Devotional Blog

Home / Archive by category "Devotional Blog"
ORANG PERCAYA: Harus Hidup Tertib

ORANG PERCAYA: Harus Hidup Tertib

SENIN

ORANG PERCAYA: Harus Hidup Tertib

“Kami katakan ini karena kami dengar, bahwa ada orang yang tidak tertib hidupnya dan tidak bekerja, melainkan sibuk dengan hal-hal yang tidak berguna.” 2 Tesalonika 3:11

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menjumpai tulisan ‘tata tertib’, entah itu di kantor, sekolah, kampus, pabrik atau di tempat-tempat umum. Tata Tertib bukanlah untuk dilanggar namun untuk ditaati supaya tercipta sebuah ketertiban.

Begitu pula dalam kehidupan rohani. Tuhan telah mengatur kehidupan manusia di Alkitab. Dengan kata lain ketertiban dalam hidup adalah syarat mutlak untuk kita menjalankan firman Tuhan. Sekalipun orang mengetahui seluruh isi Alkitab, hafal ayat-ayat di Alkitab, tapi bila dalam kehidupan nyata mereka menjalankan hidup secara tidak tertib semuanya akan sia-sia. Tanpa ketertiban kita tidak akan pernah mencapai goal!

Dikatakan bahwa “…Tuhan adalah setia. Ia akan menguatkan hatimu dan memelihara kamu terhadap yang jahat.” (ayat 3). Sekalipun Tuhan adalah setia tapi bila dari pihak kita sendiri tidak mengerjakan bagian kita yaitu hidup secara tertib, maka cepat atau lambat rumah rohani kita pasti akan rubuh. Bukan tugas Tuhan untuk memelihara rumah rohani kita, namun kita sendiri yang harus mengusahakan begitu rupa: “Entahkah orang membangun di atas dasar ini dengan emas, perak, batu permata, kayu, rumput kering atau jerami, sekali kelak pekerjaan masing-masing orang akan nampak.” (1 Korintus 3:12-13).

Ada banyak orang Kristen yang tidak tertib hidupnya! Contoh: seringkali meninggalkan jam-jam peribadatan, padahal Alkitab menyatakan: “Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.” (Ibrani 10:25); Menyediakan waktu selama berjam-jam untuk menonton televisi kita bisa, tetapi berdoa untuk beberapa menit saja kita malas melakukannya, kita juga malas baca Alkitab, dan selalu punya alasan atau dalih untuk menghindarkan diri dari pelayanan. Ada tertulis: “Oleh karena kemalasan runtuhlah atap, dan oleh karena kelambanan tangan bocorlah rumah.” (Pengkhotbah 10:18).

“Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban.”

2 Timotius 1:7

Baca: 2 Tesalonika 3:1-15


SELASA

PEMERINTAH SEBAGAI WAKIL TUHAN

“Tiap-tiap orang harus takluk kepada pemerintah yang di atasnya, sebab tidak ada pemerintah, yang tidak berasal dari Allah; dan pemerintah-pemerintah yang ada, ditetapkan oleh Allah.” Roma 13:1

Orang Kristen sejati adalah orang yang benar-benar hidup sesuai dengan kehendak Tuhan, menjadi pelaku firman. Salah satu wujud nyata kita terhadap kehendak Tuhan adalah taat kepada pemerintah.

Mengapa kita harus taat kepada pemerintah? Sebab tidak ada pemerintah yang tidak berasal dari Tuhan (ayat nas). Tuhan menetapkan pemerintah-pemerintah di atas muka bumi ini dengan maksud agar manusia hidup secara tertib dan teratur. Dengan kata lain pemerintah adalah wakil Tuhan di bumi. Jadi tujuan utama Tuhan mendirikan pemerintah-pemerintah sesungguhnya adalah demi kepentingan manusia itu sendiri. Maka dari itu Tuhan tidak menghendaki umat-Nya menentang, memusuhi atau melawan pemerintah yang sedang berotoritas, sebab “…barangsiapa melawan pemerintah, ia melawan ketetapan Allah dan siapa yang melakukannya, akan mendatangkan hukuman atas dirinya.” (ayat 2).

Kita tidak perlu takut kepada pemerintah asal kita hidup sesuai aturan-aturan yang ada, melakukan hal-hal yang baik, “Sebab jika seorang berbuat baik, ia tidak usah takut kepada pemerintah, hanya jika ia berbuat jahat.” (ayat 3a). Perhatikan firman Tuhan ini! “Sebab itu perlu kita menaklukkan diri, bukan saja oleh karena kemurkaan Allah, tetapi juga oleh karena suara hati kita.” (ayat 5). Apa maksudnya?

Seringkali suara hati kita sudah memeringatkan bahwa apa yang kita perbuat adalah sebuah pelanggaran terhadap Tuhan atau pemerintah, namun kita tetap saja melakukannya. Ini pertanda kita tidak takluk kepada suara hati kita. Jika suara hati mengatakan sesuatu dan kita melakukannya, artinya kita takluk kepada suara hati kita. Suara hati yang dipimpin oleh Roh Kudus pasti akan melakukan hal-hal yang sesuai dengan kehendak Tuhan. Sebaliknya jika orang cenderung melakukan hal-hal yang jahat seperti korupsi, tidak taat membayar pajak, menyuap atau menerima suap, mencuri aliran listrik/air dan sebagainya, bisa ditebak sendiri bahwa hati orang itu tidak dipimpin oleh Roh Kudus, melainkan dipimpin oleh roh jahat.

Taat kepada pemerintahan berarti kita menghormati ketetapan Tuhan!

Baca: Roma 13:1-7


RABU

BUKAN UNTUK PERSAINGAN DAN PERSETERUAN

“Tetapi kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama.” 1 Korintus 12:7
Seperti telah diketahui kita ini hidup dalam zaman Roh Kudus, di mana Roh Kudus bekerja dengan ajaib untuk menggenapi rencana Bapa.
Rasul Petrus berkata, “Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus.” (Kisah 2:38). Alkitab menyatakan: “Ada rupa-rupa karunia, tetapi satu Roh.

Dan ada rupa-rupa pelayanan, tetapi satu Tuhan. Dan ada berbagai-bagai perbuatan ajaib, tetapi Allah adalah satu yang mengerjakan semuanya dalam semua orang.” (1 Korintus 12:4-7). Inilah yang kurang dimengerti orang Kristen mengapa dan untuk tujuan apa Tuhan memberikan karunia yang berlainan kepada tiap-tiap orang percaya. Yang pasti “…tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama.” (ayat nas). Roh Kudus dicurahkan dan karunia-karunia-Nya diberikan supaya semua anggota dari segala suku bangsa dan denominasi diikat dalam kasih Kristus dan menyatakan kesatuan Tuhan Kristus. “Kamu semua adalah tubuh Kristus dan kamu masing-masing adalah anggotanya.” (1 Korintus 12:27).

Setiap individu bertanggung jawab atas karunia Roh yang Tuhan berikan. Setiap pribadi penting dalam tubuh Kristus, oleh karenanya kita saling membutuhkan dan bersatu padu mengerjakan kehendak Tuhan. “Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.” (Efesus 2:10). Kita diciptakan Allah di dalam Yesus Kristus untuk satu tujuan: melakukan perbuatan baik, bukan bersaing secara tidak sehat, berseteru, saling menjatuhkan. Dalam tubuh Kristus terdapat berbagai suku bangsa tapi oleh darah Kristus kita sudah dipersatukan dalam satu keluarga Kerajaan Sorga. Tuhan memberikan tiap-tiap pribadi karunia yang tidak sama, tapi semuanya bagian tubuh Kristus yang harus saling menghormati dan melengkapi. Janganlah saling memegahkan diri, sebab semuanya adalah anugerah Tuhan.

“Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah.” 1 Petrus 4:10

Baca: 1 Korintus 12:1-11


RABU

BUKAN UNTUK PERSAINGAN DAN PERSETERUAN

“Tetapi kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama.” 1 Korintus 12:7

Seperti telah diketahui kita ini hidup dalam zaman Roh Kudus, di mana Roh Kudus bekerja dengan ajaib untuk menggenapi rencana Bapa.
Rasul Petrus berkata, “Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus.” (Kisah 2:38). Alkitab menyatakan: “Ada rupa-rupa karunia, tetapi satu Roh. Dan ada rupa-rupa pelayanan, tetapi satu Tuhan. Dan ada berbagai-bagai perbuatan ajaib, tetapi Allah adalah satu yang mengerjakan semuanya dalam semua orang.” (1 Korintus 12:4-7).

Inilah yang kurang dimengerti orang Kristen mengapa dan untuk tujuan apa Tuhan memberikan karunia yang berlainan kepada tiap-tiap orang percaya. Yang pasti “…tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama.” (ayat nas). Roh Kudus dicurahkan dan karunia-karunia-Nya diberikan supaya semua anggota dari segala suku bangsa dan denominasi diikat dalam kasih Kristus dan menyatakan kesatuan Tuhan Kristus. “Kamu semua adalah tubuh Kristus dan kamu masing-masing adalah anggotanya.” (1 Korintus 12:27).

Setiap individu bertanggung jawab atas karunia Roh yang Tuhan berikan. Setiap pribadi penting dalam tubuh Kristus, oleh karenanya kita saling membutuhkan dan bersatu padu mengerjakan kehendak Tuhan. “Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.” (Efesus 2:10). Kita diciptakan Allah di dalam Yesus Kristus untuk satu tujuan: melakukan perbuatan baik, bukan bersaing secara tidak sehat, berseteru, saling menjatuhkan. Dalam tubuh Kristus terdapat berbagai suku bangsa tapi oleh darah Kristus kita sudah dipersatukan dalam satu keluarga Kerajaan Sorga. Tuhan memberikan tiap-tiap pribadi karunia yang tidak sama, tapi semuanya bagian tubuh Kristus yang harus saling menghormati dan melengkapi. Janganlah saling memegahkan diri, sebab semuanya adalah anugerah Tuhan.

“Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah.” 1 Petrus 4:10

Baca: 1 Korintus 12:1-11


KAMIS

MENGIMANI DAN MEMERKATAKAN FIRMAN

“Janganlah kamu memikirkan hal-hal yang lebih tinggi dari pada yang patut kamu pikirkan, tetapi hendaklah kamu berpikir begitu rupa, sehingga kamu menguasai diri menurut ukuran iman, yang dikaruniakan Allah kepada kamu masing-masing.” Roma 12:3

Banyak orang Kristen ingin memiliki iman seperti tokoh-tokoh besar dalam Alkitab seperti Abraham, Elia dan sebagainya supaya ia dapat menerima janji berkat yang Tuhan sampaikan di dalam firman-Nya, atau agar dapat melakukan perkara-perkara yang besar.

Kita tak perlu meminta iman dengan berdoa sebab Tu-han telah mengaruniakan iman kepada setiap orang percaya dengan ukuran yang dikaruniakan kepada kita masing-masing. Tuhan telah mengaruniakan iman yang dapat menciptakan apa yang kita minta dengan iman, tapi tentunya permintaan kita harus sejalan dengan firman Tuhan dan sesuai kehendak-Nya, dan yang sangat penting untuk diperhatikan adalah perkataan Tuhan Yesus ini: “Percayalah kepada Allah!” (Markus 11:22). Kunci mendapatkan apa yang kita harapkan adalah percaya kepada Tuhan. Intinya memiliki iman yang aktif, bukan iman mati, sehingga iman itu dapat bekerja secara luar biasa menyampakkan gunung-gunung persoalan, gunung-gunung penyakit, gunung-gunung krisis dan sebagainya seperti yang Tuhan Yesus katakan, “Sesungguhnya barangsiapa berkata kepada gunung ini: Beranjaklah dan tercampaklah ke dalam laut! asal tidak bimbang hatinya, tetapi percaya, bahwa apa yang dikatakannya itu akan terjadi, maka hal itu akan terjadi baginya.” (Markus 11:23). Selain percaya, memerkatakan hal-hal yang kita yakini juga memegang peranan sangat penting untuk menerima berkat yang kita harapkan dari Tuhan, sebab memerkatakan adalah bagian dari pengakuan iman kita. Di dalam Ibrani 4:14 tertulis, “Karena kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah, baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita.”

Untuk mendapatkan apa yang kita harapkan kita harus percaya kepada Tuhan sepenuhnya dan memerkatakannya sebagai wujud pengakuan iman, sehingga perkara-perkara yang heran dan ajaib pasti Tuhan nyatakan dalam hidup kita.

“Aku percaya, sebab itu aku berkata-kata’, maka kami juga percaya dan sebab itu kami juga berkata-kata.”
2 Korintus 4:13

Baca: Roma 12:1-8


JUMAT

TIDAK MAU MENJADI KAWAN SEKERJA

“Karena kami adalah kawan sekerja Allah; kamu adalah ladang Allah, bangunan Allah.” 1 Korintus 3:9

Walaupun Tuhan dapat melakukan segala perkara namun ada hal-hal tertentu yang harus Ia kerjakan dengan melibatkan kita sebagai kawan sekerja-Nya untuk menggenapi rencana-Nya di atas bumi ini.

Untuk itulah Tuhan memercayakan tanggung jawab sep-erti dalam perumpamaan tentang talenta. “Sebab hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang yang mau bepergian ke luar negeri, yang memanggil hamba-hambanya dan mem-percayakan hartanya kepada mereka. Yang seorang diberikannya lima talenta, yang seorang lagi dua dan yang seorang lain lagi satu, masing-masing menurut kesanggupannya, lalu ia berangkat.” (Matius 25:14-15).

1 talenta adalah ukuran timbangan sebesar 3000 syikal atau seberat 34 kg (1 talenta emas = 34 kg emas). 1 talenta = 6000 dinar. Meski demikian Tuhan tidak pernah memaksa kita untuk taat, Ia memberikan kehendak bebas (free will) di mana keputusan ada pada kita masing-masing, apakah mau menjadi kawan sekerja-Nya atau tidak; dan banyak orang Kristen memilih mangkir dari tanggung jawab yang Tuhan percayakan, menolak menjadi rekan kerja-Nya karena malas dan tidak taat. Tidak heran jika rohani mereka tidak tumbuh dengan benar, tetapi kerdil rohani alias Kristen kanak-kanak. Mereka sudah lahir baru tapi kekristenannya macet di tengah jalan karena tidak mau membayar harga dan bersikap pasif, doing nothing. Biasanya orang semacam ini hanya akan menyalahkan Tuhan seperti yang diperbuat oleh hamba penerima 1 talenta: “Tuan, aku tahu bahwa tuan adalah manusia yang kejam yang menuai di tempat di mana tuan tidak menabur dan yang memungut dari tempat di mana tuan tidak menanam. Karena itu aku takut dan pergi menyembunyikan talenta tuan itu di dalam tanah: Ini, terimalah kepunyaan tuan!” (Matius 25:24-25). Hamba yang tidak setia itu pun harus menuai aki-bat kemalasannya.

Jangan pernah sia-siakan apa yang sudah Tuhan percayakan kepada kita dan jadilah kawan sekerja-Nya yang setia!

“Sebab itu ambillah talenta itu dari padanya dan berikanlah kepada orang yang mempunyai sepuluh talenta itu.”
Matius 25:28

Baca: 1 Korintus 3:1-9


SABTU

SEMAKIN DIHITUNG SEMAKIN KUATIR

“Roti seharga dua ratus dinar tidak akan cukup untuk mereka ini, sekalipun masing-masing mendapat sepotong kecil saja.” Yohanes 6:7
Masalah pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari seringkali menjadi faktor penyebab banyak orang mengalami kekuatiran. Mereka berkata, “Uang segini mana cukup untuk makan sebulan? Bagaimana bisa membayar uang sekolah anak dan kontrakan jika penghasilan tetap pas-pasan?”

Dalam kesesakan yang kita hadapi ini sesungguhnya Tuhan Yesus tidak pernah menutup mata, Ia tahu apa yang dibutuhkan dalam hidup ini. Ia tahu apa yang harus diperbuat-Nya untuk menolong kita. Adakalanya kita dibiarkan dalam keadaan terdesak karena Tuhan ingin tahu reaksi kita, seperti pertanyaan yang Ia ajukan kepada Filipus: “Di manakah kita akan membeli roti, supaya mereka ini dapat makan? Hal itu dikatakan-Nya untuk mencobai dia, sebab Ia sendiri tahu, apa yang hendak dilakukan-Nya.” (ayat 5-6). Filipus adalah murid Tuhan yang setiap harinya ada bersama-sama dengan Sang Guru, dan melihat dengan mata kepala sendiri bagaimana Ia melakukan banyak mujizat, tetapi begitu dihadapkan pada fakta yang mengimpit ia lupa begitu saja dengan mujizat yang Guru kerjakan: “Roti seharga dua ratus dinar tidak akan cukup untuk mereka ini, sekalipun masing-masing mendapat sepotong kecil saja.” (ayat nas). Lalu muncul informasi dari murid-Nya yang lain: “Di sini ada seorang anak, yang mempunyai lima roti jelai dan dua ikan; tetapi apakah artinya itu untuk orang sebanyak ini?” (ayat 9).

Seringkali pandangan kita terpaku kepada lima roti dan dua ikan yang jumlahnya sangat sedikit, dan lupa memandang Tuhan Yesus, sumber mujizat. Semakin kita hitung-hitung apa yang ada pada kita semakin kita kuatir dan kita semakin menggunakan akal pikiran kita untuk menutupi kebutuhan. Kalau saja kita ingat bahwa Tuhan yang kita sembah adalah Tuhan yang Mahadahsyat dengan segala perbuatan-Nya tentulah kita tidak akan pernah merasa kuatir. Jika Tuhan ingin membuat mujizat kecil Ia akan menempatkan kita pada situasi sulit, dan apabila Tuhan hendak mengerjakan mujizat yang besar Ia akan menghadapkan kita pada situasi yang secara manusia itu mustahil.
Tidak ada perkara yang terlalu sukar bagi Tuhan, karena itu percayakan hidup ini secara penuh kepada-Nya!

Baca: Yohanes 6:1-15


MINGGU

TAK BERAKAL BUDI

“kulihat di antara yang tak berpengalaman, kudapati di antara anak-anak muda seorang teruna yang tidak berakal budi,” Amsal 7:7

Dalam tulisannya ini Salomo sedang membahas tentang masalah yang dihadapi oleh anak-anak muda yang rentan dengan pengaruh negatif.
Ada seorang anak muda yang masih ‘hijau’ pengalaman terseret bujuk rayu perempuan tak bermoral. “Ia merayu orang muda itu dengan berbagai-bagai bujukan, dengan kelicinan bibir ia menggodanya. Maka tiba-tiba orang muda itu mengikuti dia seperti lembu yang dibawa ke pejagalan, dan seperti orang bodoh yang terbelenggu untuk dihukum, sampai anak panah menembus hatinya; seperti burung dengan cepat menuju perangkap, dengan tidak sadar, bahwa hidupnya terancam.” (ayat 21-23). Ayat ini menggambarkan betapa kuatnya pengaruh dosa menyeret kehidupan seseorang seperti yang dikatakan juga oleh Yakobus: “Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya. Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut.” (Yakobus 1:14-15).

Anak-anak muda selalu menjadi sasaran utama Iblis, yang selalu mencari cara dan waktu yang tepat untuk memikat dan menyeret mereka dengan menawarkan segala bentuk kesenangan dan kenikmatan daging: free sex, narkoba, dugem dan sebagainya. Adapun waktu yang tepat adalah ketika orang sedang lengah karena tidak berakal budi. Firman Tuhan memeringatkan: “…jangan turuti hawa nafsu yang menguasai kamu pada waktu kebodohanmu,” (1 Petrus 1:14), karena itu “Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah.” (Matius 26:41).

Ada harga yang harus dibayar untuk kelengahan karena tidak berakal budi. Orang tidak menyadari bahwa di balik kemasan dosa yang begitu menarik dan menawan hati ada sebuah jebakan yang membinasakan. Tetapi kebinasaan itu hampir tak terlihat pada awalnya, karena itu orang tidak jera untuk terus berbuat dosa.

Berhati-hatilah! Selain membawa maut, dosa juga mengakibatkan hidup seseorang terpisah jauh dari Tuhan.
Hidup dalam persekutuan yang karib dengan Tuhan adalah kunci untuk meraih kemenangan melawan tipu muslihat Iblis!

Baca: Amsal 7:1-27

TUJUAN TUHAN DATANG KEMBALI KE DUNIA

TUJUAN TUHAN DATANG KEMBALI KE DUNIA

“Pada waktu itu orang akan melihat Anak Manusia datang dalam awan-awan dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya.” Markus 13:26

Kedatangan Kristus yang pertama ke dunia dalam wujud Anak Manusia, yang dikandung melalui Maria dan lahir di kandang Betlehem, adalah mengemban rencana Allah Bapa dalam rangka penyelamatan umat manusia. “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh
hidup yang kekal.” (Yohanes 3:16)

Baca renungan harian minggu ini selengkapnya di sini.

ANAK ALLAH: Wajib Meniru Allah (2)

ANAK ALLAH: Wajib Meniru Allah (2)

“Janganlah turut mengambil bagian dalam perbuatan-perbuatan kegelapan yang tidak berbuahkan apa-apa, tetapi sebaliknya telanjangilah perbuatan-perbuatan itu.” Efesus 5:11

Dunia penuh perbuatan-perbuatan kegelapan. Karena status kita anak-anak Allah, bukan dari dunia ini, maka ada tanggung jawab yang kita emban yaitu menjadi terang bagi dunia yang gelap ini. 2. Hidup dalam terang. Menjadi terang berarti menunjukkan kualitas hidup yang benar-benar berbeda, “karena terang hanya berbuahkan kebaikan dan keadilan dan kebenaran,” (ayat 9). Terang artinya dapat terlihat dan bukan tersembunyi, suatu kehidupan yang mampu menjadi berkat atau kesaksian, bukan menjadi batu sandungan. “Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.” (Matius 5:16).

Baca renungan harian minggu ini selengkapnya di link ini.

 

ENGGAN MELEPASKAN IKATAN!

ENGGAN MELEPASKAN IKATAN!

“Ia telah melepaskan kita dari kuasa kegelapan dan memindahkan kita ke dalam Kerajaan Anak-Nya yang kekasih;” Kolose 1:13

Rasul Paulus memberikan penegasan bahwa Tuhan Yesus telah melepaskan kita dari segala ikatan dan belenggu melalui karya-Nya di kayu salib. Dengan demikian setiap orang yang telah menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat dalam hidupnya sudah tidak terbelenggu lagi, sebab “…siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.” (2 Korintus 5:17). Oleh kuasa firman Tuhan hidup kita telah diperbaharui dan dimerdekakan dari segala ikatan, seperti tertulis: “Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.” (Yohanes 8:31-32). Merdeka berarti bebas dari perhambaan atau tidak terikat. Tuhan telah memerdekakan kita, berarti hidup kita tak lagi dibelenggu oleh apa pun juga. “Kamu telah dimerdekakan dari dosa dan menjadi hamba kebenaran.” (Roma 6:18).

Baca renungan harian selengkapnya di sini.

BERDOA TIDAK LAGI DIANGGAP PENTING

BERDOA TIDAK LAGI DIANGGAP PENTING

“Janganlah meninggalkan hikmat itu, maka engkau akan dipeliharanya, kasihilah dia, maka engkau akan dijaganya.” Amsal 4:6

Ketika orang berada dalam pergumulan berat, kesesakan hebat, mempunyai keperluan mendesak, lemah, tertekan, terjepit, belum punya apa-apa, belum menjadi siapa-siapa, kebanyakan ia akan sungguh-sungguh berdoa, giat beribadah dan melayani Tuhan. Namun begitu sudah ditolong Tuhan, pekerjaan mapan, ekonomi dipulihkan, sakit-penyakit disembuhkan, studi berhasil dan sebagainya, berdoa tidak lagi dianggap penting…kerajinan beribadah mengendur dan pelayanan pun ditinggalkan. Pemikirannya berubah: semua bukan lagi karena anugerah dan campur tangan Tuhan, tetapi hasil kerja keras diri sendiri, kemampuan, kekuatan dan kepintaran sendiri!

Baca renungan harian minggu ini selengkapnya di sini.

BERDOA: Terpenting Dalam Hidup

BERDOA: Terpenting Dalam Hidup

“Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya…” Efesus 6:18

Kata doa adalah kata yang selalu menarik perhatian semua orang percaya, karena di mana pun berada dalam keadaan tertekan, terjepit atau mengalami jalan buntu dalam permasa-lahan, hal pertama yang kita butuhkan adalah doa. Entah kita sendiri yang berdoa, atau kita meminta orang lain untuk mendoakan kita.

Baca renungan harian minggu ini selengkapnya di sini.

 

MENGISI KEMERDEKAAN: Tanggung Jawab Bersama

MENGISI KEMERDEKAAN: Tanggung Jawab Bersama

“Hiduplah sebagai orang merdeka dan bukan seperti mereka yang menyalahgunakan kemerdekaan itu untuk menyelubungi kejahatan-kejahatan mereka, tetapi hiduplah sebagai hamba Allah.” 1 Petrus 2:16

Tanggung jawab mengisi kemerdekaan ada di pundak semua masyarakat Indonesia, karena itu kita semua harus bersatu-padu, bahu-membahu dan bergotong-royong mengisi kemerdekaan demi terwujudnya cita-cita bangsa. Masyarakat yang adil dan makmur hanya akan menjadi slogan apabila para wakil rakyat yang duduk di kursi pemerintahan hanya bekerja untuk kepentingan pribadi atau golongannya sendiri, terlebih-lebih mereka yang menyalahgunakan wewenang atau kekuasaan untuk memerkaya diri sendiri dengan melakukan tindakan yang sangat memalukan dan tidak terpuji yaitu korupsi: bukti bahwa mereka telah memergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa (baca Galatia 5:13). Karena itu ada banyak sekali PR (pekerjaan rumah) yang belum dan harus diselesaikan oleh para pemimpin di negeri ini!

Baca renungan harian minggu ini selengkapnya di sini.

 

BARTIMEUS: Mengenal Tuhan Dengan Benar (1)

BARTIMEUS: Mengenal Tuhan Dengan Benar (1)

“Ketika didengarnya, bahwa itu adalah Yesus orang Nazaret, mulailah ia berseru: ‘Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!'” Markus 10:47

Setiap manusia tidak pernah lepas dari masalah. Setiap hari kita harus diperhadapkan dan bergumul dengan masalah, dimana besar kecilnya masalah sangat tergantung dari cara pandang kita terhadap masalah itu sendiri. Seringkali kita menganggap bahwa masalah yang kita hadapi lebih besar daripada yang dihadapi orang lain, padahal hal itu belum tentu benar. Ada orang lain yang masalahnya jauh lebih
besar dari yang kita hadapi tetapi ia masih bisa bersikap tenang, seolah-olah tidak terjadi apa-apa karena ia pintar menyembunyikan masalahnya. Sementara kita sendiri panik, stres, kuatir dan kalang kabut. Jadi yang penting di sini bukanlah besar kecilnya masalah, namun bagaimana respons atau sikap hati kita saat menghadapi setiap masalah.

Baca renungan harian minggu ini selengkapnya di sini.

ALLAH PEMRAKARSA KESELAMATAN

ALLAH PEMRAKARSA KESELAMATAN

“Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia.” Yohanes 3:17

Keselamatan merupakan tema utama dari Alkitab Perjanjian Lama maupun Baru. Pusat keselamatan adalah Yesus Kristus. Ada dua aspek mendasar dari keselamatan: a. Segenap karya Allah dalam membawa manusia keluar dari hukuman menuju pembenaran, dari kematian kekal kepada kehidupan kekal, dari seteru Allah menjadi sekutu Allah. b. Keselamatan mencakup segala anugerah yang ada dalam Yesus Kristus, pada kehidupan kini maupun kehidupan yang akan datang.

Baca renungan harian minggu ini selengkapnya di sini.

SENIN. KENIKMATAN DAN KEPUASAN HIDUP (1)

SENIN. KENIKMATAN DAN KEPUASAN HIDUP (1)

“Satu hal telah kuminta kepada TUHAN, itulah yang kuingini: diam di rumah TUHAN seumur hidupku, menyaksikan kemurahan TUHAN dan menikmati bait-Nya.” Mazmur 27:4

Semua orang mendambakan kenikmatan dan kepuasan dalam menjalani hidup di dunia ini. Kebanyakan beranggapan bahwa hal itu dapat dirasakan ketika memiliki uang yang banyak atau kekayaan yang berlimpah. Ada yang berkata bahwa hal yang membuatnya nikmat dan puas adalah apabila bisa berkeliling dunia, atau ketika ia bisa makan makanan mewah dan tidur di hotel yang berbintang …

Baca renungan harian minggu ini selengkapnya di sini.