“Jangan kamu bersusah hati, sebab sukacita karena TUHAN itulah perlindunganmu!” (Nehemia 8:10)
PENDAHULUAN
Pada umumnya sukacita diartikan sebagai sekedar perasaan riang gembira akibat keinginan-keinginan yang terpuaskan, atau karena situasi/kondisi dimana sedang tidak mengalami penderitaan atau permasalahan. Namun sukacita sejati yang dimiliki orang percaya tidak bergantung dari manusia serta situasi/ kondisi yang terlihat, melainkan bersumber dari Tuhan.
ISI
Sukacita didalam Tuhan menurut Alkitab adalah buah Roh yang berasal dari hubungan intim dengan Tuhan, dan yang dapat bertahan meskipun di tengah penderitaan dan tantangan (everlasting joy). Kebahagiaan menurut cara pandang dunia adalah perasaan senang yang bersifat sementara dan bergantung pada situasi dan kondisi eksternal (emotional state).
Sukacita di dalam Tuhan bergerak dalam dimensi roh (hidup karena iman percaya atas dasar firman Tuhan dan kuat bertahan di tengah masalah/bersifat kekal). Sukacita menurut cara dunia bergerak pada dimensi emosi/perasaan (hidup karena melihat hal materi/fisik dan tidak dapat bertahan di tengah masalah/bersifat sementara).
1. Sukacita yang datang dari Tuhan memberikan kekuatan dan perlindungan.
Sukacita yang dari Tuhan akan melindungi hati dan pikiran kita dari tipu muslihat Iblis/ panah-panah api si jahat. Sukacita dari Tuhan membuat hati dan jiwa kita mengalami ketenangan dan damai sejahtera meski dalam badai masalah, ketidakpastian dan penderitaan. Gunakan perisai iman dalam segala keadaan, agar kita dapat memadamkan semua panah api dari si jahat.
Tuhan adalah kekuatanku dan perisaiku; kepada-Nya hatiku percaya. Aku tertolong sebab itu beria-ria hatiku, dan dengan nyanyianku aku bersyukur kepada-Nya. (Mazmur 28:7).
Sukacita sejati diawali dengan pengenalan akan Pribadi Allah dan firman-Nya, sehingga kita tahu dan mengerti siapa Allah bagi kita (the Covenant keeping God), dan siapa kita di dalam DIA (Ulangan 7:9). Bagaimana kehendak, cara/jalan, kuasa otoritas sebagai anak-anak Allah dan rancangan-Nya yang terbaik bagi kita secara pribadi; bagi keluarga, gereja, komunitas, kota dan bangsa. Perenungan ini akan membuat hati kita bersyukur, memuji dan bersukacita hanya karena Tuhan.
Aku hendak menyanyi bagi TUHAN selama aku hidup, aku hendak bermazmur bagi Allahku selagi aku ada. Biarlah renunganku manis kedengaran kepada-Nya! Aku hendak bersukacita karena TUHAN (Mazmur 104:33-34).
Hati yang percaya dan bersyukur memberikan kekuatan bagi jiwa kita. Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku (Filipi 4:13).
2. Memelihara sukacita dalam kehidupan sehari-hari.
Dibutuhkan suatu kedisiplinan dan sikap yang konsisten untuk memelihara sukacita sejati yang Allah berikan kepada kita. Berikut langkah-langkah praktis untuk memelihara sukacita dalam kehidupan sehari-hari :
a. Ingatkan diri sendiri bahwa orang benar/saya hidup karena percaya, bukan karena melihat.
b. Miliki hati yang selalu bersyukur dan memuji-muji Tuhan dalam segala hal/keadaan, baik atau sedang tidak baik agar Allah bertahta di atas puji-pujian kita (Mazmur 22:3; 100:4). Jangan ijinkan ketakutan, kekuatiran, kebencian, amarah, Mammon, ambisi pribadi dan hawa nafsu yang bertahta di hati kita.
c. Berdoa. Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur (Filipi 4:6).
d. Merenungkan firman. “Download” firman Tuhan di hati dan pikiran kita agar kita tidak berjalan dalam kegelapan dan dipermainkan tipu daya Iblis, melainkan dalam terang Tuhan. Jika kita tetap dalam firman Tuhan, maka kita akan mengetahui kebenaran dan kebenaran itu akan memerdekakan kita dari hal-hal yang bisa mencuri damai sejahtera kita.
e. Bersekutu dengan sesama. Penting sekali semua jemaat terhubung dengan komunitas orang percaya melalui Cool, untuk saling membantu menjaga dan menguatkan sukacita satu sama lain. Orang yang menjauhkan diri dari pertemuan ibadah dan/atau Cool, cenderung menjadi lemah keadaan rohaninya, mudah ditipu oleh si jahat, pikiran bisa jadi negatif, self-pity, kehilangan arah, dsb.
Bersukacitalah senantiasa. Tetaplah berdoa. Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu. (1 Tes. 5:16-18).
3. Sukacita yang timbul dari iman dan pengharapan kepada Tuhan.
Baca Habakuk 3:17-18.
Sukacita orang percaya tidak bergantung pada hal-hal eksternal, tapi kepada Tuhan dan firman/janji-Nya. Firman/janji Tuhan menimbulkan iman dan pengharapan yang tidak akan mengecewakan. Itu sebabnya kita diperintahkan untuk bersukacita dalam pengharapan, sabar dalam kesesakan dan bertekun dalam doa (Roma 12:12). Arahkan mata hanya kepada Tuhan; DIA-lah keselamatan, pokok pujian dan sumber segalanya dalam hidup kita. Rancangan-Nya bagi kita adalah rancangan damai sejahtera dan hari depan yang penuh harapan.
PENUTUP
Sukacita sejati dan damai sejahtera akan sejalan dengan firman kebenaran karena bersumber dari Tuhan Yesus sendiri. Roh Kuduslah yang mengerjakannya di dalam kita. IA akan mengajarkan, mengingatkan akan perkataan Tuhan serta menghibur hati kita. Hiduplah oleh iman, tetap jaga persekutuan dengan Roh Kudus dan bersyukurlah senantiasa. Pengenalan akan Tuhan dan firman-Nya membuat kita dapat menikmati sukacita sejati. Sukacita karena Tuhan adalah kekuatan dan perlindungan bagi jiwa kita.