BERTUMBUH DAN BERBUAH SESUAI DENGAN KEHENDAK TUHAN
Tuhan Yesus mengatakan bahwa Dialah Pokok Anggur yang benar; orang percaya adalah ranting-ranting yang terhubung pokok anggur tersebut; sedangkan Allah Bapa adalah pengusaha yang menghendaki hasil (buah) dari kebun anggur-Nya. Tuhan telah memilih dan menetapkan kita untuk pergi dan menghasilkan buah, sebagai tanda bahwa kita adalah murid-murid-Nya.
Yohanes 15:
1)Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya.
2)Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah.
3)Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu.
4)Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku.
5)Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.
Tuhan Yesus adalah Pokok Anggur yang benar. IA adalah Kebenaran itu sendiri; tidak ada kepalsuan/kesesatan, keraguan, kebingungan dan kegelapan di dalam Kristus. Kebenaran itu adalah asupan nutrisi bagi manusia roh kita supaya dapat bertumbuh, menjadi dewasa dalam iman dan berbuah. Kebenaran itu akan mengajar, menegur, memperbaiki kesalahan, mendidik, menuntun dan memerdekakan kita.
TERHUBUNG DENGAN POKOK ANGGUR
Untuk dapat menghasilkan buah, tentu saja ranting harus terhubung dengan pokok anggur. Tanpa hubungan dengan Sang Pokok Anggur, maka kita hanya sekedar ada/eksis dan tidak memiliki ‘kehidupan’ rohani. Tanpa terhubung dengan Tuhan Yesus, kita hanya sekedar sibuk dengan berbagai kegiatan (termasuk pelayanan), namun tidak berbuah.
Kualitas kehidupan kita bergantung pada hubungan kasih dengan Kristus, sebagai sumber kehidupan. Ranting yang terhubung dengan Pokok Anggur akan menghasilkan buah dengan kualitas yang serupa dengan Pokok Anggur (menjadi semakin serupa dengan gambar-Nya). Yohanes 15:5 mengatakan : Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa. Bagaimana cara kita terhubung dengan Pokok Anggur?
Tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia.. Peliharalah persekutuan dengan Kristus secara pribadi melalui doa pujian penyembahan; baca, renungkan, pelajari dan perkatakan Firman Tuhan sebab itu akan memperbarui akal budi dan menguasai hati kita. Firman Tuhan memberikan cara pandang ilahi dalam melihat segala sesuatu. Firman Tuhan menjadi landasan kita berpikir, menganalisa, mengambil keputusan, menetapkan prioritas, bertindak, berkata-kata, membentuk gaya hidup, serta menjadi nilai/prinsip utama dalam seluruh aspek kehidupan kita. Selanjutnya, Roh Kudus akan mengingatkan kita tentang perkataan Kristus, memberikan hikmat dan pewahyuan akan kehendak Allah, mendorong kita untuk menaati DIA (menjadi pelaku firman) dan untuk hidup dalam pertobatan. “Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku..” (Yohanes 14:23a).
Mazmur 1:1-3 mengatakan bahwa orang yang kesukaannya adalah firman Allah dan merenungkannya siang dan malam, diibaratkan seperti pohon yang ditanam di tepi aliran air, yang pasti menghasilkan buah pada musimnya dan apa saja yang diperbuatnya berhasil. Mereka yang terhubung dengan Pokok Anggur memiliki kehidupan rohani, jiwa dan fisik yang berbuah dan berhasil (berkualitas, living life to the fullest).
Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil. (Mazmur 1:1-3)
Refleksi :
Apa yang mendominasi pikiran dan hati kita sepanjang hari? Apakah keinginan hawa nafsu, kekuatiran, membanding-bangdingkan, kebencian, kejengkelan, kekecewaan, ketidakpuasan, kesalahan/kelemahan orang lain, uang/harta, gossip terbaru, atau memikirkan apa yang dunia tawarkan lewat social media..?
Jika iya, maka kita perlu bertobat lalu menata ulang isi pikiran dan hati kita dengan merenungkan kebenaran firman Tuhan yang kita dapat, misalnya melalui saat teduh pribadi/pembacaan firman tiap hari, sharing firman di Ibadah Raya, Cool, atau ibadah tengah minggu lainnya. Isi juga pikiran dan hati kita dengan kebaikan Tuhan/pengalaman pribadi dengan Dia; dengan lagu-lagu pujian dan ucapan syukur, yang memuji kebesaran dan keagungan-Nya, yang mendeklarasikan janji-janji-Nya, dsb.
Kalau pikiran kita diserang oleh panah-panah api si jahat berupa intimidasi, kekuatiran, ketakutan, keraguan, pikiran yang membangkitkan hawa nafsu kedagingan dan pikiran tidak sesuai dengan firman Tuhan – jangan diam saja apalagi merenungkannya, melainkan tolak itu semua dalam nama Tuhan Yesus. Tundukkan pikiran kita kepada Kristus dan firman-Nya (Fil. 4:8, 2 Kor. 10:5b).
Hendaklah hidup kita tetap di dalam DIA; terhubunglah dengan Pokok Anggur dengan memelihara persekutuan pribadi dengan Tuhan Yesus setiap hari dan firman-Nya memenuhi hati kita. Hanya dalam keadaan inilah kita mengalami karya Roh Kudus dan diproses (membutuhkan waktu) untuk menghasilkan buah.
Kamu telah menerima Kristus Yesus, Tuhan kita. Karena itu hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia. Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur. (Kolose 2:6-7)
PEMISAHAN VS PEMURNIAN
Keselamatan dalam Kristus Yesus adalah anugerah Allah yang harus kita responi dengan iman dan sikap hati yang benar. Allah menghendaki kita mengerjakan keselamatan tersebut supaya menghasilkan hidup yang berbuah banyak. Untuk itu IA perlu memotong ranting-ranting yang tidak berbuah dan memangkas ranting-ranting yang berbuah, supaya berbuah lebih banyak lagi.
Yohanes 15:2-3 (TB) Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah. Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu.
Allah “memotong” dengan dua tujuan berbeda: yang pertama untuk memisahkan; yang ke dua untuk membersihkan/memurnikan. Ranting yang tidak menghasilkan buah perlu dibuang karena tidak berguna. Ranting yang berbuah akan dibersihkan melalui pemangkasan (pruning) untuk meningkatkan jumlah dan kualitas buah yang dihasilkan.
1. Pemotongan ranting yang tidak berbuah adalah pemisahan.
..ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya..
Sebagai pemilik kebun anggur, Bapa berhak memotong/membuang keinginan hawa nafsu, ambisi, kesombongan, self-centered, sifat egois,hobby, kebiasaan, aktifitas/kesibukan, ikatan, sesuatu yang menjadi berhala, hubungan yang toksik, atau hal-hal lain di hidup kita yang dipandang tidak kudus, tidak berguna, mencelakakan serta tidak berkenan di hadapan-Nya.
Sebab tanah yang menghisap air hujan yang sering turun ke atasnya, dan yang menghasilkan tumbuh-tumbuhan yang berguna bagi mereka yang mengerjakannya, menerima berkat dari Allah; tetapi jikalau tanah itu menghasilkan semak duri dan rumput duri, tidaklah ia berguna dan sudah dekat pada kutuk, yang berakhir dengan pembakaran (Ibrani 6:7-8).
2. Pemangkasan ranting yang berbuah adalah pemurnian, supaya menghasilkan buah yang lebih banyak lagi.
..setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah.
Saat tinggal dalam Yesus dan berakar dalam kasih-Nya, kita akan terus dibersihkan agar semakin banyak berbuah. Pruning (pemangkasan) akan dilakukan oleh Bapa dengan firman-Nya yang tajam seperti pedang bermata dua.
“Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua mana pun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.” (Ibrani 4:12).
Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran (2 Timotius 3:16).
Pertumbuhan rohani tidak terjadi dengan sendirinya melainkan sebuah keputusan yang harus kita ambil. Hati harus selalu dijaga supaya tidak berbatu dan bersemak duri supaya benih firman Tuhan dapat bertumbuh. Tanah hati yang subur adalah hati yang haus dan lapar, percaya dan mau taat. Hubungan kasih dengan Allah sangat menentukan kerelaan kita untuk mau dibersihkan/dididik.
Memang tiap-tiap ganjaran pada waktu ia diberikan tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita. Tetapi kemudian ia menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih olehnya (Ibrani 12:11).
Mungkin hidup kita sudah berbuah, tapi Allah mau lebih meningkatkan kuantitas (jumlah) dan kualitas (mutu/kematangan/kemuliaan) buah tersebut. Dengan pertolongan Roh Kudus, benih firman yang meningkat menjadi pewahyuan akan mendorong kita untuk mau terus dikoreksi, hidup dalam pertobatan, taat, terus bertumbuh, diuji, dimurnikan sehingga menghasilkan buah sesuai standar yang Allah tetapkan. Jadi perkara berbuah bukanlah prestasi diri sendiri tapi hanya karena kasih karunia Allah, sebab di luar Yesus kita tidak dapat menghasilkan apa-apa.
Pemotongan bukanlah suatu hukuman, tapi bagian dari perjalanan iman yang memang harus kita lalui dan demi kebaikan kita sendiri. Proses pemurnian lewat ujian iman adalah tanda bahwa kita terhubung dengan Pokok Anggur dan berharga serta dikasihi oleh Bapa. Responi pemotongan yaitu proses didikan Tuhan dengan iman yang murni, yang berakar dalam kasih.
Sebab Engkau telah menguji kami, ya Allah, telah memurnikan kami, seperti orang memurnikan perak (Mazmur 66:10).
Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegor dan Kuhajar; sebab itu relakanlah hatimu dan bertobatlah! (Wahyu 3:19).