MENJADI PENJALA MANUSIA (bagian 2)

Home / Weekly Message / MENJADI PENJALA MANUSIA (bagian 2)
MENJADI PENJALA MANUSIA (bagian 2)

Sekilas review :

Secara garis besar ada 3P (Purpose Plan Process) Allah bagi orang percaya.

  • Purpose : menjadi penjala manusia.
  • Plan : rencana keselamatan.

“Tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena IA tidak menghendaki supaya orang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan hidup.”  (2 Petrus 3:9b)

Sambungan minggu ini :

  1. Process

“Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah. Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu.  Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku.

Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.” (Yohanes 15:2-5)

Berbuah adalah ketetapan Tuhan bagi orang percaya, artinya kita diwajibkan untuk berbuah.

“Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu” (Yohanes 15:16).

Kehidupan rohani orang percaya diibaratkan seperti sebuah pohon yang berbuah pada musimnya (Mazmur 1:2-3). Perhatikan proses sebuah pohon yang berawal dari benih: berakar, bertumbuh dan berbuah. Tuhanlah yang memberi pertumbuhan sesuai dengan DNA yang ada dalam setiap benih.

Dalam proses pertumbuhan rohani, benih ilahi yang ada dalam diri orang percaya (1 Petrus 1:23) harus mengalami transformasi  untuk mengeluarkan seluruh potensinya. Potensi tersebut adalah karakter Kristus (buah-buah Roh), buah kebenaran (firman yang digenapi), buah pelayanan (melayani sesuai potensi dan karunia masing-masing) dan buah jiwa-jiwa (menjadi penjala manusia).

Benih ilahi ketika mengalami transformasi akan hancur di dalam tanah menjadi akar yang kuat, bertumbuh menjadi pohon yang kuat kemudian berbuah. Pohon tersebut mengalami pertumbuhan, menjadi dewasa dan memberi hasil yaitu berbuah banyak (kuantitas) dan perkembangan yaitu buah yang matang (kualitas). Menjadi murid adalah proses belajar seumur hidup yang memerlukan ketekunan agar berbuah banyak dan matang. Tanpa ketekunan, kita bisa mengalami kemunduran rohani yaitu kembali kepada cara hidup yang lama, berhenti bertumbuh dan mati secara rohani. Bertekun maksudnya walau mengalami tantangan, tetap berusaha melakukan firman.

Jangan menyerah, lakukan berulang-ulang agar dapat belajar dari kesalahan dan tidak mengulangnya lagi dan menjadi orang yang tahan uji (membangun ketangguhan).

Yang menjadi role model/patokan kita adalah Kristus. Di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah DIA, yang adalah Kepala. Kita akan bertumbuh dan berbuah banyak serta matang bila terus terhubung dengan Yesus sebagai pokok anggur. Ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur. Orang yang mau diproses akan menghasilkan hidup yang berbuah dan berjalan dalam panggilan Allah.

Yesus mengatakan bahwa kita adalah garam dan terang dunia. Hakikat garam adalah rasa asinnya yang akan memberi cita rasa nikmat pada makanan. Garam dunia berfungsi memberikan cita rasa dengan mengalirkan kasih Kristus pada dunia yang sudah dingin tanpa kasih.

Terang bicara tentang kebenaran. Orang percaya berfungsi menegakkan nilai-nilai kebenaran di tengah kegelapan/kesesatan dunia. Kasih Allah dan kebenaran harus berjalan bersama-sama; kasih tanpa kebenaran akan ngawur, kebenaran tanpa kasih akan menghakimi orang lain.

PENUTUP

Tanggalkan paradigma lama yang hanya sekedar jadi penjala ikan. ‘Jala’ yang kita miliki jangan hanya dipakai untuk sekedar bertahan hidup dan melakukan perkara-perkara dunia yang sementara; tapi gunakan ‘jala’ tersebut untuk menjala jiwa manusia untuk dibawa kepada Kristus. ‘Jala’ bisa bicara tentang pekerjaan, usaha, profesi, pengaruh, talenta, karunia, dsb.

Menjadi penjala manusia bukan hanya membawa manusia ke surga tapi membawa surga ke dunia, menghadirkan Kerajaan Allah di bumi : di keluarga, sekolah, pekerjaan, lingkungan sekitar, kota dan bangsa, sesuai dengan doa yang Tuhan Yesus ajarkan : Datanglah KerajaanMu dan jadilah kehendakMu di bumi seperti di surga.

Bukan berarti kita semua harus berhenti bekerja lalu menjadi hamba Tuhan secara full-time; tapi apapun profesi atau pekerjaan kita, jadilah duta-duta Kerajaan Allah yang berfungsi menjadi garam dan terang di tengah kegelapan dunia agar bangsa-bangsa berduyun-duyun datang kepada terang Tuhan yang terbit atas kita.