“Semua orang yang telah melihat kemuliaan-Ku dan tanda-tanda mujizat yang Kuperbuat di Mesir dan di padang gurun, namun telah sepuluh kali mencobai Aku dan tidak mau mendengarkan suara-Ku,” Bilangan 14:22
Tak terhitung banyaknya kebaikan yang dinyatakan Tuhan kepada bangsa Israel ini. Terlebih-lebih saat Tuhan membawa mereka keluar dari Mesir menuju ke Tanah Perjanjian, yang terlebih dahulu harus melewati perjalanan panjang di padang gurun. Di padang gurun inilah mujizat demi mujizat dinyatakan Tuhan secara luar biasa.
Meski demikian respons mereka terhadap kasih dan kebaikan Tuhan sungguh sangat mengecewakan, mereka terus mencobai Tuhan dengan bersungut-sungut di segala situasi sehingga mereka mati dipagut ular (baca 1 Korintus 10:9). Tuhan pun menyebutnya sebagai “…suatu bangsa yang tegar tengkuk.” (Keluaran 32:9).
Bangsa Israel tidak pernah merasa puas dengan berkat-berkat yang Tuhan berikan, di antaranya dalam hal makanan dan minuman. Meski Tuhan telah menyediakan manna mereka tetap saja tidak bisa mengucap syukur, sebaliknya keluhan dan sungut-sungut terus keluar dari mulut mereka, “Ah, kalau kami mati tadinya di tanah Mesir oleh tangan TUHAN ketika kami duduk menghadapi kuali berisi daging dan makan roti sampai kenyang! Sebab kamu membawa kami keluar ke padang gurun ini untuk membunuh seluruh jemaah ini dengan kelaparan.” (Keluaran 16:3). Ketika tidak ada air di Masa dan di Meriba mereka pun langsung marah kepada Musa, “Mengapa pula engkau memimpin kami keluar dari Mesir, untuk membunuh kami, anak-anak kami dan ternak kami dengan kehausan?” (Keluaran 17:3). Terus mencobai Tuhan menimbulkan murka Tuhan, termasuk tentang daging burung puyuh (baca Bilangan 11:4-23).
Ujian yang dialami oleh bangsa Israel di padang gurun bukan karena Tuhan jahat, tetapi Tuhan hendak membawa mereka masuk ke dalam kehidupan yang jauh lebih baik yaitu Kanaan. Sayang, saat dalam proses ini bangsa Israel menunjukkan sikap yang tidak terpuji: terus mencobai Tuhan dengan bersungut-sungut di segala situasi. Bersungut-sungut adalah suatu reaksi ketidakpuasan terhadap kasih dan pemeliharaan Tuhan.
Kegagalan sebagian besar umat Israel memasuki Kanaan menjadi peringatan bagi kita supaya kita tidak mengulangi kesalahan yang sama!
Baca: Bilangan 14:1-38