TAHUN 5785, TAHUN KASIH KARUNIA YANG BERLIMPAH-LIMPAH (bagian 2)

Home / Weekly Message / TAHUN 5785, TAHUN KASIH KARUNIA YANG BERLIMPAH-LIMPAH (bagian 2)
TAHUN 5785, TAHUN KASIH KARUNIA YANG BERLIMPAH-LIMPAH (bagian 2)

Sambungan dari minggu lalu :
hal-hal yang kasih karunia Allah lakukan dalam hidup kita :
1. Kasih karunia yang menyelamatkan.

Lanjutan minggu ini :

2. Kasih karunia yang menopang di dalam kelemahan diri, ujian iman dan masalah.

Tetapi jawab Tuhan kepadaku: “Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna.” (2 Korintus 12:9).

Hidup di dalam kasih karunia bukan berarti hidup tanpa kesulitan/tantangan. Justru dalam kelemahan, ujian iman dan masalah, Allah hendak menunjukkan kasih karunia-Nya yang sempurna atas kita. Ketangguhan dan ketekunan dalam melewati lembah kekelaman merupakan bukti bahwa seseorang ditopang oleh kekuatan kasih karunia Allah.

Semakin besar masalah, kesulitan ataupun kelemahan kita, di situ kasih karunia Allah semakin berlimpah-limpah pula. Allah ingin manusia menyadari kelemahan, ketidakmampuan, dan ketidakberdayaannya sehingga dapat mengenal Dia yang penuh kasih setia dan rahmat. Ketika kita tidak berdaya dan lemah, di situ kasih karunia Allah menolong, menguatkan dan memampukan kita untuk tetap hidup oleh iman, untuk melawan dosa, untuk menyangkal diri pikul salib dan taat kepada pimpinan Roh Allah.

Sesungguhnya kasih karunia bukan hanya menopang dalam kelemahan saja tapi juga dalam ‘kelebihan’ yang kita miliki. Kelebihan tersebut misalnya karunia, kekayaan, kepintaran, kesuksesan, pemakaian Tuhan atas dirinya, dsb. Jika tidak waspada, kelebihan yang kita miliki justru bisa membawa kepada kejatuhan (menjadi tinggi hati, mencuri kemuliaan Allah, menghakimi dan memandang rendah orang lain).

Baca 2 Korintus 12:7-10

‘Duri dalam daging’ yang diijinkan terjadi pada Paulus sebenarnya adalah bentuk kasih karunia yang mencegah dia jatuh dalam dosa kesombongan karena memiliki karunia yang luar biasa.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan; dalam menyikapi kelemahan dan kesulitan kita tidak perlu berkecil hati dan mengasihani diri sendiri. Sebaliknya jika kita memiliki kelebihan dari orang lain tidak perlu menjadi sombong dan tinggi hati (boastful). Ingatlah bahwa semua itu hanya karena kasih karunia, bukan karena kemampuan kita.

Beginilah firman TUHAN: “Janganlah orang bijaksana bermegah karena kebijaksanaannya, janganlah orang kuat bermegah karena kekuatannya, janganlah orang kaya bermegah karena kekayaannya, tetapi siapa yang mau bermegah, baiklah bermegah karena yang berikut : bahwa ia memahami dan mengenal Aku, bahwa Akulah TUHAN yang menunjukkan kasih setia, keadilan dan kebenaran di bumi; sungguh, semuanya itu Kusukai, demikianlah firman TUHAN.” (Yeremia 9:23-24).

3. Kasih karunia yang memperbarui hidup kita.

Karena kasih karunia Allah yang menyelamatkan semua manusia sudah nyata. Ia mendidik kita supaya kita meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi dan supaya kita hidup bijaksana, adil dan beribadah di dalam dunia sekarang ini (Titus 2:11-12).

Kasih karunia Allah memperbarui kita untuk semakin menyerupai Kristus dan memimpin kita kepada kehidupan yang dikehendaki Allah. Kasih karunia memiliki kekuatan untuk mengubah kita dari dalam ke luar. Ini merupakan pembaruan secara mendalam yang mengubah karakter kita. Kasih karunia memiliki kekuatan untuk mengubah kehidupan seseorang dengan cara yang tidak pernah diduga.

Roh Kudus menyadarkan kita akan dosa, kelemahan dan hal-hal yang perlu diubah, ditingkatkan serta dibuang dari hidup kita. Berikutnya adalah pertobatan, di mana kita meninggalkan dosa dan berbalik kepada Tuhan. Pertobatan bukan hanya peristiwa satu kali, tetapi proses berkelanjutan untuk berpaling dari manusia lama serta kebiasaannya untuk hidup sesuai dengan kehendak dan rencana Tuhan. Selanjutnya adalah proses pengudusan, suatu proses berkelanjutan yang membawa kita menjadi semakin serupa dengan gambar Kristus. Dalam proses pengudusan terjadi pembaruan akal budi yang terus-menerus, pemurnian hati, penyangkalan diri dan pikul salib.

Perlu diketahui bahwa Tuhan bekerja mengubah setiap kita dengan cara yang unik. Ia mendidik kita sedemikian rupa supaya kita meninggalkan kefasikan serta keinginan-keinginan duniawi. Didikan Tuhan bagi tiap orang tidaklah sama, oleh sebab itu kita tidak membanding-bandingkan diri dengan orang lain ataupun menghakimi kelemahan orang lain, melainkan terus memperbaiki diri dan membantu kelemahan/kekurangan orang lain serta mendoakannya.

2 Korintus 5:17 mengatakan “Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru : yang lama sudah berlalu, sesunguhnya yang baru sudah datang”. Ayat ini menunjukkan bahwa transformasi dalam kasih karunia bukan sekadar perubahan di level permukaan, tetapi perombakan total yang terjadi dari dalam. Yang tadinya manusia lama/manusia duniawi menjadi manusia baru/manusia roh yang terus diperbarui oleh firman Tuhan dan kuasa Roh Kudus.

“Sebab kamu tidak akan dikuasai lagi oleh dosa, karena kamu tidak berada di bawah hukum Taurat, tetapi di bawah kasih karunia.” (Roma 6:14).Kita telah dimerdekakan dari dosa dan menjadi hamba kebenaran. Kasih karunia Allah menolong kita untuk menolak dosa supaya kita beroleh buah yang membawa kepada pengudusan (Roma 6:22).

Bersambung minggu depan…