PENDAHULUAN
Kemuliaan Allah yang terpancar dari kehidupan pribadi seseorang pasti akan turut berdampak kepada hubungannya dengan orang lain. Hubungannya dengan orang lain didasari oleh kasih yang tulus sehingga ia dimampukan mengasihi orang lain sebagaimana Kristus telah mengasihi dirinya.
ISI
Tuhan Yesus memerintahkan kita untuk saling mengasihi.
“Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi. Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi.” (Yohanes 13:34-35)
Salah satu tanda bahwa kita memuliakan Allah adalah saat kita taat akan perintah-Nya untuk saling mengasihi. Saling mengasihi artinya mengamalkan kasih persaudaraan yang tulus dan sejalan dengan kebenaran firman (1 Petrus 1:22).
Kasih di sini bukan tentang perasaan manusia yang cenderung berubah-ubah dan bisa menyesatkan karena bersumber dari ‘self’/diri sendiri. Kasih (yang merupakan salah satu buah Roh) bicara tentang rela berkorban yang dilakukan dengan iman di level roh, bukan perasaan.
Demikianlah kita ketahui kasih Kristus, yaitu bahwa Ia telah menyerahkan nyawa-Nya untuk kita; jadi kitapun wajib menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara kita (1 Yohanes 3:16).
Ada tiga hal yang perlu diperhatikan untuk menghasilkan hubungan yang memuliakan Allah :
1. KERENDAHAN HATI / HUMILITY
Dan rendahkanlah dirimu seorang kepada yang lain di dalam takut akan Kristus (Efesus 5:21).
Sikap saling merendahkan hati adalah karakter yang diperlukan dalam setiap hubungan yang sehat, baik antara suami-istri, dalam keluarga, keluarga rohani, dan dalam hidup bermasyarakat. Sikap saling merendahkan hati akan membuat kita saling menghormati, tahu batasan, saling menerima, rela berkorban/memberi, mendahulukan kepentingan orang lain, mengampuni, dlsb.
Rendah hati bukan sikap yang mudah diterapkan karena pada dasarnya setiap manusia memiliki benih kesombongan. Kerendahan hati bukanlah suatu kelemahan, ketidakberdayaan atau sikap pengecut, tapi merupakan suatu kekuatan karakter. Tanpa kerendahan hati, seseorang tidak mungkin bisa mengasihi orang lain apalagi memuliakan Allah. Memiliki roh takut akan Tuhan serta self-awareness akan menolong kita untuk belajar saling merendahkan hati. Minta Roh Kudus menolong kita untuk belajar hidup dalam kerendahan hati di hadapan manusia dan Allah.
2. PENGAMPUNAN / FORGIVENESS
Dalam suatu konflik kita sering mengedepankan emosi, perbedaan, pembenaran diri dan kepentingan pribadi. Kita cenderung menuntut keadilan dan gengsi untuk merendahkan hati demi kepentingan bersama. Kita merasa lebih mudah merendahkan hati dihadapan Allah (karena tidak terlihat) daripada di hadapan orang lain. Akan tetapi jika kita tidak bisa merendahkan hati di hadapan manusia terlebih dulu, maka sebenarnya kita tidak bisa merendahkan hati di hadapan Allah. Sikap merendahkan hati dihadapan manusia akan membawa kita untuk bisa merendahkan hati di hadapan Allah.
Hati yang dikuasai Roh Kudus memampukan kita untuk saling merendahkan hati, meminta maaf, mengakui kesalahan, mengampuni serta menerima orang lain dengan segala kekurangan dan kelebihannya. Jangan biasakan memupuk rasa dendam dan mengeraskan hati tidak mau mengampuni. Kadang walaupun bilang sudah mengampuni, tapi kita menghindari pertemuan dengan orang yang bersangkutan. Ketika kita tidak bisa bersikap seperti sediakala kepada orang tersebut bahkan enggan, maka sebenarnya kita belum mengampuni dengan segenap hati.
“Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian.” – Kolose 3:13
Camkanlah: dengan melepaskan pengampunan, sesungguhnya kita sedang melepaskan diri dari ikatan kepahitan yang meracuni hidup dan pelayanan kita. Hidup dalam kepahitan artinya memberikan kuasa kepada iblis untuk semakin mengikat dan menghancurkan kita.
3. BERDAMAI / RECONCILIATION
Jika kita memutuskan untuk melepaskan pengampunan dengan segenap hati, maka Roh Kudus akan menyembuhkan luka batin serta memulihkan hidup kita. Terjadi rekonsiliasi dengan orang lain dan Allah. Rekonsiliasi (KBBI) artinya perbuatan memulihkan hubungan persahabatan pada keadaan semula; perbuatan menyelesaikan perbedaan. Pengalaman/luka yang menyakitkan itu tidak lagi menjadi racun yang menggerogoti, bahkan Roh Kudus menolong kita untuk melihat hal tersebut dengan cara pandang kebenaran. Sebuah konflik membawa kita pada nilai inti dari iman Kristen, yaitu: anugerah pengampunan. Anugerah artinya pemberian yang sebenarnya tidak layak kita terima. Apakah kita mau hidup berdamai dengan orang yang telah menyakiti kita seperti Allah telah mendamaikan Diri-Nya dengan kita oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran kita.
PENUTUP
Murid Kristus wajib saling mengasihi satu dengan yang lain dalam arti menunjukkan kasih yang sejalan dengan kebenaran firman, rela berkorban satu dengan yang lain, dan saling mengampuni. Hubungan saling mengasihi ini merupakan aset berharga dalam kesatuan tubuh Kristus yang harus dijaga sehingga kita bisa memancarkan terang kebenaran yang mendampaki dunia.