Author: EM

Home / Articles posted by EM (Page 21)
PENYEMBAHAN YANG TERBAIK (1)

PENYEMBAHAN YANG TERBAIK (1)

“Sambil menangis ia pergi berdiri di belakang Yesus dekat kaki-Nya, lalu membasahi kaki-Nya itu dengan air matanya dan menyekanya dengan rambutnya, kemudian ia mencium kaki-Nya dan meminyakinya dengan minyak wangi itu.” Lukas 7:38

Bila kita teliti, tema utama dari Injil Lukas adalah berbicara tentang keselamatan. Dalam Injil ini kita menemukan catatan-catatan unik yang tidak kita temukan di ketiga Injil lainnya, yaitu mengenai sisi lain dari keselamatan, salah satunya adalah perihal Yesus diurapi oleh perempuan yang berdosa. Lukas mencatat secara detil ungkapan syukur yang tiada tara dari seorang perempuan berdosa yang telah beroleh anugerah keselamatan. Kedatangan Yesus memenuhi undangan orang Farisi dalam perjamuan makan pun menunjukkan bahwa Dia dekat dengan semua orang dari kalangan manapun, tanpa mengenal status sosial seseorang. Sama seperti Injil yang berisikan tentang kabar keselamatan, kabar keselamatan juga diperuntukkan bagi setiap orang tanpa terkecuali.

Di sini ada tiga tokoh utama yaitu Tuhan Yesus, orang Farisi yang bernama Simon dan seorang perempuan berdosa. Lukas tidak menyebutkan siapa nama perempuan tersebut, dia hanya menyebutkan bahwa perempuan itu adalah orang berdosa yang sangat ‘terkenal’, artinya memiliki reputasi yang sangat buruk, semua orang di kota itu mengenalnya. Mendengar bahwa Yesus sedang berada di rumah orang Farisi itu perempuan berdosa itu pun tidak menyia-nyiakan kesempatan yang ada, segeralah ia datang kepada Yesus dengan membawa sebuah buli-buli pualam yang berisikan minyak wangi yang harganya sangat mahal; artinya ia datang kepada Yesus tidak dengan tangan hampa, melainkan membawa yang terbaik yang ia miliki untuk dipersembahkan kepada Yesus tanpa mempedulikan cibiran atau cemoohan orang lain terhadap dirinya yang memiliki kehidupan sangat kelam. Tekadnya hanya satu: bertemu dengan Yesus.

Ayat nas menggambarkan wujud penghormatan yang luar bisa yang ditunjukkan oleh perempuan berdosa itu terhadap Tuhan Yesus, suatu tindakan yang tidak lazim di budaya Yahudi pada jaman itu: membasuh kaki dengan air mata, menyekanya dengan rambut, mencium kaki Yesus dan meminyaki dengan minyak wangi. Perempuan itu datang kepada Yesus dengan totalitas dan penuh kerendahan hati.

Sudahkah kita datang kepada Tuhan Yesus dengan totalitas hidup kita?

Baca: Lukas 7:36-40

Image source: https://archive.org/details/ofimitationofch00np

Latest posts:

PENYEMBAHAN: Penyerahan Diri

PENYEMBAHAN: Penyerahan Diri

“Sebab itu hendaklah dosa jangan berkuasa lagi di dalam tubuhmu yang fana, supaya kamu jangan lagi menuruti keinginannya.” Roma 6:12

Bukanlah perkara mudah memiliki penyerahan diri penuh kepada Tuhan. Secara naluriah manusia lebih suka hidup bebas, tinggal dalam comfort zone, dan tidak berada di bawah kendali atau tekanan pihak luar mana pun. Ketika mendengar kata ‘menyerahkan diri’ kita pun memaknainya dengan konotasi negatif. Terbayang dalam pikiran kita penjahat yang tertangkap aparat dan kemudian diserahkan kepada pihak yang berwajib untuk diadili. Menyerahkan diri kita anggap kekalahan yang mamalukan alias seperti pecundang.

‘Menyerahkan diri’ yang dimaksud adalah wujud respons seseorang yang telah mengalami dan merasakan kasih Tuhan yang besar dalam hidupnya. Ketika kita menyerahkan diri kepada Tuhan bukan berarti kita dalam kondisi pasrah secara pasif (karena sedang mengalami jalan buntu), tetapi berbicara tentang kerelaan kita mengorbankan seluruh hidup untuk dibentuk Tuhan dan mempercayai-Nya sebagai pemegang kendali hidup kita. Jadi, percaya adalah unsur yang sangat diperlukan seseorang untuk berserah diri. Hal ini akan semakin mudah apabila kita menyadari akan kasih Tuhan yang unconditional (tanpa syarat) itu, di mana “…Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa.” (Roma 5:8). Menyerahkan diri kepada Tuhan berbicara tentang harga yang harus kita bayar, yaitu bersedia menaati perintah-perintah-Nya, tunduk kepada kehendak-Nya dengan menyalibkan keinginan-keinginan tubuh alias menolak menyerahkan anggota-anggota tubuh kita kepada dosa, melainkan mempersembahkannya kepada Tuhan untuk dipakai sebagai senjata kebenaran.

Tuhan Yesus adalah teladan terbesar dan terutama dari penyerahan diri. Dia menyerahkan diri secara penuh kepada Bapa dengan berkata, “Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki.” (Matius 26:39). Inilah penyembahan yang menyenangkan hati Bapa!

Harga sebuah penyembahan yang berkenan kepada Tuhan adalah sebuah penyerahan diri!

Baca: Roma 6:12-14

Latest posts:

PENYEMBAHAN: Persembahan Hidup

PENYEMBAHAN: Persembahan Hidup

“Di sini sudah ada api dan kayu, tetapi di manakah anak domba untuk korban bakaran itu?” Kejadian 22:7

Malaikat dari penyembahan yang berkenan kepada Tuhan adalah mempersembahkan diri sebagai korban. Inilah standar yang ditetapkan Tuhan! Artinya tanpa mempersembahkan atau menjadikan diri kita sebagai korban maka penyembahan kepada Tuhan akan menjadi sia-sia dan tidak mungkin berkenan kepada-Nya.

Abraham yang rela mempersembahkan Ishak, anak semata wayangnya. “Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu.”

(Kejadian 22:2). Abraham membawa korban yang terbaik dalam hidupnya sebagai persembahan kepada Tuhan. Korban atau persembahan yang terbaik di hadapan Tuhan adalah ketika kita mempersembahkan hidup kita sebagai persembahan yang hidup, kudus dan yang berkenan kepada-Nya.
Pada zaman Perjanjian Lama tugas seorang imam dalam penyelenggaraan sebuah ibadah adalah menjaga supaya api di atas mezbah Tuhan tetap dalam keadaan menyala. Agar api bisa menyala terus-menerus, di atas mezbah harus selalu ada yang dipersembahkan atau dikorbankan. Begitu pula keberadaan orang percaya adalah imam-imam Tuhan yang telah dipanggil dan diutus melayani Dia, karena itu kita juga harus mempersembahkan korban di atas mezbah Tuhan yaitu dengan mempersembahkan tubuh dan segenap kehidupan kita. Bagaimana caranya? Mari bertekad memisahkan diri dari dunia dan tidak lagi menjadi serupa dengan dunia, dengan jalan berkomitmen untuk mati terhadap dosa sehingga tubuh kita benar-benar layak menjadi persembahan yang hidup, kudus dan yang berkenan kepada Tuhan. “Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!” (1 Korintus 6:20).

Inilah penyembahan yang berkenan dan menyenangkan hati Tuhan, di mana kita mempersembahkan keberadaan kita secara total untuk melayani Dia dan menjadi alat kemuliaan-Nya, karena Tuhan telah lebih dulu berkorban bagi kita.

“Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia,”
2 Korintus 5:15

Baca: Kejadian 22:1-19

Latest posts:

PENYEMBAHAN: Sepenuhnya Tentang Yesus

PENYEMBAHAN: Sepenuhnya Tentang Yesus

“Siapa gerangan ada padaku di sorga selain Engkau? Selain Engkau tidak ada yang kuingini di bumi.” Mazmur 73:25

Mengapa penyembahan sepenuhnya tentang Yesus? Karena Dia telah menyelamatkan dan menebus dosa kita. “Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat.” (1 Petrus 1:18-19). Kita dapat menyembah Tuhan dengan sungguh hanya bila kita menyadari kebesaran-Nya, kebaikan-Nya dan segala hal yang telah dikerjakan-Nya bagi kita. Dengan demikian penyembahan merupakan suatu tanggapan dari hati yang mengungkapkan sukacita, ucapan syukur dan kerinduan bersekutu dengan Tuhan. Karena itu ijinkan Ia menjadi Raja atas hidup kita, berotoritas penuh memerintah dan bertahta di hati kita.

Bagaimana seharusnya kita menyembah? “Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian. Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran;” (Yohanes 4:22-23). Tuhan itu Roh, karena itu kita harus menyembah Dia dalam roh dan kebenaran, bukan dalam daging dan dalam keadaan tidak benar. Menyembah dalam roh artinya menghampiri Tuhan dengan hati yang sungguh dan roh yang benar-benar diarahkan dan kendalikan Roh Kudus; dan karena Tuhan adalah kebenaran, maka mutlak bagi kita yang menyembah-Nya benar-benar diarahkan dan dikendalikan Roh Kudus; dan karena Tuhan adalah kebenaran, maka mutlak bagi kita yang menyembah-Nya benar-benar dalam posisi hidup benar dan berkenan kepada Tuhan.

Ketika bangsa Israel berada dalam perbudakan di Mesir Tuhan mengutus Musa membawa mereka ke luar dari Mesir, sebab Tuhan ingin umat-Nya itu beribadah dan menyembah kepada-Nya secara bebas. Tuhan pun menginginkan kita menyembah Dia dengan kebebasan dan kemerdekaan, tidak dalam keadaan terbelenggu dosa. Melalui karya-Nya di kayu salib Ia sudah melepaskan dan memerdekakan kita dari dosa dan Iblis.

Kita harus menyembah Tuhan dalam roh dan kebenaran karena Dia telah membebaskan kita dari dosa.

Baca: Mazmur 73:25-28

Latest posts:

DIRANCANG UNTUK MENYEMBAH

DIRANCANG UNTUK MENYEMBAH

“Baiklah semuanya memuji nama TUHAN, sebab Dia memberi perintah, maka semuanya tercipta.” Mazmur 148:5

Sejak dari semula manusia dicipta dan dirancang Tuhan untuk menyembah Dia, karena itu secara naluriah manusia memiliki kecenderungan untuk menyembah sesuatu. Sayang, tidak semua manusia menyembah Tuhan, malah menyembah obyek yang salah: menyembah dewa-dewa, patung, binatang, pohon, gunung, batu, kuburan, matahari dan sebagainya. Padahal tiada lain yang layak disembah selain daripada Tuhan. Adapun arti dari penyembahan (proskuneo) adalah sikap tubuh yang menyembah sampai ke tanah yang menunjukkan suatu penghormatan, pengaguman dan kasih kepada Tuhan.

Penyembahan itu tidak berbicara tentang bakat atau talenta seseorang dalam hal bernyanyi. Mungkin ada orang Kristen yang berkata, “Suaraku tidak bagus, karena itu aku tidak bisa menyembah Tuhan; karena aku seorang penyanyi yang sudah menghasilkan album rohani maka aku harus banyak menyembah Tuhan; karena dipercaya melayani sebagai worship leader dan singer digereja, maka aku harus meluangkan banyak waktu untuk menyembah Tuhan.” Jika kita memandang penyembahan itu hanyalah sebuah bakat atau talenta semata maka penyembahan kita tidak akan bertahan lama. Perlu digarisbawahi di sini bahwa penyembahan itu adalah sepenuhnya tentang Tuhan. Jika kita menyadari akan hal ini maka kita akan menjadikan penyembahan itu sebagai gaya hidup, di mana kita akan menyembah Tuhan di segala keadaan: baik itu susah dan senang, saat baik atau buruk, kondisi sehat maupun sakit, berhasil atau gagal, keberkatan atau krisis, atau saat ditinggalkan oleh orang yang kita kasihi sekalipun.

Penyembahan yang benar kepada Tuhan tidak terbatas pada ruang dan waktu, atau saat menghadiri ibadah di gereja atau persekutuan saja, tapi di mana pun kita berada dan kapan pun itu, karena kita tahu bahwa penyembahan adalah sepenuhnya untuk Tuhan, bukan untuk manusia; Dialah yang menjadi alasan utama kita untuk tetap menyembah.

Inilah yang sedang Tuhan cari: hati manusia yang dengan kerinduan dan kesadaran penuh datang menyembah Dia, bukan karena tradisi atau liturgi belaka.

Baca: Mazmur 148:1-14

Latest posts:

HIDUP TANPA KEPAHITAN (2)

HIDUP TANPA KEPAHITAN (2)

“…hatiku merasa pahit dan buah pinggangku menusuk-nusuk rasanya,” Mazmur 73:21

Jika kita menyadari bahwa dalam menjalani hidup ini kita tidak sendiri, maka seberat apa pun masalah, kesesakan, atau penderitaan tidak akan memahitkan hati kita. Kita harus selalu ingat bahwa ada pribadi yang tidak pernah membiarkan dan meninggalkan kita yaitu Tuhan Yesus. Janji-janji-Nya kepada kita, “Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau.” (Ibrani 13:5b).

Inilah yang seharusnya menguatkan dan menghibur kita! Kita tidak perlu takut dan kuatir bahwa Tuhan akan meninggalkan atau membiarkan kita, “Sebab itu dengan yakin kita dapat berkata: ‘Tuhan adalah Penolongku. Aku tidak akan takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku?'” (Ibrani 13:6). Karena itu bangunlah persekutuan yang karib dengan Tuhan setiap hari. Saat kita tinggal di dalam hadirat-Nya kita akan selalu diingatkan bahwa Tuhan selalu ada di pihak kita dan menyertai kita, bahkan penyertaan-Nya atas kita sampai kesudahan zaman (baca Matius 28:20). “Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan,” (Ibrani 12:2). Percayalah bahwa pencobaan-pencobaan yang kita alami adalah pencobaan biasa yang tidak melebihi kekuatan kita, dan pada saat yang tepat Tuhan pasti memberikan jalan keluar yang terbaik (baca 1 Korintus 10:13). Seringkali ketika situasi-situasi di sekitar kita tampak begitu buruk dan tidak sesuai harapan, arah mata kita semata-mata tertuju kepada masalah, bukan kepada Tuhan dan janji firman-Nya, sehingga hari-hari kita pun dipenuhi kepahitan.

Kepahitan sama sekali tidak membawa dampak positif dalam hidup kita, sebaliknya, ia hanya akan merusak dan menghancurkan. Selama kita hidup dalam kepahitan berarti kita belum sepenuhnya hidup sebagai ‘manusia baru’ melainkan masih mengenakan ‘manusia lama’. Bukankah setiap orang yang ada di dalam Kristus adalah ciptaan baru? (baca 2 Korintus 5:17). Oleh karena itu mari kita buang segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian, dan fitnah dan juga segala kejahatan (baca Efesus 4:31). Saat kita membuang segala kepahitan, kita akan mendapatkan sukacita, damai dan hal-hal baik lainnya.

Hidup kita terlalu berharga bila diisi dengan kepahitan hati!

Baca: Mazmur 73:1-24

Latest posts:

HIDUP TANPA KEPAHITAN (1)

HIDUP TANPA KEPAHITAN (1)

“Lalu dengan kejam orang Mesir memaksa orang Israel bekerja, dan memahitkan hidup mereka dengan pekerjaan yang berat, yaitu mengerjakan tanah liat dan batu bata, dan berbagai-bagai pekerjaan di padang, ya segala pekerjaan yang dengan kejam dipaksakan orang Mesir kepada mereka itu.” Keluaran 1:13-14

Dari pembacaan firman hari ini dinyatakan bahwa Iblis memakai Firaun untuk ‘memahitkan’ hati bangsa Israel dengan pekerjaan yang berat dan kejam. Kekejaman orang-orang Mesir membuat bangsa Israel mengalami kepahitan yang luar biasa. Bangsa Israel adalah contoh nyata dampak buruk yang ditimbulkan oleh rasa pahit yang terpendam bertahun-tahun di dalam hati. Perlakuan kejam bangsa Mesir benar-benar menorehkan luka mendalam di hati mereka

Kepahitan itu bisa digambarkan seperti sebuah akar. Akar tidak bisa dilihat karena berada jauh di dalam tanah, tapi kita dapat merasakan dan melihatnya dari buah yang dihasilkannya. Akar yang pahit menghasilkan buah yang pahit juga. “Karena yang diucapkan mulut meluap dari hati. Orang yang baik mengeluarkan hal-hal yang baik dari perbendaharaannya yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan hal-hal yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat.” (Matius 12:34b-35). Karena itu kita harus bisa menjaga kondisi hati kita. “Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.” (Amsal 4:23). Karena hatinya teramat pahit, bangsa Israel pun menunjukkan sikap yang memberontak kepada Tuhan.

Bagaimana supaya terbebas dari kepahitan hati? Semua tergantung bagaimana kita menyikapi setiap permasalahan yang terjadi. “Sebab seperti orang yang membuat perhitungan dalam dirinya sendiri demikianlah ia.” (Amsal 23:7a). Kita harus membuat suatu tindakan nyata untuk melepaskan diri dari belenggu kepahitan itu. “Jagalah supaya jangan ada seorangpun menjauhkan diri dari kasih karunia Allah, agar jangan tumbuh akar yang pahit…” (Ibrani 12:15). Akar pahit akan semakin tumbuh subur apabila kita hidup jauh dari kasih karunia Tuhan. Hanya oleh kasih karunia Tuhanlah kita dituntun kepada kehidupan yang terbebas dari kepahitan. Maka dari itu bukalah hati dan ijinkan Roh Kudus memimpin langkah hidup kita.

Jika senantiasa dipimpin Roh Kudus, hati kita akan terbebas dari kepahitan!

Baca: Keluaran 1:1-22

Latest posts:

ALLAH MEMULIHKAN DAN MENYEMBUHKAN

ALLAH MEMULIHKAN DAN MENYEMBUHKAN

“dan umat-Ku, yang atasnya nama-Ku disebut, merendahkan diri, berdoa dan mencari wajah-Ku, lalu berbalik dari jalan-jalannya yang jahat, maka Aku akan mendengar dari sorga dan mengampuni dosa mereka, serta memulihkan negeri mereka.” (2 Tawarikh 7:14)

 PENDAHULUAN

Tanda-tanda kedatangan Kristus dan tanda kesudahan dunia seperti yang ditulis dalam Matius 24:3-12 sedang digenapi. Dunia sedang dihantam oleh berbagai krisis global, bencana alam, perang, kebrobrokan moral, dsb.  Agar bangsa-bangsa khususnya USA mengalami lawatan Tuhan, maka yang harus dipulihkan lebih dulu adalah kita, orang percaya.

ISI

“Bilamana Aku menutup langit, sehingga tidak ada hujan, dan bilamana Aku menyuruh belalang memakan habis hasil bumi, dan bilamana Aku melepaskan penyakit sampar di antara umat-Ku, dan umat-Ku, yang atasnya nama-Ku disebut, merendahkan diri, berdoa dan mencari wajah-Ku, lalu berbalik dari jalan-jalannya yang jahat, maka Aku akan mendengar dari sorga dan mengampuni dosa mereka, serta memulihkan negeri mereka.” (2 Taw. 7:13-14).

Pemulihan harus didahului dengan pertobatan. Pemulihan suatu bangsa tidak akan terjadi dengan dikeluarkannya undang-undang baru, atau dengan terpilihnya partai tertentu untuk duduk dalam pemerintahan. Pemulihan tidak terjadi dengan hadirnya orang-orang pandai/hebat yang memberikan karya terbaik mereka. Pemulihan hanya terjadi jika orang percaya mengaku dosanya, berdoa, mencari wajah Tuhan dan sungguh-sungguh bertobat. Tuhan bukan hanya memulihkan hidup kita, tapi juga kota dan bangsa di mana kita tinggal.

Karena sekarang telah tiba saatnya penghakiman dimulai, dan pada rumah Allah sendiri yang harus pertama-tama dihakimi. (1 Pet. 4:17a).

Dua hal yang menjadi kunci terjadinya pemulihan dan kesembuhan adalah :

1. Kerendahan hati.

Merendahkan hati di hadapan Tuhan adalah sikap hati yang hormat dan takut akan Tuhan serta tunduk pada otoritas dan perintah-Nya. Sadar bahwa di luar Kristus, kita tidak bisa berbuat apa-apa,  tidak memiliki apa-apa, dan tidak tahu apa-apa. Kerendahan hati memiliki sifat lemah lembut, artinya mudah dikoreksi dan dibentuk (menyangkal diri dan pikul salib). Orang yang rendah hati bisa menerima kenyataan dengan ucapan syukur tanpa harus menyalahkan Tuhan atau orang lain.

Merendahkan hati di hadapan sesama manusia adalah sikap saling mengedepankan kepentingan orang lain/bersama, tidak mencari kepentingan diri sendiri atau pujian yang sia-sia (Filipi 2:3; Ef. 2:3-4). Tidak saling menuntut tapi saling melayani; tidak saling menyalahkan tapi saling mengaku dosa dan mengampuni.

Kerendahan hati bukanlah suatu kelemahan melainkan kekuatan. Orang yang rendah hati tidak perlu menyangkali talenta, karunia dan potensi yang dimilikinya. Dia mengerti bahwa itu harus digunakan untuk melayani kehendak Tuhan dan kepentingan sesama. Pride is about my glory; humility is about God’s glory.

Waspadai bentuk kesombongan yang berwajah kerendahan hati (kerendahan hati palsu), misalnya mengasihani diri sendiri, rendah diri, kecewa terhadap diri sendiri, dsb. “Humility is not thinking less of yourself, it’s thinking of yourself less.” (C.S. Lewis)

Sering kali kita tidak menyadari kesombongan diri karena memang hanya Roh Kudus yang bisa menyingkapkannya bagi kita. Jika Roh Kudus sudah menyingkapkan kesombongan kita, jangan cari pembenaran diri/berdalih tapi belajarlah meresponi teguranNya dengan kerendahan hati dan kejujuran.

2. Pertobatan

Dalam bahasa Yunani pertobatan adalah metanoia. Meta berarti berbalik, berubah secara mutlak. Noia berarti akal budi atau pikiran. Pertobatan bukanlah sekedar kata-kata penyesalan di mulut lalu minta ampun kepada Tuhan. Pertobatan adalah menyadari dan mengakui dosa/kesalahan kita, lalu berbalik kepada Tuhan dengan menyeleraskan pola pikir, akal budi, sikap hati dan cara hidup sesuai dengan perintahNya.  Manusia lama ditanggalkan, manusia baru dikenakan dengan cara membarui roh dan pikiran sesuai dengan firman Tuhan.

Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang. (2 Korintus 5:17)

“yaitu bahwa kamu, berhubung dengan kehidupan kamu yang dahulu, harus menanggalkan manusia lama, yang menemui kebinasaannya oleh nafsunya yang menyesatkan, supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu, dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya.” (Efesus 4:22-24).

PENUTUP

Kesombongan membuat kita tidak bisa datang kepada Tuhan dengan kerendahan hati dan ucapan syukur. Kesombongan membuat kita tidak bisa melihat kesalahan sendiri (tidak bisa bertobat) dan menghalangi terjadinya pemulihan/kesembuhan. Kesombongan mendahului kejatuhan, kesombongan membuat kita tetap hidup  dalam ikatan; kesombongan membuat kita semakin jauh dari berkat.

Hari-hari ini, Api Roh Kudus sedang turun atas orang percaya untuk membersihkan, memurnikan dan menyatakan kemuliaan Tuhan yang semakin besar. Oleh sebab itu buang kesombongan dan gengsi; belajarlah merendahkan hati dan hidup dalam pertobatan agar mengalami berkat pemulihan/kesembuhan – baik di hidup kita, maupun kota dan bangsa tempat kita tinggal.

Latest posts:

KEPAHITAN HATI

KEPAHITAN HATI

“Aku telah bosan hidup, aku hendak melampiaskan keluhanku, aku hendak berbicara dalam kepahitan jiwaku.” Ayub 10:1

Beberapa waktu yang lalu salah satu surat kabar harian nasional mengupas tentang kepahitan hati yang dirasakan oleh kurang lebih 61 juta anak di negeri Cina. Mereka disebutnya sebagai generasi yang patah hati. Kepahitan hati anak-anak negeri Tirai Bambu ini timbul karena merasa diabaikan dan tidak lagi diperhatikan oleh orangtua atau keluarga mereka sendiri. Karena desakan ekonomi, para orangtua memilih untuk meninggalkan anak-anaknya di kampung halaman mereka, pergi ke kota demi memburu Yuan sehingga menimbulkan kepahitan mendalam dalam diri anak-anak. Mereka merasa tertolak dan disia-siakan oleh orangtuanya. Hati mereka menjadi sangat pahit dan merana, bahkan tidak sedikit yang menjadi korban pelecehan orang lain karena kurangnya perlindungan dan pengawasan dari orang tua.

Ayub adalah orang yang “…saleh dan jujur; ia takut akan Allah dan menjauhi kejahatan.” (Ayub 1:1), namun bukan berarti ia terbebas dari masalah dan penderitaan, justru harus mengalami ujian yang sangat berat. Beratnya penderitaan yang dialami sampai-sampai membuatnya putus asa dan menyerah pada keadaan. Ia merasa telah diperlakukan Tuhan secara tidak adil. Ia pun mencurahkan dan melampiaskan keluh kesah dan kepahitan hatinya kepada Tuhan, “Mengapa Engkau menyebabkan aku keluar dari kandungan? Lebih baik aku binasa, sebelum orang melihat aku!” (Ayub 10:18). Menurut penelitian, 70% orang yang mengalami kepahitan hati memiliki kecenderungan untuk melampiaskannya dengan kemarahan.
Sungguh, kepahitan adalah salah satu penyakit rohani yang sangat berbahaya! Apabila kepahitan hati ini terus dibiarkan ia akan seperti kanker yang dapat menggerogoti tubuh manusia: merusak kehidupan rumah tangga, memporakporandakan karir, membuat orang mudah
jatuh sakit, putus asa dan bahkan bisa mendorong orang untuk melakukan perbuatan nekat yaitu bunuh diri.

Kepahitan adalah salah satu senjata yang dipakai Iblis untuk menghancurkan kehidupan manusia, karena Iblis datang untuk mencuri, membunuh dan membinasakan (baca Yohanes 10:10a).

Baca: Ayub 10:1-22

Latest posts:

PEMBEBASAN TUHAN: Jalan Keluar Atas Masalah

PEMBEBASAN TUHAN: Jalan Keluar Atas Masalah

“Kemalangan orang benar banyak, tetapi TUHAN melepaskan dia dari semuanya itu;” Mazmur 34:20

Pembebasan lain yang dikerjakan Tuhan bagi umat-Nya adalah membebaskan dari segala kesesakan dan penderitaan, artinya selalu ada jalan keluar untuk setiap masalah dan kesesakan yang kita alami. Maka dari itu saat dalam masalah jangan sekali-kali menjauhkan diri dari Tuhan, apalagi sampai meninggalkan Dia. Kita harus lebih lagi mencari wajah Tuhan, karena semakin kita melangkah jauh dari Tuhan semakin jauhlah kita dari tangan-Nya yang kuat, sehingga kita semakin tidak punya kekuatan menghadapi masalah. Sebaliknya jika kita tinggal dekat Tuhan ada jaminan perlindungan. “TUHAN menetapkan langkah-langkah orang yang hidupnya berkenan kepada-Nya; apabila ia jatuh, tidaklah sampai tergeletak, sebab TUHAN menopang tangannya.” (Mazmur 37:23-24). Sehelai rambut pun tidak akan jatuh tanpa sepengetahuan Tuhan (baca Matius 10:30).

Ketika para rasul (utusan Tuhan) ditangkap oleh Imam Besar dan orang-orang Saduki yang membencinya dan dimasukkan ke dalam penjara kota, tiba-tiba “…waktu malam seorang malaikat Tuhan membuka pintu-pintu penjara itu dan membawa mereka ke luar, katanya: Pergilah, berdirilah di Bait Allah dan beritakanlah seluruh firman hidup itu kepada orang banyak.” Tuhan mengutus malaikat-Nya untuk membebaskan rasul-rasul itu dengan cara-Nya yang ajaib, “…sebab malaikat-malaikat-Nya akan diperintahkan-Nya kepadamu untuk menjaga engkau di segala jalanmu.” (Mazmur 91:11). Sangat jelas bahwa Tuhan memiliki banyak cara untuk membebaskan, melepaskan dan meluputkan umat-Nya dari segala bentuk kesukaran, ujian dan pergumulan yang ada. Salah satu caranya adalah mengirimkan para malaikat-Nya untuk menjaga di segala jalan kita. Malaikat-malaikat diutus Tuhan untuk melayani umat yang memerlukan pertolongan-Nya. Janji perlindungan Tuhan pun benar-benar terbukti.
Andalkan Tuhan dan libatkan Dia di segala aspek hidup ini, “…janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri.” (Amsal 3:5), maka pada saat yang tepat Tuhan akan bertindak menolong kita dan meluputkan kita dari kesukaran.

“Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.” Filipi 4:13

Baca: Mazmur 34:16-23

Latest posts: