TAHAN UJI (bagian 2)

Home / Weekly Message / TAHAN UJI (bagian 2)
TAHAN UJI (bagian 2)

“Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia” (Yakobus 1:12)

Bagaimana cara supaya kita dapat tahan uji dalam ujian iman ?

Kolose 2:7 “Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur.”

1. Berakar di dalam Kristus.

Akar merupakan organ yang sangat penting karena berfungsi antara lain untuk
menopang sebuah pohon supaya tidak tumbang bila diterpa angin, menyerap air dan zat nutrisi serta menyalurkannya ke pohon tersebut. Tanpa akar, pohon tidak bisa bertahan hidup.
Berakar berarti keadaan akar tertancap ke bawah sedemikian dalam guna mendapatkan air serta sari-sari makanan yang diperlukan untuk tetap hidup dan menghasilkan buah yang baik. Semakin dalam akarnya, semakin berbuah dan kuat pohon itu berdiri.

Berakar di dalam Kristus maksudnya membangun pengenalan akan Kristus dan firmanNya yang semakin dalam. Firman Tuhan adalah nutrisi bagi manusia roh kita.

Tetapi Yesus menjawab: ”Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah”(Matius 4:4).

Roh Kudus adalah sumber air hidup menolong kita bertumbuh dalam iman dan berbuah-buah kebenaran. Semakin intim dengan Tuhan, semakin dalam kita kenal PribadiNya. Pengenalan yang dalam akan Tuhan membuat kita makin disempurnakan dalam kasihNya. Kasih itulah yang memampukan kita taat kepada perintahNya. Di luar Kristus kita tidak bisa berbuat apa-apa.

Berbahagialah orang yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil (Mazmur 1:2-3).

Orang yang berakar dalam Kristus tidak akan goyah oleh rupa-rupa angin pengajaran; tidak mudah tawar hati, kecewa dan menyerah. Amsal 12:3 “Orang tidak akan tetap tegak karena kefasikan, tetapi akar orang benar tidak akan goncang.”

2. Dibangun diatas Kristus.

Jadikan Firman Tuhan sebagai pondasi kehidupan yang kokoh (artinya kita menjadi pelaku firman). Orang yang melakukan firman mampu bertahan dalam ujian; bangunan hidupnya tidak rubuh jika diterpa badai. Tapi kalau kita menjadikan hal lain sebagai pondasi hidup (misalnya pikiran/pengertian sendiri, perasaan, pekerjaan, jabatan, uang, harta, hikmat dunia, dlsb), maka bangunan hidup kita akan mudah rubuh jika badai menerpa karena dibangun di atas pondasi yang rapuh.

”Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu. Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, sehingga rubuhlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya.” (Matius 7:24-27)

Orang yang berakar dan dibangun di atas Kristus akan bertambah teguh imannya. Kata ‘bertambah’ berarti menunjukkan adanya proses menuju kedewasaan. Iman yang dewasa/tahan uji memang harus dihasilkan melalui berbagai masalah dan penderitaan, dan bukan dalam keadaan nyaman (comfort zone).

Seperti seorang murid di sekolah, ia akan bertambah pandai dan bisa naik kelas karena mengikuti proses belajar dan menghadapi ujian. Demikian pula kita sebagai murid Kristus, cara Tuhan mengajar dan mengukir firman kebenaran di hati kita adalah melalui berbagai-bagai masalah dan penderitaan. Kenyamanan tidak akan pernah membuat kita tidak belajar sesuatu selain membuat kita sarat dengan keinginan daging.

3. Hati melimpah dengan syukur.

Kenapa kita harus bersyukur dalam menghadapi pencobaan? Karena iman kita mengerti bahwa pada akhirnya berbagai-bagai ujian itu akan mendatangkan berkat, sukacita dan keselamatan. Mata yang tertuju kepada Kristus membuat kita kuat dalam melalui berbagai masalah dan penderitaan.

Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah. Ingatlah selalu akan Dia, yang tekun menanggung bantahan yang sehebat itu terhadap diri-Nya dari pihak orang-orang berdosa, supaya jangan kamu menjadi lemah dan putus asa. Dalam pergumulan kamu melawan dosa kamu belum sampai mencucurkan darah (Ibrani 12:2-4)

Sesungguhnya kita tidak akan diuji melampaui kekuatan kita. Ujian/penderitaan yang sekarang ini mengerjakan kemuliaan kekal yang jauh lebih besar dari pada penderitaan itu sendiri (2 Kor. 4:17). Relakan hati untuk diproses oleh Tuhan, walau itu berarti kita harus keluar dari kenyamanan dan bayar harga.

Ucapkan syukur dalam segala perkara karena Tuhan berkenan mendemonstrasikan kuasa kebangkitanNya melalui hidup kita. Saat kita sudah tahan uji, di situlah kita jadi sempurna, utuh dan tidak kurang sesuatu apapun. Itulah kemerdekaan sejati dalam Kristus. Semakin kita merdeka, semakin kita berbuah banyak dan Bapa dipermuliakan.

Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang karena rahmat-Nya yang besar telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, kepada suatu hidup yang penuh pengharapan, untuk menerima suatu bagian yang tidak dapat binasa, yang tidak dapat cemar dan yang tidak dapat layu, yang tersimpan di sorga bagi kamu.

Yaitu kamu, yang dipelihara dalam kekuatan Allah karena imanmu sementara kamu menantikan keselamatan yang telah tersedia untuk dinyatakan pada zaman akhir. Bergembiralah akan hal itu, sekalipun sekarang ini kamu seketika harus berdukacita oleh berbagai-bagai pencobaan.

Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu – yang jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api – sehingga kamu memperoleh puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya.

Sekalipun kamu belum pernah melihat Dia, namun kamu mengasihi-Nya. Kamu percaya kepada Dia, sekalipun kamu sekarang tidak melihat-Nya. Kamu bergembira karena sukacita yang mulia dan yang tidak terkatakan, karena kamu telah mencapai tujuan imanmu, yaitu keselamatan jiwamu. (1 Petrus 1:3-9).

image source: https://www.bible.com/bible/111/JAS.1.12.NIV