Author: EM

Home / Articles posted by EM (Page 22)
YESUS DATANG: Pekerjaan Iblis Dihancurkan

YESUS DATANG: Pekerjaan Iblis Dihancurkan

“Untuk inilah Anak Allah menyatakan diri-Nya, yaitu supaya Ia membinasakan perbuatan-perbuatan Iblis itu.” 1 Yohanes 3:8b

Alkitab menyatakan: “barangsiapa yang tetap berbuat dosa, berasal dari Iblis, sebab Iblis berbuat dosa dari mulanya.” (1 Yohanes 3:8a). Dari pernyataan ini bisa disimpulkan bahwa asal usul dosa adalah Iblis. Untuk itulah Yesus Kristus, Anak Allah, diutus datang ke dunia dengan tujuan menghancurkan segala perbuatan yang dikerjakan Iblis.

Kita tahu pekerjaan Iblis adalah “…untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan;” (Yohanes 10:10a). Iblis berusaha memisahkan manusia dari kasih Tuhan. Itulah sebabnya langkah awal yang dikerjakan Tuhan dalam rangka penyelamatan manusia adalah terlebih dahulu menghancurkan segala perbuatan Iblis ini. Iblis lah yang menghalangi manusia memperoleh keselamatan dengan jalan membutakan pikiran manusia. “Jika
Injil yang kami beritakan masih tertutup juga, maka ia tertutup untuk mereka, yang akan binasa, yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah.” (2 Korintus 4:3-4). Orang yang dibutakan pikirannya oleh Iblis sulit sekali menerima Injil, bahkan pemberitaan tentang salib dianggapnya sebagai sebuah kebodohan. Akibatnya mereka tetap hidup dalam kegelapan dengan perbuatan-perbuatannya yang jauh dari kebenaran oleh karena mereka tidak melihat dan tidak diterangi oleh cahaya Injil.

Hanya terang Tuhan yang dapat membuka pikiran yang gelap dan terang itu ada di dalam Kristus. “Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup.” (Yohanes 8:12). Bila pikiran manusia sudah diterangi Injil akan dapat melihat perkara-perkara dahsyat yang dikerjakan Tuhan, mengerti kehendak-Nya, rencana-Nya, serta memahami “…betapa hebat kuasa-Nya bagi kita yang percaya, sesuai dengan kekuatan kuasa-Nya, yang dikerjakan-Nya di dalam Kristus” (Efesus 1:19-20). Akhirnya manusia dapat merespons karya keselamatan yang dikerjakan Kristus melalui pengorbanan-Nya di kayu salib.
Kuasa-Nya hebat atas kita dan karena-Nya setiap kita yang percaya “…lebih dari pada orang-orang yang menang,” Roma 8:37

Baca: 1 Yohanes 3:1-10

Latest posts:

PEMBEBASAN TUHAN: Terbebas Dari Dosa

PEMBEBASAN TUHAN: Terbebas Dari Dosa

“Ia telah mengutus aku untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang sengsara, dan merawat orang-orang yang remuk hati, untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan kepada orang-orang yang terkurung kelepasan dari penjara,” Yesaya 61:1

Pembebasan yang dilakukan Tuhan bagi orang-orang percaya adalah membebaskan dari belenggu dosa. Dalam suratnya kepada jemaat di Roma rasul Paulus menegaskan bahwa semua manusia adalah orang yang berdosa. “Tidak ada yang benar, seorangpun tidak.” (Roma 3:10). Karena semua orang telah berbuat dosa, mereka pun kehilangan kemuliaan Allah.

Namun ada kabar sukacita: setiap orang yang mau datang kepada Tuhan dengan pertobatan yang sungguh akan diampuni dan dipulihkan-Nya mereka. Artinya Tuhan selalu memberi kesempatan kepada setiap orang mengalami pembebasan dari belenggu dosa ini. “Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.” (1 Yohanes 1:9). Tangan Tuhan selalu terbuka untuk menyambut kita karena Dia rindu kita memiliki hubungan yang dekat dengan Bapa, karena sekian lama terpisah jauh karena dosa dan pelanggaran kita, sama seperti yang dilakukan oleh bapa kepada anak yang terhilang. Ketika anak itu kembali kepada bapanya, bapa memberikan 3 hal kepada anaknya itu: jubah, cincin dan kasut.

Jubah adalah lambang kebenaran. “dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus.” (Roma 3:24). Cincin adalah lambang otoritas. Karena Kristus, kita memiliki otoritas untuk menjadi orang-orang yang berhasil, berkemenangan dan berkelimpahan. Kasut adalah gambaran bahwa setiap kita yang ada di dalam Kristus tidak lagi menjadi budak atau hamba dosa, melainkan “…telah dimerdekakan dari dosa dan menjadi hamba kebenaran.” (Roma 6:18). Status kita bukan lagi orang-orang yang terjajah oleh Iblis, tapi orang-orang yang merdeka. “Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamupun benar-benar merdeka.” (Yohanes 8:36).

Pengampunan tersedia bagi setiap orang yang mau mengakui dosanya dan bertobat, mereka akan menerima pembebasan melalui darah Kristus!

Baca: Yesaya 6:1-11

Latest posts:

JANJI PEMBEBASAN TUHAN

JANJI PEMBEBASAN TUHAN

“Tetapi Allah akan membebaskan nyawaku dari cengkeraman dunia orang mati, sebab Ia akan menarik aku.” Mazmur 49:16

Dalam Lukas 24:51 dikatakan bahwa ketika Yesus naik ke sorga Dia tidak pergi meninggalkan murid-murid-Nya begitu saja, tapi Ia dalam posisi memberkati umat-Nya sebagai bukti kepedulian dan kasih-Nya yang besar kepada umat. “Yesus ini, yang terangkat ke sorga meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik ke sorga.” (Kisah 1:11), artinya Tuhan Yesus yang naik ke sorga suatu saat kelak pasti akan datang kembali kedua kalinya untuk menjemput umat-Nya dan sebagai umat Tuhan kita harus mempersiapkan diri sebaik mungkin untuk menyambut kedatangan-Nya itu, karena siap atau tidak siap Dia pasti akan datang kembali.

Alkitab menyatakan bahwa ketika Yesus naik ke sorga Ia tidak hanya memberkati, tapi juga “…membawa tawanan-tawanan; Ia memberikan pemberian-pemberian kepada manusia.” (Efesus 4:8). Makna rohaninya adalah Tuhan akan melepaskan dan membebaskan umat-Nya dari segala belenggu yang selama ini mengikat dan menindas kehidupan mereka dan membawa mereka kepada kehidupan yang dipulihkan dan berkemenangan, sehingga semua tawanan mendapatkan kebebasan/kelepasan dari ketertawanannya, “sebab Ia telah memandang dari ketinggian-Nya yang kudus, TUHAN memandang dari sorga ke bumi, untuk mendengar keluhan orang tahanan, untuk membebaskan orang-orang yang ditentukan mati dibunuh,” (Mazmur 102:21). Dari situ dapat disimpulkan bahwa yang menjadi dasar pelayanan Tuhan Yesus adalah kasih, karena Dia “…datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.” (Markus 10:45).

Melalui pelayanan Yesus orang buta dapat melihat, yang lumpuh dapat berjalan, yang kusta menjadi tahir, yang tuli dapat mendengar, bahkan yang mati dibangkitkan-Nya. Kedatangan-Nya benar-benar untuk menyelamatkan dan membebaskan. Inilah yang seharusnya juga menjadi dasar pelayanan kita yaitu kasih kepada jiwa-jiwa yang tersesat dan membebaskan mereka dari segala keterikatan.

Bagi setiap orang yang percaya: ada pertolongan, kelepasan dan juga pembebasan!

Baca: Mazmur 49:1-21

Latest posts:

KASIH TUHAN TAK TERBILANG

KASIH TUHAN TAK TERBILANG

“Sebab kasih setia-Mu lebih baik dari pada hidup; bibirku akan memegahkan Engkau.” Mazmur 63:4

Dapatkah kita menghitung kasih dan kebaikan Tuhan dalam hidup ini? Tak satu pun yang sanggup menghitungnya. “…betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus, …Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita,” (Efesus 3:18, 20). Jika hal itu senantiasa kita sadari maka hati kita akan senantiasa berlimpah dengan ucapan syukur.

Namun fakta yang terjadi justru sebaliknya, ada banyak orang Kristen yang sulit sekali bersyukur kepada Tuhan, enggan memuliakan nama Tuhan, padahal kalau kita renungkan hidup ini, detik demi detik, menit demi menit, jam demi jam, hari demi hari tak sedikit pun terlewatkan campur tangan Tuhan. Contoh nyata: tahukah Saudara berapa harga oksigen di rumah sakit? Harganya adalah Rp 25.000/liter. Sedangkan nitrogen adalah seharga Rp 10.000/liter. Kita tahu bahwa oksigen dan nitrogen adalah unsur yang sangat dibutuhkan untuk kelangsungan hidup manusia.
Tahukah pula Saudara bahwa dalam sehari umumnya manusia menghirup 2.880 liter oksigen dan 11.376 liter nitrogen? Jika semua itu dihargai dengan uang, maka oksigen dan nitrogen yang kita hirup akan mencapai Rp 185 juta setiap harinya. Coba Saudara kalikan kebutuhan manusia akan oksigen dan nitrogen dalam satu bulan saja, yaitu Rp 185 juta x 30 hari = Rp 5,5 miliar/orang! Bahkan seorang konglomerat atau orang yang paling kaya sedunia sekali pun tidak akan pernah sanggup melunasi seluruh biaya nafas untuk hidupnya, apabila Tuhan mau hitung-hitungan dengan kita secara matematika atau menggunakan rumus dagang seperti yang dilakukan oleh manusia.

Seringkali kita hitung-hitungan dengan Tuhan dan merasa sayang berkorban bagiNya: waktu, tenaga, pikiran, apalagi korban materi untuk pekerjaan-Nya. Itu baru sebatas kebutuhan nafas saja seharusnya kita membayar Rp 5,5 M/bulan kepada Tuhan, namun selama ini kita menerimanya secara cuma-cuma, belum kebutuhan hidup lainnya.

“Sebab kasih-Nya hebat atas kita, dan kesetiaan TUHAN untuk selama-lamanya. Haleluya!” Mazmur 117:2

Baca: Mazmur 63:1-12

Latest posts:

MEREMEHKAN HAK KESULUNGAN (2)

MEREMEHKAN HAK KESULUNGAN (2)

“Janganlah ada orang yang menjadi cabul atau yang mempunyai nafsu yang rendah seperti Esau, yang menjual hak kesulungannya untuk sepiring makanan.” Ibrani 12:16

Menyandang status sebagai anak-anak Tuhan berarti memiliki ‘hak kesulungan’ yaitu hak untuk menjadi ahli waris Kerajaan Sorga dan juga memerintah bersama dengan Kristus; artinya hak kesulungan yang kita terima memiliki nilai yang jauh lebih besar dan mulia daripada sekedar harta warisan yang ada di dunia ini. Karena itu berhati-hatilah! Jangan sampai kita menjual hak kesulungan kita hanya demi pasangan hidup, harta kekayaan, jabatan/pangkat atau popularitas yang sifatnya hanya sementara.

Kalau kita tahu dan menyadari bagaiman proses seseorang memperoleh hak kesulungan, kita sekali-kali tidak akan pernah menyepelekan, memandang rendah dan menyia-nyiakan kasih karunia Tuhan ini. Alkitab menyatakan: “Tidak ada seorangpun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku, dan ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman.” (Yohanes 6:44). Tuhan Yesus juga menegaskan, “Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.” (Yohanes 14:6). Artinya tidak ada sedikit pun campur tangan manusia sehingga manusia dapat menerima kasih karunia Allah dan dapat masuk ke dalam Kerajaan Sorga.

Tertulis: “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.” (Efesus 2:8-9). Jadi jikalau ada seseorang yang meremehkan kasih karunia Allah ini, maka orang tersebut akan bernasib seperti Esau, “…ketika ia hendak menerima berkat itu, ia ditolak, sebab ia tidak beroleh kesempatan untuk memperbaiki kesalahannya, sekalipun ia mencarinya dengan mencucurkan air mata.” (Ibrani 12:17).

Ingatlah Saudaraku, keberadaan kita ini berbeda dengan orang-orang dunia, karena kita adalah orang-orang pilihan Tuhan yang telah dipanggil dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib (baca 1 Petrus 2:9). Jadi kita harus menghormati dan menghargai kasih karunia Tuhan ini dengan hati yang takut dan gentar.

Akankah kita mengikuti jejak Esau, yang harus kehilangan berkat-berkat Tuhan yang luar biasa karena tergiur dengan kenikmatan yang ditawarkan dunia?

Baca: Ibrani 12:15-17

Image source: https://www.simplyimplemented.com/jacobs-red-lentil-soup/

Latest posts:

MEREMEHKAN HAK KESULUNGAN (1)

MEREMEHKAN HAK KESULUNGAN (1)

“Sebentar lagi aku akan mati; apakah gunanya bagiku hak kesulungan itu?” Kejadian 25:32

Pada zaman Israel kuno setiap anak laki-laki sulung memiliki hak kesulungan, yaitu hak yang dimiliki oleh anak sulung yang terdiri atas: hak kepemimpinan dalam ibadah dan keluarga, bagian ganda dalam harta warisan, hak memperoleh berkat perjanjian yang dijanjikan Allah kepada Abraham.

Dalam pembacaan Alkitab hari ini dikisahkan bahwa Esau, yang adalah anak sulung Ishak, memilih untuk menjual hak kesulungannya demi semangkuk sup kacang merah. Menjual hak kesulungan menunjukkan bahwa Esau memandang rendah berkat-berkat Allah dan janji-janji perjanjian-Nya. Bahkan Alkitab menyatakan bahwa Esau mempunyai nafsu yang sangat rendah karena menjual hak kesulungannya dengan makanan. Tindakan Esau ini merupakan sebuah tindakan yang sangat bodoh. Berbeda dengan sikap Yakub yang justru sangat menghargai dan menghormati hak kesulungan, karena ia tahu bahwa ada berkat-berkat yang luar biasa di balik hak kesulungan tersebut; karena itu Yakub mengejarnya begitu rupa supaya ia memperoleh berkat dari ayahnya, Ishak, sehingga Esau pun benar-benar kehilangan hak kesulungannya itu.

Alkitab pun menyatakan bahwa karena sikapnya inilah maka Tuhan lebih mengasihi Yakub dan membenci Esau (baca Maleakhi 1:2-3). Mengapa? Karena Esau tidak menghargai berkat yang datang dari Tuhan. Akhirnya dari Yakublah lahir kedua belas suku Israel.

Tindakan Esau meremehkan hak kesulungan adalah gambaran kehidupan banyak orang Kristen di akhir zaman ini, yang meremehkan anugerah keselamatan demi kenikmatan duniawi atau hal-hal yang fana. Mereka meninggalkan Yesus dan memilih mencintai dunia ini, padahal Alkitab menyatakan bahwa setiap orang yang percaya kepada Tuhan Yesus dan lahir baru berhak menerima hak kesulungan, yaitu sebagai ahli waris Kerajaan Sorga, karena telah diangkat sebagai anak-anak Allah.

Tertulis: “Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah,” (Roma 8:17). Jadi, “…jikalau kamu anak, maka kamu juga adalah ahli-ahli waris, oleh Allah.” (Galatia 4:7).

Meremehkan hak kesulungan berarti meremehkan kasih karunia Tuhan!

Baca: Kejadian 25:1-19-34

Latest posts:

KEDATANGAN TUHAN: Siapakah Kita?

KEDATANGAN TUHAN: Siapakah Kita?

“Sebab itu, hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu duga.” Matius 24:44

Hari demi hari berlalu begitu cepatnya, semakin bertambahnya bulan dan tahun yang kita jalani sesungguhnya semakin mendekatkan kita kepada waktu kedatangan Tuhan yang kedua kalinya. Seharusnya ini memacu kita lebih bersungguh-sungguh mengerjakan keselamatan kita, dan semakin mengejar perkara-perkara rohani lebih dari apa pun.

Dalam kenyataannya masih banyak orang Kristen yang kurang peka akan hari kedatangan Tuhan, mereka menanggapinya dengan biasa-biasa saja seperti tidak terjadi apa-apa, bahkan cenderung apatis. Berhati-hatilah! “Sebab sebagaimana halnya pada zaman Nuh, demikian pula halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia. Sebab sebagaimana mereka pada zaman sebelum air bah itu makan dan minum, kawin dan mengawinkan, sampai kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera, dan mereka tidak tahu akan sesuatu, sebelum air bah itu datang dan melenyapkan mereka semua, demikian pulalah halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia.” (Matius 24:37-39).

Pada waktu itu orang-orang di zaman Nuh sudah diperingatkan agar mereka segera bertobat dan siap sedia karena akan terjadi air bah, namun mereka menanggapinya dengan dingin, mengabaikan dan tidak percaya.

Malahan perbuatan jahat mereka semakin menjadi-jadi. Akhirnya ketika air bah itu benar-benar datang dan pintu bahtera itu ditutup semua orang baru menunjukkan penyesalan, tapi semua sudah terlambat, dan akhirnya mereka harus mengalami kebinasaan, kecuali Nuh dan keluarganya yang selamat karena mereka merespons panggilan Tuhan dan memiliki ke-hidupan yang berbeda dari orang-orang sezamannya. “Nuh adalah seorang yang benar dan tidak bercela di antara orang-orang sezamannya; dan Nuh itu hidup bergaul dengan Allah.” (Kejadian 6:9).

Akankah kita tetap mengeraskan hati seperti orang-orang yang hidup di zaman Nuh, meski kita tahu bahwa tanda-tanda kedatangan Tuhan sudah di ambang pintu? Hari ini kita diperingatkan: “…berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu pada hari mana Tuhanmu datang.” (Matius 24:42).
Maukah kita bernasib sama seperti orang-orang di zaman Nuh yang binasa karena air bah?

Baca: Matius 24:37-44

Latest posts:

ROH KUDUS: Awan Kemuliaan

ROH KUDUS: Awan Kemuliaan

“Dengan tidak beralih tiang awan itu tetap ada pada siang hari dan tiang api pada waktu malam di depan bangsa itu.” Keluaran 13:22

Selain air dan angin, unsur alam lain yang juga digunakan sebagai lambang Roh Kudus adalah awan. Kalau kita perhatikan awan memiliki sifat-sifat sebagai berikut: bergerak di langit, peneduh terhadap terik panas matahari, menunjukkan arah angin dan juga membawa air hujan ke bumi. Pada zaman Perjanjian Lama kehadiran dan lawatan Roh Kudus di tengah-tengah umat-Nya seringkali dinyatakan dalam wujud awan. Inilah yang disebut dengan awan kemuliaan Tuhan!

Setiap kali awan kemuliaan Tuhan memenuhi bait-Nya yang kudus tak seorang pun dapat tahan berdiri di hadapan-Nya, termasuk juga para imam yang melayani. Hal itu membuktikan kedahsyatan kuasa Tuhan!

Kehadiran dan lawatan Roh Kudus benar-benar dialami dan dirasakan oleh umat Israel tatkala mereka ke luar dari negeri perbudakan (Mesir), di mana Tuhan menuntun mereka pada siang hari dengan tiang awan dan pada malam hari dengan tiang api, “TUHAN berjalan di depan mereka, pada siang hari dalam tiang awan untuk menuntun mereka di jalan, dan pada waktu malam dalam tiang api untuk menerangi mereka, sehingga mereka dapat berjalan siang dan malam.” (Keluaran 13:21). Tiang awan dan tiang api ini adalah lambang kehadiran dan penyertaan Roh Tuhan. Ketika Musa selesai membangun Tabernakel dan mentahbiskannya, awan kemuliaan Tuhan juga menutupi seluruh ruangan tersebut sehingga tempat itu dipenuhi oleh kemuliaan Tuhan. Begitu pula saat Yesus dipermuliakan di atas gunung Hermon, di mana waktu itu Ia mengajak Petrus, Yakobus dan Yohanes turut serta, Roh Kudus hadir dalam bentuk awan, “…turunlah awan yang terang menaungi mereka dan dari dalam awan itu terdengar suara yang berkata: ‘Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia.'” (Matius 17:5).

Jika sampai hari ini kita masih melihat awan di langit, itu juga pertanda Roh Kudus selalu ada bersama kita dan menyertai kita, bahkan penyertaan-Nya atas kita sampai kesudahan zaman. Karena itu jangan pernah takut menghadapi apa pun, karena Dia ada di pihak kita.
Di mana awan kemuliaan Tuhan memenuhi gereja-Nya, perkara-perkara besar pasti terjadi!

Baca: Keluaran 13:17-22

Latest posts:

ROH KUDUS: Minyak Urapan

ROH KUDUS: Minyak Urapan

“Haruslah kaubuat semuanya itu menjadi minyak urapan yang kudus, suatu campuran rempah-rempah yang dicampur dengan cermat seperti buatan seorang tukang campur rempah-rempah; itulah yang harus menjadi minyak urapan yang kudus.” Keluaran 30:25

Di dalam Perjanjian Lama, minyak zaitun yang telah diramu dengan rempah-rempah dipergunakan untuk mengurapi benda-benda suci atau perabotan yang ada di Tabernakel atau rumah Tuhan, serta dipergunakan untuk mengurapi dan menahbiskan para imam yang melayani pekerjaan Tuhan, raja-raja dan termasuk pula nabi-nabi untuk setiap tugas yang dipercayakan kepadanya. dalam hal ini minyak adalah juga lambang daripada Roh Kudus, berfungsi untuk mengurapi, menguduskan dan menyucikan.

Benda atau perabot yang telah diurapi minyak keberadaannya menjadi suci dan kudus. Pula para imam, raja dan nabi yang menerima pengurapan minyak ini, selain dikuduskan dan disucikan, juga dilayakkan untuk menerima kuasa, beroleh jaminan penyertaan dan perlindungan dari Tuhan sehingga mereka beroleh kuasa untuk mengerjakan setiap tugas dan tanggung jawab-nya di bawah kendali Roh Tuhan. Ada pun pengurapan ini bukanlah inisiatif mereka sendiri melainkan dilakukan oleh seseorang yang telah dipilih dan ditunjuk Tuhan secara khusus. Kita tahu sifat minyak adalah melicinkan, menghaluskan, membersihkan, sanggup menjangkau bagian-bagian yang tersembunyi, memberikan terang, mempertahankan nyala api dan juga menyembuhkan. Itulah pekerjaan Roh Kudus dalam hidup orang percaya! Roh Kudus adalah minyak rohani serbaguna.

Minyak urapan adalah gambaran dari kehadiran Roh Kudus, Roh yang kuasanya tak terbatas yang bekerja dan menyertai pelayanan hamba-hamba Tuhan, sehingga melalui urapan-Nya ini orang yang sakit disembuhkan, yang terbelenggu kuasa gelap dibebaskan dan beroleh pemulihan. Inilah nasihat Yakobus, “Kalau ada seorang di antara kamu yang sakit, baiklah ia memanggil para penatua jemaat, supaya mereka mendoakan dia serta men-golesnya dengan minyak dalam nama Tuhan. Dan doa yang lahir dari iman akan menyelamatkan orang sakit itu dan Tuhan akan membangunkan dia; dan jika ia telah berbuat dosa, maka dosanya itu akan diampuni.” (Yakobus 5:14-15).

Minyak Urapan adalah lambang kehadiran Roh Kudus, yang oleh-Nya kita mengalami mujizat!

Baca: Keluaran 30:22-33

ROH KUDUS: Burung Merpati

ROH KUDUS: Burung Merpati

“Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas-Nya,” Matius 3:16

Tatkala Yesus keluar dari air setelah menerima baptisan air di sungai Yordan dari Yohanes Pembaptis, Roh kudus datang mengurapi-Nya dengan tampak seekor burung merpati yang hinggap di atas-Nya. Seketika itu terdengar suara dari sorga, “Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan.” (Matius 3:17).

Lambang Roh Kudus lain yang dinyatakan oleh Alkitab adalah burung merpati. Mengapa merpati dipilih menggambarkan Roh Kudus? Bukankah ada banyak sekali jenis burung lain yang mungkin lebih indah warnanya dan lebih merdu kicauannya? Ia dipilih karena memiliki sifat-sifat khusus yang tidak dimiliki burung lainnya. Seringkali merpati dijadikan sebagai simbol perdamaian dan lambang cinta kasih oleh karena ia tidak suka bermusuhan, selalu berdampingan dan sangat setia terhadap pasangan.

Merpati juga lambang dari kesucian karena sifatnya yang penuh ketulusan, kelemahlembutan dan sangat tenang. Bila Roh Kudus memenuhi hati kita, kehidupan kita akan memancarkan sifat atau karakter yang tidak jauh berbeda dari burung merpati ini: kita akan mudah berdamai, tidak suka bertengkar (bermusuhan), sehingga kehadiran kita benar-benar membawa kedamaian bagi semua orang, “Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah.” (Matius 5:9).

Seseorang yang di dalam hidupnya ada Roh Kudus pasti mengasihi Tuhan dengan sungguh dan setia kepada-Nya, sebab “Roh yang ditempatkan Allah di dalam diri kita, diingini-Nya dengan cemburu!” (Yakobus 4:5). Tuhan sangat mengasihi kita dengan cemburu Ilahi, karena itu kita pun harus setia kepada-Nya. Jika kita tidak setia kepada Tuhan, Roh Kudus pun tidak akan tinggal di dalam kita, akan meninggalkan kita, sebab “Sifat yang diinginkan pada seseorang ialah kesetiaannya;” (Amsal 19:22).

Apabila hidup kita dipimpin oleh Roh Kudus setiap waktu kita akan beroleh kekuatan untuk bersikap tegas terhadap dosa dan tidak lagi berkompromi dengan segala jenis kejahatan, sehingga dunia dapat melihat Kristus melalui kehidupan kita.

Tanpa Roh Kudus mustahil kehidupan kita akan memancarkan sifat atau karakter seperti Kristus!

Baca: Matius 3:13-17

Latest posts: