Author: EM

Home / Articles posted by EM (Page 28)
MENUNTASKAN AMANAT AGUNG MELALUI GEREJA LOKAL  (bagian 1)

MENUNTASKAN AMANAT AGUNG MELALUI GEREJA LOKAL (bagian 1)

PENDAHULUAN

Setelah bertobat dan menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, kita  diangkat menjadi anak-anak Allah yang hidup oleh iman. Sebagai bagian dari tubuh Kristus, kita tertanam dalam gereja lokal (BIC) yang memiliki tugas dan tanggung jawab untuk menuntaskan Amanat Agung dengan urapan kuasa Roh Kudus. Menuntaskan Amanat Agung berarti bicara tentang memberitakan Injil, membaptis orang yang percaya kepada Kristus dan menjadikan mereka muridNya (Matius 28:19-20; Markus 16:15-18; KPR 1:8). 

ISI

Allah punya cara agar setiap orang mendapat kesempatan untuk mendengar Injil keselamatan agar terjadi penuaian jiwa sampai ke ujung bumi. One person at a time, reach one to reach everyone. Yesus Kristus adalah Tuhan bagi seisi dunia, tapi Ia juga Pribadi yang personal bagi tiap individu. Setiap orang berharga dan special di hadapanNya. Alkitab mencatat tentang orang-orang yang berjumpa Yesus secara pribadi antara lain Bartimeus si buta, orang tuli dan gagap dari Dekapolis, perempuan Samaria, orang yang kerasukan roh jahat di Gerasa, Saulus, dan masih banyak lagi.  Pengalaman mereka telah menjadi kesaksian bagi banyak orang yang hidup di jaman itu, lalu tersebar ke ujung bumi, dan sampai kepada kita yang hidup di akhir jaman.

Ketika satu orang berjumpa dengan Yesus, kesaksian hidupnya akan menjangkau banyak orang.‘Satu orang’ tersebut bisa saja pasangan kita, anak, orang tua, keluarga besar, tetangga, co-workers, boss, customer, atau siapa saja. Mungkin juga mereka adalah orang percaya namun hatinya sudah menjauh dari Tuhan. Kita bisa menjangkau mereka melalui doa, perbuatan kasih, gaya hidup kita yang berjalan dalam kebenaran dan pertobatan, pemberitaan Injil atau membagikan pengalaman kita bersama Tuhan. 

Bertekunlah melakukan hal-hal tersebut, jangan menyerah atau berkecil hati jika belum melihat hasil karena segala sesuatu akan terjadi pada waktunya Tuhan (Gal. 6:9). Tugas kita adalah memberitakan Injil; Allah-lah yang mengaruniakan roh pertobatan dan iman percaya kepada orang tersebut. Ada yang menabur, ada yang menuai, dan Allah yang memberi pertumbuhan. 

Ada 5 point yang harus kita perhatikan dan lakukan untuk menuntaskan Amanat Agung  :

1. COLLABORATE 

Amanat Agung tidak bisa dilakukan sendiri atau hanya oleh pihak tertentu saja, tapi harus  bersama-sama dengan orang percaya dalam gereja lokal dan global. Pastikan tiap anggota jemaat terhubung/tergabung dalam komunitas orang percaya. Minta Tuhan menunjukkan dan memampukan kita untuk melakukan bagian kita.

2. PRAY

Doakan agar Tuhan mengaruniakan roh pertobatan atas keluarga, teman/orang-orang yang Tuhan tempatkan di sekitar kita, kota, bangsa dan bangsa-bangsa. Minta agar Roh Kudus memberikan kita hati Bapa bagi jiwa-jiwa yang terhilang dan membangkitkan kegairahan/sukacita untuk memberitakan Injil keselamatan. Minta Tuhan mempertemukan kita dengan orang-orang yang tepat untuk dibawa kepadaNya. Doakan agar urapan Roh Kudus bekerja melalui kita untuk membawa jiwa kepada Kristus. 

3. MOBILIZE

Mobilisasi orang-orang yang Tuhan percayakan untuk digembalakan dalam gereja lokal (misalnya komunitas Cool) untuk melakukan hal yang sama : reach one to reach everyone. Ini bukan kegiatan musiman, tapi miliki komitmen untuk menjadikan Amanat Agung sebagai gaya hidup di manapun kita ditempatkan.

4. INVEST

Ajak saudara seiman untuk menggunakan energi, talenta, finansial, waktu, pemikiran, networking, atau sumber daya lain untuk mendukung pemberitaan Injil melalui gereja lokal/global. Kita menuntaskan Amanat Agung dengan melakukan Perintah Agung : …kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri ( Mark 12:31).

5. GO

Pergi, jangan menunda; lakukan bagian kita untuk pemberitaan Injil dengan menggunakan semua sumber daya yang tersedia. Mulailah dari orang-orang yang Tuhan tempatkan di sekitar kita. Jika Tuhan memberi kesempatan/menggerakkan kita untuk pergi ke bangsa-bangsa, lakukanlah itu dalam ketaatan. REACH ONE TO REACH EVERYONE 

Bersambung minggu depan …

SERI BANGSA ISRAEL: Dalam Rancangan Tuhan

SERI BANGSA ISRAEL: Dalam Rancangan Tuhan

“Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepa-damu hari depan yang penuh harapan.” Yeremia 29:11

Tuhan memiliki rancangan yang indah atas kehidupan umatNya yaitu rancangan damai sejahtera dan hari depan yang penuh harapan. Rancangan itu bukan sekedar janji atau basa-basi, tapi rancanganNya adalah ya dan amin.

Contoh nyata adalah rancangan Tuhan atas kehidupan bangsa Israel. Pada waktu itu bangsa Israel mengalami penderitaan oleh karena penin-dasan bangsa Mesir. Tuhan tahu persis apa yang dialami oleh umat Israel ini karena Dia adalah Tuhan yang “…tidak terlelap dan tidak ter-tidur…” (Mazmur 121:4). Tuhan berkata, “Aku telah memperhatikan dengan sungguh kesengsaraan umat-Ku di tanah Mesir, dan Aku telah mendengar seruan mereka yang disebabkan oleh pengerah-pengerah mereka, ya, Aku mengetahui penderitaan mereka. Sebab itu Aku telah turun untuk melepaskan mereka dari tangan orang Mesir dan menuntun mereka keluar dari negeri itu ke suatu negeri yang baik dan luas, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya,” (Keluaran 3:7-8).

Rencana Tuhan atas bangsa Israel adalah hidup menempati Tanah Ka-naan. Kanaan adalah Tanah Perjanjian yang di dalamnya tersimpan kelimpahan dan perlindungan, serta berlimpah susu dan manu. Namun untuk dapat memasuki Tanah Perjanjian tersebut umat Israel harus ber-juang dan berperang mengalahkan musuh-musuh mereka. Secara manusia hal itu bukanlah perkara yang mudah, karena menurut laporan dari sepuluh orang pengintai yang diutus oleh Musa, Kanaan “…adalah suatu negeri yang memakan penduduknya, dan semua orang yang kami lihat di sana adalah orang-orang yang tinggi-tinggi perawakannya. Juga kami lihat di sana orang-orang raksasa, orang Enak yang berasal dari orang-orang raksasa, dan kami lihat diri kami seperti belalang, dan demikian juga mereka terhadap kami.” (Bilangan 13:32-33), sehingga mereka merasa takut dan pesimis.

Berbeda respons Kaleb dan Yosua yang punya iman, “Tidak! Kita akan maju dan menduduki negeri itu, sebab kita pasti akan mengalahkann-ya!” (Bilangan 13:30).

Rancangan Tuhan selalu yang terbaik untuk umatNya!
Baca: Yeremia 29:11-14

MENGAPA TIDAK OPTIMAL?

MENGAPA TIDAK OPTIMAL?

“Itulah sebabnya kita berjerih payah dan berjuang, karena kita menaruh pengharapan kita kepada Allah yang hidup, Juruselamat semua manusia, terutama mereka yang percaya.” 1 Timotius 4:10

Bukan karena kasih Tuhan yang kurang atau janji Tuhan yang tidak tersedia secara maksimal jika banyak orang Kristen yang tidak pernah menjalani kehidupan rohaninya secara optimal. Apa masalahnya?

Pertama, kita tidak tahu secara detil tentang janji Tuhan itu karena kita sendiri tidak mau tinggal di dalam firmanNya. Bagaimana mau ‘tinggal di dalam firman’ jika kita tidak menyediakan waktu untuk membaca dan merenungkan firmanNya? Padahal Kitab Suci berisikan janji-janji ber-kat Tuhan yang luar biasa, “…baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang.” (1 Timotius 4:8). Tuhan Yesus berkata, “Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya.” (Yohanes 15:7).

Kedua, tidak mau melakukan segala sesuatunya secara optimal meski tahu persis Tuhan telah melakukan yang terbaik bagi kita dalam segala hal. Nasihat rasul Paulus, “…giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia.” (1 Korintus 15:58).

Jadi, semua sangat tergantung pada respons kita terhadap apa yang sudah Tuhan perbuat bagi kita. Petani tidak akan pernah menuai hasil panen secara maksimal bila tidak terlebih dahulu bekerja keras mengolah tanah pertaniannya dan juga menabur benih. “Seorang petani yang bekerja keras haruslah yang pertama menikmati hasil usahan-ya.” (2 Timotius 2:6). Pula atlet, tanpa mau berlatih keras mustahil meraih kemenangan di setiap laga yang diikutinya.

Ini menunjukkan bahwa untuk menghasilkan kehidupan yang optimal kita harus mau membayar harga. Seberapa besar kita membayar harga, sebesar itulah akan kita peroleh!

Ketidakmauan kita membayar harga menjadi penyebab kegagalan kita menghasilkan kehidupan yang optimal. Karena itu jangan pernah menyalahkan Tuhan jika selama ini kita tidak mengalami penggenapan janji Tuhan secara maksimal pula.

Segala hal yang dipercayakan Tuhan kepada kita kerjakan itu secara optimal, sebab “Dalam tiap jerih payah ada keuntungan,” Amsal 14:23

Baca: 1 Timotius 4:10-16

ORANG PERCAYA: Harus Hidup Optimal (2)

ORANG PERCAYA: Harus Hidup Optimal (2)

“Sebab kasih-Nya hebat atas kita, dan kesetiaan TUHAN untuk selama-lamanya. Haleluya!” Mazmur 117:2

Segala hal yang kita butuhkan dalam hidup ini telah disediakan Tuhan dari semula, di antaranya adalah rasa aman dan penerimaan diri. Tuhan berkata, “Sungguh, hatinya melekat kepada-Ku, maka Aku akan meluputkannya, Aku akan membentenginya, sebab ia mengenal nama-Ku. Bila ia berseru kepada-Ku, Aku akan menjawab, Aku akan menyertai dia dalam kesesakan, Aku akan meluputkannya dan memuliakannya. Dengan panjang umur akan Kukenyangkan dia, dan akan Kuperlihatkan kepadanya keselamatan dari pada-Ku.” (Mazmur 91:14-16). Selain jaminan perlindungan dan penyertaanNya sebagai bukti kasihNya, keberadaan kita di mata Tuhan juga sangat berharga. “Oleh karena engkau berharga di mata-Ku dan mulia, dan Aku ini mengasihi engkau,” (Yesaya 43:4).

Itu adalah jaminan yang sudah lebih dari cukup bagi kita. Jadi, tidak ada alasan bagi kita untuk tidak melakukan yang terbaik bagi Tuhan.

Melalui pengorbanNya di kayu salib segala perkara yang dijanjikan Tuhan sudah digenapi. Ada janji keselamatan: “…dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus.” (Roma 3:24), sehingga kita dibebaskan dari kutuk dan tidak lagi di bawah kuasa dosa. Janji kemenangan: “…Allah, yang telah memberikan kepada kita kemenangan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita.” (1 Korintus 15:57), sehingga kita lebih dari pada pemenang (baca Roma 8:37). Janji kelimpahan: “…Ia, yang oleh karena kamu menjadi miskin, sekalipun Ia kaya, supaya kamu menjadi kaya oleh karena kem-iskinan-Nya.” (2 Korintus 8:9). Rasul Paulus pun menyatakan, “Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus.” (Filipi 4:19). Ada pula janji kesembuhan: “Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh.” (1 Petrus 2:24b).

Dengan berkatNya Tuhan ingin kita menjadi berkat bagi orang lain. Masih banyak janji Tuhan yang luar biasa disediakanNya bagi kita. Adalah rugi besar bila kita menjadi orang-orang Kristen yang biasa-biasa saja, karena kasih Tuhan sungguh hebat atas kita!

Tuhan sudah menyediakan berkatNya secara maksimal bagi kita, tapi mengapa kita merespons kehebatan kasihNya itu dengan biasa-biasa saja

Baca: Mazmur 117:1-2

ORANG PERCAYA: Harus Hidup Optimal (1)

ORANG PERCAYA: Harus Hidup Optimal (1)

“Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.” Kolose 3:23

Setiap orang percaya seharusnya memiliki suatu kehidupan yang optimal di segala bidang yang dikerjakannya, baik itu dalam pekerjaan konvensional, studi, dan terlebih lagi seharusnya dalam hal ibadah, pelayanan atau pengiringan kita kepada Tuhan. Jika setiap orang percaya mau menerapkan apa yang Alkitab sampaikan seperti di ayat nas kita benar-benar akan men-jadi orang Kristen yang berbeda, sehingga kita mampu menjadi berkat dan kesaksian yang baik bagi dunia ini. Namun ada banyak orang Kristen yang tidak mengerjakan apa pun yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya itu secara maksimal oleh karena orientasi dan motivasi mereka dalam melakukan pekerjaan tersebut salah, tidak sesuai dengan firman yang Tuhan maksudkan.

Seringkali yang menjadi motivasi kita dalam melakukan pekerjaan atau pelayanan adalah semata-mata untuk manusia, bukan untuk Tuhan. Akhirn-ya ketika kita mengalami sedikit saja benturan, gesekan atau hal-hal yang tidak mengenakkan kita mudah sekali kecewa dan akhirnya mundur, pa-dahal memiliki kehidupan yang optimal adalah harga mutlak bagi orang percaya! Tidak ada istilah suam-suam kuku alias nanggung. Tuhan me-negur jemaat di Laodikia, “Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau tidak dingin dan tidak panas. Alangkah baiknya jika engkau dingin atau panas! Jadi karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku.” (Wahyu 3:15-16). Firman Tuhan dalam Wahyu 22:11 pun lebih keras lagi! “Barangsiapa yang berbuat jahat, biarlah ia terus berbuat jahat; barangsiapa yang cemar, biarlah ia terus ce-mar; dan barangsiapa yang benar, biarlah ia terus berbuat kebenaran; ba-rangsiapa yang kudus, biarlah ia terus menguduskan dirinya!”

Melakukan sesuatu setengah-setengah dan berkompromi adalah tindakan yang sangat dibenci Tuhan. Mengapa? Karena Tuhan menyediakan segala hal bagi kita tidak setengah-setengah, tapi total, bahkan sampai rela men-gorbankan nyawaNya di Kalvari. Dia juga memberikan kepada kita karunia-karunia dan talenta untuk memperlengkapi kita.

Suam-suam kuku dan kompromi adalah tanda kita belum menjadi orang Kristen yang optimal!

Baca: Kolose 3:23-24

PROSES MENYELESAIKAN AMANAT AGUNG

PROSES MENYELESAIKAN AMANAT AGUNG

Pada waktu Tuhan Yesus ditanya oleh murid-murid-Nya tentang tanda kedatangan-Nya dan tanda kesudahan dunia ini, Tuhan Yesus menjawab dalam Lukas 21:11 bahwa salah satunya adalah penyakit menular, perang dan kelaparan. Kalau kita lihat apa yang terjadi hari-hari ini dengan adanya COVID-19 sebagai salah satu tanda dari kedatangan Tuhan Yesus ke 2 dan tanda kesudahan dunia ini. Selain itu, Tuhan Yesus menjawab dari Matius 24:14 yang berkata, “Dan Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu barulah tiba kesudahannya.” Tuhan Yesus pasti datang kembali, yang percaya katakan Amin. Karena itu Dia memberikan Amanat Agung kepada kita, yaitu agar kita pergi dan menjadikan semua bangsa murid Tuhan Yesus. Hal ini juga berarti agar terjadi penuaian jiwa besar-besaran sebelum Tuhan Yesus datang kembali. Sekarang kita akan melihat bagaimana proses untuk menyelesaikan Amanat Agung atau proses penuaian jiwa yang terbesar dan yang terakhir sebelum Tuhan Yesus datang kembali.

Kita tidak bisa menyelesaikan Amanat Agung dengan kekuatan sendiri. Karena itu pesan terakhir Tuhan Yesus sebelum naik ke surga kepada murid-murid-Nya, (yang juga berarti kepada kita semua) dalam Kisah Para Rasul 1:8, “Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem, dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.” Jadi untuk bisa menyelesaikan Amanat Agung, kita harus menerima kuasa dari Roh Kudus yang turun ke atas kita. Setelah itu, dengan disaksikan para murid-Nya, Tuhan Yesus naik ke surga. Setelah Tuhan Yesus naik ke surga, 120 murid Tuhan Yesus berkumpul di kamar loteng Yerusalem. Mereka melakukan ini karena Tuhan Yesus memerintahkan agar mereka tidak meninggalkan kota Yerusalem sebelum diperlengkapi dengan kekuasaan dari tempat tinggi. Tuhan Yesus berkata, “Sebab Yohanes membaptis dengan air, tetapi tidak lama lagi kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus.” Apa yang dilakukan 120 murid di kamar loteng? Alkitab berkata bahwa mereka semua bertekun dengan sehati dalam doa bersama-sama, artinya mereka berdoa, memuji dan menyembah Tuhan dalam unity, siang dan malam. Ini adalah prinsip Restorasi Pondok Daud. Ini adalah prinsip Menara Doa. Setelah 10 hari mereka melakukan hal itu, maka pada hari raya Pentakosta, tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk; dan tampaklah lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing. Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya. Itu adalah Bahasa Roh. Jadi tanda awal orang yang dibaptis dengan Roh Kudus adalah mereka akan berbahasa roh.

Apa yang terjadi setelah murid-murid Tuhan Yesus dipenuhi dengan Roh Kudus?

    1. Petrus berkhotbah sekitar 5 menit dan kira-kira 3.000 orang bertobat dan dibaptis. Dahsyat! Petrus berkhotbah dengan kuasa Roh Kudus. Pada zaman itu populasi penduduk dunia sekitar 255 juta orang. Sekarang penduduk dunia sekitar 8 milyar. Jadi 3.000 orang yang bertobat dan dibaptis pada waktu itu setara dengan sekitar 94.000 orang pada saat ini. Saya percaya hal ini juga bisa terjadi pada saat ini.
    2. Setelah murid-murid Tuhan Yesus dipenuhi dengan Roh Kudus: Mereka dipakai untuk menyatakan tanda-tanda dan mujizat sehingga banyak orang yang bertobat.
      – Petrus dan Yohanes menyembuhkan orang yang lumpuh sejak lahir.
      – Bayangan Petrus menyembuhkan orang sakit.
      – Saputangan atau kain yang dijamah oleh Paulus jika diletakkan pada orang sakit atau dirasuk setan, maka orang itu akan sembuh. Dalam Markus 16:15-18, Tuhan Yesus berkata bahwa kalau kita pergi untuk memberitakan Injil maka tanda-tanda dan mujizat akan menyertai kita.
      Sejak tahun 2006 saya diperintahkan oleh Tuhan untuk mengadakan Kebaktian Kesembuhan Ilahi. Selama 13 tahun, saya sudah mengadakan 318 kali Kebaktian Kesembuhan Ilahi. Setiap kali saya berkhotbah pasti saya memberitakan Injil. Tanda-tanda dan mujizat terjadi. Saya diizinkan Tuhan untuk melihat dan mengalami mujizat seperti yang dilakukan oleh Tuhan Yesus 2000 tahun yang lalu.
    3. Setelah murid-murid Tuhan Yesus dipenuhi dengan Roh Kudus maka cara hidup mereka berubah sehingga banyak orang yang bertobat.
      •  Mereka Bertekun Dalam Pengajaran Rasul-rasul dan Dalam Persekutuan
        Bagi kita, ini juga bisa diartikan mereka suka membaca Alkitab.
        Mazmur 119:105 berkata,“Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku.”
        Kalau kita suka membaca Alkitab, itu akan menuntun jalan hidup kita; hidup benar sesuai dengan firman Tuhan. Kita akan menjadi orang yang berintegritas. Dan itu akan membuat orang lain bertobat
      • Mereka Selalu Berkumpul Memecahkan Roti dan Berdoa. Ini bisa diartikan mereka hidup dalam unity dan suka berdoa. Hari-hari ini saya melihat melalui Menara Doa, bahwa ada doa, pujian dan penyembahan dalam unity siang dan malam. Saya percaya kalau Tuhan sudah berikan kepada kita beban untuk berdoa seperti ini, maka ini merupakan tanda bahwa Pentakosta Ketiga yang dahsyat akan turun dan akan terjadi penuaian jiwa yang terbesar dan yang terakhir sebelum Tuhan Yesus datang kembali.
      • Mereka Suka Memberi Sehingga Tidak Ada yang Berkekurangan
        Dalam kondisi krisis ekonomi akibat pandemi dan juga perang, hari-hari ini justru Tuhan Yesus menghendaki agar kita suka memberi. Alkitab berkata adalah lebih berbahagia memberi daripada menerima.
        Tuhan Yesus berkata, “Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.” Lukas 6:38
      • Mereka selalu bergembira dan dengan tulus hati, sambil memuji Allah. Hidup dengan tulus hati artinya hidup sebagai orang yang berintegritas.

Jadi perubahan-perubahan yang terjadi dalam cara hidup jemaat yang membuat banyak orang bertobat, adalah:
1. Mereka suka membaca Alkitab
2. Mereka suka berdoa
3. Mereka hidup dalam unity
4. Mereka suka memberi
5. Mereka suka memuji Allah dan bergembira, tulus hati atau hidup berintegritas.

Dikatakan bahwa mereka disukai semua orang dan tiap-tiap hari jumlah orang yang diselamatkan bertambah. Haleluya!!

Saya percaya mereka sempat menganggap bahwa pola penuaian jiwa hanya seperti itu. Mereka sebagai orang-orang percaya, hidup dalam zona nyaman. Mereka biasa berkumpul dalam unity sambil membaca Alkitab, berdoa dan memuji Tuhan dengan sukacita, tidak ada yang berkekurangan. Sehingga banyak orang mau menjadi orang Kristen.
Tetapi ternyata supaya penuaian jiwa bertambah besar, Tuhan izinkan proses berikutnya terjadi, yaitu aniaya menimpa jemaat di Yerusalem. Selain rasul-rasul, maka mereka harus lari meninggalkan Yerusalem. Mereka pergi ke Yudea dan Samaria sambil memberitakan Injil. Jadi kalau tadinya penuaian jiwa hanya terjadi di Yerusalem saja, sekarang mereka menyebar ke seluruh Yudea dan Samaria, dan pola penuaian jiwa yang seperti ini masih terjadi sampai hari ini

Catatan sejarah Gereja selama berabad-abad menunjukkan bahwa semakin Gereja ditekan, justru Injil semakin menyebar dan diberitakan kemana-mana. Karena itu Tuhan izinkan hari-hari ini penderitaan, aniaya, itu terjadi di antara orang-orang percaya supaya terjadi penuaian jiwa yang lebih besar. Saya percaya masa pandemi COVID-19 membuat kita tidak nyaman. Banyak mengalami tekanan-tekanan; ada yang mengalami sakit, bahkan ada yang meninggal, tetapi justru ini akan mempersiapkan penuaian jiwa yang terbesar dan yang terakhir dalam era Pentakosta Ketiga ini sebelum Tuhan Yesus datang kembali. Melalui semua ini, mari kita katakan bersama-sama:
“Tuhan Yesus, Tuhan Yesus, Engkau baik, Engkau sungguh baik dan sangat baik…”
(Mari taruh tangan kita di dada) kepada saya.. kepada saya.

POLA PENUAIAN

Ternyata pola penuaian yang terjadi di atas belum menyelesaikan rencana Tuhan, karena selain penuaian jiwa harus terjadi di Yerusalem, seluruh Yudea dan Samaria, tetapi juga harus sampai ke ujung bumi. Tuhan mempunyai cara untuk membuat penuaian jiwa itu sampai ke ujung bumi, yaitu dengan terjadinya perubahan paradigma dalam pelayanan.
Selama ini pengertian tentang keselamatan hanya untuk orang-orang Yahudi saja. Melalui peristiwa Kornelius, dimana Petrus diutus oleh Tuhan untuk mendatangi Kornelius yang bukan orang Yahudi, untuk memberitakan jalan keselamatan, akhirnya mereka mengerti bahwa ternyata keselamatan bukan hanya untuk orang-orang Yahudi saja, tetapi untuk semua bangsa. Dan ini mengakibatkan terjadinya penuaian jiwa besar-besaran. Haleluya!!

Jadi mereka tidak hanya mengabarkan Injil di Yerusalem, Yudea dan Samaria saja, tetapi sekarang mereka, termasuk kita juga pergi ke seluruh dunia. Proses perubahan paradigma dalam pelayanan itu tidak mudah. Petrus harus diyakinkan oleh Tuhan: kalau Tuhan katakan halal, jangan kamu berkata haram.

Orang-orang yang bukan Yahudi adalah haram di mata orang Yahudi. Proses itu masih terus berlanjut untuk memberikan pengertian kepada orang-orang Yahudi, golongan bersunat dan juga orang-orang Farisi yang sudah bertobat. Dimana mereka berpendapat bahwa orang yang bukan Yahudi yang percaya kepada Tuhan Yesus, harus disunat, dan diwajibkan mengikuti hukum-hukum Musa. Tetapi melalui sidang di Yerusalem, akhirnya mereka mengerti dan bisa menerima bahwa keselamatan bukan hanya untuk orang-orang Yahudi saja, tetapi untuk semua bangsa. Yang setuju katakan Amin. Kita diingatkan bahwa tema tahun 2022 yang lalu adalah Tahun Paradigma yang Baru. Disini Tuhan mengingatkan bahwa untuk menyelesaikan Amanat Agung, kita akan dituntun oleh Roh Kudus untuk menggunakan paradigma yang baru atau cara-cara yang baru. Tahun 2023 adalah Tahun untuk Bangkit dan Jadilah Pemenang. Kita harus lebih peka terhadap tuntunan Tuhan supaya menjadi pemenang.

Pada awal pelayanan saya, saya termasuk salah seorang yang dipakai oleh Tuhan untuk melakukan paradigma yang baru dalam pelayanan untuk menyelesaikan Amanat Agung. Sebagai contoh: dalam hal membuka gereja baru, dalam hal cara ibadah dengan doa, pujian dan penyembahan, dalam hal tempat ibadah yang dilakukan bukan di gedung gereja seperti tradisi. Semua itu selalu diawali dengan pro dan kontra, sama dengan yang terjadi pada waktu zaman Kisah Para Rasul tadi.

PENCURAHAN ROH KUDUS YANG DAHSYAT

Pada tahun 2009, Tuhan berbicara kepada saya bahwa Tuhan akan mencurahkan Roh Kudus sehingga akan terjadi pencurahan Roh Kudus yang dahsyat.
Pada saat Roh Kudus dicurahkan akan terjadi peristiwa seperti yang terdapat dalam Yoel 2:28-32. Disini disebutkan bahwa pada saat Roh Kudus dicurahkan akan ada 3 tanda yang terjadi:
a. Anak-anak, pemuda, dan orang tua, akan dipakai oleh Tuhan secara luar biasa (ayat 28-29)
b. Akan terjadi mujizat yang luar biasa (ayat 30)
c. Akan terjadi goncangan-goncangan yang dahsyat (ayat 31)

Dengan adanya tiga tanda ini, maka Yoel 2:32 akan digenapi. Akan banyak orang yang berseru kepada nama Tuhan dan mereka yang berseru kepada nama Tuhan akan diselamatkan. Ini berarti akan terjadi penuaian jiwa yang besar. Sejak tahun 2009, hampir di setiap khotbah, saya selalu mengingatkan tentang goncangan-goncangan ini. Dan ini terjadi hampir sekitar 10 tahun. Siapa mengira bahwa yang disebut dengan goncangan ini adalah pandemi COVID-19 mulai bulan Maret 2020. Kita melihat selama ini bahwa dengan adanya pandemi COVID-19 ini, telah terjadi perubahan paradigma dalam pelayanan. Pelayanan secara online terbukti merupakan alat untuk mempercepat penyelesaian Amanat Agung, yaitu dengan semakin cepat dan banyaknya orang yang mendengar dan mengenal Injil Kerajaan Allah.

Pada tanggal 08 Februari 2023 dimulainya kebangunan rohani di Asbury University, Kentucky. Yang mereka lakukan adalah berdoa, memuji dan menyembah Tuhan dalam unity siang dan malam. Ini adalah prinsip Restorasi Pondok Daud. Ini adalah prinsip Menara Doa. Kebangunan rohani ini menyebar ke kampus-kampus lain di Amerika Serikat, seperti di Lee University, Oral Robert University, dan lain-lain. Berita kebangunan rohani melanda ke seluruh dunia.

Revival di Asbury University ini merupakan bagian dari penggenapan Pentakosta Ketiga, dimana Tuhan melawat generasi Yeremia yaitu anak-anak muda yang dipenuhi Roh Kudus, cinta mati-matian kepada Tuhan Yesus, tidak kompromi terhadap dosa dan akan memenangkan banyak jiwa.

Melalui revival tersebut, Tuhan menunjukkan bahwa pola penuaian jiwa ke depan ini saya percaya sampai dengan Tuhan Yesus datang kembali adalah melalui Menara Doa (doa, pujian dan penyembahan bersama-sama dalam unity siang dan malam).
Tuhan sedang memunculkan di Amerika Serikat yang disebut dengan Third Pentecost Azusa Street Prayer Tower dimana pada tanggal 14 dan 15 April sudah diresmikan, sudah didedikasikan. Azusa Prayer Tower adalah tempat untuk berdoa bagi kebangunan rohani global Pentakosta Ketiga, pelayanan dan pelatihan di pusat kota Los Angeles, California. Lokasinya dekat lokasi Azusa Street revival yang dipimpin oleh William Seymour tahun 1906.

Banyak hamba Tuhan mendapatkan bahwa kita harus memperhatikan dengan seksama untuk 10 tahun ke depan, yaitu sampai dengan tahun 2033.
Tahun 2033 adalah:
· Peringatan penginjilan yang ke 2000 tahun
· Peringatan kematian, kebangkitan dan kenaikan Tuhan Yesus ke surga yang ke 2000 tahun
· Peringatan pencurahan Roh Kudus yang berarti peringatan hari ulang tahun Gereja yang ke 2000 tahun

Visi yang didapatkan selama konferensi Empowered21 adalah pada hari Pentakosta 2033 setiap orang akan mendapatkan kesempatan untuk berjumpa secara dengan Tuhan Yesus melalui kuasa dan kehadiran Roh Kudus. Rick Warren dari Southern Baptist Church mendapatkan bahwa tahun 2033 adalah goal untuk menyelesaikan Amanat Agung. Untuk menyelesaikan Amanat Agung tidak bisa dengan kekuatan sendiri, tetapi harus dengan kuasa Roh Kudus. Karena itu kita harus dipenuhi Roh Kudus. Amin.

 

 

MENDUKAKAN ROH KUDUS

MENDUKAKAN ROH KUDUS

“Dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah me-meteraikan kamu menjelang hari penyelamatan.” Efesus 4:30

Dalam suratnya kepada jemaat di Efesus rasul Paulus mengingatkan agar kita tidak lagi mendukakan Roh Kudus. Mendukakan dapat berarti membuat sedih, mempermalukan dan juga menghina. Namun Alkitab menyatakan: “…siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.” (2 Korintus 5:17). Maka “…kukatakan dan kutegaskan ini kepadamu di dalam Tuhan: Jangan hidup lagi sama seperti orang-orang yang tidak mengenal Allah dengan pikirannya yang sia-sia.” (Efesus 4:17). Jadi kita harus benar-benar mengenakan ‘manusia baru’ dengan menanggal-kan segala perbuatan dan karakter lama kita yang tidak berkenan kepada Tuhan.

Melakukan hal-hal yang bertentangan dengan firman Tuhan, selain me-madamkan Roh, juga merupakan tindakan mendukakan Roh Kudus. Itu sama artinya kita sedang menghalangi dan menghentikan pekerjaan Roh Kudus sehingga Ia tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Dalam Efesus 1:13 dikatakan: “…ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikan-Nya itu.” Meterai dari Roh Kudus menem-patkan kita pada posisi yang aman karena kita berada di pihak Tuhan dan Tuhan ada di pihak kita. “TUHAN di pihakku. Aku tidak akan takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku?” (Mazmur 118:6). Tuhan menjadi perlindungan, naungan dan pembela kita. Namun apabila Roh Kudus kita dukakan kita akan kehilangan meterai dari Roh Kudus. Akibatnya kita tidak lagi mengalami penyertaan dan perlindunganNya secara sempurna.

Alkitab memperingatkan: “Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan.” (Efesus 4:31). Perkara-perkara inilah yang membuat Roh Kudus berduka dan akhirnya meninggalkan kita. Karena itu mulai detik ini mari kita tinggalkan segala kejahatan dan hiduplah sebagai manusia baru di dalam Tuhan.

Tanpa Roh Kudus kita tidak punya kekuatan apa-apa, karena itu jangan sekali-kali mendukakan Dia dengan pelanggaran-pelanggaran kita.

Baca: Efesus 4:17-32

MEMADAMKAN ROH: Hidup Dalam Kejahatan

MEMADAMKAN ROH: Hidup Dalam Kejahatan

“Jauhkanlah dirimu dari segala jenis kejahatan.” 1 Tesalonika 5:22

Sebagai umat tebusan Tuhan kita dituntut untuk tetap mengerjakan keselamatan yang telah kita terima itu dengan hati yang takut dan gentar (baca Filipi 2:12), artinya kita harus hidup dalam ketaatan dan memiliki hati yang takut akan Tuhan sebagai respons atas keselamatan yang telah kita terima. Jadi ketaatan adalah suatu perintah yang tidak bisa ditawar lagi. Jika kita taat kepada Tuhan maka roh kita akan tetap terpelihara sempurna. Jangan sampai api itu redup dan menjadi padam, “Harus dijaga supaya api tetap menyala di atas mezbah, janganlah dibiarkan padam.” (Imamat 6:13).

Supaya api roh itu terus menyala kita harus berupaya supaya Roh Kudus merasa comfortable tinggal di dalam kita. Roh Kudus akan betah ting-gal dan berdiam di dalam kita apabila kita hidup dalam kebenaran dan kekudusan karena Dia adalah Roh yang kudus. Maka dari itu “Hiduplah sebagai anak-anak yang taat dan jangan turuti hawa nafsu yang menguasai kamu pada waktu kebodohanmu, tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu, sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus.” (1 Petrus 1:14-16). Hidup dalam kebenaran dan kekudusan berarti menjauhkan diri dari segala jenis kejahatan dan tidak lagi berkompromi dengan dosa; dan jika Roh Kudus berdiam di dalam kita secara permanen, secara otomatis segala tindakan kita akan di-tuntun kepada kebenaran. “Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu.” (Yohanes 14:26), sehingga kehidupan kita selaras dengan apa yang Tuhan mau.

Tetapi ketika roh yang ada pada kita itu padam karena ketidaktaatan dan segala kejahatan yang telah kita perbuat, kita tidak lagi punya kekuatan untuk mengalahkan segala tipu muslihat Iblis karena kedagingan kita menjadi sangat dominan. Ibadah yang kita lakukan akhirnya hanya sebatas rutinitas belaka dan kita pun semakin kehilangan kepekaan ro-hani. Akhirnya, melakukan kejahatan kita anggap sebagai hal yang biasa.

“Sebab barangsiapa menabur dalam dagingnya, ia akan menuai ke-binasaan dari dagingnya, tetapi barangsiapa menabur dalam Roh, ia akan menuai hidup yang kekal dari Roh itu.” (Galatia 6:8).

Baca: 1 Tesalonika 5:19-22

Image source: https://biblehub.com/1_thessalonians/5-22.htm

MEMILIKI  DAN  DIMILIKI  ALLAH

MEMILIKI DAN DIMILIKI ALLAH

PENDAHULUAN

Kristus datang ke dunia untuk melepaskan kita dari perbudakan iblis dengan menyerahkan nyawaNya untuk menjadi tebusan dosa serta memberikan hidup kekal di dalam karya keselamatan. Walaupun karya keselamatan diberikan dalam kasih karunia Allah tanpa usaha kita, namun untuk hidup dalam jalan keselamatan melalui pengenalan akan Tuhan adalah bagian yang perlu kita kerjakan. Amos 5:4 mengatakan “Sebab beginilah firman TUHAN kepada kaum Israel: “Carilah Aku, maka kamu akan hidup!”.

ISI

Seperti menemukan harta terpendam dan mutiara yang berharga, orang tersebut rela menjual seluruh miliknya demi mencari sesuatu yang jauh lebih berharga dan mulia (baca Matius 13:44-46). Sebagai orang yang sudah diangkat sebagai anak-anak Allah, seharusnya menyadari bahwa harta termulia dan berharga dalam hidup adalah pengenalan yang benar akan Bapa kita. Hal ini perlu dicari dengan kesungguhan dan ketulusan hati melalui keintiman dengan Tuhan. Firman Tuhan bukan hanya dibaca dan direnungkan, tapi juga di lakukan dan dialami.

Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya Tuhan itu. Alamilah firmanNya maka kita akan dibawa untuk melihat bahwa apapun yang Dia buat akan mendatangkan kebaikan, karena Tuhan itu baik, dan rancanganNya adalah yang terbaik bagi kita. Kita akan rela melepaskan hak kepada Tuhan dan menyukai jalan-jalanNya jika kita percaya sepenuhnya dan menyerahkan segenap hati kepada Dia.
Hai anakku, berikanlah hatimu kepadaku, biarlah matamu senang dengan jalan-jalanku. (Amsal 23:26).

Saat kita dengan tekun mencari Tuhan dan mendengarkan suaraNya, maka Ia akan menjadi Allah kita dan kita menjadi milikNya. Dengarkanlah suara-Ku, maka Aku akan menjadi Allahmu dan kamu akan menjadi umat-Ku, dan ikutilah seluruh jalan yang Kuperintahkan kepadamu, supaya kamu berbahagia! (Yeremia 7:23b).

Hidup kita adalah kepunyaan Allah, tetapi yang menjadi permasalahannya adalah seberapa banyak orang yang menyadari bahwa hidupnya milik Allah, dan seberapa banyak orang yang rela hidupnya dimiliki Allah. Kebanyakan orang salah menilai tentang ‘memiliki’ Allah dan ‘dimiliki’ Allah.

1. Memiliki Allah

Saat kita memiliki Allah, maka hidup kita tidak lagi sama dengan orang dunia hidup. Walaupun dunia memandang orang yang percaya kepada Kristus sebagai suatu kebodohan dan tidak relevan dengan jaman now, namun kita adalah orang-orang yang telah diberi kuasa untuk hidup sebagai anak-anak Allah. Kuasa untuk hidup kudus dan berbuah, untuk melakukan kehendak Allah dan untuk mengusir kuasa gelap di dalam Nama Yesus.

Akan tetapi anak-anak Allah harus bertumbuh menjadi dewasa rohani semakin hari semakin kuat imannya. Orang yang tidak mau bertumbuh, tetap seperti anak bayi secara rohani, cenderung suka menuntut, menjadi selfish dan mengasihani diri sendiri. It’s all about ‘me’. Bila Allah tidak memenuhi keinginannya, maka reaksinya marah, berontak dan menghakimi Allah karena merasa berhak untuk keinginannya dijawab Allah. Ia lupa bahwa dirinya hanyalah ciptaan dan Allah adalah ‘sang Pencipta’. Hal ini yang menyebabkan orang sulit menundukan diri dan menghormati Allah. Allah hanya diperlakukan seperti ‘kantong ajaib Doraemon’ yang wajib memenuhi keinginannya.

Seiring dengan proses pertumbuhan rohani, kita akan dibawa kepada tahap ‘rela melepaskan hak’ kepada Tuhan. Karena iman kita percaya, bahwa Allah telah merancangkan yang terbaik bagi masa depan kita (Yeremia 29:11; Yesaya 55:8). Pertumbuhan rohani membawa kita lanjut ke tahap ‘dimiliki’ Allah.

2. Dimiliki Allah

Orang yang menyadari bahwa Allah adalah Pencipta-nya, akan rela untuk dimiliki Allah. Hidupnya diberikan kepada sang ‘Tuan’ dan ia merendahkan diri sebagai ‘hamba’. Ia mau menyerahkan haknya dengan suka rela karena mengerti bahwa kalau ia mempertahankan nyawanya, ia justru akan kehilangan hidup yang sebenarnya. Tapi jika ia menyerahkan nyawanya bagi sang ‘Tuan’, ia akan memperolehnya.

Dia akan rela mengerjakan perintah ‘Tuan’nya dengan segenap hati untuk menyenangkanNya. Seluruh hidupnya merupakan pengabdian dan tanggung jawab untuk melayani Allah. Tidak heran bila orang yang dimiliki Allah juga dikenal, dikasihi dan diangkatNya menjadi kepala (baca Yesaya 55:3-5).

3. Tanggung jawab sebagai orang yang memiliki dan dimiliki Allah

Setelah memiliki Allah dan dimiliki Allah, kita mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk memberitakan perbuatan perbuatan Allah yang Ajaib (1 Petrus 2:9). Bila tidak, kita akan kehilangan arah dan fungsi dalam rencana Allah bagi keselamatan seisi dunia.

PENUTUP

Seperti bangsa Israel yang dibawa Allah keluar dari Mesir, tapi tidak mensyukuri identitasnya sebagai bangsa pilihan/milik kepunyaan Allah. Mereka ingin kembali pada kehidupan lama seperti di Mesir, tidak tunduk pada kedaulatan Allah karena merasa sudah merdeka sehingga bebas melakukan sesuka hatinya. Perlu diwaspadai jangan karena dosa, kelalaian dan kesombongan, akhirnya kita berbalik kembali kepada roh-roh dunia yang lemah dan miskin serta memperhambakan diri lagi kepadanya (baca Galatia 4:9).

Mencari Tuhan bukanlah aktifitas sesekali atau kalau lagi butuh, melainkan suatu kebiasaan yang dibentuk secara terus menerus karena hubungan kasih. Bertekunlah dalam iman supaya kita hidup dalam rancanganNya. Kita diselamatkan bukan untuk melakukan agenda pribadi tapi menghadirkan Tuhan bagi keselamatan dunia. Reach ONE to reach Every ONE.

MEMADAMKAN ROH: Tidak Berdoa dan Bersungut-sungut

MEMADAMKAN ROH: Tidak Berdoa dan Bersungut-sungut

“Tetaplah berdoa.” 1 Tesalonika 5:17

Hal lain yang memadamkan Roh Tuhan di dalam diri orang percaya adalah jika kita malas berdoa atau tidak berdoa. Firman Tuhan dengan jelas me-merintahkan kita untuk berdoa, tapi banyak sekali orang Kristen yang ogah-ogahan untuk berdoa, padahal ada dampak yang luar biasa jika kita tekun berdoa, sebab “Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya.” (Yakobus 5:16b).

Dengan berdoa iman kita akan bekerja. Sebaliknya ketika kita tidak berdoa, secara otomatis iman kita tidak akan bekerja secara efektif dan lambat laun iman itu akan mati, sebab “Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati.” (Yakobus 2:17). Orang yang jarang atau tidak berdoa pasti akan mudah kuatir, cemas dan takut menghadapi masalah atau kesulitan karena imannya tidak bekerja secara aktif. Sementara orang yang menjadikan doa sebagai gaya hidup sehari-hari akan berkata, “…hidup kami ini adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat.” (2 Korintus 5:7), sehingga saat masalah datang ia tetap mampu berpikiran positif dan optimis meski doanya belum beroleh jawaban dari Tuhan, karena ia sangat percaya bahwa Tuhan sanggup mengatasi persoalannya, sebesar apa pun itu.

Tidak bisa mengucap syukur alias suka mengeluh, bersungut-sungut dan mengomel seperti yang diperbuat oleh bangsa Israel saat berada di padang gurun adalah sikap yang dapat memadamkan Roh di dalam diri kita. “Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.” (1 Tesalonika 5:18).

Mengucap syukur adalah sebuah tindakan yang tidak memadamkan Roh Tuhan. Mengucap syukur dalam segala hal berarti mampu bersikap dan berpikiran positif di segala situasi. Itulah sebabnya “…semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.” (Filipi 4:8). Saat kita bertekun dalam doa dan hati kita dipenuhi oleh ucapan syukur berarti kita sedang membuka pintu seluas-luasnya kepada Roh Kudus untuk berkarya di dalam kita.

Saat Roh Kudus bekerja dalam kita, kita beroleh kekuatan dan kesanggupan, karena itu jangan padamkan Dia.

Baca: 1 Tesalonika 5:19-22