A NEW BEGINNING (bagian 2)

Home / Weekly Message / A NEW BEGINNING (bagian 2)
A NEW BEGINNING (bagian 2)

Sekilas review minggu lalu:

Di awal musim yang baru ini, Tuhan hendak mentahirkan kita dari segala kenajisan dan berhala yang ada di hidup kita dan memberikan hati yang baru supaya kita taat kepada Tuhan Yesus serta hidup dalam kehendak/rencana-Nya. Hal-hal yang terjadi di musim yang baru :
1. Hati kita ditahirkan dari segala kenajisan dan berhala.

Sambungan minggu ini:

2. Kita adalah ciptaan baru yang terus menerus diperbarui.

“Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru : yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.” (2 Korintus 5:17).

Setiap orang yang lahir dari Allah adalah ciptaan baru dalam Kristus Yesus. Sebagai ciptaan baru, kita tidak suka lagi hidup di dalam dosa sebab kita telah diberikan hati yang baru. Kuasa ilahi-Nya telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh oleh pengenalan kita akan Dia.

Namun demikian untuk hidup dalam kekudusan yang sempurna tidak terjadi dalam sekejab, tapi melalui proses. Keinginan untuk hidup dalam kekudusan harus diikuti oleh pembaruan akal budi dengan firman Tuhan supaya kita dapat mengerti kehendak Allah dan hidup di dalamnya. Akal budi yang terus diperbarui akan menyebabkan transformasi dalam seluruh aspek hidup kita (Roma 12:2).

a. Hal-hal yang menghalangi terjadinya transformasi di hidup kita.

Banyak orang datang beribadah ke gereja dan mendengarkan firman Tuhan yang disampaikan, tetapi tetap berjalan dalam pikiran, perasaan, dan kehendaknya sendiri. Sikap seperti ini menghalanginya untuk bisa mendengar suara Roh Kudus. Ia lebih suka mempertahankan asumsi dan pendapatnya, memikirkan hal-hal yang negatif, melihat kekurangan orang lain, membandingkan keadaan diri dengan orang lain, self-pity, memikirkan hal-hal menarik yang ditawarkan dunia dan pikiran sia-sia yang lain.

Suara teguran dan pimpinan Roh Kudus tidak bisa didengar karena hatinya menjadi keras dan pikirannya didominasi dengan hal-hal yang berasal dari keinginan sendiri. Orang seperti ini mudah tersesat, tidak bisa mengerti kehendak Allah serta tidak bisa hidup dalam ketaatan.

b. Pembaruan akal budi dengan pertolongan Roh Kudus.

Memperbarui akal budi dimulai dengan merenungkan firman Tuhan dengan pertolongan Roh Kudus yang memberikan pengertian/pewahyuan. Melalui perenungan firman, Roh Kudus akan membawa kita kepada seluruh kebenaran. Hati dan pikiran kita dibawa untuk memikirkan hal-hal yang dari Roh; memikirkan perkara-perkara yang di atas bukan yang di bumi (Kolose 3:2); memiliki pikiran Kristus.

“Sebab mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging; mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh” (Roma 8:5-6).

Apa yang kita renungkan itu tertanam dalam alam bawah sadar dan itu juga yang akan kita lakukan. Memikirkan hal-hal yang dari daging akan diikuti dengan hidup dalam hawa nafsu kedagingan; memikirkan hal-hal yang dari Roh akan diikuti dengan hidup dalam pimpinan Roh. Oleh sebab itu, perhatikan dengan seksama apa yang kita pikirkan. Orang yang memikirkan hal-hal yang dari Roh akan menjaga hatinya dengan firman Tuhan.

Hiduplah oleh Roh, supaya kita tidak menuruti keinginan daging. Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging karena keduanya bertentangan.

“Sebab barangsiapa menabur dalam dagingnya, ia akan menuai kebinasaan dari dagingnya, tetapi barangsiapa menabur dalam Roh, ia akan menuai hidup yang kekal dari Roh itu.” (Galatia 6:8).

Pembaruan akal budi membuat kita mengetahui kehendak Allah:
yaitu bahwa kamu, berhubung dengan kehidupan kamu yang dahulu, harus menanggalkan manusia lama, yang menemui kebinasaannya oleh nafsunya yang menyesatkan, supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu, dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya (Efesus 4:22-24)

Pembaruan akal budi serta gaya hidup yang suka berdoa dan memuji Tuhan akan mendorong kita untuk menanggalkan manusia lama dan mengenakan manusia baru, sehingga kita memperoleh pengetahuan yang benar tentang gambar Kristus (Kolose 3:10) dan Roh Kudus semakin menyempurnakan kekudusan kita (2 Korintus 7:1).
Keadaan hati yang lama : hidup dalam keinginan-keinginan daging, tidak taat, suka memaksakan kehendak sendiri, tidak tahu kehendak Tuhan, sok tahu/asumsi, sombong, tidak bisa menerima teguran, bebal/degil, tidak ada kasih akan Allah dan sesama, self-centered, dan berjalan dalam agenda pribadi.

Keadaan hati yang baru : mengasihi Tuhan yang ditunjukkan dengan ketaatan, belajar merendahkan hati, mengasihi orang lain, menjaga hati dengan segala kewaspadaan, hidup dalam pertobatan, mencari kehendak Tuhan, lemah lembut (mudah dibentuk), Christ-centered, dan berjalan dalam rencana-Nya.

Bersambung minggu depan ..