Author: EM

Home / Articles posted by EM (Page 23)
ROH KUDUS: Air Kehidupan (2)

ROH KUDUS: Air Kehidupan (2)

“Akulah Dia, yang sedang berkata-kata dengan engkau.” Yohanes 4:26

Banyak orang beranggapan sumber kepuasan dan kebahagiaan ada dalam harta benda atau materi, sehingga mereka berupaya sedemikian rupa dan berlomba-lomba mendapatkan harta sebanyak mungkin. Dengan cara demikian mereka berharap kepuasan dan kebahagiaan pasti didapat. Faktanya? Tidak. Justru keresahan, kegelisahan, ketakutan, kegersangan dan kekeringan yang mereka rasakan.

Apa pun yang manusia lakukan adalah sia-sia, seperti yang dialami oleh perempuan Samaria pada kisah kemarin. Perempuan ini memiliki kehidupan yang ‘tidak biasa’; demi mengejar kepuasan dan kebahagiaan, perempuan ini selalu berganti-ganti suami. Bahkan saat bertemu dengan Tuhan Yesus perempuan ini sedang tidak bersuami, tetapi hidup dengan laki-laki yang bukan suaminya. Ini membuktikan betapa kering dan gersangnya kehidupan perempuan ini. Bersyukur sekali akhirnya ia bertemu Yesus yang membawa kabar sukacita dan menawarinya ‘Air Hidup’ yang bisa memberikan kepuasan dan kebahagiaan sejati. “…barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya.” (Yohanes 4:14). Perempuan itu pun meminta air itu kepada Yesus. Dan dengan cara-Nya yang luar bisa Tuhan Yesus menyatakan siapa diri-Nya yang sebenarnya dan menegor perempuan itu dari kehidupannya yang kelam. Tuhan Yesus pun menunjukkan jalan yang benar untuk mendapatkan kebahagiaan sejati, bukan kepuasan dan kebahagiaan semu yang membuat orang semakin merasakan kegersangan dan kekeringan. Akhirnya perempuan Samaria itu membuka hatinya untuk menerima ‘Air Hidup’ yang mendatangkan kebahagiaan dan kepuasan sejati itu.

Air kehidupan yang dimaksud oleh Tuhan Yesus melambangkan Roh Kudus. Jika hidup kita dialiri dan dipenuhi oleh ‘Air Hidup’ yang diberikan Tuhan Yesus ini, kita tidak akan merasa haus lagi, dahaga kita akan dipuaskan, bahkan ‘Air Hidup’ ini akan menjadi mata air di dalam diri kita yang terus-menerus memancar. Inilah kabar baik bagi setiap orang yang mendambakan kepuasan, sukacita dan kebahagiaan sejati yang tidak akan pernah mereka dapatkan dari dunia ini.

Bukalah hati dan milikilah rasa haus akan Roh Kudus-Nya, maka Dia akan menjadi air kehidupan bagi kita!

Baca: Yohanes 4:16-30

Latest posts:

ROH KUDUS: Air Kehidupan (1)

ROH KUDUS: Air Kehidupan (1)

“…barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal.” Yohanes 4:14

Salah satu kebutuhan pokok semua makhluk hidup di dunia ini adalah air. Tidak hanya bagi manusia, air juga merupakan kebutuhan penting bagi ciptaan Tuhan lainnya seperti hewan dan tumbuhan. Tanpa air semua makhluk hidup tidak akan dapat bertahan hidup alias mati. Tak terkecuali manusia, yang sebagian besar tubuhnya terdiri dari air, sekitar tiga perempat atau 73%. Mungkinkah manusia bertahan hidup jika tanpa air? Tentu tidak! Jadi potensi air adalah pemberi kehidupan bagi semua makhluk. Air bukan sekedar pelepas dahaga, tapi juga untuk keperluan hidup sehari-hari: mandi, memasak, mencuci. Bidang kehidupan lainnya pun memerlukan air: pertanian, perindustrian, pembangkit tenaga listrik, alat transportasi dan sebagainya. Hal itu menunjukkan bahwa kebutuhan akan air adalah mutlak adanya.

Saat melintasi daerah Samaria Tuhan Yesus bertemu dengan seorang perempuan setempat yang hendak menimba air. Terjadilah percakapan antara Tuhan Yesus dengan perempuan itu di dekat sumur Yakub. Berbicara tentang sumur adalah sangat identik dengan mataair, karena dari sumur tersebut orang bisa mendapatkan air bersih untuk segala kebutuhannya. Namun untuk mendapatkan air dari sumur bukanlah pekerjaan yang mudah, diperlukan tali dan juga ember untuk menimba air dari dalam sumur itu. Adapun sumur tempat di mana Tuhan Yesus bertemu dengan perempuan Samaria adalah sumur peninggalan Yakub, berarti sumur itu dibuat ribuan tahun silam sebelum momen pertemuan Yesus dengan perempuan itu, alias sudah tua; dan kalau setiap hari orang menimba air di situ bisa dipastikan semakin hari airnya akan semakin berkurang dan permukaan airnya makin dalam. Itu berarti kalau orang ingin mendapatkan air tersebut diperlukan usaha yang lebih keras lagi dan juga tali yang lebih panjang.

Itulah cara yang harus ditempuh untuk mendapatkan air, meski kita tahu bahwa air yang berasal dari sumur sampai kapan pun tidak akan pernah memberikan kepuasan. “Barangsiapa minum air ini, ia akan haus lagi,” (Yohanes 4:13). (Bersambung)

Baca: Yohanes 4:1-15

ALASAN MENGUCAP SYUKUR (2)

ALASAN MENGUCAP SYUKUR (2)

“mazmurkanlah kemuliaan nama-Nya, muliakanlah Dia dengan puji-pujian!” Mazmur 66:2

Ada banyak orang Kristen yang sulit sekali mengucap syukur kepada Tuhan, hanya karena kecewa doanya tidak dijawab atau belum beroleh jawaban dari Tuhan. Lalu kita melakukan aksi mogok dan marah kepada Tuhan. Maunya sekali berdoa, apa yang kita perlukan atau minta kepada Tuhan langsung dikabulkan. Kita memaksakan kehendak kita. Kita ingin Tuhan mengikuti agenda dan waktu kita dan tidak mau bersabar menunggu waktu-Nya, padahal “Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya,” (Pengkotbah 3:11). Alkitab mengingatkan agar kita senantiasa berdoa dengan tidak jemu-jemu, berdoa dengan tiada berkeputusan. “Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihan-Nya yang siang malam berseru kepada-Nya? Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka?” (Lukas 18:7).

Ada alasan lain mengapa harus mengucap syukur: Tuhan telah memilih kita dan menjadikan kita berharga di mata-Nya. “Berbahagialah orang yang Engkau pilih dan yang Engkau suruh mendekat untuk diam di pelataran-Mu!” (Mazmur 65:5a). Kita dipilih Tuhan di antara sekian miliar manusia di muka bumi ini, artinya kita adalah orang-orang yang sangat spesial dan berharga di mata Tuhan. “Oleh karena engkau berharga di mata-Ku dan mulia, dan Aku ini mengasihi engkau,” (Yesaya 43:4). Jadi bukan kita yang memilih Tuhan, tapi Tuhan sendiri yang telah memilih kita. “Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu.” (Yohanes 15:16). Haleluya!

Kita pun patut bersyukur kepada Tuhan karena kebaikan-Nya melimpah atas kita. “Kiranya kami menjadi kenyang dengan segala yang baik di rumah-Mu, di bait-Mu yang kudus.” (Mazmur 65:5b). Siapakah di antara kita yang tidak pernah merasakan kasih, kemurahan dan kebaikan Tuhan? Sungguh keterlaluan jika kita melupakan kebaikan Tuhan. Jika demikian kita benar-benar tidak tahu berterima kasih. Ucapan syukur inilah yang akan memberikan kita kekuatan untuk terus memandang Tuhan dan melihat kebaikan-Nya. “…janganlah lupakan segala kebaikan-Nya!” (Mazmur 103:2).

“Bersyukurlah kepada TUHAN, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.” Mazmur 136:1

Baca: Mazmur 66:1-20

Latest posts:

BERKAT DARI KETAATAN  MENGIKUTI SUARA TUHAN

BERKAT DARI KETAATAN MENGIKUTI SUARA TUHAN

PENDAHULUAN

Orang benar akan hidup oleh iman (Roma 1:17). Tanpa iman tidak mungkin kita berkenan kepada Allah. Pada kenyataannya kita sering tidak hidup oleh iman dan memilih bertindak menurut pikiran/cara sendiri daripada mengikuti suara Tuhan. Alkitab mencatat ada berkat yang akan kita terima jika kita mengikuti suara Roh Kudus. Segala berkat ini akan datang kepadamu dan menjadi bagianmu, jika engkau mendengarkan suara TUHAN, Allahmu.” (Ulangan 28:2)

ISI

Iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus (Roma 10:17). Jika kita berpaling kepada Allah, kita harus percaya bahwa Allah itu ada dan IA akan memberi upah jika kita sungguh-sungguh mencariNya (Ibr. 11:6). Pengetahuan akan firman belum tentu menjadikan kita hidup oleh iman dan mau mendengar suara Tuhan.   Sering kita bertindak berdasarkan pikiran dan pengertian sendiri (mengandalkan kekuatan sendiri). Kita memilih menyenangkan perasaan/mengasihani diri daripada berkenan di hadapan Tuhan.

”Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN! Ia akan seperti semak bulus di padang belantara, ia tidak akan mengalami datangnya keadaan baik; ia akan tinggal di tanah angus di padang gurun, di negeri padang asin yang tidak berpenduduk..” (Yer. 17:5-6).

Kalau tidak hidup oleh iman, maka kita sukar menerima hal-hal rohani yang berasal dari Allah karena menganggap itu hanya sebuah ilusi/kebodohan. Itu sebabnya kita kecewa karena mengira berkat sebagai sesuatu yang materi atau fisik. Ketika berkat rohani tidak dapat dilihat dengan mata fisik, kita menarik diri dan menolak TUHAN.

Kita tidak menerima roh dunia, tetapi roh yang berasal dari Allah, supaya kita tahu, apa yang dikaruniakan Allah kepada kita. Dan karena kami menafsirkan hal-hal rohani kepada mereka yang mempunyai Roh, kami berkata-kata tentang karunia-karunia Allah dengan perkataan yang bukan diajarkan kepada kami oleh hikmat manusia, tetapi oleh Roh. Tetapi manusia duniawi tidak menerima apa yang berasal dari Roh Allah, karena hal itu baginya adalah suatu kebodohan; dan ia tidak dapat memahaminya, sebab hal itu hanya dapat dinilai secara rohani (1 Korintus 2:12-14).

Segala sesuatu yang bersifat fisik tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah. Semua yang bersifat fisik tidak akan bisa memuaskan jiwa.

Jawab Yesus kepadanya: “Barangsiapa minum air ini, ia akan haus lagi, tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal (Yoh. 4:13-14).

Air Hidup yang Tuhan berikan adalah Roh Kudus yang akan ‘menghidupkan’ firman (firman RHEMA, firman Allah yang ‘hidup’) tepat sesuai kondisi dan kebutuhan kita. Roh Kudus  akan menjadi ‘mata air’ dalam diri kita yang terus memancar dan memuaskan jiwa kita sampai kepada hidup yang kekal. Ini bukan sebuah ilusi, melainkan berkat rohani yang akan diterima oleh mereka yang sungguh-sungguh hidup oleh iman.

“Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN! Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah.” (Yer. 17:7-8).

“Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku” (Yohanes 10:27).

Diberkatilah orang yang hidup oleh iman dan mengikuti suara Tuhan. Hidupnya penuh dengan berkat dan terus menghasilkan buah. Dalam keadaan apapun (suka maupun duka) hidupnya tidak akan goyah karena dibangun di atas dasar yang teguh yaitu firman Allah yang ‘hidup’.

PENUTUP

Pemahaman kita cenderung berpusat pada hal-hal fisik, tetapi Tuhan berorientasi kepada kekekalan demi keselamatan jiwa kita. Allah merancangkan yang terbaik, oleh sebab itu jangan kecewa mengikut Tuhan sebab ada pengharapan sebagai sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita.

Iman, pengharapan dan kasih, dan paling besar di antaranya adalah kasih (1 Kor. 13:13). Kasih akan menyempurnakan iman dan pengharapan untuk rela mengikuti suara Tuhan sekalipun belum mengerti, belum melihat hasil atau bertentangan dengan keinginan kita. Sesungguhnya orang yang menyangkal diri dan pikul salib akan menerima berkat, baik di dunia ini maupun di dunia yang akan datang (Mat. 6:33; Mat. 19:29).

Latest posts:

ALASAN MENGUCAP SYUKUR (1)

ALASAN MENGUCAP SYUKUR (1)

“Bagi-Mulah puji-pujian di Sion, ya Allah; dan kepada-Mulah orang membayar nazar.” Mazmur 65:2

Alasan pengucapan syukur bagi orang percaya bukan semata-mata berkenaan dengan perkara-perkara jasmani atau hal-hal lahiriah yang terlihat secara kasat mata semata, seperti: ketika sedang keberkatan, disembuhkan dari sakit, usaha lancar, keuangan tercukupi, studi berhasil atau karena doa-doa kita yang beroleh jawaban dari Tuhan.

Sesungguhnya ada beberapa alasan utama mengapa setiap orang percaya harus selalu mengucap syukur kepada Tuhan: 1. Karena Tuhan telah mengampuni dosa-dosa kita. Pemazmur berkata, “Bilamana pelanggaran-pelanggaran kami melebihi kekuatan kami, Engkaulah yang menghapuskannya.” (Mazmur 65:4). Melalui pengorbanan Kristus di kayu salib kita percaya kepada-Nya beroleh pengampunan dosa dan diselamatkan. Firman Tuhan juga menyatakan, “Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba.” (Yesaya 1:18), bahkan “sejauh timur dari barat, demikian dijauhkan-Nya dari pada kita pelanggaran kita.” (Mazmur 103:12).

Ucapan syukur seharusnya merupakan respons kita terhadap keselamatan yang telah kita terima sebagai anugerah dari Tuhan ini, sebab kita seharusnya mengalami kebinasaan kekal dan dimurkai oleh Allah karena dosa dan pelanggaran, namun kini beroleh anugerah pengampunan oleh karena karya kudus Kristus di atas kayu salib. Inilah dasar utama orang percaya untuk mengucap syukur kepada Tuhan. 2. Karena Tuhan selalu memperhatikan dan mendengar setiap seruan umat-Nya. Dikatakan, “Engkau yang mendengarkan doa.” (ayat 3a). Kita patut bersyukur karena kita memiliki Tuhan yang hidup, yang tidak pernah terlelap dan tertidur. Tuhan tahu persis sekecil apa pun pergumulan yang kita alami. Inilah janjiNya, “Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau.” (Ibrani 13:5b).

Bawa semua beban dan persoalan hidup ini kepada Tuhan melalui doa-doa kita, sebab Dia senantiasa menyendengan telinganya untuk setiap seruan doa umat-Nya. Tidak berarti Tuhan akan selalu menjawab semua doa kita, tapi ada bagian yang harus kita kerjakan yaitu tetap bertekun dan menanti-nantikan Dia. (Bersambung)

Baca: Mazmur 65:1-14

Latest posts:

MENGUCAP SYUKUR: Mudah Tapi Sulit Dilakukan

MENGUCAP SYUKUR: Mudah Tapi Sulit Dilakukan

“Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.” 1 Tesalonika 5:18

Mengucapkan syukur dalam segala hal adalah kehendak Tuhan bagi orang percaya. Banyak orang Kristen yang beranggapan bahwa mengucap syukur adalah perkara yang mudah karena tanpa modal apa pun, hanya lewat ucapan bibir kita.

Namun kenyataannya mengucap syukur adalah perkara yang sulit kita lakukan. Jangankan dalam kondisi susah dan berbeban berat, saat segala sesuatu berjalan dengan baik dan normal pun ternyata kita sulit untuk mengucap syukur dan dengan sengaja kita melupakannya. Jika kita teliti, banyak sekali ayat dalam firman Tuhan yang membahas tentang pengucapan syukur. Artinya hal pengucapan syukur adalah bagian penting dalam kehidupan orang percaya yang tidak boleh diabaikan dan disepelekan. Hati yang penuh ucapan syukur kepada Tuhan inilah yang mendorong terciptanya mazmur pujian yang ditulis oleh Daud. “Aku mau bersyukur kepada TUHAN dengan segenap hatiku, aku mau menceritakan segala perbuatan-Mu yang ajaib;” (Mazmur 9:2).

Bila kita merenungkan kasih dan kebaikan Tuhan, sesungguhnya tidak ada alasan bagi kita untuk tidak mengucap syukur kepadaNya, bahkan pengucapan syukur itu seharusnya seperti nafas hidup kita yang tak pernah berhenti untuk berhembus selama kita hidup. Namun seringkali ucapan syukur keluar dari mulut kita hanya saat kita menikmati dan mengalami hal-hal yang baik dari Tuhan. Ketika hal-hal yang tidak baik (menurut penilaian kita) terjadi dan menimpa hidup kita, sulit sekali kita mengucap syukur kepada Tuhan, sebaliknya yang keluar dari bibir kita hanya ungkapan kekecewaan, kekesalan, keputusasaan, sungut-sungut, omelan dan bahkan kita berani menuduh dan menyalahkan Tuhan, seperti yang diperbuat oleh bangsa Israel.

Hal-hal yang baik atau buruk, keberhasilan atau kegagalan, sakit atau sehat, dalam kelimpahan atau kekurangan, suka atau duka, adalah warna-warni dalam kehidupan manusia. Satu hal yang seharusnya menguatkan kita adalah “…Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan” (Roma 8:28), karena itu tetaplah men-gucap syukur apa pun keadaannya.

Mengucap syukur adalah perintah dan kehendak Tuhan yang harus kita taati.

Baca: 1 Tesalonika 5:12-22

JANGAN MENCEMARI BAIT ALLAH

JANGAN MENCEMARI BAIT ALLAH

“Sesudah Yesus masuk ke Bait Allah, mulailah Ia mengusir orang-orang yang berjual beli di halaman Bait Allah.” Markus 11:15

Fungsi bait Allah adalah tempat orang percaya berkumpul untuk berdoa, memuji dan menyembah Tuhan serta mendengarkan kebenaran firman Tuhan; tempat di mana kita menjumpai dan dijumpai Tuhan! Itulah yang menjadi alasan mengapa Tuhan Yesus menindak tegas setiap orang yang menyalahgunakan bait Allah tersebut.

Suatu ketika Tuhan Yesus melihat bahwa bait Allah tampak kotor karena digunakan oleh orang-orang untuk berjual beli. Bait Allah yang seharusnya dijaga dan dirawat supaya tetap bersih dan rapi malah dirusak dan dikotori. Hal itu menimbulkan kemarahan Tuhan Yesus. “Meja-meja penukar uang dan bangku-bangku pedagang merpati dibalikkan-Nya, dan Ia tidak memperbolehkan orang membawa barang-barang melintasi halaman Bait Allah.” (Markus 11:15-16). Tidak seharusnya bait Allah dipergunakan sebagai ajang untuk bisnis atau tempat untuk mencari uang, mengeruk keuntungan secara materi! Tuhan Yesus berkata, “Rumah-Ku akan disebut rumah doa bagi segala bangsa? Tetapi kamu ini telah menjadikannya sarang penyamun!” (Markus 11:17).

Yesus marah bukan karena Dia membenci orang-orang itu, tapi Dia hendak menegaskan dan mengingatkan bahwa bait Allah adalah rumah doa, yang adalah kudus. Ironisnya para imam dan ahli-ahli Taurat yang tahu kebenaran firman malah membiarkan dan mengijinkan orang-orang berjualan di bait Allah, dan kemungkinan besar mereka juga mendapatkan fee dari praktek-praktek jual-beli ini!Bukan hanya itu, mereka juga”…berusaha untuk membinasakan Dia,”(ayat 18); mereka membenci Yesus dan berusaha menyingkirkan Dia karena takut kehilangan pamor di mata orang banyak. “Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu? Jika ada orang yang membinasakan bait Allah, maka Allah akan membinasakan dia. Sebab bait Allah adalah kudus dan bait Allah itu ialah kamu.”(1 Kor 3:16-17).

Tubuh kita adalah bait Allah, karena itu kita harus menjaga dan memeliharanya supaya tetap berkenan di hadapan Tuhan. Jangan sampai kita pergunakan untuk melakukan perbuatan-perbuatan cemar yang menyimpang dari kebenaran!

Persembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup dan berkenan padaNya!

Baca: Markus 11:15-19

Latest post:

BERITA SALIB: Kebodohan Bagi Dunia

BERITA SALIB: Kebodohan Bagi Dunia

“Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.” Roma 6:23

Ayat nas menyatakan upah dosa ialah maut. Akibat dosa dan pelanggaran, manusia suatu saat akan mati dan akan menerima penghukuman kekal. “Dan sama seperti manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja, dan sesudah itu dihakimi,” (Ibrani 9:27).

Sangat berbeda dengan Yesus Kristus, Dia mati bukan seperti manusia sebagai akibat dari dosa yang telah diperbuat-Nya, sebab Dia tidak memiliki satu noda dosa pun. Yesus Kristus tidak dilahirkan di dalam dosa seperti kita. “Sesungguhnya, dalam kesalahan aku diperanakkan, dalam dosa aku dikandung ibuku.” (Mazmur 51:7). Tetapi Yesus Kristus dilahirkan oleh Roh Kudus, di mana benih dan tubuh-Nya dalam rahim perawan Maria disediakan oleh Allah sendiri. Tertulis: “Karena itu ketika Ia masuk ke dunia, Ia berkata: “Korban dan persembahan tidak Engkau kehendaki tetapi Engkau telah menyediakan tubuh bagiku.” (Ibrani 10:5).

Jadi Yesus Kristus adalah rupa Allah dalam manusia. Akan tetapi fakta sejarah menyatakan bahwa Yesus Kristus mati tersalib si Kalvari. Itulah sebabnya manusia tidak dapat memahaminya, bahkan mereka menghujat dan menolak-Nya. “Sebab pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita yang diselamatkan pemberitaan itu adalah kekuatan Allah.” (1 Korintus 1:18). Memang manusia tidak akan dapat memahami dan mengenal jalan-jalan Allah karena pikiran dan akalnya yang sangat terbatas.

Bagi kita orang yang percaya, Yesus Kristus mati dan kemudian bangkit di hari yang ke-3 adalah sebuah kebenaran dan bukti dari kekuatan Allah dan hikmat Allah yang tak terselami. Yesus Kristus mati untuk menggantikan kita; Yesus Kristus dihukum karena pelanggaran-pelanggaran kita. Yesus Kristus mati sebagai korban perdamaian atau korban pendamaian untuk keselamatan kita. Darah-Nya yang tercurah di atas kayu salib menghapus segala dosa kita. Tubuh-Nya yang hancur dan terpecah-pecah telah menyembuhkan segala penyakit kita. Melalui pengorban Yesus Kristus ini kita yang percaya kepada-Nya beroleh keselamatan yang sempurna.

Penghukuman kekal telah tersedia bagi siapa saja yang menolak Yesus Kristus!

Baca: Roma 6:15-23

Latest posts:

TIDAK ADA YANG MUSTAHIL

TIDAK ADA YANG MUSTAHIL

“Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil.” Lukas 1:37

Kabar sukacita apa yang diterima oleh Maria dari sorga? “Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus.” (ayat 31). Mungkinkah? Karena secara logika Maria belum bersuami. Jawab malaikat itu, “…bagi Allah tidak ada yang mustahil.” (ayat nas). Maria pun percaya dan firman-Nya pun digenapi dalam hidupnya.

Di segala situasi dalam hidup ini”marileh kita belajar untuk memiliki sikap seperti Maria yang percaya$kepada Tuhan dan memiliki penyerahan penuh kepada-Nya dengan berkata, “Sesungguhn}a aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu.” (ayat 38). Kata ‘tidak ada yang mustahil’ berarti tidak ada sesuatu pun yang tak sanggup Allah kerjakan dalam kehidupan manusia karena Dia adalah Allah yang ajaib dan perbuatan-perbuatan-Nya heran, serta sulit untuk kita pahami. Dia sanggup melakukan mujizat, membuat hal yang tidak mungkin menjadi mungkin, “Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu.” (Yesaya 55:8-9).

Inilah yang tidak dipahami oleh manusia hingga detik ini sehingga manusia menutup telinga terhadap kabar sukacita ini dan menolak Juruselamat. Padahal kita yang sebelumnya terbelenggu oleh dosa, karena kasih karunia Allah di dalam Yesus Kristus, dibebaskan dan dilepaskan sehingga menjadi orang yang merdeka. Tanpa kuasa Allah tidak mungkin kita yang berdosa dapat melepaskan diri dari belenggu dan dosa; dan kuasa itu ada pada diri Tuhan Yesus, “…Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku: ‘Yesus Kristus adalah Tuhan,’ bagi kemuliaan Allah, Bapa!” (Filipi 2:9-10). Kini kuasa itu diberikan kepada setiap orang yang percaya kepada-Nya! Dengan kuasa itu kita beroleh kekuatan untuk hidup dalam kebenaran melayani Tuhan.

Andalkan Tuhan dalam segala perkara dan jangan sekali-kali mengandalkan kekuatan sendiri, karena tidak ada yang mustahil bagi Dia!

Baca: Lukas 1:26-38

Latest posts:

MARIA: Beroleh Kasih Karunia

MARIA: Beroleh Kasih Karunia

“Ketika malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata: “Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau.” Lukas 1:28

Bagaimana reaksi Saudara ketika tiba-tiba ditegur disapa oleh orang asing atau seseorang yang belum pernah kita kenal sebelumnya? Tentunya kita pasti akan terkejut, bertanya-tanya dalam hati, atau mungkin juga takut. Perasaan demikian juga dirasakan oleh Maria, apalagi yang menyapanya bukan sembarang orang, melainkan seorang malaikat yang adalah utusan dari sorga yang bernama Gabriel. Wajarlah jika Maria sangat terkejut mendengar sapaan salam dari malaikat tersebut.

Malaikat Gabriel menjelaskan maksud kedatangannya, “Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah.” (ayat 30). Kedatangan malaikat Gabriel bukan tanpa maksud, tapi ia membawa kabar sukacita dari sorga, karena Maria beroleh kasih karunia dari Allah. Allah memakai hidup Maria untuk menyatakan kasih karunia-Nya kepada umat manusia. Kasih karunia ini berkenaan dengan keselamatan, sesuatu yang diberikan Allah secara cuma-cuma melalui diri Yesus Kristus. “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia.” (Yohanes 3:16-17). Tak seorang pun manusia dapat menyelamatkan dirinya dari dosa selain oleh kasih karunia Allah, sebagaimana ditegaskan rasul Paulus bahwa “…karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.” (Efesus 2:8-9).

Dengan kasih karunia ini bukan berarti kita dapat hidup sekehendak hati kita dan tetap berkompromi dengan dosa, melainkan kita harus mengerjakan keselamatan yang telah kita terima itu dengan takut dan gentar (baca Filipi 2:12), sebab dengan kasih karunia yang telah kita terima ini setiap kita yang ada di dalam Kristus adalah ‘manusia-manusia baru’, artinya kehidupan manusia lama harus benar-benar kita tinggalkan.

Melalui Yesus Kristus kita beroleh kasih karunia dan diselamatkan!

Baca: Lukas 1:28-38

Latest posts: