WHAT CLOUD ARE YOU IN (bagian 2)

Home / Weekly Message / WHAT CLOUD ARE YOU IN (bagian 2)
WHAT CLOUD ARE YOU IN (bagian 2)

Sekilas review dari minggu lalu :

Kita belajar mengenali awan yang di Alkitab yang sangat berpengaruh dalam kehidupan rohani kita : 1. Tiang awan dan tiang api; 2. Awan kemuliaan Tuhan.

Sambungan minggu ini :

  1. Awan ilah jaman ini.

Ilah jaman ini membutakan pikiran manusia akibatnya ia tidak bisa melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus (2 Korintus 4:4) dan tidak bisa menerima kebenaran karena kedegilan hati serta pikiran yang sia-sia. Ada ‘selubung’ yang menutupi mata hatinya sehingga kebenaran dianggap suatu kebodohan/kejahatan, dan kejahatan dianggap sebagai kebenaran. Pengertiannya gelap dan hatinya jadi keras karena dibutakan oleh materialism, humanism, self-centered, kesombongan, roh agamawi, filsafat/hikmat dunia, ilmu pengetahuan, dlsb. Mereka mengikuti jalan dunia dengan menaati penguasa kerajaan angkasa yang bekerja di antara orang-orang durhaka (Efesus 2:2).

Sebagai orang percaya kita pun harus waspada dan berjaga-jaga karena tidak seorangpun yang kebal terhadap tipu daya iblis. Perjuangan kita adalah melawan penguasa kerajaan angkasa (roh-roh jahat di udara, penghulu, penguasa dan pemerintah) yang sangat mempengaruhi manusia untuk berbuat dosa. Si jahat memanfaatkan kelemahan, kelengahan, keinginan daging, perkataan yang teledor, dosa yang belum dibereskan, kesombongan dan ketidaktahuan kita (ignorance) untuk menyeret dan menjatuhkan. Tanpa penyertaan tiang awan dan tiang api, kita tidak mampu melawan kuasa gelap  karena kita semua adalah manusia yang penuh dengan kelemahan.

Sebab aku tahu, bahwa di dalam aku, yaitu di dalam aku sebagai manusia, tidak ada sesuatu yang baik. Sebab kehendak memang ada di dalam aku, tetapi bukan hal berbuat apa yang baik.

Demikianlah aku dapati hukum ini: jika aku menghendaki berbuat apa yang baik, yang jahat itu ada padaku. Sebab di dalam batinku aku suka akan hukum Allah, tetapi di dalam anggota-anggota tubuhku aku melihat hukum lain yang berjuang melawan hukum akal budiku dan membuat aku menjadi tawanan hukum dosa yang ada di dalam anggota-anggota tubuhku. Aku, manusia celaka! Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini? (Roma 7:18,21-24).

Sebab itu siapa yang menyangka, bahwa ia teguh berdiri, hati-hatilah supaya ia jangan jatuh! (1 Korintus 10:12).

Syukur kepada Allah, yang di dalam Kristus Yesus selalu membawa kita di jalan kemenanganNya. Kita telah dilayakkan menghampiri tahta kasih karunia untuk menerima rahmat dan pertolongan kita pada waktunya, oleh iman kepada Tuhan Yesus Kristus, Gunung Batu Keselamatan kita.

Salah satu senjata rohani yang harus kita kenakan adalah ketopong keselamatan. Ketopong dipakai untuk melindungi kepala dari benturan atau serangan. Keselamatan dalam Kristus adalah sebagai ketopong yang melindungi pikiran kita dari serangan tipu daya iblis. Dengan iman kita lawan serangan iblis dengan mendeklarasikan Firman Tuhan.

”Firman itu dekat kepadamu, yakni di dalam mulutmu dan di dalam hatimu.” Itulah firman iman, yang kami beritakan. Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan. Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan (Roma 10:8-10).

Penting untuk diwaspadai : jangan letakkan iman kita kepada pelayanan, kesalehan, jasa/perbuatan baik, berkat, pengetahuan firman ataupun karunia yang Tuhan berikan. Kalau tidak berhati-hati, hal tersebut bisa menjadi ‘selubung’ atau ‘blind spot’ yang tanpa sadar membuat kita jadi sombong, tidak bisa melihat kelemahan diri sendiri dan menghakimi/merendahkan orang lain. Contohnya dalam Alkitab adalah ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi. Di satu sisi mereka sangat mahir dalam pengetahuan firman, namun dalam penilaian Tuhan mereka adalah orang-orang ‘buta’ yang tidak bisa melihat keadaan dirinya, menghakimi dan memandang rendah orang lain yang tidak memiliki pengetahuan Taurat seperti mereka. Mereka tidak bisa percaya bahwa Yesus adalah Mesias yang dinantikan.

Kata Yesus: ”Aku datang ke dalam dunia untuk menghakimi, supaya barangsiapa yang tidak melihat, dapat melihat, dan supaya barangsiapa yang dapat melihat, menjadi buta.”

Kata-kata itu didengar oleh beberapa orang Farisi yang berada di situ dan mereka berkata kepada-Nya: ”Apakah itu berarti bahwa kami juga buta?” Jawab Yesus kepada mereka: ”Sekiranya kamu buta, kamu tidak berdosa, tetapi karena kamu berkata: Kami melihat, maka tetaplah dosamu.”

( Yohanes 9: 39-41).

 Bagi orang yang tidak percaya, ‘selubung’ membuat mereka tidak bisa melihat kemuliaan Kristus. Tetapi bila hati seseorang berbalik kepada Tuhan, maka ‘selubung’ itu diambil dari padanya (2 Kor. 3:16). Bagi kita yang percaya dan menerima kasih karunia, ‘selubung’ atau ‘blind spot’  itu disingkapkan agar kita bisa hidup dalam pertobatan, dalam kebenaran dan memancarkan kemuliaan Kristus. Kerendahan hati akan menolong seseorang untuk menanggung bobot kemuliaan Allah (to handle His glory ) agar tidak jatuh ke dalam kesombongan dan mencuri kemuliaan Tuhan.

Tujukan iman kita hanya kepada Kristus, yang melalui RohNya akan menuntun, mengingatkan, melindungi, menolong, memberi jalan keluar dan menjadikan kita pemenang dengan cara yang sering tidak terduga akal pikiran. Orang yang berjalan dalam naungan tiang awan dan tiang api (Firman dan Roh Kudus) akan melihat kemuliaan Allah nyata atasnya. Orang tersebut akan mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak berselubung; diubah menjadi serupa dengan gambarNya dengan kemuliaan yang semakin besar.

Bersambung minggu depan ke bagian 3…