Devotional Blog

Home / Archive by category "Devotional Blog" (Page 9)
DORONGAN ROH KUDUS

DORONGAN ROH KUDUS

“Pada malam harinya tampaklah oleh Paulus suatu penglihatan: ada seorang Makedonia berdiri di situ dan berseru kepadanya, katanya: “Menyeberanglah ke mari dan tolonglah kami!” Kisah 16:9

Tidak dapat dipungkiri bahwa dosa selalu atraktif untuk semua orang karena dapat memuaskan nafsu fisik dan menjanjikan banyak sekali kesenangan. Itulah sebabnya banyak orang cenderung memilih berkompromi dengan dosa karena sangat menyenangkan daging. Sebaliknya, hidup menurut dorongan Roh Kudus adalah perkara yang sangat tidak enak, dibutuhkan pengorbanan besar karena sakit secara daging. Namun, suka atau tidak suka, mau tidak mau, hidup menurut kehendak Roh Kudus adalah hal yang mutlak bagi setiap orang percaya, “…hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging.” (Galatia 5:16).

Sesungguhnya setiap saat Roh Kudus mendorong kita melakukan segala hal yang selaras dengan firman Tuhan, tapi acapkali kita tidak menyadarinya atau bahkan kita dengan sengaja mengeraskan hati dan tidak menghiraukan suara-Nya. Maka dibutuhkan komitmen dan keberanian untuk mematahkan segala keinginan hawa nafsu dan kedagingan kita, lalu tunduk mengikuti kemana pun Roh Kudus. Yang pasti Roh Kudus akan membimbing, mengarahkan dan membentuk kita menjadi pribadi-pribadi yang taat. “Angin bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi.

Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh.” (Yohanes 3:8). Orang yang hidupnya dipimpin Roh Kudus akan merasakan tiupan angin yang adalah lambang Roh Kudus, dan angin itu akan mendorong kita melangkah kepada satu tujuan. Dorongan Roh Kudus bisa berupa visi, nubuatan, penglihatan dan kata hati. Paulus mendapatkan penglihatan bahwa ada seorang makedonia yang sedang berdiri di hadapannya dan berseru, “Menyeberanglah ke mari dan tolonglah kami!” (ayat nas). Sebelum itu Roh Kudus mencegahnya memberitakan Injil di Asia dan tidak mengijinkan masuk ke daerah Bitinia.

Paulus pun peka akan Roh Kudus sehingga ia bergegas mencari kesempatan pergi ke Makedonia dan memberitakan Injil di situ. Dorongan Roh Kudus hanya dirasakan oleh orang yang punya kepekaan rohani!

Baca: Kisah Para Rasul 16:4-12

Latest posts:

TUHAN SANGGUP MENYEDIAKAN

TUHAN SANGGUP MENYEDIAKAN

“Salomo dalam segala kemegahannyapun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu.” Matius 6:29

Saat bangun dari tidur seringkali pikiran kita langsung dipenuhi kekuatiran dan kecemasan tentang apa yang hendak kita makan, minum dan pakai. Selama kita terus kuatir berarti kita belum percaya sepenuhnya kepada Tuhan. Belajarlah dari Ayub: “Karena yang kutakutkan, itulah yang menimpa aku, dan yang kucemaskan, itulah yang mendatangi aku. Aku tidak mendapat ketenangan dan ketenteraman; aku tidak mendapat istirahat, tetapi kegelisahanlah yang timbul.” (Ayub 3:25-26).

Berhentilah untuk kuatir dan cemas! Tuhan memerintahkan kita untuk tidak kuatir dan cemas tentang kebutuhan hidup kita karena sesungguhnya Tuhan tahu persis apa yang kita butuhkan. Jika Tuhan begitu bermurah hati memelihara burung-burung di udara, “…yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung,” (Matius 6:26), serta mendandani bunga bakung di ladang, “…yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal,” (Matius 6:28), bukankah keberadaan kita ini lebih berharga di mata Tuhan? Tuhan sendiri menegaskan, “Oleh karena engkau berharga di mata-Ku dan mulia, dan Aku ini mengasihi engkau,” (Yesaya 43:4).

Salomo saja dalam segala kemegahannya pun tidak berpakaian seindah dari salah satu bunga bakung. Padahal Salomo adalah seorang raja yang
sangat kaya raya, “Raja Salomo melebihi semua raja di bumi dalam hal kekayaan dan hikmat.” (1 Raja-Raja 10:23). Pernyataan “Ia akan terlebih lagi mendandani kamu,” (Matius 6:30) merupakan janji Tuhan kepada anak-anak-Nya yang hidup di zaman yang penuh dengan problema ini; Tuhan akan bertanggung jawab penuh atas kehidupan orangorang yang punya penyerahan diri penuh kepada-Nya.

Tuhan adalah Jehovah Jireh, penyedia bagi kita. Mengutamakan Tuhan berarti menjadi pelaku firman, memiliki kehidupan yang sesuai dengan standar kerajaan Allah. Sebagai orang percaya, sesungguhnya kewargaan kita adalah dalam sorga (baca Filipi 3:20). Adalah wajar jika kita pun dituntut mengutamakan perkara-perkara yang di atas.

“Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia.” 1 Korintus 2:9

Baca: Matius 6:25-34

Latest posts:

MEMPRIORITASKAN TUHAN

MEMPRIORITASKAN TUHAN

“Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.” Matius 6:33

Banyak orang Kristen bertanya-tanya dalam hati, “Kalau kita mengikut Tuhan, katanya hidup kita akan diberkati, apa saja dibuat-Nya berhasil, semua usaha akan lancar dan kita akan terbebas dari masalah. Namun mengapa tidak demikian?” Adalah benar bila hidup di dalam Tuhan itu selalu ada berkat, perlindungan dan juga jaminan pemeliharaan karena ada penyertaan Tuhan di setiap langkah hidup kita. Inilah janji Tuhan, “Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau.” (Ibrani 13:5b). Tapi adakalanya dalam perjalanan hidup ini kita diperhadapkan dengan jalan yang berbatu, penuh cadas dan mendaki, ada masalah dan juga ujian. Namun yakinlah bahwa semuanya adalah bagian dari proses yang harus kita jalani. “Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu.” (1 Korintus 10:13b). Tuhan selalu buka jalan saat tiada jalan, tangan-Nya selalu menopang kita saat jatuh sehingga kita tidak sampai tergeletak (baca Mazmur 37:24).

Agar janji berkat pertolongan, pemeliharaan dan pembelaan Tuhan benar-benar digenapi dalam hidup ini ada harga yang harus kita bayar,
yaitu “…carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.” (ayat nas). Kata mencari menunjuk kepada usaha yang dilakukan dengan sungguh dan secara terus-menerus sampai mendapatkan sesuatu. Artinya kita harus menempatkan Tuhan Yesus sebagai yang terutama dalam hidup ini; mengejar perkara-perkara rohani lebih daripada perkara-perkara yang ada di dunia. Rasul Paulus pun menasihati, “…carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah. Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi.” (Kolose 3:1-2). Melalui pertolongan Roh Kudus kita berusaha menaati perintah Tuhan. Jika kita melakukan apa yang diperintahkan Tuhan ini, tidak ada alasan bagi kita untuk merasa kuatir dan cemas akan kebutuhan kita sebab semuanya pasti akan disediakan Tuhan.

Sudahkah kita memperhatikan jam-jam doa, menyediakan waktu untuk membaca dan merenungkan firman-Nya, tekun beribadah serta melayani Dia sepenuh hati? Bila kita belum melakukan itu artinya kita belum memprioritaskan Tuhan.

Baca: Matius 6:25-34

Latest posts:

PERSEMBAHAN YANG BERKENAN (2)

PERSEMBAHAN YANG BERKENAN (2)

“Karena iman Habel telah mempersembahkan kepada Allah korban yang lebih baik dari pada korban Kain.” Ibrani 11:4a

Selain melihat pribadi dari si pemberi persembahan, Tuhan juga sangat memperhatikan motivasi hati. Persembahan Kain ditolak oleh Tuhan karena persembahannya tidak sesuai dengan kehendak-Nya. Alkitab mencatat bahwa Kain mempersembahkan sebagian dari hasil tanahnya, artinya ia memberi sekedarnya, tidak memberi yang terbaik dan tidak dengan sepenuh hati. Berbeda dengan Habel yang mempersembahkan ‘anak sulung’ dari kambing dombanya. Dalam hal ini Habel memberi yang terbaik dari yang dimilikinya; ia tidak memberi secara asal, melainkan mempersembahkan domba-domba yang terpilih yaitu yang sulung dan gemuk. Mempersembahkan yang sulung sebagai bukti bahwa ia sangat menghargai dan menghormati Tuhan.

Setelah persembahannya ditolak Tuhan Kain menjadi marah, panas hati dan mukanya menjadi muram. Reaksi kemarahan adalah tanda ketidakmurnian hati Kain saat memberi. Ia memberi dengan harapan beroleh suatu balasan, baik itu berupa pujian atau sanjungan dari orang lain; dan sikap hati yang salah inilah akhirnya mendorong Kain untuk melakukan perbuatan jahat yaitu tega membunuh Habel, yang adalah adik kandungnya sendiri; sementara, Habel memberikan persembahan kepada Tuhan dengan motivasi yang benar-benar tulus. Kerelaan hati dan kasihnya yang besar kepada Tuhan menjadi dasar baginya untuk memberikan yang terbaik. Inilah tindakan iman! Habel memberi bukan menurut kehendak sendiri, tapi memberi sesuai standar yang diinginkan Tuhan. “…tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia.” (Ibrani 11:6).

Segala sesuatu yang kita kerjakan dan perbuat untuk Tuhan (ibadah, pelayanan dan memberi persembahan) haruslah dilandaskan kepada iman yang benar kepada Tuhan. “…iman bekerjasama dengan perbuatan-perbuatan dan oleh perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna.” (Yak 2:22). Persembahan harus dilandaskan pada motivasi yang benar dan dengan iman, yang olehnya kita akan selalu memberi yang terbaik bagi Tuhan!

Baca: Ibrani 11:4

Latest posts:

PERSEMBAHAN YANG BERKENAN (1)

PERSEMBAHAN YANG BERKENAN (1)

“Habel juga mempersembahkan korban persembahan dari anak sulung kambing dombanya, yakni lemak-lemaknya; maka TUHAN mengindahkan Habel dan korban persembahannya itu,” Kejadian 4:4

Setiap kita pasti punya kerinduan yang sama yaitu apa pun yang kita kerjakan (ibadah, pelayanan) dan juga persembahan yang kita bawa
kepada Tuhan itu sesuai dengan kemauan Tuhan, diterima oleh-Nya. Kita pasti tidak berharap bahwa persembahan kita (waktu, tenaga, pikiran, bahkan materi) yang kita berikan kepada Tuhan menjadi sia-sia, ditolak dan diabaikan Tuhan. Kain dan Habel sama-sama memberikan korban persembahan kepada Tuhan. “…Kain mempersembahkan sebagian dari hasil tanah itu kepada TUHAN sebagai korban persembahan; Habel juga mempersembahkan korban persembahan dari anak sulung kambing dombanya,” (Kejadian 4:3-4).

Alkitab menyatakan bahwa Tuhan mengindahkan persembahan Habel, namun tidak persembahan Kain. Mengapa? Kalau kita teliti lebih dalam, Tuhan terlebih dahulu memperhatikan pribadi, setelah itu baru persembahannya. Dikatakan, “…TUHAN mengindahkan Habel dan korban persembahannya itu, tetapi Kain dan korban persembahannya tidak diindahkan-Nya.” (Kejadian 4:4-5). Artinya, siapa yang memberikan persembahan itu menjadi perhatian utama Tuhan dan jauh lebih penting dari persembahan itu sendiri, “…sebab TUHAN menyelidiki segala hati dan mengerti segala niat dan cita-cita. Jika engkau mencari Dia, maka Ia berkenan ditemui olehmu, tetapi jika engkau meninggalkan Dia maka Ia akan membuang engkau untuk selamanya.” (1 Tawarikh 28:9). Dalam memberikan persembahan kepada Tuhan, kita harus terlebih dahulu dalam kondisi benar dan memiliki kehidupan yang layak di hadapan Tuhan. Jangan pernah berpikir bahwa Tuhan bisa kita sogok atau suap dengan persembahan kita, sementara kita sendiri hidup dalam ketidaktaatan.

Jangan bangga dahulu jika kita merasa telah memberikan persembahan bagi pekerjaan Tuhan atau bahkan menjadi donatur gereja bila hal itu semata-mata untuk menutupi dosa-dosa kita. Ketaatan seseorang adalah hal utama yang akan menentukan apakah persembahan itu berkenan kepada Tuhan atau tidak!

Baca: Kejadian 4:1-16

Latest posts:

IBADAH: Sesuai Standar Tuhan

IBADAH: Sesuai Standar Tuhan

“…selain dari takut akan TUHAN, Allahmu, hidup menurut segala jalan yang ditunjukkan-Nya, mengasihi Dia, beribadah kepada TUHAN,
Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu,” Ulangan 10:12

Pernahkah kita bertanya pada diri sendiri apakah ibadah dan pelayanan kita pasti berkenan dan menyenangkan hati Tuhan? Ataukah kita ersikap
masa bodoh? Ketahuilah, Tuhan memiliki standar kualitas yang menjadi ketetapan-Nya untuk mengukur kelayakan ibadah dan pelayanan seseorang. “Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah:itu adalah ibadahmu yang sejati.” Kata ibadah berasal dari kata Yunani latreia, artinya pelayanan; kata sejati berasal dari kata Yunani logika, yang bisa diartikan sesuatu yang pantas dan masuk akal.Secara harfiah ibadah sejati berarti pelayanan yang pantas atau memenuhi syarat.

Adapun pelayanan yang pantas dan memenuhi syarat yang dikehendaki Tuhan adalah dengan mempersembahkan tubuh kita sebagai korban. Tanpa itu, ibadah atau pelayanan yang kita kerjakan tidak akan berkenan kepada Tuhan. Mempersembahkan tubuh sebagai korban berarti memberi, yaitu mengalihkan atau memindahkan hak milik dari si pemberi kepada si penerima. Sudahkah kita menyerahkan hidup kita secara penuh kepada Tuhan sebagai persembahan sejati? Inilah yang diperbuat Paulus: “namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku.” (Galatia 2:20a). Inilah hakikat ibadah dan pelayanan yang berkenan kepada Tuhan! Jangan sampai ibadah dan pelayanan kita sebatas rutinitas dan liturgi belaka, tapi harus ada penyerahan diri total kepada kehendak Tuhan dan ada penyaliban daging. “Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya.” (Galatia 5:24). Jadi, ibadah yang sejati adalah persembahan ‘tubuh’ yang sudah dibaharui dan kesediaan untuk hidup dalam pimpinan Roh Kudus. Selama kita masih mencemarkan diri dengan dunia, ibadah dan pelayanan kita belum sesuai standar Tuhan!

Baca: Ulangan 10:12-22

Latest posts:

PUJIAN: Menghancurkan Musuh (2)

PUJIAN: Menghancurkan Musuh (2)

“sebab musuhku mundur, tersandung jatuh dan binasa di hadapan-Mu.” Mazmur 9:4

Memuji Tuhan bisa diartikan kita berbicara kepada Tuhan dengan kata-kata yang dibalut dengan iman, serta memandang wajah-Nya dengan penuh rasa hormat dan pengagungan. Tidakkah Tuhan tersentuh hati ketika melihat umat-Nya berbuat demikian? Pasti yang terjadi adalah Tuhan akan semakin mengarahkan mata-Nya dan juga menyendengkan telinga-Nya ke arah kita. Inilah mujizat dari puji-pujian! Saat kita memuji-muji Tuhan berarti kita sedang mengundang hadirat Tuhan, di mana kehadiran hadirat-Nya selalu disertai dengan mujizat dan karya-karya-Nya yang heran dan dahsyat.

Di sisi lain, puji-pujian kepada Tuhan adalah hal yang menakutkan bagi musuh. Siapakah musuh yang dimaksudkan di sini? Bukankah
sebagai orang percaya kita harus mengasihi semua orang, termasuk musuh kita? Musuh yang dimaksudkan bukanlah sesama kita, melainkan pemerintah-pemerintah, penguasa-penguasa, penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, seperti roh-roh jahat di udara (baca Efesus 6:12). Jadi, musuh utama kita adalah Iblis. Iblis akan bertekuk lutut dan tak berkutik saat mendengar puji-pujian. Saat kita memuji-mujiĀ  Tuhan kita sedang menyerahkan segala pergumulan kita kepada Tuhan dan mempercayai Dia berperang ganti kita. Tuhan akan bertindak untuk menghancurkan Iblis dengan segala pekerjaan dan rencana jahatnya sehingga jarahan-jarahan yang sudah dicuri Iblis dapat direbut kembali.

Jadikan pujian kepada Tuhan sebagai gaya hidup kita sehari-hari, bukan hanya saat keadaan sedang baik, sehat, keberkatan atau berhasil, tapi di segala keadaan. “Marilah kita bersorak-sorai untuk TUHAN, bersorak-sorak bagi gunung batu keselamatan kita.” (Mazmur 95:1), karena sorak-sorai untuk Tuhan itu mengundang perhatian-Nya. Sorak-sorai itu memperlihatkan semangat, rasa percaya diri dan tekad, serta bersifat nubuatan dan membangun iman. Firman-Nya serta bersifat nubuatan dan membangun iman. Firman-Nya memerintahkan kita untuk bersorak-sorai, “…elu-elukanlah Allah dengan sorak-sorai!” (Mazmur47:2), karena ada kuasa yang besar dalam sebuah sorak-sorai. Saat kita menyerukan nama Yesus dengan sorak-sorai segala belenggu dan tembok-tembok persoalan akan runtuh!

Saat kita memuji-muji Tuhan, “TUHAN akan berperang untuk kamu, dan kamu akan diam saja.” Keluaran 14:14

Baca: Mazmur 9:1-21

Latest posts:

PUJIAN: Menghancurkan Musuh (1)

PUJIAN: Menghancurkan Musuh (1)

“Dari mulut bayi-bayi dan anak-anak yang menyusu telah Kauletakkan dasar kekuatan karena lawan-Mu, untuk membungkamkan musuh dan
pendendam.” Mazmur 8:3

Tidak ada pribadi yang lebih layak dipuji dan disembah selain daripada Tuhan kita Yesus Kristus. Hanya Dia yang layak menerima pujian dan
pengagungan kita. Saat kita memuji-Nya hati Tuhan disenangkan, sebaliknya Iblis benci. Iblis tidak sanggup bertahan mendengar puji-pujian
kita, ia akan lari tunggang langgang sebab puji-pujian itu ibarat senjata tajam, siap menghujam, menghancurkan dan memporak-porandakan pertahanan Iblis. Karena itu jangan sekali-kali meremehkan kuasa puji-pujian kepada Tuhan. Tuhan sudah meletakkan kekuatan di mulut bayi-bayi dan anak-anak untuk membungkam musuh dengan puji-pujian (ayat nas), artinya ada kekuatan dahsyat di balik pujian.

Daud adalah manusia biasa sama seperti kita yang tak luput dari masalah, kesesakan, tekanan, dan ujian. Namun hal itu tidak membuatnya larut dalam keputusasaan, justru ia semakin menguatkan hati, bahkan memaksa jiwanya untuk tetap memuji Tuhan, “Inilah yang hendak kuingat, sementara jiwaku gundah-gulana; bagaimana aku berjalan maju dalam kepadatan manusia, mendahului mereka melangkah ke rumah Allah dengan suara sorak-sorai dan nyanyian syukur, dalam keramaian orang-orang yang mengadakan perayaan. Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku akan bersyukur lagi kepada-Nya, penolongku dan Allahku!” (Mazmur 42:5-6). Daud
percaya ketika ia secara intensif memuji Tuhan pintu-pintu kesempatan semakin terbuka untuk mengubah yang mustahil menjadi mungkin, mengubah kekalahan menjadi kemenangan, serta mengubah kepedihan menjadi sukacita besar, oleh karena Tuhan hadir di setiap pujiannya.

Dalam situasi buruk sekali pun tetaplah perkatakan iman melalui puji-pujian bagi Tuhan

Baca: Mazmur 8:1-10

Latest posts:

BERSEMAYAM DI ATAS PUJIAN

BERSEMAYAM DI ATAS PUJIAN

“Padahal Engkaulah Yang Kudus yang bersemayam di atas puji-pujian orang Israel.” Mazmur 22:4

Tak bisa dibayangkan Tuhan dengan segala kemahaan-Nya melawat dan tinggal di setiap pujian dan penyembahan yang sedang kita naikkan. Hal itu membuktikan bahwa Tuhan selalu ada dan akan menyatakan kuasa-Nya saat puji-pujian yang diperuntukkan bagi-Nya berkumandang. Kehadiran-Nya itu pun pasti disertai dengan perbuatan-Nya yang heran dan ajaib: kesembuhan, pengampunan, kemurahan, kebaikan dan segala perkara yang baik. “Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa” (Yakobus 1:17)

Apa yang Saudara pergumulkan saat ini? Jangan diam saja dan membisu, angkat suaramu dan naikkan pujian bagi Tuhan, sembahlah
Dia. Semua kerinduan kita pasti Tuhan sediakan saat kita memuji-muji Dia, sebab Dia bersemayam di atas puji-pujian kita bukan hanya saat
kita beribadah, namun kapan pun waktunya dan di manapun tempatnya. Tuhan hadir saat kita memuji Tuhan di rumah, di kamar, saat memasak,
saat mengendarai mobil, di tempat kerja, di sekolah atau di dapur saat memasak sekalipun. Jadi pujian dan penyembahan itu tidak
dibatasi oleh ruang dan waktu, artinya setiap kali kita memuji, meninggikan, mengagungkan dan menyembah Tuhan Ia selalu hadir untuk memenuhi kerinduan kita, karena Dia tak dapat menolak pujian dan penyembahan kita. Kata bersemayam bisa diartikan bahwa Tuhan hadir dengan segala kuasa dan otoritas-Nya; bukan hanya itu, Dia juga akan tinggal diam dan bergaul karib dengan kita. Pemazmur mengatakan, “TUHAN bergaul karib dengan orang yang takut akan Dia, dan perjanjian-Nya diberitahukan-Nya kepada mereka.” (Mazmur 25:14). Perjanjian-Nya
saja Ia beritahukan, terlebih lagi apa pun yang kita minta dan perlukan pasti juga diberikan-Nya bagi kita. “…jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta
kepada-Nya.” (Matius 7:11).

Memuji dan menyembah Tuhan itu membawa keuntungan besar bagi yang melakukannya. Selagi kita masih bernafas jangan pernah berhenti untuk memuji dan menyembah Tuhan!

Baca: Mazmur 22:1-32

Latest posts:

ATMOSFER KERAJAAN SORGA

ATMOSFER KERAJAAN SORGA

“Sungguh, bermazmur bagi Allah kita itu baik, bahkan indah, dan layaklah memuji-muji itu.” Mazmur 147:1

Ayat nas menyatakan bahwa bermazmur bagi Tuhan itu baik dan indah di pemandangan mata Tuhan, maka sudah selayaknya setiap orang percaya memiliki kehidupan yang dipenuhi oleh puji-pujian.

Jangan sekali-kali kita terintimidasi oleh keadaan atau situasi yang ada, yang seringkali menghalangi kita untuk memuji dan menyembah Tuhan, sebab ada banyak orang Kristen yang sukar sekali diajak memuji dan menyembah Tuhan karena hatinya masih terbelenggu oleh beban dan permasalahan hidup.

Tuhan menghendaki setiap anak-Nya memiliki gaya hidup suka memuji dan menyembah Tuhan, apa pun keadaannya. Memuji dan menyembah Tuhan yang bukan sekedar formalitas berdasarkan liturgi belaka, atau hanya sebatas lips service, tapi pujian dan penyembahan yang ke luar dari sikap hati yang tulus, yang didasari kerinduan untuk berjumpa dengan Tuhan dan menyenangkan Dia. Jangan sampai Tuhan menilai kita demikian: “…bangsa ini datang mendekat dengan mulutnya dan memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya menjauh dari pada-Ku, dan ibadahnya kepada-Ku hanyalah perintah manusia yang dihafalkan,” (Yesaya 29:13).
Memuji dan menyembah Tuhan haruslah menjadi gaya hidup kita sehari-hari tanpa harus dibuat-buat dengan harapan beroleh pujian dari orang lain yang melihatnya. Atmosfer Kerajaan Sorga itu dipenuhi oleh pujian dan penyembahan. Nah, oleh karena kewargaan kita adalah warga Kerajaan Sorga (baca Filipi 3:20), maka kita pun harus membiasakan diri akan atmosfer ini dengan suka memuji serta menyembah Tuhan.
Rindu menjadi bagian orang-orang yang turut memerintah dalam Kerajaan Sorga? Jadilah pemuji-pemuji Tuhan. Inilah atmosfer yang disukai Tuhan, suatu pujian dan penyembahan yang ke luar dari hati yang tulus dan mengasihi Dia.

Saat kita memuji dan menyembah Tuhan Dia bergerak bebas dan berkarya.

Baca: Mazmur 147:1-20