MEMULIAKAN ALLAH MELALUI PELAYANAN DAN PEKERJAAN

Home / Weekly Message / MEMULIAKAN ALLAH MELALUI PELAYANAN DAN PEKERJAAN
MEMULIAKAN ALLAH MELALUI PELAYANAN DAN PEKERJAAN

PENDAHULUAN

Banyak orang bisa melakukan pekerjaan-pekerjaan yang tampaknya baik, namun belum tentu tujuannya memuliakan Tuhan. Beragam motivasi bisa menjadi pemicu untuk melakukan perbuatan baik; misalnya mencari popularitas, pencitraan, usaha menarik simpati, untuk kepentingan pribadi, untuk mendapatkan balasan ataupun motivasi lain yang hanya bertujuan untuk memuliakan diri sendiri. Begitu pula dalam pelayanan; motivasi yang keliru seperti karena ikut-ikutan, ingin terkenal atau terlihat penting, pelayanan untuk sekedar mengisi waktu, sekedar mengembangkan talenta, dsb tidak akan membawa kemuliaan bagi Allah.

ISI

Firman Tuhan memberi arahan tentang sikap dalam melakukan pekerjaan baik yang berkenan dan memuliakan nama-Nya : Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. Kamu tahu, bahwa dari Tuhanlah kamu akan menerima bagian yang ditentukan bagimu sebagai upah (Kolose 3:23-24).

Pekerjaan bukanlah sekedar tanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan hidup, aktualisasi diri melalui karier, menyalurkan hobi, atau untuk menimbun harta kekayaan. Pekerjaan merupakan bentuk pelayanan/pengabdian kepada Allah sendiri. Apapun yang kita lakukan baik itu hal sepele atau besar, dilihat orang atau tidak, dihargai atau tidak : lakukanlah itu dengan sungguh-sungguh seperti untuk Tuhan. Motivasi kita dalam melakukan pekerjaan baik dalam pelayanan atau pekerjaan adalah hati yang mengasihi Tuhan.

Allah ingin kita menggunakan talenta, karunia dan berkat yang kita miliki untuk memberkati orang lain, supaya melalui pelayanan/pekerjaan kita, mereka bisa melihat keberadaan Allah dan kasih-Nya kepada manusia. Menjadi pemimpin bukanlah soal jabatan, tetapi soal mengambil tanggung jawab dan rela berkorban demi mendahulukan kepentingan orang lain. Pemimpin yang dikenan Allah adalah pemimpin yang melayani (servant leader), bukan yang bossy. Bossy adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan seseorang yang suka memerintah” dan mengontrol orang lain. Orang dengan karakter ini cenderung mengambil alih keputusan dan mengarahkan orang lain atas kemauannya sendiri tanpa memperhitungkan masukan, perasaan, atau kebutuhan orang lain. Sifat ini kerap membuat seseorang berpikir bahwa segala sesuatunya tidak akan berjalan baik tanpa kendalinya dengan mempersoalkan masalah masalah kecil ia mendominasi situasi dan orang lain.
Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu (Matius 23:11).

Semua pekerjaan yang baik adalah pekerjaan yang halal dan tidak melanggar nilai-nilai moral atau prinsip kebenaran. Pekerjaan yang dikehendaki Allah adalah pekerjaan yang memberikan kontribusi kepada apa yang dikehendaki Allah untuk kita kerjakan di dunia ini. Ini menekankan bahwa pekerjaan yang dianggap halal tidak hanya harus memenuhi standar moral, tetapi juga harus berkontribusi positif terhadap tujuan-tujuan yang Allah kehendaki untuk manusia di dunia ini.

Semua yang kita kerjakan dalam pelayanan ataupun pekerjaan bertujuan untuk memuliakan Allah, bukan memuliakan diri sendiri. Memuliakan Allah bukan berarti Allah menjadi ‘lebih mulia’ melalui apa yang kita lakukan. Allah itu mulia tanpa perlu usaha/campur tangan manusia. Istilah memuliakan di sini berarti menampilkan/representasi. Apapun yang kita lakukan hendaknya merepresentasikan gambaran tentang Allah terkait kasih, kebenaran, karakter, kekudusan dan keagungan-Nya. Secara sederhana, ada tiga komponen yang dapat mengarahkan kita untuk memuliakan Allah melalui pekerjaan atau pelayanan :

a. Etika kerja
Amsal 6:6-8 menasehati kita untuk belajar bersikap bijak, bekerja keras dan rajin. Kemalasan adalah sesuatu yang buruk, merusak, mendatangkan kemiskinan dan kekurangan. Kita memang diperintahkan untuk rajin, tapi bukan berarti jadi ‘gila kerja’/workaholic di mana pekerjaan membuat Tuhan bukan lagi yang terutama, membuat kita kehilangan arah/perspektif yang benar, membawa kepada ketamakan, membahayakan kesehatan, menelantarkan hal penting lain dan menelantarkan keluarga. Enam hari lamanya kita bekerja, dan ada satu hari perhentian untuk beribadah kepada Allah.

Sikap lain yang patut kita terapkan dalam dunia kerja dan pelayanan adalah kejujuran, tepat waktu, bertanggung jawab, efektif, efisien, memaksimalkan kinerja dan produktivitas (yaitu memiliki inisiatif, disiplin, menentukan skala prioritas yang tepat dan inovatif), menghormati atasan dan rekan kerja, mau belajar, bersedia ditegur, dlsb.

b. Pengaruh Positif
Jadilah orang yang selalu memberi dampak positif di manapun kita ditempatkan. Jangan kita yang dipengaruhi oleh cara-cara dunia yang jahat, serakah, menghalalkan segala cara dan cinta akan uang, tapi kita yang harus membawa pengaruh nilai-nilai Kerajaan Allah kepada dunia.
Kapabilitas dan karakter kita dalam dunia kerja akan menentukan kredibilitas kita. Nilai-nilai kebenaran dan dampak positif yang kita tinggalkan akan memberi ruang untuk menyaksikan iman Kristen kita dengan leluasa.

c. Loyal
Bersikap loyal dalam hal komitmen, dedikasi, kesetiaan, bersikap pro-aktif serta melakukan upaya yang konsisten untuk berkontribusi pada kemajuan gereja lokal tempat kita melayani atau di tempat kita bekerja. Jangan bersikap pasif, masa bodoh, hanya mau dilayani, atau sekedar sebagai penonton yang pintar berkomentar dan mengkritik. Lakukan bagian kita sesuai karunia dan talenta sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah. Setiap orang yang kepadanya banyak diberi, dari padanya akan banyak dituntut, dan kepada siapa yang banyak dipercayakan, dari padanya akan lebih banyak lagi dituntut (Lukas 12:48b).

PENUTUP

Bekerja dan melayani orang lain adalah bagian penting dalam pelayanan Yesus. Ketika Dia menyembuhkan orang sakit, memberi makan 5000 orang, mengajar tentang hal Kerajaan Allah dll, banyak orang yang diperkenalkan kepada kasih, karakter dan kemuliaan Allah. Kita patut mengikuti teladan Tuhan Yesus melalui pelayanan/pekerjaan kita. Saat kita mendemonstrasikan Pribadi Allah melalui pekerjaan yang baik, orang akan memuliakan DIA. Hendaklah pelayanan/pekerjaan yang kita lakukan menunjukkan betapa besar kasih dan karya-Nya yang ajaib melalui diri anak-anak-Nya.