan. Di jaman perjanjian Lama Raja Ahab meniadakan perayaan perayaan di bait suci dan mendirikan mezbah Baal.  Menurut kepercayaan orang Samaria Baal adalah dewa hujan dan kesuburan.  Namun nabi Tuhan bernama Elia mengungkapkan bahwa Baal ini bukan Tuhan dan tidak boleh disembah.

Elia kenal Allah yang benar dan penyembahan Baal menyakiti hati Tuhan.  Akibat penyembahan Baal terjadi kelaparan di Samaria (1 Raja 18:2). Elia tahu bahwa nabi Baal adalan nabi palsu maka dengan penuh keyakinan berkata “Demi Tuhan yang hidup, Allah Israel, yang kulayani, sesungguhnya tidak akan ada embun atau hujan pada tahun-tahun ini, kecuali kalau kukatakan.” (1 Raja 17:1b). Dan benar hujan tidak turun selama 3 tahun sampai nabi-nabi Baal disembelih, setelah itu hujan turun.

Penyembahan Baal adalah salah satu bentuk penyembahan berhala (setan sendiri) yang menyakiti hati Tuhan. Penyembahan Baal adalah tipu daya Iblis untuk menguasai/memperbudak hidup kita dengan memuaskan keinginan mata, keinginan daging dan keangkuhan hidup. Kesombongan adalah akar dari segala dosa yang menghalangi seseorang untuk hidup dalam pertobatan.

Kesombongan membuat seseorang :

    1. Membangun kubu/benteng yang menentang pengenalan akan Allah.
      Kami mematahkan setiap siasat orang dan merubuhkan setiap kubu yang dibangun oleh keangkuhan manusia untuk menentang pengenalan akan Allah. Kami menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus (2 Kor. 10:5)
    2. Hidup dalam dosa untuk menuruti hawa nafsu dan menolak pengenalan akan Tuhan (rebellious).
      “tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu.” (Yes. 59:2).
    3. Menjauhkan diri/ menolak kasih karunia Allah.
      Jagalah supaya jangan ada seorang pun menjauhkan diri dari kasih karunia Allah, agar jangan tumbuh akar yang pahit yang menimbulkan kerusuhan dan yang mencemarkan banyak orang.(Ibr. 12:15).
      Kepahitan, self-pity, insecurity, iri hati, overthinking, mengandalkan kekuatan sendiri, dlsb adalah bentuk kesombongan yang membuat seseorang jadi lemah lesu dan berbeban berat.

Pertobatan adalah perubahan pikiran yang menghasilkan perubahan tingkah laku. Pertobatan merupakan sikap kerendahan hati yang membuat kita meninggalkan dosa dan berbalik kepada Tuhan dan menyukai FirmanNya yang adalah Kebenaran.

Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan. (Mat. 11:28-30)

Roh Kudus dianugerahkan untuk mengingatkan kita akan firman serta membawa kita kepada seluruh kebenaran. Orang yang menjaga persekutuan dengan Roh Kudus akan mengenal dan berjalan di dalam kebenaran. Firman Tuhan akan menerangi area kegelapan dalam hidupnya, sehingga orang yang hidup dalam kebenaran pasti juga hidup dalam pertobatan. Jangan biarkan dosa dan kesombongan menjadi penghalang antara kita dengan Tuhan.  Kerendahan hati membawa kita hidup dalam pertobatan dan pertobatan membuat kita dekat dengan Tuhan.

UNDANGAN  UNTUK  HIDUP  DALAM KEHIDUPAN  YANG  SEBENARNYA

Selama masih hidup di dunia, manusia akan selalu bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya. Tidak salah bekerja keras karena itu adalah bentuk tanggung jawab  untuk memenuhi kebutuhan; Bapa di sorga juga tahu bahwa kita memerlukan semua itu (Mat. 6:31-32). Tapi yang perlu diwaspadai, adakah hal-hal ‘kekal’ yang kita korbankan? Apakah kita sudah kehilangan hidup yang sejati (hanya sekedar eksis) karena terobsesi hal-hal duniawi, berjalan dengan pikiran dan agenda sendiri dan tidak hidup oleh iman? Apa gunanya kita memperoleh seluruh dunia tapi kehilangan hidup yang sebenarnya? (Mat. 16:26a)

Iman bekerja dalam dimensi roh/kekekalan, dasarnya adalah firman kebenaran. Segala jerih payah manusia di luar iman kepada Kristus adalah kesia-siaan  (Pengk. 1:14).  Semua hal fisik adalah sementara dan tidak mendapat bagian dalam kekekalan. Firman Tuhan mengingatkan bahwa kekayaan bisa mencelakakan hidup pemiliknya (Pengk. 5:13), cinta akan uang bisa membangkitkan hawa nafsu yang mencelakakan (1 Tim. 6:9-10), kita tidak bisa menyembah Allah dan Mamon (Mat. 6:24).

Sesungguhnya kita semua punya kelemahan/hawa nafsu dan tidak ada seorangpun yang bisa mengatasinya tanpa Tuhan. Jalan keluar untuk menang atas hawa nafsu adalah akui kelemahan dengan rendah hati di hadapan Tuhan dan minta pertolonganNya. Jangan biarkan hawa nafsu menguasai hidup kita. Sadar atau tidak, mereka yang membiarkan hidupnya dikuasai hawa nafsu sebenarnya adalah orang-orang yang merasa tidak aman/bahagia. Jiwanya yang kosong akan mencari kepuasan batin dari hal-hal yang keliru, tidak berguna/sia-sia bahkan membahayakan keselamatannya. Manusia terdiri dari roh, jiwa dan tubuh. Roh dan jiwa manusia bersifat kekal, tubuh fisik bersifat sementara. Allah telah memberikan kekekalan dalam hati manusia, oleh sebab itu hanya DIA yang bisa memuaskan hati dan jiwa kita.

Tuhan Yesus datang supaya kita mempunyai hidup yang sebenarnya (Zoe life, Yoh. 10:10) dan mempunyainya dalam segala kelimpahan, oleh Roh Kudus yang merupakan sumber air kehidupan bagi kita. Air Hidup adalah sumber kehidupan yang dibutuhkan ‘setiap’ orang percaya untuk memuaskan jiwanya. …tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal. (Yoh. 4:14)

  1. YESAYA 55:1 “Ayo, hai semua orang yang haus, marilah dan minumlah air, dan hai orang yang tidak mempunyai uang, marilah! Terimalah gandum tanpa uang pembeli dan makanlah, juga anggur dan susu tanpa bayaran!” Gandum adalah simbol kebutuhan pokok, susu adalah simbol kemakmuran (Yes. 60:16), anggur adalah simbol berkat/anugerah janji-janji Allah (Yes. 25:6). Semua itu diberikan tanpa bayaran materi (semata-mata karena kemurahan Tuhan) hanya kepada mereka yang benar-benar haus dan lapar. ..Berbahagialah (diberkatilah) mereka yang lapar dan haus akan kebenaran karena mereka akan dipuaskan (Mat. 5:6).Yesus adalah Roti Hidup dari sorga yang akan memberikan Air Hidup (Roh Kudus) kepada yang mau datang kepadaNya. “Akulah roti hidup, barangsiapa datang kepadaKu, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa datang kepadaku ia tidak akan haus lagi” (Yoh. 6:35).Tuhan menjamin semua kebutuhan kita (rohani, jiwa dan fisik). Kita tidak akan berkekurangan malah berkelimpahan, apa saja yang kita kerjakan dibuat Tuhan berhasil, hidup kita berbuah, menjadi berkat dan mendapat upah kekal. Manusia tanpa Allah sepertinya bisa berhasil mencapai keinginannya, tapi ujungnya adalah kesia-siaan bahkan kesuksesan bisa mencelakakan hidupnya sendiri.
  1. YESAYA 55:2a “Mengapakah kamu belanjakan uang untuk sesuatu yang bukan roti, dan upah jerih payahmu untuk sesuatu yang tidak mengenyangkan?”Jangan membelanjakan/berjerih lelah untuk mendapatkan sesuatu yang membuat jiwa kita haus terus-menerus karena ketagihan hal-hal yang duniawi. Contoh : diperbudak/ketagihan rokok, pornography, social media, perilaku konsumtif (‘gila’ belanja), hobby pamer kekayaan/barang mewah di sos-med (flexing), pesta pora, ketamakan, kerakusan, dlsb.Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu; (Yoh. 6:27a). Makanan yang bertahan sampai hidup kekal adalah percaya/taat kepada Allah (Yoh. 6:29) dan melakukan kehendak/menyelesaikan pekerjaanNya (Yoh. 4:34).
  1. YESAYA 55:2b-3a “Dengarkanlah Aku maka kamu akan memakan yang baik dan kamu akan menikmati sajian yang paling lezat. Sendengkanlah telingamu dan datanglah kepada-Ku; dengarkanlah, maka kamu akan hidup!”Cara menikmati makanan/sajian lezat dari Tuhan adalah dengan mendengar perkataanNya. Orang yang merenungkan firman akan mendapat rhema dari Roh Kudus. Saat firman menjadi rhema, maka iman akan timbul. Iman kepada firman akan membawa kita menikmati hidup yang sebenarnya. Rohlah yang memberi hidup, daging sama sekali tidak berguna. Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup (Yohanes 6:63).Perhatikan keadaan kita, waspadalah jangan sampai kita terjerat tipu daya iblis dengan sibuk mengejar yang dunia tawarkan tapi kehilangan hidup yang sejati. Waspadalah jangan sampai kasih kita menjadi dingin dan kita terjerat hawa nafsu dunia yang membinasakan. Marilah kembali kepada kasih yang semula. Kita telah ditebus dengan harga yang mahal untuk hidup dalam persekutuan dengan Allah dan tunduk menyembah kepadaNya.Carilah Tuhan maka kita akan hidup. Barangsiapa yang mau menerima ajakan untuk makan Roti dan minum air Hidup, ia akan menikmati hidup yang sebenarnya. Bukti seseorang dikatakan ‘hidup’ adalah orang tersebut menghasilkan buah pada musimnya, rohnya terus menyala-nyala melayani Tuhan, apa saja yang diperbuatnya berhasil (Maz. 1: 3). Bekerjalah untuk makanan yang tidak dapat binasa, yang bertahan sampai hidup kekal, yaitu hidup oleh iman dalam persekutuan dengan Kristus Yesus. Carilah Tuhan selama Ia berkenan ditemui, berserulah kepadaNya selama Ia dekat!

Image source:  https://www.bible.com/verse-of-the-day/ISA.55.6-7/29844?version=27

MENJADI SEPERTI KRISTUS – BE IMITATORS OF CHRIST

MENJADI SEPERTI KRISTUS – BE IMITATORS OF CHRIST

Di ‘market place’ ada istilah bahwa nama baik itu perlu dijaga sampai mati. Orang tua menasehati anak-anaknya agar mereka menjaga nama baik termasuk nama baik orang tuanya. Ini berguna ketika seseorang bangkrut, namun masih memiliki nama baik, masih ada harapan, karena teman-temannya akan membantu meminjami uang misalnya. Sebaliknya ketika nama baiknya sudah hancur, maka akan sangat sulit mendapat kepercayaan dari orang lain.

Tema bulan ini “menjadi seperti Kristus.” Sedangkan Tuhan Yesus mati sebagai criminal yang tergantung di salib. Tuhan Yesus tidak memiliki nama baik pada jamanNya, tetapi pelayananNya yang penuh kasih dan kuasa menjungkir balik dunia. Jadi apa maksudnya menjadi seperti Kristus dan bagaimana caranya?

Menjadi seperti Kristus artinya 1 Yohanes 2:6 menulis, “Orang yang mengatakan bahwa dia tinggal di dalam Allah, dia harus hidup sama seperti Yesus hidup.” Orang itu harus hidup sama dengan Kristus dalam hal kekudusanNya dan pelayananNya. Sedangkan saat-saat ini di dunia ada istilah “personal branding.”

Personal branding adalah proses pembentukan persepsi masyarakat terhadap kehidupan seseorang meliputi kepribadian, kemampuan dan nilai dirinya.

Personal branding juga berarti citra yang ditampilkan seseorang secara konsisten sehingga menghasilkan persepsi positif dari masyarakat. Misalnya ada seorang pendeta yang suka mengajar mengenai keluarga, lama-kelamaan akan dikenal secara pendeta yang menangani keluarga, sehingga orang yang sedang bermasalah dalam keluarganya tidak ragu untuk datang meminta pertolongan. Ada juga orang yang dikenal baik atau dermawan karena suka memberikan bantuan. Personal branding orang-orang tersebut sudah dikenal di tengah masyarakat.

Menyerupai Kristus adalah PERSONAL BRANDING orang percaya.

Apa yang terlintas dalam diri kita ketika mendengar nama Daniel? Daud? Ada yang berpikir gua singa, ada juga yang ingat pejabat yang saleh, sebagian akan mengingat seseorang yang handal dalam pekerjaannya, tidak melakukan kelalaian. Orang akan mengingat Daud sebagai raja Israel, Daud dekat dengan Tuhan. Ketika kita dapat mengingat suatu perbuatan atau sikap seseorang, bisa diartikan bahwa orang tersebut sudah memiliki personal branding.

Salomo menulis dalam Amsal 22:1,“Nama baik lebih berharga dari pada kekayaan besar, dikasihi orang lebih baik dari pada perak dan emas.”

Kita memerlukan kepercayaan dari pihak lain dalam bekerja, berbisnis atau dalam pelayanan. Intinya kita ingin dikenal baik, bekerja dengan baik dan menghasilkan produk yang baik sehingga bisa dipakai oleh masyarakat. Ternyata menjadi seperti Kristus artinya adalah memiliki karakterNya yang kudus dan berintegritas sehingga menjadi orang yang dapat dipercaya.

BAGAIMANA ORANG PERCAYA MENJADI SEPERTI YESUS?

Dari kehidupan Daniel, Sadrakh, Mesakh dan Abednego kita tahu bahwa takut akan Tuhan adalah awal dari hikmat yang menuntun mereka sehingga tidak kompromi dengan penyembahan berhala. Daniel adalah seorang pemuda Yehuda yang ditawan oleh raja Nebukadnezar ke negeri Babel. Daniel memiliki kecakapan dan hikmat Tuhan sehingga dapat bekerja pada raja Babel. Raja yang memerintah Babel berganti-ganti sampai Raja Darius orang Media memerintah, sementara Daniel tetap menjadi wakil raja. Untuk seorang tawanan seperti Daniel, menjadi wakil raja di negara yang menawannya tentu bukan prestasi sembarangan. Itu adalah pencapaian tertinggi yang bisa diraih seorang tawanan. Dan Daniel mendapatkan posisi itu karena dia beribadah kepada Allahnya dan menerima anugerah Tuhan yang besar.

Dari sisi Daniel pribadi, apa yang dilakukannya sampai mendapat kepercayaan yang begitu besar? Alkitab menyatakan:“Kemudian para pejabat tinggi dan wakil raja itu mencari alasan dakwaan terhadap Daniel dalam hal pemerintahan, tetapi mereka tidak mendapat alasan apapun atau sesuatu kesalahan, sebab ia setia dan tidak ada didapati sesuatu kelalaian atau sesuatu kesalahan padanya.”Daniel 6:5

Ternyata pada Daniel tidak didapati kesalahan apapun dalam hal pekerjaannya. Daniel orang yang setia kepada raja dan cermat melakukan semua tanggung jawabnya. Raja Darius puas dengan prestasi kerja Daniel. Ini berarti Daniel memiliki personal branding yang sangat baik.

Bagaimana Daniel, orang buangan dari Yehuda bisa sampai pada titik itu, padahal menjadi wakil raja bukan hal mudah, bahkan untuk orang Babel sendiri?

1. Daniel Menjaga Kekudusan.

Ketika masih muda dan baru ditawan ke Babel, Daniel dan teman-temannya diberi makanan dan minum yang membuat mereka tercemar. Daniel meminta agar diberi sayur dan air putih untuk menjaga kekudusan sebagai umat Tuhan. Ini adalah hal yang menyenangkan hati Tuhan.

2. Daniel Intim dengan Tuhan

Dituliskan bahwa Daniel berlutut, berdoa dan memuji Allah tiga kali sehari menghadap ke arah Yerusalem. Ini adalah kehidupan yang intim dengan Tuhan. Orang yang menjalankan pemerintahan seperti Daniel pasti sangat sibuk, namun tetap memberikan waktunya untuk berdoa. Disebutkan juga bahwa hal itu “biasa dilakukannya” – memberikan pengertian bahwa dalam setiap situasi Daniel berdoa, memuji dan menyembah Tuhan. Bandingkan dengan orang yang hanya berdoa ketika menghadapi masalah atau sedang sakit, mereka akan berhenti berdoa ketika sudah sembuh.

3. Daniel Dipenuhi Roh Tuhan

Daniel dapat melakukan hal-hal besar karena dipenuhi Roh Tuhan. Ada perkara-perkara yang tidak dapat dilakukan oleh manusia pada umumnya, misalnya mengerti mimpi orang lain, hal itu dapat dilakukannya karena pertolongan Tuhan.

Jadi bagaimana Daniel – dengan tanpa disadarinya – membangun personal branding? Daniel membangunnya dengan cara menghidupi kehidupan yang melekat kepada Tuhan. Daniel tidak secara aktif mempertontonkan dirinya sebagai orang baik, namun dengan menjalankan kehidupan yang menuruti Firman Tuhan. Kita melihat tangan Tuhan yang berkuasa, membuat Daniel dikenal baik dan dipercaya oleh raja Babel. Meskipun situasi zaman Daniel dan kita berbeda, kebenaran Firman tetap sama, kita dapat menerapkan prinsip-prinsip kehidupan Daniel dalam kehidupan zaman sekarang.

 

PERSONAL BRANDING menjadi serupa dengan Kristus.

Rasul Paulus menyatakan dalam 2 Korintus 3:3,“Karena telah ternyata, bahwa kamu adalah surat Kristus, yang ditulis oleh pelayanan kami, ditulis bukan dengan tinta, tetapi dengan Roh dari Allah yang hidup, bukan pada loh-loh batu, melainkan pada loh-loh daging, yaitu di dalam hati manusia.”

Orang percaya adalah surat yang terbuka, artinya semua orang akan membaca hidup kita. Masalahnya adalah apakah yang mereka baca dapat membuat mereka memuliakan Tuhan atau sebaliknya? Hal itu tergantung dari personal branding yang kita miliki.

Tuhan Yesus mengajar bahwa murid-murid adalah terang dunia. Murid-murid tidak boleh berpikir mereka adalah orang-orang gelap. Bersama Tuhan Yesus, kita adalah terang yang seharusnya memberi cahaya kepada orang lain. Ketika terang itu bercahaya di depan orang, membantu mengatasi kegelapan, maka orang-orang akan memuliakan Bapa yang di sorga. Sebagai seorang murid, kita harus menyadari hal itu dan berfungsi sebagai terang, dalam hal ini melakukan perbuatan yang baik.

Personal branding yang sejati adalah menjadi seperti Kristus dengan taat dan setia melakukan kehendak Bapa di surga. Dengan setia mengikuti arahan Tuhan, tanpa bermaksud untuk memamerkan kelebihan diri kita, maka Tuhan yang akan melakukannya.

Setiap saudara unik di hadapan Tuhan, tetapi Tuhan memiliki perintah yang sama untuk kita menjadi serupa dengan Kristus dalam karakter dan pelayananNya. Yesus senantiasa mencari dan melakukan kehendak Bapa demikian juga kita. Yesus memuliakan BapaNya demikian juga kita melalui pengorbanan dan pelayanan kita biar Bapa di surga di permuliakan.

Tuhan Yesus memberkati.