MELIHAT PENDERITAAN DARI CARA PANDANG KEBENARAN (bagian 1)

Home / Weekly Message / MELIHAT PENDERITAAN DARI CARA PANDANG KEBENARAN (bagian 1)
MELIHAT PENDERITAAN DARI CARA PANDANG KEBENARAN (bagian 1)

PENDAHULUAN

Penderitaan adalah sesuatu yang tidak menyenangkan namun pasti akan dialami setiap orang.
Hal-hal yang menyebabkan seseorang mengalami penderitaan antara lain: faktor luar seperti bencana alam, menderita karena kejahatan/dosa orang lain, atau karena dosa/kesalahan sendiri. Ada perbedaan antara orang beriman dan orang yang tidak memperdulikan Tuhan dalam menghadapi penderitaan.

ISI

Sebagai orang yang hidup oleh iman, kita diperintahkan untuk senantiasa bersukacita dalam Tuhan (Filipi 4:4) Tuhan ijinkan penderitaan terjadi sebagai suatu ujian iman, guna menyatakan kemurnian iman kita. Menderita karena kebenaran/kehendak Allah akan mendatangkan upah dan mahkota kekal dari Tuhan. Hendaklah kita mengerti bahwa Allah mengijinkan penderitaan dan tantangan yang kita alami untuk maksud dan tujuan yang mendatangkan kebaikan bagi kita, orang lain serta membawa kemuliaan bagi nama-Nya.

Kita akan belajar memaknai penderitaan dari cara pandang yang sesuai dengan Firman Tuhan agar bisa meresponinya dengan benar :

1. Penderitaan karena kejahatan/dosa orang lain

“Sebab adalah kasih karunia, jika seorang karena sadar akan kehendak Allah menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung. Sebab dapatkah disebut pujian, jika kamu menderita pukulan karena kamu berbuat dosa? Tetapi jika kamu berbuat baik dan karena itu kamu harus menderita, maka itu adalah kasih karunia pada Allah.” 1 Petrus 2:19-20 (TB)

Mengalami penderitaan akibat kejahatan/dosa orang lain merupakan suatu ketidakadilan menurut pandangan manusia. Kita cenderung ingin segera membenarkan diri, membalas dan menuntut keadilan dengan cara sendiri. Tuhan Yesus sudah meninggalkan teladan bagi kita tentang bagaimana respon yang benar saat mengalami penderitaan akibat kejahatan orang lain :
1) menyerahkan kepada Bapa yang menghakimi dengan adil;
2) mengampuni orang yang bersalah kepada kita.

Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki; ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkannya kepada Dia, yang menghakimi dengan adil (1 Petrus 2:23).

Yesus berkata: “Ya, Bapa, ampunilah mereka..(Lukas 23:34a).

2. Penderitaan karena dosa/kesalahan sendiri

“Tidak ada yang sehat pada dagingku, oleh karena amarah-Mu; tidak ada yang selamat pada tulang-tulangku, oleh karena dosaku. Sebab kesalahanku telah menimpa kepalaku; semuanya seperti beban berat, terlalu berat untukku.” Mazmur 38:3-4 (TB)

Ketika kita menyimpang dari kebenaran, maka Tuhan mengijinkan kita mengalami penderitaan sebagai konsekuensi dari dosa/kesalahan tersebut agar kita bertobat dan kembali kepada jalan keselamatan.

Didikan/pendisiplinan Tuhan akan mengusir kebodohan dan kefasikan dalam hidup kita. Orang yang menolak didikan hidupnya akan tersesat dan menimbun murka Allah atas dirinya sendiri. Penderitaan dipakai Tuhan menjadi sarana untuk kita belajar taat kepada perintah dan hukum-hukum-Nya. Bahwa aku tertindas itu baik bagiku, supaya aku belajar ketetapan-ketetapan-Mu (Mazmur 119:71). Kesadaran (self-awareness) akan kesalahan diri sendiri serta kerendahan hati membuat kita hidup dalam pertobatan.

3. Penderitaan sebagai suatu ujian iman

“Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan, sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan. Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun.” Yakobus 1:2-4 (TB)

Mengapa kita diminta memaknai penderitaan sebagai suatu kebahagiaan/sukacita? Sebab Allah memakai penderitaan itu untuk menguatkan, mendewasakan dan menyempurnakan iman kita (1 Petrus 1:6-7). Ujian iman menghasilkan ketekunan; ketekunan menghasilkan buah yang matang, yang menjadikan kita sempurna, utuh dan tidak kekurangan suatu apapun yang baik dari Tuhan. Berbahagialah kita jika bertahan dalam penderitaan (memiliki iman yang tahan uji), sebab kita akan menerima mahkota kehidupan dari Allah (Yakobus 1:12).

4. Penderitaan karena kebenaran/kehendak Allah

“Tetapi sekalipun kamu harus menderita juga karena kebenaran, kamu akan berbahagia. Sebab itu janganlah kamu takuti apa yang mereka takuti dan janganlah gentar.” 1 Petrus 3:14 (TB)

Kita tidak hanya dikaruniakan iman percaya saja, tapi juga untuk menderita karena kebenaran (Filipi 1:29). Penghakiman Allah yang adil akan menyatakan bahwa kita yang menderita karena kebenaran, layak menjadi warga Kerajaan Allah (2 Tes. 1:5). Orang benar tidak perlu takut terintimidasi dengan siksaan atau penganiayaan.

Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga. Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat. Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga (Matius 5:10-12).

Bersambung minggu depan…